Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH LAS TITIK DAN URUTAN PENGELASAN TERHADAP DISTORSI DAN TEGANGAN SISA PADA PENGELASAN SAMBUNGAN PIPA ELBOW DENGAN METODE

ANALISA TERBENTUKNYA TEGANGAN SISA DAN DEFORMASI PADA PENGELASAN PIPA BEDA JENIS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN PIPA YANG MENEMBUS PELAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: G-40

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-351

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

Gambar 2.1.(a) Geometri elektroda commit to Gambar user 2.1.(b) Model Elemen Hingga ( Sumber : Yeung dan Thornton, 1999 )

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Persentasi Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISA PENGARUH TEGANGAN SISA DAN DISTORSI PADA PENGELASAN BUTT JOINT DAN T JOINT DENGAN VARIASI TEBAL PLAT

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

Latar belakang. Oleh: Sukendro. Bs Nrp

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: G-10

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Oleh: Agung Mustofa ( ) Muhammad Hisyam ( )

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Sumber :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

EFEK KECEPATAN PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN FCAW PADA PLAT BAJA A36

TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA SS400 DENGAN VARIASI ARUS

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

ANALISA PENGARUH LUASAN SCRATCH PERMUKAAN TERHADAP LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA A36 DENGAN VARIASI SISTEM PENGELASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

PENGARUH HEAT TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

BAB III LANDASAN TEORI. ur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor N u harus memenuhi : N u. N n... (3-1)

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

TUGAS AKHIR S T U DI LAJU KOROSI WELD JOINT M A T ERIAL PHYTRA AGASTAMA

BAB 4 SAMBUNGAN LAS. Sambungan las (welding joint) merupakan jenis sambungan tetap. Sambungan las menghasilkan kekuatan sambungan yang besar.

Dimas Hardjo Subowo NRP

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

PENGARUH FILLER PLAT DAN VARIASI TEBAL PLAT PADA SPOT WELDING ANTARA BAJA-ALLUMUNIUM TERHADAP BEBAN GESER.

Transkripsi:

TUGAS AKHIR MN 091382 ANALISA PENGARUH VARIASI TANGGEM PADA PENGELASAN PIPA CARBON STEEL DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN FCAW TERHADAP DEFORMASI DAN TEGANGAN SISA MENGGUNAKAN ANALISA PEMODELAN ANSYS Oleh: Mahfud - 4105 100 019 Dosen Pembimbing: Ir. Soeweify, M.Eng. Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Latar Belakang Pengelasan banyak digunakan pada dunia industri maritim, meliputi: bidang struktur bangunan laut (offshore structures), baik struktur terpancang (fixed structure) maupun struktur terapung (floating structure) dan struktur pipa (pipeline structures) dalam setiap tahap pengerjaannya selalu terdapat proses pengelasan. Salah satu jenis pengelasan yang dipakai adalah pengelasan antar pipa.

Proses pengelasan menyebabkan pemanasan tinggi yang tidak merata pada bagian-bagian yang akan disambung, dimana area dari benda kerja yang dilas mengalami pemanasan hingga mencapai suhu lebur kemudian mengalami penurunan suhu secara bertahap. Pemanasan lokal dan laju pendinginan bertahap menyebabkan perubahan volumetric yang akhirnya menghasilkan penyebaran panas, deformasi dan tegangan sisa. Salah satu cara untuk meminimalisasi deformasi dan tegangan sisa yang terjadi adalah dengan pemasangan tanggem

Perumusan Masalah 1. Bagaimana deformasi yang terbentuk akibat pengelasan pada sambungan pipa dengan mevariasikan pemasangan tanggem? 2. Bagaimana tegangan sisa yang terjadi setelah pengelasan pada sambungan pipa dengan mevariasikan pemasangan tanggem? 3. Bagaimana variasi pemasangan tanggem yang efektif pada sambungan pipa yang menghasilkan deformasi terkecil?

Batasan Masalah 1. Material pipa: SA 106 grade B schedule 40 diameter 12 inches panjang 150 mm tebal 10 mm. 2. Material tanggem: plat carbon steel ukuran 200 x 75 x 12 mm 3. Proses Pengelasan: kombinasi SMAW dan FCAW. 4. Elektroda: E7016 untuk pengelasaan SMAW dan E71T-1 untuk pengelasan FCAW. 5. Variasi tanggem: pengelasan pipa tanpa tanggem, pengelasan pipa dengan 2 tanggem yang dipasang 180 0 antara satu sama lain, dan pengelasan pipa dengan 4 tanggem yang dipasang 90 0 antara satu sama lain.

