SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

dokumen-dokumen yang mirip
SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

III. METODE PENELITIAN. dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang keadaan nyata yang ada

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAYAM CABUT (AMARANTHUS TRICOLOR) SECARA MONOKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

METODE PENELITIAN. Komparatif Usaha Tambak Udang Pada Musim Hujan Dan Kemarau Di Desa

Intisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

METODE PENELITIAN. dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODE PENELITIAN. mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bangunan. Jika bangunan tersebut rumah, maka disebut pekarangan rumah.

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

BUDIDAYA DAN KEUNTUNGAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI DESA KIRAM KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS BIAYA, PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

METODE PENELITIAN. set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau pun suatu kelas peristiwa pada masa

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA JALATUNDA KECAMATAN MANDIRAJA ABSTRAK

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

METODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam

Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN. Metode deskriptif analisis merupakan metode yang digunakan untuk

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat

III KERANGKA PEMIKIRAN

KAJIAN ANALISIS USAHA TERNAK KAMBING DI DESA LUBANGSAMPANG KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO. Zulfanita

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

TINJAUAN PUSTAKA. tebel silang memperoleh kesimpulan bahwa 1) Aktivitas usaha luar tani di

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

Volume 9 No. 1 April 2017

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. kemampuannya dalam menyerap air sangat mudah karena mempunyai pori-pori kulit

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

I. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bertujuan untuk pemenuhan ketersediaan ikan melalui proses budidaya. Selain itu,

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

STRUKTUR PASAR DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI TEMPE SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PURWOREJO

III. METODE PENELITIAN. menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Usaha sapi perah di Indonesia sebagian besar didominasi oleh peternakan

METODE PENELITIAN. manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

IV. METODE PENELITIAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Abstrak

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo,

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

ARAHAN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN KEGIATAN AGRIBISNIS DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh : NURUL KAMILIA L2D

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

STUDI KELAYAKAN INDUSTRI RUMAH TANGGA MINUMAN BUAH CARICA (Studi Kasus di Desa Patakbanteng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo)

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

ABSTRAK. XAVERIUS GINTING, SALMIAH, JUFRI Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN. dilapangan serta menggali fakta-fakta yang berkaitan dengan analisis nilai tambah

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA MARTABAK TELUR DI MATANGGLUMPANGDUA KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN

Transkripsi:

KONTRIBUSI PENDAPATAN AGROINDUSTRI DAWET IRENG TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PENGRAJIN DI KECAMATAN BUTUH KABUPATEN PURWOREJO Dian Setiawati 1), Eni Istiyanti 2) dan Uswatun Hasanah 1) 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo 2) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Biaya, pendapatan, dan keuntungan usaha pembuatan dawet ireng; (2) Sumber sumber pendapatan lain keluarga pengrajin dawet ireng; (3) Kontribusi pendapatan agroindustri dawet ireng terhadap pendapatan keluarga pengrajin. Metode penelitian adalah deskriptif sedang metode pengambilan sampel daerah penelitian dengan purposive sampling. Pengambilan sampel pengrajin dengan cara snow ball sampling. Sampel penelitian sebanyak 21 sampel. Sumber sumber pendapatan lain yang diperoleh oleh pengrajin dawet yaitu sumber pendapatan On Farm (usaha tani padi, kelapa dan ternak Ayam), sumber pendapatan Off Farm ( pendapatan yang diperoleh dari penjualan tape ketan), dan sumber pendapatan Non Farm ( karyawan dan tukang bangunan ). Berdasarkan hasil analisis diketahui rata-rata pendapatan pengrajin dari agroindustri dawet ireng yaitu sebesar Rp 15.071.197. Rata rata sumber pendapatan lain yang diperoleh oleh pengrajin dawet ireng sebesar Rp 6.251.105. Pendapatan dari kegiatan On Farm yaitu usaha tani padi sebesar Rp 2.792.302, pendapatan dari kelapa sebesar Rp 151.010 dan pendapatan yang diperoleh dari ternak ayam sebesar Rp 212.857. Pendapatan dari kegiatan Off Farm yaitu tape ketan sebesar Rp 328.269 dan kegiatan Non Farm meliputi karyawan swasta sebesar Rp 2.342.857 dan tukang bangunan sebesar Rp 423.810. Kontribusi pendapatan agroindustri dawet ireng terhadap pendapatan keluarga pengrajin sebesar 70,68%. Kontribusi pendapatan dawet ireng antara 50% - 75% dari total pendapatan pengrajin, dan termasuk dalam kategori tinggi Kata Kunci : Kontribusi Pendapatan, Agroindustri Dawet Ireng. PENDAHULUAN Agroindustri dawet ireng merupakan sebuah industri rumah tangga yang banyak terdapat di kabupaten Purworejo. Disamping sebagai usaha penganekaragaman pangan, usaha ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan Kontribusi Pendapatan Agroindustri... Dian Setiawati dkk Page 13

