PENGARUH MASUKAN PANAS (HEAT INPUT) TERHADAP KETANGGUHAN IMPAK SAMBUNGAN LAS TIG Al-13,5Si

dokumen-dokumen yang mirip
Kajian Struktur Mikro Sambungan Las TIG Al-13,5Si

KAJIAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON TINGGI DENGAN VARIASI MASUKAN ARUS LISTRIK

Pengaruh Kuat Arus Listrik Terhadap Ketangguhan Impak Dan Kekuatan Tarik Sambungan Las MIG Baja Karbon Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

BAB II KERANGKA TEORI

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

KATA PENGANTAR. Sidoarjo, Desember Fakultas. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

PENGARUH PREHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK LAS LOGAM TAK SEJENIS BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 304 DAN BAJA KARBON A36

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

KUALITAS REPAIR WELDING MENGGUNAKAN METODE PENGELASAN TIG DENGAN PERLAKUAN PREHEATING DAN POST WELD HEAT TREATMENT PADA CAST WHEEL ALUMINIUM

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

Pengaruh Preheat Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanis Sambungan Las GTAW Material Baja Paduan 12Cr1MoV yang Digunakan pada Superheater Boiler

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 01 November 2016 ISSN

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

ANALISIS KUALITAS HASIL REPAIR WELDING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA CAST WHEEL ALUMINIUM DENGAN METODE PENGELASAN OKSI-ASETILIN

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

Ir. Hari Subiyanto, MSc

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-460

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

Analisa Perbandingan Kualitas Hasil Pengelasan Dan Struktur Mikro Material Aluminium 5083 Dan 6082 Menggunakan Metode Pengelasan GMAW Dan GTAW

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

ANALISIS KUALITAS REPAIR WELDING CAST WHEEL

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak

PENGARUH HEAT TREATMENT

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

STUDI PENGARUH BESARNYA ARUS LISTRIK TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON RENDAH JENIS SB 46

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

ANALISA KETANGGUHAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA DAERAH LAS DAN HAZ HASIL PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS ( TIG ) PADA ALUMINIUM ALLOY 6061 SKRIPSI

STUDI KUALITAS REPAIR WELDING PADA PENGELASAN METAL INERT GAS (MIG) MENGGUNAKAN METODE POST WELD HEAT TREATMENT (PWHT) PADA CAST WHEEL ALUMINIUM

Transkripsi:

PENGARUH MASUKAN PANAS (HEAT INPUT) TERHADAP KETANGGUHAN IMPAK SAMBUNGAN LAS TIG Al-13,5Si Wijoyo Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Mesin Universitas Surakarta Email: joyowi@yahoo.co.id Bayu Indriyanto Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Mesin Universitas Surakarta Email: bayu.indriyanto1993@gmail.com ABSTRAK Sambungan las masih menjadi pilihan utama pada bidang automotif. Hal ini dikarenakan kendaraan menjadi ringan, murah dan cepat dalam proses pengerjaanya. Kekuatan las sangat dipengaruhi oleh komposisi dan sifat logam induk maupun logam pengisi, proses pengelasan, pemanasan serta adanya tegangan sisa. Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki pengaruh masukan panas (heat input) terhadap ketangguhan impak sambungan las TIG Al-13,5Si. Penelitian menggunakan bahan Al-13,5Si dan logam pengisi ER5356, dengan variasi masukan panas (heat input) berturut-turut adalah 2970 J/mm, 3300 J/mm dan 3630 J/mm. Pengujian ketangguhan impak dengan menggunakan mesin uji impak charpy, serta didukung dengan foto makro penampang patahan uji impaknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masukan panas (heat input) 3300 J/mm, ketangguhan impak las lebih tinggi dibandingkan dengan ketangguhan impak pada masukan panas (heat input) 2970 J/mm dan 3630 J/mm. Hasil foto makro penampang patahan uji impak pada masukan panas (heat input) 3300 J/mm, menunjukkan bentuk patahan lebih didominasi oleh patahan ulet yang ditandai dengan steriasi. Kata kunci: heat input, TIG, ketangguhan, Al-Si. ABSTRACT Weld joint is still the main choice in the automotive field. This is because the vehicle to be lighter, cheaper and faster in the working process. Weld strength is strongly influenced by the composition and properties of the raw material and filler, welding process, the heating and the presence of residual stresses. The purpose of this study was to investigate the effect of heat input of the TIG welded joints impact toughness Al-13,5Si. Research using Al-13,5Si materials and filler ER5356, with variations in heat input in a row is 2970 J/mm, 3300 J/mm and 3630 J/mm. Impact toughness testing using the Charpy impact test machine, and supported by a cross-fault macro photo impact test. The results showed that the heat input 3300 J/mm, weld impact toughness higher than the impact toughness in the heat input 2970 J/mm and 3630 J/mm. The results of the macro image cross-sectional fracture impact test on the heat input 3300 J/mm, shows the fracture is more dominated by ductile fracture characterized by steriasi. Keywords: heat input, TIG, toughness, Al-Si. 1. PENDAHULUAN Sambungan las banyak digunakan dengan pertimbangan bahwa konstruksi ringan, murah dan pengerjaan cepat. Perancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan konstruksi serta keadaan disekitarnya [1]. Komposisi dan sifat logam yang dilas, komposisi dan sifat logam pengisi (elektroda), proses pengelasan, daerah pemanasan langsung, daerah yang terkena pengaruh panas serta adanya tegangan sisa pada daerah las sangat berpengaruh terhadap kekuatan sambungan las. Proses pengelasan adalah proses penyambungan dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Energi panas pada pengelasan tersebut akan menimbulkan terjadinya siklus termal. Adanya siklus termal tersebut akan mengakibatkan terjadinya tegangan sisa, distorsi serta laju pendinginan pada logam las dan daerah sekitarnya. Struktur mikro logam las yang terjadi sangat dipengaruhi oleh laju pendinginan dan komposisi kimia bahan (logam induk dan elektroda). Pada akhirnya tegangan sisa dan 545