6. Bentuk sambungan tumpul (Butt-Joint) dengan alur pengelasan searah. 7. Prosedur pengelasan berdasarkan WPS dari pihak galangan. 8. Analisa pemodelan menggunakan bantuan software ANSYS dan analisa yang digunakan yaitu: analisa thermal berupa perubahan temperatur terhadap waktu dan analisa struktur berupa deformasi dan tegangan sisa. 9. Validasi: hasil pengujian perubahan temperatur terhadap waktu (menggunakan thermocouple infrared), dan deformasi (menggunakan dial gauge) yang didapat dari pengelasan pipa.

Tujuan 1. Mengetahui deformasi yang terbentuk akibat pengelasan pada sambungan pipa dengan mevariasikan pemasangan tanggem. 2. Mengetahui tegangan sisa yang terjadi setelah pengelasan pada sambungan pipa dengan mevariasikan pemasangan tanggem. 3. Mengetahui variasi pemasangan tanggem yang efektif, yang memenuhi kriteria deformasi dan tegangan sisa yang diizinkan.

Manfaat Mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah variasi tanggem terhadap deformasi dan tegangan sisa pada pengelasan pipa sehingga dapat ditentukan pengelasan terbaik yang menghasilakan deformasi dan tegangan sisa yang terkecil

Dasar Teori Tegangan Sisa Pada saat proses pengelasan, bagian material yang di las menerima panas pengelasan setempat dan selama proses berjalan suhunya berubah terus sehingga suhu tidak merata. Karena panas tersebut, maka pada bagian yang dilas terjadi pengembangan termal. Sedangkan bagian yang dingin tidak berubah sehingga terbentuk penghalang pengembangan yang mengakibatkan terjadinya peregangan. Di samping terjadi perubahan bentuk yang dengan sendirinya terjadi regangan, maka terjadi juga tegangan yang sifatnya tetap yang disebut tegangan sisa.

Pembentukan tegangan sisa (Wiryosumarto, 1996)

Distribusi Tegangan Sisa Distribusi tegangan sisa tergantung dari jenis dan bentuk lasan. Dalam sambungan las bentuk lingkaran, distribusi dalam arah sudut selalu simetris terhadap satu garis yang melalui pusat lingkaran dan sifat teganganya baik pada arah sudut ataupun radial selalu tarik. Distribusi tegangan sisa pada las melingkar pada pipa (Wiryosumarto, 1996)

Deformasi Deformasi merupakan perubahan pada material baik perubahan dimensi maupun struktur karena mendapat beban dari luar Faktor yang mempengaruhi terbentuknya deformasi las, yaitu: kelompok pertama yang sangat erat hubungannya dengan masukan panas pengelasan dan kelompok kedua yang disebabkan oleh adanya penahan atau penghalang pada sambungan las.

Metode Elemen Hingga Konsep dasar metode elemen hingga adalah diskritisasi yaitu pembagian suatu material menjadi elemen-elemen kecil sehingga lebih memudahkan dalam melakukan perhitungan. Pembagian material menjadi elemen-elemen kecil dilakukan dengan bantuan software ANSYS.

Metodologi Flowchart Penelitian Tugas Akhir

Pengujian Pengujian yang dilakukan pada penelitian tugas akhir ini terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu: 1. Tahap persiapan. 2. Tahap pengukuran kondisi awal sebelum pengelasan. 3. Tahap pengelasan dan pengukuran temperatur suhu pengelasan. 4. Tahap pengukuran deformasi setelah pengelasan. Analisa Pemodelan ANSYS 1. Penentuan material properties 2. Penentuan heat flux 3. Pemodelan (Thermal & Struktural). 4. Validasi hasil 5. Pemodelan untuk setiap variasi posisi tanggem.