pendapatan keluarga melalui diversifikasi pendapatan. Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota - anggota rumah tangga. Diversifikasi pendapatan dapat diartikan sebagai suatu pola pengalokasian sumberdaya tertentu pada berbagai aktivitas untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru. Umumnya sumber pendapatan rumah tangga dipedesaan bersumber dari berbagai aktivitas usaha pertanian (off farm) dan usaha diluar sektor pertanian (non farm). Pendapatan yang bersumber dari usaha on farm biasanya diusahakan dari usaha tanaman pangan, hortikultura dan sektor peternakan. Sedangkan sektor perkebunan belum banyak memberikan kontribusi terhadap pendapatan petani. Sumber pendapatan yang berasal dari kegiatan off farm dapat diperoleh dari kegiatan buruh tani maupun agroindustri. Sedangkan sumber pendapatan dari luar sektor pertanian (non farm) dapat diperoleh petani dengan bekerja sebagai buruh bangunan, pedagang, jasa, industri dan sebagainya. METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Pengambilan sampel daerah dilakukan secara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu, dan pertimbangan yang diambil berdasarkan tujuan penelitian (Singarimbun, 1995). Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo dipilih karena dawet ireng merupakan minuman khas yang berasal dari Desa Butuh, dawet ireng pertama kali dipopulerkan di Desa Butuh oleh salah satu pembuatnya dan masih bertahan hingga saat ini. 2. Metode Analisis a. Analisis Penerimaan Analisis Penerimaan dihitung dengan rumus : TR = Q x P Kontribusi Pendapatan Agroindustri... Dian Setiawati dkk Page 14

Keterangan: TR Q P = Total Revenue (Total penerimaan) = Jumlah Produk yang Dihasilkan = Harga Jual Produk b. Analisis Pendapatan Analisis Pendapatan dihitung dengan rumus: NR = TR TEC Keterangan : NR = Net Revenue (Total Pendapatan) TR = Total Revenue (Total Penerimaan) TEC = Total Explisit Cost (Total Biaya Eksplisit) c. Analisis Keuntungan Analisis Keuntungan dihitung dengan rumus: π = TR TC Keterangan : π = Keuntungan TR = Total Revenue (penerimaan total) TC = Total Cost (biaya total) d. Analisis Kontribusi Pendapatan Kontribusi pendapatan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Y= Rata rata Pendapatan Agroindustri Dawet Ireng Rata rata Pendapatan Pengrajin x100% Keterangan : Y : persentase sumbangan pendapatan dari agroindustri dawet ireng terhadap pendapatan keluarga. 1) Jika kontribusi pendapatan < 25% total pendapatan pengrajin, dikategorikan sangat rendah. 2) Jika kontribusi pendapatan antara 25% - 49% total pendapatan pengrajin, dikategorikan rendah. 3) Jika kontribusi pendapatan antara 50% - 75% total pendapatan pengrajin, dikategorikan tinggi. 4) Jika kontribusi pendapatan > 75% total pendapatan pengrajin, dikategorikan sangat tinggi. Kontribusi Pendapatan Agroindustri... Dian Setiawati dkk Page 15

