HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING DENGAN DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PEMBEDAHAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN STROKE INFARK HEMIPARESE

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE

KEMAMPUAN BASIC ACTIVITY DAILY LIVING (BADL) DENGAN KEPUTUSASAAN PADA PASIEN STROKE DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

HUBUNGAN STATUS FUNGSIONAL TERHADAP DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI RUANG FISIOTERAPI DI RSUD WILAYAH KABUPATEN SEMARANG.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

STUDI DESKRIPTIF DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DALAM MENJALANI REHABILITASI STROKE DI RSUD BENDAN PEKALONGAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBEDAA LAMA RAWAT I AP A TARA STROKE HEMORAGIK DA STROKE O HEMORAGIK DI RSUD TUGUREJO SEMARA G. Anisa Herminawati*) Maria Suryani**), Sayono***)

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

HUBU GA A TARA TI GKAT KETERGA TU GA PASIE DE GA LAMA YA KO TAK PERAWAT DALAM MEME UHI KEBUTUHA UTRISI PADA PASIE STROKE DI RSUD TUGUREJO SEMARA G

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh latihan mengunyah dan

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING DENGAN DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Pepy Ratnasari*)., Ns. Sri Puguh Kristiyawati, M.Kep.,Sp.MB**), Achmad Solechan,S.Kom.,M.Si***) *)Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang, **)Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang, ***)Dosen S1 STIMIK ProVisi Semarang ABSTRAK Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, timbul berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Salah satu contohnya adalah penyakit stroke. Dampak dari penyakit stroke di antaranya keterbatasan aktivitas dan depresi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat ketergantungan Activity Daily Living (ADL) dengan depresi pada pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelatif. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling dengan jumlah 20 responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara depresi dengan ADL pasien stroke. Terlihat dari hasil variabel depresi sebagian besar responden mengalami depresi sedang (60%) dan pada variabel ADL sebagian besar termasuk kategori ADL sangat tergantung (45%). Hasil analisis Spearman Rank dinyatakan ada hubungan antara depresi dengan ADL pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perawat lebih memperhatikan, mengerti, dan dapat memberikan asuhan keperawatan.terhadap kondisi ADL yang dialami pasien stroke. Kata kunci: Depresi, ADL, Stroke ABSTRACT Review from the development of the modern era, arising out of various diseases that can dangerous of a human health. For example is stroke diseases. The impact of stroke diseases such as limitation of activity and depression. The purpose of this study is to determine of the relationship between level of dependency Activity Daily Living (ADL) with depression and in stroke patients at hospitals Tugurejo Semarang. Research design is corelational, using descriptive correlative method. The sampling technique used purposive sampling with the size is 20 respondents. The results showed there were a significant relationship between depression and ADL of stroke patients. Variable results from depression most of the respondents were depressed (60%) and the ADL variable most highly dependent ADL category (45%). The results of Spearman Rank analysis is nothing relationship between depression and ADL of stroke patients in hospitals Tugurejo Semarang. Recommendations from this study were nurses pay more attention to, understand, and can provide care keperawatan.terhadap ADL conditions experienced by stroke patients. Kata kunci: Depression, ADL, Stroke

PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, timbul berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Salah satu contohnya adalah penyakit stroke. Stroke dapat datang secara tiba-tiba dan dapat menyerang siapa saja, tidak memandang usia maupun status sosial. Kebanyakan orang menganggap bahwa stroke hanya dialami oleh mereka pada usia dewasa atau tua (Wiwit, 2010, hlm. 28). Stroke merupakan gangguan fungsi otak yang timbul mendadak karena terjadinya gangguan peredaran darah otak yang menimbulkan kehilangan fungsi neurologis secara cepat (Pinzon, et al., 2010, hlm.1, Wiwit, 2010, hlm.13). Dampak dari penyakit stroke diantaranya keterbatasan aktivitas dan depresi. Data World Health Organization (WHO) tahun 2005 menyebutkan, 10 persen kematian di dunia disebabkan oleh stroke. Di Indonesia, prevalensi stroke terjadi 1-2 persen dari penduduk Indonesia, yakni sekitar 2-3 juta jiwa (Susilawati, 2011, 2). Kasus stroke di Provinsi Jawa Tengah tahun 2006 sebesar 12,41 per 1.000 penduduk (Dinkes Provinsi Jateng, 2006, hlm.43). Pada tahun 2009 di Kota Semarang kasus stroke hemoragik 3.304 Kasus (Dinas Kesehatan Kota, 2009, hlm.40). Insiden penyakit stroke di RSUD Tugurejo Semarang tahun 2010 insiden penyakit stroke sebanyak 108 kasus. Penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2003), dengan judul, Kemandirian aktivitas makan, mandi, dan berpakaian pada penderita stroke 6-24 bulan pasca okupasi terapi, dengan menggunakan metode observasional dan pendekatan cross sectional, menunjukkan, responden yang melakukan aktivitas mandiri sebanyak (7,7%) dan tidak mandiri sebanyak (92,3%). Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien stroke sangatlah tergantung dalam melakukan ADL. Penelitian yang dilakukan oleh Pinzon, et al (2009), dengan judul Status fungsional pasien stroke non hemoragik pada saat keluar rumah sakit. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 37% pasien stroke mandiri dalam melakukan aktivitas dan 21% pasien dengan tingkat mandiri yang rendah. Indeks Barthel lebih sering digunakan karena cukup sensitif untuk mengukur perubahan fungsi serta dalam keberhasilan rehabilitasi pasien stroke. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Supraptiningsih, et al. (2002), dengan judul, Reliabilitas modifikasi Indeks Barthel pada penderita stroke, cara penelitian adalah dengan menggunakan formulir pemeriksaan modifikasi Indeks Barthel. Kriteria sampel adalah semua pasien stroke yang masuk unit rawat jalan dan rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Pada penelitian tersebut dilakukan modifikasi Indeks Barthel pada item berpakaian dan melepas baju. Oleh karena itu Indeks Barthel dapat dipergunakan untuk mengukur kemandirian kegiatan fisik sehari-hari pada pasien stroke di Indonesia. Dampak lain dari stroke adalah depresi, yang merupakan gangguan emosi pada pasien stroke sering terjadi. Depresi adalah keadaan emosional yang ditandai kesedihan yang sangat, perasaan bersalah dan tidak berharga, menarik diri dari orang lain, kehilangan minat untuk tidur, juga hal-hal yang menyenangkan lainnya (Nasir & Muhith, 2011, hlm.188). Penelitian yang dilakukan oleh Meifi dan Dharmady (2009), dengan judul, Stroke

dan depresi paska stroke. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi paska stroke antara 20-50%. Serta penelitian yang dilakukan oleh Amir (2005), dengan judul, Diagnosis dan penatalaksaan depresi paska stroke. Hasil penelitian menunjukkan sekitar 15%- 25% pasien stroke dalam komunitas menderita depresi. Sedangkan pasien stroke yang dirawat di rumah sakit 30%-40% menderita depresi. Dari penelitian tersebut, bahwa kejadian depresi pada pasien stroke sangatlah tinggi dan mendominasi dalam upaya penyembuhan penyakit stroke. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu menghubungkan antara dua variabel yang saling berhubungan (Nursalam, 2008, hlm.82). Dalam penelitian ini menghubungkan variabel antara ADL dan depresi pada pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang. Teknik sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu seluruh pasien stroke yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien yang mengalami stroke dan tidak mengalami tetraplegi. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan pada 16 November - 23 Desember 2011 di ruang Alamanda dan Mawar RSUD Tugurejo Semarang. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner modifikasi Hamilton Rating Scale for Depression (HRS-D) dan observasi Indeks Barthel. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat mencari nilai minimal, maksimal, mean, median, modus, dan data ADL serta skala depresi dari pasien. Sebelum dilakukan analisa data, dilakukan uji kenormalan data terlebih dengan menggunakan Shapiro Wilk. Hasil pengujian Shapiro Wilk didapatkan data untuk variabel ADL p = 0,010 sehingga dinyatakan berdistribusi tidak normal, dan variabel depresi p = 0,071 dan dinyatakan berdistribusi normal. Berkaitan dengan variabel ADL berdistribusi tidak normal maka untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan variabel terikat maka menggunakan statistik non parametrik yaitu uji Spearman Rank. Sumber data Uji Spearman Rank berasal dari sumber data yang tidak sama dan distribusi data tidak normal (Dahlan, 2009, hlm.52). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Umur Responden Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Usia Pasien Stroke Di RSUD Tugurejo Semarang No Usia (Th) Frekuensi (n) Persentase (%) 1 40-44 1 5 2 45-49 4 20 3 50-54 4 20 4 55-59 9 45 5 60-64 2 10 Total 20 100 Berdasarkan analisis tabel 5.1 diketahui bahwa kelompok usia yang paling banyak menderita penyakit stroke adalah pada kelompok usia antara 55-59 sebanyak 9 responden (45%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kristiyawati, Irawaty, & Hariyati, 2009, dengan judul Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, didapatkan hasil sebanyak 72,9% pasien stroke berusia 55 tahun.

