BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peralatan lainnya yan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi dan perkembangan tingkat permintaan yang kompleks. menjawab kebutuhan masyarakat, tetapi lingkungan dapat cepat sekali

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

ANALISIS LEVERAGE DAN BEP

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dari investasinya tersebut. Investasi yang akan dilakukan oleh investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SURYA PUTRA SUMETERA II PASIR PENGARAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

: AYU ASTREA NINGSIH B.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja

Manajemen Modal Kerja

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. operasional sehari-hari disebut modal kerja. melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi global yang melanda dunia. Krisis ekonomi global telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terintregasi secara global dengan semakin kuatnya tuntutan terhadap. Para pelaku ekonomi harus segera menyesuiakan diri dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Dilain pihak dengan adanya perdagangan bebas pada era globalisasi ini menimbulkan persaingan yang ketat, dan perusahaan harus mampu mengantisipasi dan menghadapi segala situasi dan kondisi agar mampu bertahan dan dapat terus maju dalam rangka memenangkan persaingan usaha. Dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan untuk kemakmuran para pemegang saham dan para karyawannya, para manajer perusahaan harus mampu mengantisipasi segala perubahan situasi dan kondisi baik yang ada didalam perusahaan maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan. Dalam menjalankan usahanya, manajer perusahaan tidak akan terlepas dari masalah permodalan perusahaan yaitu pemenuhan modal kerja maupun investasi. Bahkan apabila perusahaan telah mencapai posisi tertentu yang cukup baik sesuai dengan tujuan, maka perusahaan tersebut dapat melakukan ekspansi atau perluasan usaha. Dalam melakukan ekspansi, suatu perusahaan tidak akan terlepas dari kebutuhan akan modal. Pemenuhan kebutuhan modal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan modal sendiri yang terdiri dari saldo laba, modal dari pemegang saham dan dari sumber lainnya yaitu modal pinjaman atau dapat pula diperoleh dengan mengkombinasikan keduanya. 1

2 Selain ditunjang oleh pemenuhan modal kerja yang tepat, agar perusahaan dapat berkembang dengan baik, pengelolaan yang efektif dan efisien serta produktif pun akan sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, apalagi disertai dengan adanya tindakan pengendalian yang efektif untuk mencegah timbulnya penyimpangan yang terjadi. Dengan adanya pengelolaan yang efisien dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan akan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan, yang ditandai dengan adanya laju pertumbuhan penjualan yang meningkat. Peningkatan laju pertumbuhan penjualan membutuhkan adanya penambahan pembiayaan, baik pembiayaan dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Pembiayaan dalam aktiva lancar memiliki sifat mudah diuangkan dan merupakan jumlah yang besar dalam perusahaan sehingga memerlukan perhatian yang lebih dari manajer keuangan. Segala kegiatan usaha memerlukan modal yang cukup untuk membelanjakan dan mengembangkan usahanya. Salah satu masalah yang dihadapi dalam fungsi pembelanjaan adalah masalah modal kerja, karena modal kerja ada hubungannya dengan kelancaran operasional perusahaan perusahaan sehari-hari juga menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka pendek. Adanya modal kerja yang cukup, penting bagi suatu perusahaan karena memungkinkan bagi perusahaan tidak mengalami kesulitan atau mengahadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis keuangan. Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, hal ini akan menimbulkan kerugian bagi suatu perusahaan perusahaan, karena adanya kesempatan