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Biaya Usaha Pembuatan Dawet Ireng a. Biaya Penggunaan Faktor Produksi Sarana produksi yang digunakan dalam pembuatan dawet ireng meliputi tepung tapioka, gula merah, kelapa, jerami bakar (oman), dan sebagainya. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Agroindustri Dawet Ireng di Kecamatan Butuh (periode April 2012-Juli 2012) No Uraian Satuan Volume Harga Jumlah 1 Tepung Kg 216 5000 1080000 2 Gula Merah Kg 629 11500 7233500 3 Kelapa Butir 559 2500 1397500 4 Oman Kg 21 10000 210000 5 Es Batu Buah 1084 500 542000 6 Daun Pandan Lembar 217 100 21700 7 Gas Tabung 72 5000 360000 Jumlah 10844700 Sumber : Analisis Data Primer Tahun (2012) Tabel 1 menunjukkan rata-rata sarana produksi yang digunakan dalam agroindustri dawet ireng adalah tepung tapioka (216 kg), gula merah (629 kg), kelapa (599 butir), jerami (21 kg), es batu (1084 buah), daun pandan (217 lembar) dan gas (72 tabung). b. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan dalam agroindustri dawet ireng dibagi dua jenis, yaitu tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Agroindustri Dawet Ireng di Kecamatan Butuh (periode April 2012-Juli 2012) No Jenis tenaga kerja Volume Jumlah 1 Dalam Keluarga 244 4.880.000 2 Luar Keluarga 89 1.780.000 Jumlah 333 6.660.000 Sumber : Analisis Data Primer Tahun (2012) Kontribusi Pendapatan Agroindustri... Dian Setiawati dkk Page 16

Tabel 2 menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan dalam agroindustri dawet ireng sebagian besar adalah tenaga kerja dalam keluarga sebesar 224 HKO dan tenaga kerja luar keluarga sebesar 89 HKO. c. Biaya Eksplisit dan Implisit Agroindustri Dawet Ireng Tabel 3. Rata-rata Penggunaan Biaya Eksplisit Produksi Agroindustri Dawet Ireng di Kecamatan Butuh (Periode April 2012-Juli 2012) No Jenis Biaya Jumlah 1 Biaya Saprodi Tepung 1.080.000 Gula Merah 7.233.500 Kelapa 1.385.548 Jerami 210.000 Es Batu 542.000 Daun Pandan 21.700 Gas 360.000 2 Tenaga Kerja Luar Keluarga 1.780.000 3 Biaya Penyusutan 175.959 4 Biaya Sewa Tempat 19.048 5 Karcis 3.543 Jumlah 12.811.298 Sumber: Analisis Data Primer Tahun (2012) Berdasarkan Tabel 3, biaya produksi pembuatan dawet ireng yang dikeluarkan pengrajin sebesar Rp 12.811.298. Biaya terbesar adalah biaya gula merah Rp 7.233.500 dan biaya terkecil untuk karcis sebesar Rp 3.543 Tabel 4. Rata-rata Penggunaan Biaya Implisit Produksi Agroindustri Dawet Ireng di Kecamatan Butuh (Periode April 2012-Juli 2012) No Jenis Biaya Jumlah 1 Kelapa 177.500 2 Tenaga Kerja Dalam Keluarga 4.880.000 3 Biaya Sewa Tempat 123.016 4 Bunga Modal 1.310.810 Jumlah 6.491.326 Sumber: Analisis Data Primer Tahun (2012) Kontribusi Pendapatan Agroindustri... Dian Setiawati dkk Page 17