struktur mikro logam las tersebut akan mempengaruhi sifat mekanis dari logam lasan, terutama terjadinya penurunan sifat fatik [2]. Heat input sangat berpengaruh terhadap struktur mikro logam las. Hal ini terjadi disebabkan oleh kuat arus yang besar akan meningkatkan masukkan panas, sehingga memperlambat laju pendinginan. Peningkatan heat input meningkatkan jumlah prosentase ferrite acicular dan ketangguhan sambungan las [3]. Preheat pada proses pengelasan mempengaruhi struktur mikro hasil pengelasan, yaitu terbentuk struktur mikro berupa ferrite batas butir. Kekuatan impak optimum pada suhu transisi -15 o, dengan energi serap sebesar 125 Joule pada preheat 100 o C sambungan las GTAW baja A283C [4]. Ketangguhan impak HAZ pada baja HQ130 menurun dengan masukan panas las (heat input) dari 9,2 kj/cm ke 26,4 kj/cm. Sedangkan waktu pendinginan (t 8/5) antara 10-20 detik pada masukan panas (heat input) antara 13,1-18,6 kj/cm meningkatkan ketangguhan impak HAZ hasil pengelasan GMAW baja HQ130 [5]. Penelitian yang dilakukan [6] bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia paduan aluminium, struktur mikro, tingkat kekerasan dan kekuatan impak sebelum dan sesudah dilakukan pengelasan dengan metode pengelasan MIG pada cast wheel aluminium menggunakan elektroda ER 5356, memperoleh hasil sebagai berikut. Hasil uji komposisi kimia menunjukkan bahwa cast wheel aluminium mengandung unsur Al 91,36%, Si 7,38% dan Fe 0,803% serta Cu dan Mg sekitar 0,05%. Dari hasil uji struktur mikro menunjukkan bahwa struktur butiran Al pada daerah HAZ menyatu dengan aluminium primer (α-al) dan butiran Si membentuk paduan Si primer diantara α-al. Hasil uji kekerasan spesimen pada raw material adalah sebesar 57,56 kgf/mm², pada daerah las sebesar 44,20 kgf/mm² dan daerah HAZ sebesar 37,73 kgf/mm². Hasil uji impak pada raw material adalah sebesar 0,118 Joule/mm², sedangkan daerah las adalah sebesar 0,067 Joule/mm². Nilai kekerasan tertinggi hasil pengelasan oksi asetilin sebesar 54,80 BHN pada daerah lasan dan 38,69 BHN pada daerah HAZ. Nilai kekerasan terendah pada hasil pengelasan MIG yaitu sebesar 44,18 BHN pada daerah lasan dan hasil las TIG yaitu sebesar 30,47 BHN pada daerah HAZ. Dari ketiga proses pengelasan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa nilai kekuatan impak tertinggi yaitu hasil pengelasan TIG dengan kekuatan impak rata-ratanya sebesar 0,114 Joule/mm². Kekuatan impak terendah yaitu hasil pengelasan oksi asetilin dengan kekuatan impak rata-rata sebesar 0,085 Joule/mm² [7]. Penelitian tentang kekuatan sambungan las Aluminium seri 1100 terhadap variasi kuat arus listrik pada proses las metal inert gas (MIG) pernah dilakukan. Spesimen uji menggunakan standar ASTM E 8. Variasi kuat arus yang dipakai adalah 150 A, 165 A, 180 A, 195 A dan 210 A, dengan tegangan konstan 24 V dan kecepatan konstan 25 inchi/menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; kuat arus listrik mempunyai pengaruh yang nyata terhadap kekuatan tarik sambungan las Aluminium seri 1100 dengan proses las MIG; pola hubungan yang paling mendekati antara kuat arus dengan kekuatan tarik sambungan las Aluminium seri 1100 dengan proses las MIG adalah model hubungan polinomial orde 2; kekuatan sambungan las tertinggi diperoleh pada pengelasan dengan menggunakan kuat arus 180 Ampere, dengan kekuatan sambungan las yang dihasilkan sebesar 11,900 kgf/mm 2 [8]. Pengelasan TIG dengan kuat arus 100 A, 125 A dan 150 A berdasarkan variasi sudut kampuh dengan kuat arus 100 A sudut kampuh 90 o mempunyai tegangan tarik rata-rata lebih baik dibandingkan sudut kampuh 80 o dan 70 o. Tegangan tarik yang dihasilkan untuk sudut kampuh 70 o adalah sebesar 78.85 MPa, sudut kampuh 80 o sebesar 96.82 MPa dan suduh kampuh 90 o adalah sebesar 135.04 MPa. Pengujian pada pengelasan TIG untuk paduan Al-Mg 5083, faktor kuat arus sangat mempengaruhi hasil lasan (kekuatan tarik). Kuat arus 100 A dapat menghasilkan kekuatan las yang lebih baik dibandingkan 125 A dan 150 A. Secara umum penampakan struktur makro pada setiap variasi arus pengelasan dan sudut kampuh memiliki bentuk butir yang sama, pengamatan dilakukan pada bagian tengah dan tepi pada patahan Al-Mg 5083 hasil pengujian tarik dengan pembesaran 50x [9]. Kuat arus pengelasan sangat berpengaruh terhadap sifat mekanik dan struktur mikro paduan aluminium AA-5083. Pengelasan dari tiga arus las yang digunakan adalah 70 A, 75 A dan 80 A. Kuat arus 75 A mempunyai hasil pengelasan yang optimal baik dari struktur mikro dan sifat mekaniknya [10]. Masukan panas (heat input) adalah besarnya energi panas tiap satuan panjang las ketika sumber panas bergerak. Besarnya masukan panas (heat input) pada proses pengelasan dapat dihitung dengan persamaan (1) berikut [11]: q EI v dengan : q = masukan panas (heat input) (J/mm), v = kecepatan pengelasan (mm/s), η = efisiensi, E = potensial listrik (volt) dan I = arus listrik (ampere) Proses pembekuan logam cair sangat sensitif terhadap kecepatan pendinginan. Pada umumnya waktu pendinginan (cooling time) antara temperatur 800 o C - 500 o C dipakai sebagai acuan pada (1) 546