3 memperoleh keuntungan yang telah disia-siakan, sebaliknya karena kekurangan modal kerja merupakan salah satu penyebab utama kegagalan perusahaan. Modal kerja terdiri dari empat komponen utama yaitu, kas, bank, surat berharga, piutang dan persediaan. Terdapat benang merah yang menghubungkan semua manajemen akriva lancar. Untuk setiap jenis aktiva, perusahaan menghadapi perimbangan yang mendasar (fundamental trade-off): aktiva lancar (yaitu, modal kerja) diperlukan untuk menjalankan usaha, dan makin besar penahanan aktiva lancar, makin kecil bahaya kekurangan dana, dengan demikian menurunkan risiko operasi perusahaan. Akan tetapi, menahan modal kerja memerlukan biaya-jika persediaan terlalu besar, perusahaan akan mempunyai aktiva yang menghasilkan pengembalian nol atau negatif jika biaya penyimpanan dan kerusakan tinggi. Dan tentu saja, perusahaan harus mendapatkan modal untuk membeli aktiva, modal mempunyai biaya, dan laba akan berkurang akibat kelebihan aktiva lancar. Jadi, ada tekanan untuk menahan aktiva lancar pada jumlah minimum yang cukup untuk mendukung pengoperasian bisnis yang lancar. Baik aktiva lancar maupun aktiva tetap adalah penggunaan dan Penggunaan sumber-sumber ekonomis yang tertanam dalam masing-masing jenis aktiva dengan tujuan untuk menghasilkan penjualan/pendapatan yang optimal. Dilain pihak, laba diperoleh dari selisih pendapatan terhadap biaya, sehingga besar kecilnya laba dipengaruhi oleh pendapatan. Mengingat pendapatan diperoleh dari penggunaan aktiva sehingga besar kecilnya pendapatan dipengaruhi oleh efektif atau tidaknya penggunaan aktiva, maka pada gilirannya besar kecilnya perolehan laba dipengaruhi oleh efektifitas penggunaan aktiva.

4 Selain sisi penggunaan dalam modal kerja, permodalan merupakan sisi sumber dana yang mecerminkan kemampuan perusahaan untuk menggalang sumber dana juga dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Penggunaan modal asing dapat memberikan efek yang menguntungkan apabila pengembalian atas aktiva lebih besar daripada biaya hutang, sehingga pengembalian atas modal dengan penggunaan modal asing tersebut juga akan meningkat. Sebaliknya, apabila pengembalian atas aktiva lebih kecil daripada biaya hutang maka penggunaan modal asing akan mengurangi hasil pengembalian atas modal, sehingga makin besar modal asing yang digunakan maka makin besar pula pengurangan tersebut. Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Modal Kerja dan Tingkat Leverage Terhadap Profitabilitas. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitan, maka permasalahan yang terjadi diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas di PT X 2. Bagaimana pengaruh tingkat leverage terhadap profitabilitas di PT X 3. Bagaimana pengaruh modal kerja dan tingkat leverage terhadap profitabilitas di PT X

5 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang akurat mengenai working capital dan tingkat leverage serta profitabilitas, dan sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh perkembangan modal kerja terhadap profitabilitas 2. Memahani perkembangan tingkat leverage terhadap profitabilitas 3. Mengatahui dan memahami pengaruh modal kerja dan tingkat leverage terhadap profitabilitas 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kepentingan: 1. Bahan informasi tambahan yang dapat digunakan oleh pihak manajemen, khususnya manajemen perusahaan yang diteliti dalam upaya meningkatkan pencapaian profitabilitas terutama melalui optimalisasi pengelolaan working capital dan penggunaan leverage. 2. Bahan informasi tambahan dalam memahami faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi pencapaian profitabilitas. 1.5 Kerangka Pemikiran Setiap kegiatan usaha baik profit oriented maupun non profit oriented, senantiasa membutuhkan dana untuk modal yang digunakan untuk membelanjai dan menjalankan usaha-usahanya. Pada dasarnya dana atau modal yang dimiliki perusahaan digunakan untuk membiayai eksploitasi perusahaan (operating atau revenue expenditure) dan untuk membiayai investasi (capital expenditure) secara