2. Penerimaan Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa biaya produksi pada agroindustri dawet ireng yang dikeluarkan pengrajin dawet ireng untuk biaya implisit adalah sebesar Rp 6.491.326. Biaya terbesar adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga sebesar Rp 4.880.000 dan biaya terkecil untuk biaya sewa tempat sendiri sebesar Rp 123.016. Penerimaan adalah hasil penjualan seluruh produk dawet ireng. Penerimaan diperoleh dari hasil perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga yang berlaku. Tabel 5. Rata-rata Penerimaan Agroindustri Dawet Ireng di Kecamatan Butuh (periode April 2012-Juli 2012) 1 Jumlah Produksi (Mangkok) 10.845 2 Harga (Rp) 2.571 3 Penerimaan (Rp) 27.882.495 Sumber: Analisis Data Primer Tahun (2012) Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah Penerimaan pengrajin yang didapat sebesar Rp 27.882.495. Dengan jumlah produksi 10.845 (mangkok) dan harga Rp 2.571 per mangkok. 3. Pendapatan Pandapatan agroindustri dawet ireng merupakan hasil pengurangan total penerimaan dengan biaya eksplisit. Tabel 6. Rata-rata Pendapatan Agroindustri Dawet Ireng Di Kecamatan Butuh (periode April 2012-Juli 2012) 1 Penerimaan (Rp) 27.882.495 2 Biaya Eksplisit (Rp) 12.811.298 3 Pendapatan (Rp) 15.071.197 Sumber : Analisi Data Primer Tahun 2012 Berdasarkan Tabel 6 diketahui besar pendapatan pengrajin dawet ireng sebesar Rp 15.071.197 selama 4 bulan. Kontribusi Pendapatan Agroindustri... Dian Setiawati dkk Page 18

4. Keuntungan Keuntungan merupakan hasil pengurangan total penerimaan dengan total biaya, yang terdiri dari biaya eksplisit dan biaya implisit. Tabel 7. Rata-rata Keuntungan Agroindustri Dawet Ireng Di Kecamatan Butuh (periode April 2012-Juli 2012) 1 Penerimaan (Rp) 27.882.495 2 Total Biaya (Rp) 19.302.624 3 Keuntungan (Rp) 8.579.871 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2012 Berdasarkan dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa keuntungan yang didapat pengrajin dawet ireng sebesar Rp 8.597.871 5. Sumber-Sumber Pendapatan Lain Sumber sumber pendapatan lain keluarga pengrajin dawet ireng dapat diperoleh dari kegiatan on farm, off farm dan non farm. Sumber-sumber pendapatan tersebut merupakan total pendapatan keluarga. a. Sumber Pendapatan On Farm Tabel 8. Rata-rata Sumber Pendapatan On Farm Pengrajin Dawet Ireng di Kecamatan Butuh (periode April 2012-Juli 2012) 1. Pendapatan On Farm Usahatani Padi Luas Lahan (Ha) 0,17 Biaya Eksplisit (Rp) 606.746 Penerimaan (Rp) 3.399.048 Pendapatan (Rp) 2.792.302 2. Pendapatan On Farm Kelapa Kelapa (butir ) 72 Harga (Rp) 1.500 Pendapatan (Rp) 151.010 3. Pendapatan On Farm Ternak Ayam Ayam ( ekor ) 3 Harga (Rp) 75.000 Pendapatan (Rp) 212.857 Sumber :Analisis Data Primer Tahun (2012) Kontribusi Pendapatan Agroindustri... Dian Setiawati dkk Page 19