2 10 Jurnal SIMETRIS, Vol 7 No 2 November 2016 pengelasan baja karbon rendah, karena pada interval suhu tersebut terjadi transformasi fasa dari austenite menjadi ferrite atau bainite yang dipengaruhi oleh kecepatan pendinginannya. Struktur mikro baja yang terbentuk selama pendinginan antara temperatur 800 o C 500 o C (Δt 8/5) ditentukan oleh laju pedinginan. Waktu pendinginan dapat dihitung dari persamaan (2) berikut [11]: t 8 5 q v 1 1 2 k 500 T0 800 T 0 (2) dengan : Δt 8/5 = waktu pendinginan antara temperatur 800 o C - 500 o C (s), k = konduktifitas panas (J/mms - 1 K -1 ) dan T 0 = suhu awal ( o C) Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki pengaruh masukan panas (heat input) terhadap ketangguhan impak sambungan las TIG Al-13,5Si. 2. METODOLOGI 2.1 Bahan Bahan material yang digunakan adalah Aluminium Silicon (Al-13,5Si). Sedangkan filler yang digunakan adalah 5356. Tabel 1, menunjukkan komposi material yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 1. Komposisi kimia material induk logam las dan filler 5356 Unsur Material Al Si Fe Cu Mn Mg Cr Zn Be Material Induk Balance 13,5 0,202 0,147 <0,020 <0,050 <0,015 0,14 0,000 Filler ER5356 Balance <0,25 <0,40 <0,01 0,05-4,5-0,05-0,20 5,5 0,20 <0,10 <0,0008 Unsur Material Ti Sn Pb Ca V Zr Ni Sr Material Induk <0,010 0,0715 <0,060 0,005 <0,010 <0,006 <0,020 Filler ER5356 0,06-0,20 2.2 Proses Pengelasan 0,0384 0....... Pengelasan menggunakan pelat Aluminium AL-13,5Si dan filler 5356. Pengelasan TIG dilakukan dengan variasi masukan panas (heat input) berturut-turut adalah 2970 J/mm, 3300 J/mm dan 3630 J/mm, mesin las TIG AC frekuensi tinggi (ACHF) dengan polarisasi bolak-balik, debit gas argon 2,5 sampai 5 ltr/menit. Tebal pelat yang digunakan adalah 10 mm, alur las dibuat bentuk V ganda dengan sudut 90 o dan las multirun seperti terlihat pada Gambar 1. Dimensi plat adalah 300 mm x 100 mm x 10 mm. 90 o 1,5 Gambar 1. Bentuk Alur Las 547