Sumbatan aliran di arteria karotis interna sering merupakan penyebab stroke pada orang berusia lanjut, yang sering mengalami pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan atau stenosis. 2. Karakteristik Jenis Kelamin Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jensi Kelamin Pasien Stroke Di RSUD Tugurejo Semarang No Jenis Kelamin Frekuensi (n) 1 Laki-laki 11 55 2 Perempuan 9 45 Total 20 100 Persentase (%) Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.2 didapatkan hasil jenis kelamin yang paling banyak terkena penyakit stroke adalah lakilaki sebanyak 11 responden (55%). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Damry (2012, 8) bahwa laki-laki lebih rentan terkena penyakit stroke dibandingkan dengan perempuan. Hal ini berhubungan dengan faktor-faktor pemicu lainnya yang lebih banyak dilakukan oleh laki-laki dibandingkan dengan perempuan, misalnya merokok, mengkonsumsi alkohol, dan sebagainya. Kebiasaan merokok beresiko terkena stroke disebabkan karena efek zat kimia yang terdapat pada rokok (tar, CO, nikotin, polonium, dll) dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi fibrinogen, hematokrit, dan agregrasi platelet, menurunkan aktifitas fibrinolitik, dan aliran darah serebral. Kondisi tersebut menyebabkan vasokontriksi, sehingga mempercepat terjadinya plak atherosclerosis. 3. Karakteristik Pendidikan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di RSUD Tugurejo Semarang No Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%) 1 SD 9 40 2 SMP 8 45 3 SMA 3 15 Total 20 100 Pada tabel 5.3 didapatkan hasil pendidikan yang paling banyak yaitu SD dengan jumlah 9 responden (45%).. Sehingga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Notoadmodjo (2003, dalam Mubarak, 2006, hlm.137) bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha untuk membantu individu dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku untuk mencapai kesehatan optimal. Menurut Stuart & Sundeen (1998, dalam Cahyadi, 2011) bahwa semakin rendah tingkat pendidikan seseorang maka pengetahuan yang didapat cenderung kurang. Sebaliknya semakin tinggi pendidikan akan semakin mudah berpikir rasional dan menangkap informasi. 4. ADL Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan ADL di RSUD Tugurejo Semarang No ADL Frekuensi Persentase (%) 1 Mandiri 0 0 2 Ketergantungan 1 5.0 3 Membutuhkan 0 0 minimal bantuan ADL 4 Tergantung 6 30.0 sebagian 5 Sangat tergantung 9 45.0 6 Ketergantungan 4 20.0 total Total 20 100.0