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa rata-rata sumber pendapatan lain pengrajin dawet untuk kegiatan on farm paling besar adalah dari usahatani padi sawah. Hal ini disebabkan mata pencaharian utama pengrajin dawet ireng adalah petani padui sawah. Usahatani kelapa dan ternak ayam adalah usaha sampingan. Jumlah pengrajin yang memiliki pendapatan on farm kelapa sebanyak 15 orang. Jumlah pengrajin yang memiliki pendapatan on farm ternak ayam sebanyak 14 orang. b. Sumber Pendapatan Off Farm Pendapatan off farm adalah pendapatan yang berasal dari agroindustri. Dalam penelitian ini sumber pendapatan off farm berasal dari tape ketan. Rata-rata sumber pendapatan off farm dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Rata-rata Sumber Pendapatan Off Farm Tape Ketan Pengrajin Dawet Ireng di Kecamatan Butuh (periode April 2012-Juli 2012) 1 Tape Ketan (bungkus) 2804 2 Biaya Eksplisit (Rp) 1763754 3 Penerimaan (Rp) 2092023 4 Pendapatan (Rp) 328269 Sumber : Analisis Data Primer Tahun (2012) Sumber pendapatan lain untuk kegiatan off farm dapat diketahui biaya eksplisit yang dikeluarkan sebesar Rp 1.763.754. Penerimaan yang dihasilkan sebesar Rp 2.092.023. Pendapatan yang diterima Rp 328.269. Jumlah pengrajin yang memiliki pendapatan off farm dari tape ketan sebanyak 19 orang. c. Sumber Pendapatan Non Farm Pendapatan non farm adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan bukan pertanian. Sumber pendapatan non farm diperoleh dari pekerjaan karyawan dan tukang bangunan. Kontribusi Pendapatan Agroindustri... Dian Setiawati dkk Page 20

Tabel 10. Rata-rata Sumber Pendapatan Non Farm Pengrajin Dawet Ireng di Kecamatan Butuh (periode April 2012-Juli 2012) 1 Karyawan 2.342.857 2 Tukang Bangunan 423.810 Sumber : Analisis Data Primer (2012) Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui sumber pendapatan lain pengrajin dawet untuk kegiatan non farm berasal dari pekerjaan karyawan sebesar Rp 2.342.857. Nilai ini diperoleh dari jumlah hari kerja dikalikan upah per harinya. Pendapatan dari pekerjaan tukang bangunan diperoleh Rp 423.810. Nilai tersebut diperoleh dari jumlah hari kerja dikalikan upah per harinya. 6. Kontribusi Pendapatan Agroindustri Dawet Ireng terhadap pendapatan Keluarga Pengrajin Kontribusi pendapatan dawet ireng adalah rata-rata pendapatan agroindustri dawet ireng dibagi rata-rata pendapatan pengrajin dikali 100%. Y = Y =!"#$%#&'(! x 100% )*$!!+# Y = 70.68 % 15.071.197 21.322.302 x 100 % Usaha pembuatan dawet ireng memiliki kontribusi yang besar terhadap pendapatan keluarga pengrajin yaitu 70,68%. Kontribusi pendapatan dawet ireng berada pada kisaran 50% 75% yang berarti kontribusinya terhadap pendapatan keluarga pengrajin tinggi. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pendapatan pengrajin dawet ireng sebesar Rp 15.071.197. Sumber pendapatan lain yang diperoleh pengrajin berasal dari kegiatan usaha tani padi sebesar Rp 2.792.302, dari usahatani kelapa sebesar Rp 151.010 dan dari usaha ternak ayam sebesar Rp 212.857. Pendapatan dari kegiatan Off Farm yaitu tape ketan sebesar Rp 328.269 dan kegiatan Non Kontribusi Pendapatan Agroindustri... Dian Setiawati dkk Page 21

Farm sebagai karyawan swasta sebesar Rp 2.342.857 dan tukang bangunan sebesar Rp 423.810. Kontribusi pendapatan agroindustri dawet ireng terhadap pendapatan keluarga pengrajin sebesar 70,68% dan termasuk dalam kategori tinggi DAFTAR PUSTAKA Boediono. 1982. Ekonomi Mikro. BPEE.UGM. Yogyakarta Mubyarto. 1986. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Surve. LP3ES. Jakarta Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. Raja Grafido Persada. Jakarta. Kontribusi Pendapatan Agroindustri... Dian Setiawati dkk Page 22