2.3 Pengujian Pengujian ketangguhan impak menggunakan mesin uji impak charpy. Pengamatan penampang patahan uji impak pada masing-masing hasil las dengan variasi masukan panas (heat input) juga dilakukan untuk mendukung hasil uji ketangguhan impak. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian ketangguhan impak dilakukan pada daerah las dan logam induk. Hasil pengujian ketangguhan impak dapat dilihat pada Gambar 2, yang menunjukkan bahwa ketangguhan impak logam las mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan logam induknya. Penelitian ini hanya terfokus pada daerah las, sehingga pembahasan mengenai pengujian ketangguhan impak hanya pada daerah las saja. Gambar 2. Hubungan Kuat Arus Pengelasan Dengan Nilai Ketangguhan Impak Dari Gambar 2, diperoleh nilai ketangguhan impak paling tinggi terjadi pada masukan panas (heat input) pengelasan 3300 J/mm, yaitu mencapai 0,057 J/mm 2. Sedangkan ketanguhan impak pada logam induk (raw material) memiliki ketangguhan impak sebesar 0,116 J/mm². Hal ini berarti ketangguhan impak logam induk (raw material) lebih tinggi dari ketangguhan impak logam las pada setiap variasi masukan panas (heat input). Hasil ini sejalan dengan [3], [4] dan [5], bahwa peningkatan arus listrik akan meningkatkan heat input pada pengelasan yang berdampak pada memperlambat laju pendinginan dan peningkatan kekuatan sambungan las, tetapi ketangguhannya menjadi turun, selain itu akibat adanya pemanasan dan pendinginan yang mendadak pada proses pengelasan mengakibatkan rusaknya struktur mikro di sekitar logam las. Begitu juga dengan [6], [7], [8], [9] dan [10], bahwa proses pengelasan mengakibatkan terjadinya penurunan sifat mekanik logam hasil las khususnya ketangguhan impak dari logam induknya. Sedangkan masukan panas (heat input) berpengaruh terhadap laju pendinginan pada proses pengelasan yang sangat mempengaruhi sifat fisik dan mekanik logam las. Hasil di atas menunjukkan bahwa pada pengelasan TIG untuk paduan Al-13,5Si, faktor masukan panas (heat input) sangat mempengaruhi hasil lasan, dalam hal ini adalah ketangguhan impaknya. Masukan panas (heat input) 3300 J/mm menghasilkan kekuatan las yang lebih baik daripada masukan panas (heat input) 2970 J/mm dan 3630 J/mm. Foto makro penampang patahan hasil uji impak juga menguatkan hasil pengujian ketangguhan impak yang dilakukan. Hasil penampang patahan pada logam las dengan masukan panas (heat input) 3300 J/mm, menunjukkan adanya steriasi-steriasi yang lebih dominan dibandingkan dengan patahan logam las pada masukan panas (heat input) 2970 J/mm dan 3630 J/mm. Bentuk penampang patahan 548