Hasil analisis pada tabel 5.4 didapatkan jumlah ADL terbanyak yaitu kategori ADL sangat tergantung sebanyak 9 responden (45%). Penyakit stroke dapat mengakibatkan kelumpuhan motorik, karena kendali otak sebelah kanan bertugas menggerakkan tubuh bagian kiri begitupun sebaliknya. Hal ini biasanya sulit bagi pasien stroke untuk melakukan gerakan tangan dan kaki di bagian otak yang terserang stroke oleh karena itu, mereka membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas harian lainnya. Hal ini menunjukkan, jika pasien terserang stroke, secara langsung dan dalam waktu serangan stroke terjadi, ia akan mengalami ketidakberfungsian bagian belahan otak tertentu sehingga akan mempengaruhi aktivitas gerak tubuh dan kehidupan sehari-hari (Taylor 1999, dalam Tirtawati & Zulkaida, 2009, hlm.2). Menurut Melcon (2006, dalam Betesdha Stroke Center, 2012, 2) pasien stroke dengan tingkat kecacatan yang dimiliki tidaklah dapat hidup mandiri. Sebagian besar aktivitas kehidupannya memerlukan bantuan, bahkan sampai aktivitas kehidupan yang paling dasar sekalipun seperti makan, berkemih, dan mandi. 5. Depresi Tabel 5.6 Distribusi responden Depresi di RSUD Tugurejo Semarang No Depresi Frekuensi Persentase (%) 1 Normal 0 0 2 Ringan 0 0 3 Sedang 9 45.0 4 Parah 6 30.0 5 Sangat 5 25.0 Parah Total 20 100.0 Hasil analisis pada tabel 5.6 didapatkan jumlah frekuensi terbanyak adalah depresi sedang dengan 9 responden (60%). Depresi pada stroke terjadi karena dua faktor. Faktor yang pertama adalah terjadi sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan jalur komunikasi ke daerah otak tersebut menjadi terhambat. Yang biasanya terkena pada pasien stroke adalah bagian otak yang mengatur fungsi perasaan dan gerakan pasien sehingga yang terlihat pada diri penderita stroke adalah kesulitan dalam melakukan gerakan akibat lumpuhnya tubuh sebagian dan gangguan suasana perasaan dan tingkah laku. Selain itu, depresi pada pasien stroke juga disebabkan karena adanya ketidakmampuan pasien dalam melakukan sesuatu yang biasanya dikerjakan sebelum terkena stroke. Hal ini terkadang menyebabkan pasien menjadi merasa dirinya tidak berguna lagi karena banyaknya keterbatasan yang ada dalam diri pasien akibat penyakitnya itu (Auryn, 2008, hlm.109). 6. Hubungan antara ADL dengan Depresi Variabel Depresi terhadap ADL Tabel 6.0 Hubungan antara Depresi dengan ADL di RSUD Tugurejo Semarang (n= 20) Correlation Coefficient Sig. (2- tailed) N 0,499 0,025 20 Berdasarkan hasil uji Spearman Rank diketahui bahwa nilai p value = 0,025 < α (0,05), dan nilai r = 0,499 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara depresi dengan ADL pada pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang dengan sifat hubungan yang positif artinya bahwa semakin tinggi tingkat depresi pasien stroke semakin tinggi pula tingkat ketergantungan ADL pada pasien stroke. Kebanyakan pasien stroke yang masih hidup mengalami pemulihan gangguan neurologisnya, tetapi sekitar 30-60% pada pasien stroke mengalami ketergantungan aktivitas kehidupan sehari-harinya Duncan, et al

(1992, dalam Gofir, 2009, hlm.183). Penyebabnya selain karena kecacatan, tapi juga akibat gangguan fungsional pada penderita stroke, yaitu berupa kelainan fungsional fisik sekaligus goncangan psikologik yang cukup berat. Keadaan ini akan menyebabkan keterbatasan atau kehilangan kemampuan untuk mengerjakan kegiatan hidup sehari-hari (disabilitas). Pada akhirnya gangguan fungsional dan disabilitas akan membatasi atau menghalangi penderita untuk berperan secara normal. Sehingga setelah mengalami kecacatan, usaha rehabilitasi ditujukan untuk mengembalikan fungsi ADL setinggitingginya (Gofir, 2009, hlm.185). Penderita stroke sering dikaitkan dengan depresi. Pada saat terjadi iskemik pada otak, ada beberapa ketidakmampuan melakukan fungsi-fungsi fisik tertentu, seperti menggerakkan anggota tubuh bagian tertentu, sehingga pasien merasa tidak mampu dan merasa tidak berdaya. Menurut sudut pandang psikodinamika, pasien stroke kemungkinan menderita perasaan kehilangan yang nyata, misalnya kemampuannya menggerakkan tubuh secara normal seperti sebelumnya. Pasien bereaksi dengan kemarahan terhadap peristiwa kehilangan tersebut, yang kemudian diarahkan kepada diri sendiri sehingga menyebabkan penurunan harga diri dan terjadiya depresi. Sementara itu, secara biologis bahwa pasien stroke mengalami lesi di hemisfer kanan otaknya atau di bagian lobus parietal (Bramastyo, 2009, hlm.34). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada 20 responden penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Tugurejo Semarang dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara tingkat ketergantungan Activity Daily Living (ADL) dengan depresi pada pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang, dengan nilai p value = 0,025 < α (0,05), dan nilai r = 0,499 memiliki kekuatan hubungan sedang. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengusulkan saran sebagai berikut: 1. Bagi pelayanan keperawatan Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat untuk lebih memperhatikan dan mengerti kondisi yang dialami oleh pasien stroke dalam memberikan asuhan keperawatan. Sehingga ketidakberdayaan dan ketidakmampuan pasien dalam menghadapi penyakitnya dapat dilewati pasien berkat dorongan dan dukungan dari perawat. Dan tingkat kesembuhan pasien diharapkan dapat meningkat. 2. Bagi institusi pendidikan Dapat menambah referensi tentang hubungan antara depresi dan ADL pasien stroke yang dapat dijadikan suatu pedoman dalam perawatan penyakit stroke. 3. Bagi penelitian selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat merencanakan pengambilan sampel lebih banyak sehingga jumlah sampel dapat memenuhi jumlah yang maksimal. Dan dalam penelitian selanjutnya sebaiknya perlu ditambahkan variabel lagi yang dapat memperkuat tingkat ketergantungan ADL pada pasien stroke.

