PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT BANGUNAN DI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DENPASAR

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PEMBANGUNAN HOTEL PADA KAWASAN SEMPADAN JURANG DI KABUPATEN BADUNG

PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG

TINDAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BADUNG DALAM MENEGAKKAN IZIN GANGGUAN (HO) UNTUK CLUB MALAM

PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA DENPASAR

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG IZIN BANGUN-BANGUNAN

Peran Dinas Tata Kota Bandar Lampung Dalam Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang. Ati Yuniati. Abstrak

PELAKSANAAN PERATURAN WALI KOTA DENPASAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA

PENERAPAN PERDA TATA RUANG KABUPATEN BANGLI TERKAIT KETENTUAN SEMPADAN JURANG DI SEPANJANG JALAN RAYA PENELOKAN KINTAMANI

PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH UNTUK PERUMAHAN DI KOTA DENPASAR

PENEGAKKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR OLEH :

Oleh : Made Surya Diatmika I Nyoman Suyatna Kadek Sarna Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

EFEKTIVITAS PENGATURAN KAWASAN TANPA ROKOK DI UNIVERSITAS UDAYANA

KETERTIBAN UMUM. Oleh I Gusti Agus Yuda Trisna Pramana I Ketut Sudiarta Kadek Sarna Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN JALUR HIJAU

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI KOTA SINGARAJA

Oleh: Regil Julian Pandie I Ketut Sudiartha Kadek Sarna Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. Denpasar terhadap tata bangunannya. Bangunan-bangunan tersebut banyak yang

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

KEBIJAKAN DALAM PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PELACURAN SESUAI DENGAN PERDA KOTA DENPASAR NO. 2 TAHUN

PENGATURAN WEWENANG PEMERINTAH DAERAH DALAM PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI LINGKUNGAN. Oleh : Nopyandri 1. Abstrak

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring majunya perkembangan jaman, seiring itu pula perkembangan terjadi di

URGENSI KEBERADAAN PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

PENERAPAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NO. 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN KLUNGKUNG

KEWENANGAN KEPALA DAERAH DALAM PENETAPAN IZIN PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN BADUNG

KEWENANGAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA DENPASAR

SKRIPSI OLEH : I GUSTI NGURAH AGUNG DARMASUARA NIM

UPAYA PENERTIBAN PENYELENGGARAAN REKLAME DI KOTA DENPASAR

UPAYA HUKUM PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG DALAM MEMPERTAHANKAN TANAH PERTANIAN DI DAERAH BADUNG

PENGATURAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DALAM RANGKA PERLINDUNGAN TERHADAP PEROKOK PASIF

BAB II TINJAUAN UMUM PENEGAKKAN HUKUM DAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

PENEGAKAN HUKUM DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERJADINYA PENCEMARAN AIR SUNGAI DI KOTA DENPASAR AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH SABLON

PENGAWASAN PENERAPAN IZIN GANGGUAN TERHADAP USAHA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN KLUNGKUNG. Oleh :

PENGAWASAN PELANGGARAN BANGUNAN-BANGUNAN DI KOTA DENPASAR

PENJATUHAN SANKSI BAGI ANGGOTA KEPOLISIAN YANG MELANGGAR HUKUM DISIPLIN (STUDI DI POLDA BALI)

PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM UPAYA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESIA

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA OLEH PEMERINTAH DAERAH (SUATU STUDI DI PROVINSI BALI)

UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG DIAKIBATKAN OLEH SAMPAH DITINJAU DARI PERDA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

Putra Indra Satria Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

IMPLEMENTASI OTOPSI FORENSIK DI INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2005 BERKAITAN DENGAN PEMINDAHAN KENDARAAN BERMOTOR

WEWENANG KEPOLISIAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI POLDA BALI

Keywords: Bali, Reclamation, Conservation Areas, Bali Governor s Decree ABSTRAK

KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BANGLI Oleh : I Dewa Gede Herman Yudiawan I Wayan Parsa Kadek Sarna

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh Negara berdasarkan undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tersebut, aktivitas atau perbuatan itu dibedakan menjadi dua

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber ekstern tersebut sehingga sumber-sumber pembiayaan yang berasal dari

PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (DALAM RANGKA WORKSHOP DAN STUDI KASUS PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG)

Penegakan Hukum Lingkungan Terhadap Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Reklamasi Pantai di Kota Bandar Lampung. Eka Deviani.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERATURAN GUBERNUR NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA TANPA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH

HUKUM SEBAGAI SARANA KONTROL, SEJAUH MANAKAH DAYA KEEFEKTIFANNYA? Herlambang P. Wiratraman 2016

PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI DI KABUPATEN SIDOARJO. Dwi Prastiandiani

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

PENGAWASAN TERHADAP PERIZINAN INDUSTRI DI KABUPATEN BADUNG

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI DALAM TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DI INDONESIA

PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (Dalam Rangka Workshop dan Studi Kasus Pengendalian Pemanfaatan Ruang)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Mengenai Penegakan Hukum Pidana. 1. Penegak Hukum dan Penegakan Hukum Pidana

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

Penegakan Hukum Administrasi Terhadap Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL) Berdasarkan Undang-Undang 32 Tahun 2009 Di Kota Jambi

BAB III PENUTUP. jawaban terhadap permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Senjata api boleh dipakai dalam keadaan-keadaan luar biasa

SKRIPSI PENEGAKKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PENERTIBAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS GUNA MENINGKATKAN PARIWISATA DI KOTA DENPASAR

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PELAKSANAAN RETRIBUSI JASA USAHA PADA PENJUALAN PRODUK HASIL USAHA DAERAH PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI

Ni Nyoman Triari Puri I Ketut Markeling. Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

Oleh: Retno Arifingtyas NIM. E BAB I PENDAHULUAN

INVESTASI ASING PADA SEKTOR PARIWISATA DI BIDANG PERHOTELAN DI BALI

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PENERAPAN SANKSI PIDANA PERUNDANG-UNDANGAN DI LUAR KODIFIKASI HUKUM PIDANA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK PERTANAHAN

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN HASIL PENAMBANGAN KOMODITAS TAMBANG MINERAL DI DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian sebagai badan pemerintah yang diberi tugas memelihara

PENGENDALIAN USAHA MINI MARKET OLEH PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG MELALUI INSTRUMEN PERIJINAN

PENGAWASAN TERHADAP BIRO PERJALANAN WISATA ONLINE YANG TIDAK MEMILIKI IZIN DI PROVINSI BALI

LISENSI BAGI PEMANDU WISATA DALAM MENJALANKAN PROFESI KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN BADUNG

PENERTIBAN PENEBANGAN POHON PERINDANG SECARA LIAR DI KOTA DENPASAR

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) KEPADA USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KOTA SAMARINDA

I Ketut Partha Cahyadi I Made Arya Utama Kadek Sarna. Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana. Abstract

PEMBERIAN DAN PENGAWASAN IZIN TINGGAL TERBATAS KANTOR IMIGRASI KELAS I DENPASAR TERHADAP TENAGA KERJA ASING DI DENPASAR

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP GELANDANGAN DAN PENGEMIS (GEPENG) DITINJAU DARI PERSPEKTIF HAM (STUDI KASUS PENGADILAN NEGERI SINGARAJA)

JURNAL. Diajukan oleh : DHENNIA AUDRI HERLANDINA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN VISA MASUK BAGI ORANG ASING DI KANTOR IMIGRASI DENPASAR

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH PADA SATUAN RUMAH SUSUN

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka didapatkan

PELAKSANAAN PENGATURAN KARYA CIPTA POTRET DALAM PRAKTIK DI KOTA DENPASAR

PROSES DAN TAHAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

Pajak Daerah Tahun 2012 Peraturan Daerah Kabupaten Tegal Nomor 1 Tahun 2012

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEWAJIBAN PERUSAHAAN MENDAFTARKAN TENAGA KERJANYA DALAM KEANGGOTAAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

NASKAH PUBLIKASI PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH NO. 1 TAHUN 2007 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA DI SUKOHARJO SKRIPSI

Oleh Tude Trisnajaya Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

UPAYA PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM PENANGANAN PELANGGARAN KETENTUAN TENTANG PENCEMARANSAMPAH DI KOTA DENPASAR

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG IJIN BANGUN-BANGUNAN DI KOTA DENPASAR

Transkripsi:

PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA DENPASAR Ni Putu Sri Rahayu Mulya Ningsih I Ketut Sudiarta Kadek Sarna Hukum Pemerintahan, Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak Dewasa ini, pemanfaatan dan penggunaan tata ruang dan wilayah di daerah Kota Denpasar semakin meningkat dan kurang terkendali seiring dengan percepatan pembangunan. Maka dari itu, timbulah permasalahan-permasalahan seperti, pelanggaran jalur hijau, pelanggaran surat ijin membuat bangunan (IMB), pelanggaran penggunaan style Bali, pelanggaran emper/auring, pelanggaran garis sempadan sungai, pelanggaran garis sempadan bangunan dan sebagainya. Pemerintah dalam hal ini, Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar berkewajiban untuk menegakkan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Denpasar agar pelanggaran yang terjadi dapat ditekan. Apa sajakah hambatan-hambatan yang dihadapi Pemerintah Kota Denpasar dalam penegakan Perda RTRW Kota Denpasar. Dengan menggunakan metode penelitian empiris, ditemukan hambatanhambatan yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Denpasar yang dibedakan menjadi dua faktor, yakni hambatan bersifat yuridis dan hambatan bersifat non yuridis. Hambatan yuridis yakni rendahnya sanksi pidana yang ditetapkan oleh peraturan daerah itu sendiri, sedangkan hambatan non yuridis yakni berhubungan dengan aparat penegak hukum, sarana atau dan masyarakat. Kata kunci: penegakan, peraturan daerah, tata ruang wilayah kota Abstract On this period utilization and usage of spatial arrangement and areas in Denpasar City increasing and less controllable along with accelerated development. Therefore problems arise like green channel violations, permission letter to make building (IMB) violations, Bali style violations, porch violations, river border violations, building border violations, and etc. Government, in this case Department of Spatial and Housing of Denpasar City, have the duty to enforce local regulation of Denpasar city so the violations can be reduced. What Obstacles that faced by the government of Denpasar City to enforce the local regulation. With utilize empirical research method, discovered the obstacles that government faced distinguished be two factors, namely juridical factors and non-juridical factors. Juridical factors is lack of criminl sanctions set by the local regulation it self. Whereas, the non-juridical factors associated with law enforcement institutions, equipment and facilities, and society. Keyword: enforcement, local regulation, arrangement areas of city 1

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seperti disebutkan dalam Pasal 3 Undang-undang no. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan: a. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Namun Pemanfaatan dan penggunaan tata ruang dan wilayah di daerah Kota Denpasar saat ini semakin meningkat dan kurang terkendali seiring dengan percepatan pembangunan. Percepatan pembangunan di daerah Kota Denpasar yang diakibatkan perkembangan sektor industri pariwisata di daerah Bali telah membawa serta dampak negatif terhadap penggunaan tata ruang dan wilayah. Maka dari itu, pemerintah harus bertindak tegas dalam menegakkan Peraturan Daerah No. 27 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Denpasar serta mengatasi hambatanhambatan yang ada dalam pelaksanaan penegakan di masyarakat. 1.2. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi pemerintah daerah dalam penegakan Peraturan daerah di Kota Denpasar. 11. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian empiris, yaitu penelitian berdasarkan data wawancara dengan Pejabat pemerintah, dalam hal ini Pejabat Dinas Tata Ruang dan Perumahan kota Denpasar. Dibantu dengan literatur-literatur dan perundang-undangan tentang penataan ruang dan wilayah. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Paksaaan Pemerintahan Sebagai Bentuk Sanksi Administrasi Penegakan hukum yang berkaitan dengan peraturan daerah yang merupakan bagian hukum itu sendiri yang memuat aturan-aturan hukum yang dilengkapi dengan sanksi hukum, dimana sanksi hukum tersebut diterapkan sebagai bentuk pengukuh 2

untuk menegakkan suatu norma dan merupakan suatu reaksi terhadap perbuatan yang melanggar hukum. Khususnya bagi sanksi administratif, sanksi ini merupakan bagian penutup yang penting didalam hukum administrasi. Menurut Van Wijk atau W. Koninjenbelt, sanksi administratif merupakan "sarana-sarana kekuatan menurut hukum publik yang dapat diterapkan oleh Badan atau Pejabat TUN sebagai reaksi terhadap mereka yang tidak mentaati norma hukum TUN". 1 Sehubungan dengan jenis-jenis sanksi hukum administrasi dalam rangka menegakan suatu peraturan daerah, secara umum dikenal beberapa macam sanksi dalam hukum administrasi yaitu: 2 a. Paksaan Pemerintah (Bestuurdwang) b. Penarikan kembali keputusan yang menguntungkan (izin, subsidi, pembayaran, dan sebagainya) c. Pengenaan uang paksa oleh pemerintah (Dwangsom) d. Pengenaan denda administratif (Administratif boete) Paksaan pemerintah merupakan tindakan nyata dari penguasa guna mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh suatu kaidah hukum administrasi atau melakukan apa yang seharusnya ditinggalkan oleh masyarakat karena bertentangan dengan UU. Pelaksanaan paksaan pemerintahan adalah suatu wewenang, bukan kewajiban. 3 Sebelum melakukan tindakan nyata paksaan pemerintahan pemerintah atau pejabat tata usaha negara harus mengeluarkan peringatan tertulis terlebih dahulu terhadap pelanggar. Apabila peringatan tertulis yang dikeluarkan sampai tiga kali tidak ada respons dari si pelanggar maka pejabat tata usaha negara dapat mengeluarkan perintah pembongkaran paksa. 2.2.2 Hambatan Terhadap Penegakan Peraturan Daerah No. 27 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar Soerjono Soekanto menyatakan faktor yang mempengaruhi penegakan hukum yaitu, faktor hukum, faktor penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas, faktor masyarakat dan dan faktor kebudayaan. Faktor-faktor tersebut diatas merupakan tolak ukur dari pada efektifitas 1 Indroharto, 1996, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku I, Pustaka Sinar Harapan, hal. 91 2 Ridwan HR, 206, Hukum Administrasi Negara, PT Raja Grafindo, Jakarta, h.319 3 Philipus M. Hadjon et. al, 2002, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, h. 252. 3