dengan steriasi adalah menunjukkan bahwa patahan yang terjadi adalah patah ulet. Sedangkan bentuk patahan yang cenderung datar tanpa adanya steriasi menunjukkan terjadinya patah adalah patah getas. Ketangguhan impak dapat digunakan untuk mengetahui sifat material tersebut berkaitan dengan keuletan dan kekuatannya. Ketangguhan yang tinggi berarti material tersebut selain ulet juga kuat, begitu juga sebaliknya. Foto makro penampang patahan hasil uji impak dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini. (a) (b) (c) steriasi Gambar 3. Foto Makro Penampang Patahan Hasil Uji Impak Pada Variasi Masukan Panas (Heat Input) Las : (a) 2970 J/mm, (b) 3300 J/mm, (c) 3630 J/mm 4. KESIMPULAN 1) Masukan panas (heat input) pada pengelasan sangat berpengaruh terhadap sifat mekanik logam las khususnya ketangguhan impaknya. 2) Bentuk penampang patahan juga dapat digunakan untuk mengenali suatu material tersebut patah ulet atau patah getas. 3) Sifaf-sifat mekanis yang lain hasil pengelasan pada variasi masukan panas (heat input) sangat mungkin dipengaruhi oleh ketangguhan impak dan bentuk penampang patahan dari hasil lasan tersebut. DAFTAR PUSTAKA [1] Wiryosumarto, H. dan Okumura, T. 1996. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: PT. Pradya Paramita. [2] Radaj, D. 1992. Heat effects of Welding: Temperature Field, Residual Stress, Distortion. Berlin: Springer-Verlag. [3] Subekti, N. 2005. Pengaruh Heat Input Terhadap Ketangguhan dan Struktur Mikro Pada Pengelasan Busur Terendam Pipa Spiral. Simetris 4. 10-18. [4] Sembiring, A.S.F. et al. 2005. Pengaruh Preheat Terhadap Struktur Mikro dan Ketangguhan Impak Sambungan Las GTAW Pada Pengelasan Baja A283C. Simetri 4. 1-9. [5] Juang, W., et al. 2003. Effect of Weld Heat Input on Toughness and Structure of HAZ of a New Super-high Strength Steel. Indian Academy of Sciences 26. 3, 301-305. [6] Andoko, Awi., dkk., 2012. Analisis Struktur Hasil Repair Welding Tentang Sifat Fisik Dan Mekanik Pada Cast Wheel Aluminium Dengan Metode Pengelasan MIG. Tugas Akhir, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. [7] Kusmanto., dkk., 2013. Studi Tentang Kualitas Hasil Repair Welding Pada Cast Wheels Aluminium Dengan Metode Pengelasan Oksi Asetilin, TIG Dan MIG Terhadap Sifat Fisis Dan Mekanis. Tugas Akhir, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. [8] Muku, I Dewa Made Krishna. 2009. Kekuatan Sambungan Las Aluminium Seri 1100 dengan Variasi Kuat Arus Listrik Pada Proses Las Metal Inert Gas (MIG). Tugas Akhir, Universitas Udayana, Bali. [9] Aljufri. 2008. Pengaruh Variasi Sudut Kampuh V Tunggal Dan Kuat Arus Pada Sambungan Logam Alumunium Mg 5083 Terhadap Kekuatan Tarik Hasil Pengelasan TIG. Tugas Akhir, Universitas Sumatera Utara, Medan. [10] Mayur S., dkk., 201). Effect of Welding Current on the Mechanical and Structural Properties of TIG Welded Aluminium Alloy AA-5083. International Journal of Mechanical Engineering and Research, 3. 5, 431-438. 549

[11] Kou, S. 1987. Welding Metallurgy. New York: John Willey, Sons, Inc.. 550