6 konsepsional sesungguhnya tidak ada perbedaa antara kedua macam pengeluaran (expenditure) tersebut. Dana yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dapat digunakan untuk membelanjai bermacam-macam kebutuhan sesuai dengan bidang usaha misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah dan gaji para karyawan dan sebagainya; dengan harapan melalui penjualan, perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang telah dikeluarkan itu. Untuk memperoleh barang yang tidak hanya dinikmati oleh periode akuntansi yang bersangkutan saja melainkan juga oleh periode-periode akuntansi berikutnya. Misalnya, perusahaan mengeluarkan uang untuk membeli mesin, kendaraan, truk, mendirikan pabrik atau bangunan-bangunan lain. Golongan barang ini dalam neraca digolongkan sebagai aktiva tetap yang akan disusutkan melalui penyusutan atau depresiasi. Pengertian aktiva menurut FASB dalam Concept Nomor 3 Elements of Financial Statements of Business Enterprises adalah:...manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang diharapkan akan diterima oleh suatu badan usaha sebagai hasil dari transaksi-transaksi dimasa lalu sedangkan Abdullah Shahab (1994;52) menyatakan: Aktiva dalam akuntansi adalah sumber-sumber ekonomis yang dimiliki perusahaan dan diharapkan manfaatnya dimasa yang akan datang Aktiva lancar sering juga disebut sebagai modal kerja kotor (gross working capital), berhubungan dengan hal tersebut, Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001;150) mengartikan modal kerja sebagai: Investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek- yaitu, kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha.

7 Sebagian besar tugas seorang manajer keuangan adalah mengelola modal kerja. Berhubungan dengan hal tersebut maka dikenal kebijakan modal kerja yaitu kebijakan dasar perusahaan mengenai: 1. Jumlah yang ditargetkan untuk setiap kategori aktiva lancar 2. Bagaimana aktiva lancar akan dibiayai. Sedangkan pengelolaan modal kerja (Working capital management) adalah menyangkut penetapan kebijakan modal kerja maupun pelaksanaan kebijakan tersebut dalam operasi sehari-hari. Terdapat tiga alternatif kebijakan sehubungan dengan jumlah aktiva lancar yang dimiliki, yaitu: 1. Kebijakan investasi aktiva lancar yang longgar (relaxed current asset investment asset policy) Suatu kebijakan di mana kas, sekuritas, dan persediaan dimiliki dalam jumlah yang relatif besar serta penjualan digalakan dengan kebijakan penjualan kredit yang longgar sehingga mengakibatkan tingkat piutang usaha tinggi. 2. Kebijakan investasi aktiva lancar yang ketat (restricted curent asset investment policy) Suatu kebijakan yang berupaya meminimumkan jumlah kas, sekuritas, persediaan, dan piutang usaha perusahaan. 3. Kebijakan investasi aktiva lancar yang moderat (moderate current asset investment policy) 4. Suatu kebijakan di antara kebijakan yang longgar dan yang ketat.

8 Modal kerja terdiri dari empat komponen utama yaitu, kas, surat berharga, persediaan, dan piutang. Terdapat benang merah yang menghubungkan semua manajemen akriva lancar. Untuk setiap jenis aktiva, perusahaan menghadapi perimbangan yang mendasar (fundamental trade-off): aktiva lancar (yaitu, modal kerja) diperlukan untuk menjalankan usaha, dan makin besar penahanan aktiva lancar, makin kecil bahaya kekurangan dana, dengan demikian menurunkan risiko operasi perusahaan. Akan tetapi, menahan modal kerja memerlukan biaya-jika persediaan terlalu besar, perusahaan akan mempunyai aktiva yang menghasilkan pengembalian nol atau negatif jika biaya penyimpanan dan kerusakan tinggi. Dan tentu saja, perusahaan harus mendapatkan modal untuk membeli aktiva, modal mempunyai biaya, dan laba akan berkurang akibat kelebihan aktiva lancar. Jadi, ada tekanan untuk menahan aktiva lancar pada jumlah minimum yang cukup untuk mendukung pengoperasian bisnis yang lancar. Pada dasarnya perusahaan yang sehat harus dibangun atas dasar modal sendiri, karena inilah yang menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan dan secara yuridis modal inilah yang merupakan jaminan bagi para kreditur. Sedangkan Modal Asing adalah modal yang berasal dari kreditur dan ini merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan. Perbandingan antara kedua golongan modal tersebut dalam suatu perusahaan akan menentukan struktur finansial dari perusahaan yang bersangkutan. Dalam konsep pembelanjaan, modal yang diartikan sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal yang tercermin dalam neraca sebelah kredit atau sering pula disebut dengan modal pasif itu dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu modal yang berasal dari pemilik