ANALISA DAN PEMBAHASAN Spesifikasi Material Dan Variasi Tanggem Diameter pipa Panjang pipa (LOA) Tebal pipa = 304.8 mm = 300 mm = 10.3 mm Variasi Tanggem: Pengelasan pipa tanpa tanggem Pengelasan pipa dengan2 tanggem dipasang 180 0 antara satu sama lain Pengelasan pipa dengan 4 tanggem dipasang 90 0 antara satu sama lain

Sambungan Pipa Variasi pemasangan tanggem

Parameter Pengelasan SMAW Tipe elektroda = E 7016 Diameter elektroda = 3.2 mm Besar arus listrik = 100 Ampere Kecepatan rata-rata = 60-150 mm/s Tegangan listrik = 20-30 Volt Waktu pendinginan = + 1 jam FCAW Tipe elektroda = E 71T - 1 Diameter elektroda = 1.2 mm Besar arus listrik = 150 Ampere Kecepatan rata-rata = 100-550 mm/s Tegangan listrik = 18-35 Volt Waktu pendinginan = +1 jam

Hasil Pengujian a. Distribusi panas pada satu titik pengamatan: Pengelasan pipa tanpa tanggem Pengelasan pipa 2 tanggem Pengelasan pipa 4 tanggem

b. Nilai Deformasi: Deformasi pengelasan pipa 12 inches tanpa tanggem

Deformasi pengelasan pipa 12 inches dengan 2 tanggem

Deformasi pengelasan pipa 12 inches 4 tanggem

Analisa Pemodelan ANSYS Flowchart analisa thermal

Flowchart analisa struktur

Model dan meshing pipa dengan variasi pemasangan tanggem

Hasil Analisa ANSYS a. Analisa Thermal Pengelasan pipa tanpa tanggem Pengelasan pipa 2 tanggem Pengelasan pipa 4 tanggem

b. Analisa Struktur Deformasi pipa 12 inches tanpa tanggem Deformasi pipa 12 inches dengan 2 tanggem

Deformasi pipa 12 inches dengan 4 tanggem

Validasi a. Validasi Distribusi Panas Pengelasan pipa tanpa tanggem Pengelasan pipa 2 tanggem Pengelasan pipa 4 tanggem

b. Validasi Deformasi VALIDASI DEFORMASI 0,25 VALIDASI DEFORMASI 0,2 Besar Deformasi (mm) 0,2 0,15 0,1 0,05 Pengujian ANSYS Besar Deformasi (mm) 0,15 0,1 0,05 Pengujian ANSYS 0-150 -100-50 0 50 100 150 Jarak dari Kampuh Las (mm) Pengelasan pipa tanpa tanggem 0-150 -100-50 0 50 100 150 Jarak Dari Kampuh Las (mm) Pengelasan pipa 2 tanggem Besar Deformasi (mm) VALIDASI DEFORMASI 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 Pengujian ANSYS 0-150 -100-50 0 50 100 150 Jarak Dari Kampuh Las (mm) Pengelasan pipa 4 tanggem

Hasil Analisa Pemodelan ANSYS Masing- Masing Variasi Rekap Nilai Deformasi

Rekap Nilai Tegangan Sisa

PENUTUP Kesimpulan 1. Dari hasil validasi distribusi panas dan deformasi antara pemodelan ANSYS dengan pengujian terlihat memiliki kecenderungan bentuk yang sama. Hal ini bisa dikatakan bahwa analisa pemodelan ANSYS telah valid 2. Semakin banyak tanggem yang digunakan maka deformasi yang terjadi semakin kecil dan tegangan sisa yang terjadi lebih merata tersebar pada daerah-daerah yang terpasang tanggem.

4.Dari hasil analisa dan pembahasan dapat diketahui bahwa pada variasi pengelasan pipa diameter 10 inches dengan 4 tanggem hasilnya masih belum memenuhi karena tegangan sisa maksimum yang terjadi pada carbon steel melebihi yield strengthnya, dimana σ max = 270 MPa > σ yield = 240 MPa. 5.Pemilihan posisi pemasangan tanggem terbaik dipilih berdasarkan tegangan sisa yang terjadi adalah yang paling kecil Berdasarkan hasil analisa dipilih variasi pengelasan pipa dengan 2 tanggem sebagai yang terbaik. Walaupun deformasi yang terjadi pada variasi ini sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan variasi pengelasan pipa dengan 4 tanggem.

Saran 1. Material pipa yang digunakan pada penelitian ini sebelum dilakukan pengelasan mengalami proses pengerjaan, salah satunya adalah proses cutting yang menggunakan Oxy Acetylene Cutting, hal ini tentunya menghasilkan deformasi akibat panas yang ditimbulkan. Oleh karena itu mendapatkan hasil lebih sempurna disarankan untuk menambahkan bentuk deformasi yang sudah terjadi sebelum pengelasan pada model ANSYS. 2. Selain variasi tanggem, dilakukan juga analisa pemodelan ANSYS dengan variasi welding squence.