penegakan hukum, kelima faktor tersebut tidak dapat dipisahkan karena antara yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang sangat erat. Kelima faktor tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu faktor yuridis dan faktor non yuridis. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Luh Kade Tuwiyadhi, ST, hambatan Pemerintah Kota Denpasar yakni, Hambatan yuridis berupa sanksi. Rendahnya sanksi pidana yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah No. 27 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Denpasar. Dalam Pasal 116 ayat (1) Perda tersebut dijelaskan sanksi yang ditetapkan hanya pidana kurungan paling lama 6 bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- ini sangat rendah dibandingkan dengan Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menyebutkan sanksi pidana pada pasal 69 ayat (1) berupa pidana kurungan paling lama 3 tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,-. Hambatan non yuridis yakni, berhubungan dengan aparat penegak hukum, sarana atau fasilitas serta dana yang mendukung dan masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan. Aparat penegak hukum merupakan salah satu faktor non yuridis yang sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan paksaan pemerintahan di kota Denpasar. Di dalam menerapkan paksaan pemerintahan aparat pemerintah harus mempunyai sikap atau respon yang cepat tanggap. Seperti yang dikemukakan oleh Wahyu Affandi terhadap sikap penegak hukum, beliau menyatakan bahwa: "Kepatuhan masyarakat terhadap hukum juga ditentukan oleh sikap penegak hukum dalam menetapkan dan melaksanakan hukum" 4. Berkenaan dengan faktor sarana dan fasilitas seperti peralatan teknis yang berupa kendaraan yang dipergunakan Tim yustisi untuk melakukan pengawasan dan penyidikan ketempat terjadinya pelanggaran, masih dirasakan kurang, dimana dalam hal ini Tim yustisi melakukan tugasnya maka tim ini akan meminjam kendaraan dibagian umum. Berkenaan dengan dana yang dipergunakan untuk membiayai pelasanaan penegakan peraturan daerah kota Denpasar dimana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) kota Denpasar, dalam hal ini hanya ada satu sumber dana dan besarnya terhitung kurang. Faktor non yuridis terakhir yang sebagai penghambat pelaksanaan paksaan pemerintahan adalah masyarakat dan kebudayaan 4 Wahyu Affandi, 1981, Hakim dan Penegak Hukum, Alumni Bandung, h. 4. 4

yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan, yaitu kurangnya kersadaran hukum masyarakat didalam mentaati peraturan daerah kota Denpasar. 111.Kesimpulan Paksaan pemerintah merupakan tindakan nyata dari penguasa guna mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh suatu kaidah hukum administrasi atau melakukan apa yang seharusnya ditinggalkan oleh masyarakat karena bertentangan dengan UU. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam penerapan paksaan pemerintahan terhadap penegakan Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah kota Denpasar dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu Faktor yuridis dan faktor non yuridis. Faktor yuridis yakni Peraturan daerah itu sendiri dan Faktor non yuridis yakni, penegak hukum (aparat penegak hukum) yaitu kurangnya kerjasama antara aparat pemerintah desa dimana seharusnya jika pelanggaran disuatu desa terjadi aparat pemerintah desa langsung menindaklanjuti pelanggaran tersebut, sarana atau fasilitas yaitu kurangnya alat-alat berat yang digunakan dalam menertibkan suatu pelanggaran, masyarakat dan kebudayaan yaitu kurangnya faktor kesadaran hukum untuk menaati peraturan tersebut. Daftar Pustaka Indroharto, 1996, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku I, Pustaka Sinar Harapan M. Hadjon, Philipus, 2002, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Ridwan HR, 2006, Hukum Administrasi Negara, PT Raja Grafindo, Jakarta Wahyu Affandi, 1981, Hakim dan Penegak Hukum, Alumni Bandung Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4725 Peraturan Daerah Kota Denpasar No. 27 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Denpasar ( Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2011 Nomor 27) 5