9 perusahaan (Modal sendiri) dan modal dari pinjaman-pinjaman. Munawir (1990:19), menyatakan bahwa: Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan yang ditujukan dalam pos modal (modal saham) dan laba ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. Apabila sebuah badan usaha memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka dikatakan perusahaan menggunakan leverage. Dengan menggunakan operating leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Multiflier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak disebut dengan degree of operating leverage (DOL). Menurut Agus Sartono (1995;260) DOL didefinisikan: persentase perubahan laba sebelum bunga dan pajak sebagai akibat persentase perubahan penjualan. Sementara itu, perusahaan yang menggunakan sumber dana dengan beban tetapa dikatakan bahwa perusahaan mempunyai financial leverage. Penggunaan financial leverage ini dengan harapn agar terjadi perubahan laba per lembar saham (EPS) yang lebih besar daripada perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Multiflier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana dengan biaya tetap ini disebut dengan degree of financial leverage (DFL). Menurut Agus Sartono (1995;265) DFL didefinisikan: perubahan laba per lembar saham (EPS) karena perubahan laba sebelum bunga dan pajak Manajemen perlu mengetahui dan mengukur kemampuan perusahaan yang dipimpinnya dalam menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan tersebut dengan menggunakan modal asing, dengan menghitung keikutsertaan modal

10 pemilik. Pengukuran kemampuan tersebut dapat ditentukan melalui analisis rasio rentabilitas. Profitabilitas dalam dunia usaha adalah kemampuan finansial bagi perusahaan untuk mendapatkan laba, yaitu sisi keuntungan yang dihasilkan dari total pendapatan dikurangi dengan total biaya perusahaan. Apabila perusahaan dalam menjalankan usahanya ternyata hanya penghasilkan total pendapatan sama dengan total biaya, maka perolehan laba adalah nol, yang berarti bahwa perusahaan baru mencapai titik impas atau Break Even Point. Kemampuan memperoleh profitabilitas sangat tergantung kepada kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola assets, liabilities dan modal. Cara penilaian profitabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Apakah yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal operasi atau usaha, atau laba netto sesudah pajak dengan aktiva operasi. Atau laba netto sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva, ataukah yang akan diperbandingkan itu laba netto sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri. Bagi perusahaan masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba. Karena laba yang besar belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan (aktiva) atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

11 Working Capital (Variabel X 1 ) Profitabilitas (Variabel Y) Tingkat Leverage (Variabel X 2 ) GAMBAR 1: Model Kerangka Pemikiran 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penyampaian informasi berdasarkan urutan dan aturan yang logis serta guna memberikan gambaran yang menyeluruh, sistematika pembahasan dari skrispsi ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan yang mencakup uraian latar belakang yang menjadi alasan dilakukannya penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta kerangka penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan pustakan meliputi gambaran konsep manajemen keuangan, laporan keuangan, modal kerja, tingkat leverage dan profitabilitas perusahaan. Pada

12 bagian akhir bab ini dikemukakan mengenai hipotesis penelitian yang hendak diuji. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan objek, jenis dan metode penelitian yang digunakan, datadata penelitian sekaligus jenis dan macam cata serta cara pengumpulan data. Diuraikan pula mengenai teknik pengimpulan data dan diakhiri dengan teknik analisa data serta uji hipotesis yang dilakukan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan hasil analisa data yang mengarah kepada permasalahan dan hasil penelitian atau pernyataan singkat yang diambil dari hasil analisa dan pembahasan penelitian yang mengarah pada pencapaian tujuan penelitian berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian secara keseluruhan yang berisi kesimpulan-kesimpulan serta saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.