ATAS PERHATIANNYA TERIMA KASIH

Elemen Solid 70 Elemen thermal 3D 8 node mampu menghantarkan panas. Memiliki 8 node dengan satu derajat kebebasan temperatur pada setiap node. Elemen solid 70 cocok digunakan untuk analisa temperatur Dapat diaplikasikan untuk steady state dan transient thermal analisis. Spesifikasi elemen solid 70 Node : I, J, K, L, M, N, O, P Degrees of freedom: temperature Tipe pembebanan : Surface load = konveksi atau heat flux, dan radiasi. Body load = heat generation Fitur special : birth and death

Nilai Deformasi Pipa 12 inches Tanpa Tanggem (a) (b) (c) (a) Deformasi maksimum ke arah sumbu X sebesar +0.180 mm dan -0.155 mm. (b) Deformasi maksimum ke arah sumbu Y sebesar +0.169 mm dan -0.189 mm. (c) Deformasi maksimum ke arah sumbu Z sebesar +0.111 mm dan -0.109 mm.

Nilai Deformasi Pipa 12 inches Dengan 2 Tanggem (a) (b) (c) (a) Deformasi maksimum ke arah sumbu X sebesar +0.165 mm dan -0.147 mm. (b) Deformasi maksimum ke arah sumbu Y sebesar +0.056 mm dan -0.051 mm. (c) Deformasi maksimum ke arah sumbu Z sebesar +0.084 mm dan -0.084 mm.

Nilai Deformasi Pipa 12 inches Dengan 4 Tanggem (a) (b) (c) (a) Deformasi maksimum ke arah sumbu X sebesar +0.0984 mm dan -0.0780 mm. (b) Deformasi maksimum ke arah sumbu Y sebesar +0.1 mm dan -0.1 mm. (c) Deformasi maksimum ke arah sumbu Z sebesar +0.0680 mm dan -0.0676 mm.

Nilai Deformasi Pipa 10 inches Tanpa Tanggem (a) (b) (c) (a) Deformasi maksimum ke arah sumbu X sebesar +0.187 mm dan -0.130 mm. (b) Deformasi maksimum ke arah sumbu Y sebesar +0.162 mm dan -0.152 mm. (c) Deformasi maksimum ke arah sumbu Z sebesar +0.0938 mm dan -0.0939 mm.

Nilai Deformasi Pipa 10 inches Dengan 2 Tanggem (a) (b) (c) (a) Deformasi maksimum ke arah sumbu X sebesar +0.151 mm dan -0.195 mm. (b) Deformasi maksimum ke arah sumbu Y sebesar +0.0710 mm dan -0.0744 mm. (c) Deformasi maksimum ke arah sumbu Z sebesar +0.0783 mm dan -0.0783 mm.

Nilai Deformasi Pipa 10 inches Dengan 4 Tanggem (a) (b) (c) (a) Deformasi maksimum ke arah sumbu X sebesar +0.136 mm dan -0.121 mm. (b) Deformasi maksimum ke arah sumbu Y sebesar +0.129 mm dan -0.138 mm. (c) Deformasi maksimum ke arah sumbu Z sebesar +0.0959 mm dan -0.0959 mm.

Nilai Tegangan Sisa Pipa 12 inches (a) (b) (c) (a) Tegangan sisa maksimum sebesar 186 MPa dan untuk tegangan sisa minimum sebesar 0.372669 MPa. (b) Tegangan sisa maksimum sebesar 79.9 MPa dan untuk tegangan sisa minimum sebesar 0.039383 MPa. (c) Tegangan sisa maksimum sebesar 161 MPa dan untuk tegangan sisa minimum sebesar 0.049158 MPa.

Nilai Tegangan Sisa Pipa 10 inches (a) (b) (c) (a) Tegangan sisa maksimum sebesar 172 MPa dan untuk tegangan sisa minimum sebesar 0.377377MPa. (b) Tegangan sisa maksimum sebesar 74.9 MPa dan untuk tegangan sisa minimum sebesar 0.091978MPa. (c) Tegangan sisa maksimum sebesar 270 MPa dan untuk tegangan sisa minimum sebesar 0.091652 MPa.