DAFTAR PUSTAKA Amir, Nurmiati. (2005). Diagnosis dan Penatalaksanaan Depresi Pasca Stroke, 149, 8-13 Auryn, Virzara. (2008). Mengenal dan memahami stroke. Yogyakarta: Katahati. Bethesda Stroke Center. (2012). Melanjutkan Hidup Pasca Stroke. http://www.strokebethesda.com/index2. php?option=com_content&do_pdf=1&i d=229, diperoleh tanggal 19 Januari 2012 Bramastyo, Wahyu. (2009). Depresi? No Way!. Yogyakarta: ANDI Cahyadi, Sumarjoko Ari. (2011). Pengaruh pemberian informasi informed consent terhadap perubahan kecemasan pasien yang akan menjalani tindakan operasi di RSUD Tugurejo Semarang. Semarang: STIKES Telogorejo Dahlan, M. Sopiyudin. (2009). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan edisi 4 deskriptif, bivariat dan multivariat, dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Medika Damry. (2012). http://www.squidoo.com/penyebabpenyakit-stroke, diperoleh 17 Januari 2012. Dinas kesehatan pemerintah provinsi jawa tengah. (2006). Profil kesehatan provinsi jawatengah.http://www.depkes.go.id/do wnloads/profil/prov%20jateng%202006.pdf, diperoleh 2 Mei 2011 Dinas kesehatan. (2009). Profil kesehatan. http://www.dinkeskotasemarang.go.id/download/profil_ke sehatan_2009.pdf, diperoleh 2 Mei 2011 Gofir, Abdul. (2009). Manajemen Stroke. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press Kristiyawati, Sri Puguh., Irawaty, Dewi., & Hariyati, Rr. Tutik Sri. (2009). Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, 1 (1), 1-7 Meifi, & Dharmady, Agus. (2009). Stroke dan depresi pasca stroke. Jakarta: Majalah Kedokteran Damianus Mubarak, Wahit Iqbal., Santoso, Bambang Adi., Rozikin, Khoirul., & Patonah, Siti. (2006). Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto Nasir, abdul., & muhith, abdul. (2011). Dasar-dasar keperawatan jiwa. Jakarta:Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Pinzon, R., Asanti, L., Sugianto., & Widyo, K., (2010). Awas stroke!- Pengertian, gejala, tindakan, perawatan, dan pencegahan. Yogyakarta: Andi Santoso, T.A. (2003). Kemandirian aktivitas makan, mandi, dan berpakaian pada penderita stroke 6-24 bulan paska okupasi terapi, 1-50. (2009). Status fungsional pasien stroke non hemoragik pada saat keluar rumah sakit, (8)1, 27-30

Supraptiningsih., Lamsudin, R., Was an, M., & Sutanto. (2002). Reliabilitas modifikasi indeks barthel pada penderita stroke, (3)2, 1-10 Susilawati, D. (2011). Tiga jam yang menentukan bagi penderita stroke. http://www.republika.co.id/berita/gayahidup/info-sehat/10/09/03/133340-tigajam-yang-menentukan-bagi-penderitastroke, diperoleh 8 Mei 2011 Tirtawati, Krisna SAN., & Zulkaida, Anita. (2009). Locus Of Control Pada Insan Pasca Stroke Usia 40-64 Tahun, 1-11 Wiwit. (2010). Stroke dan penanganannya. Yogyakarta:Katahati