EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM PDAM LEGUNDI GRESIK UNIT III (50 LITER/DETIK)

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

Pendahuluan. Peningkatan jumlah penduduk Kebutuhan akan air bersih Kondisi IPAM yang kurang ideal Evaluasi IPAM

Lampiran F - Kumpulan Data

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

TARIF LINGKUP AKREDITASI

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Agar-agar

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

Perancangan Unit Instalasi Pengolahan Air Minum Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani

Air mineral SNI 3553:2015

PENGARUH PENAMBAHAN GEOTEKSTIL PADA UNIT SLOW SAND FILTER UNTUK MENGOLAH AIR SIAP MINUM

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG

Suarni Saidi Abuzar, Rizki Pramono Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas ABSTRAK

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB IV HASIL PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

POTENSI HIDROLOGI DANAU DAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS: DANAU AIR HITAM, PEDAMARAN, OKI)

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya)

ANALISIS KUALITAS AIR 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PRASEDIMENTASI 7. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

FLOKULASI 10. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

Oleh : Aisyah Rafli Puteri Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc

Optimasi Penggunaan Koagulan Dalam Proses Penjernihan Air

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

PENGOLAHAN AIR BAKU DARI AIR KALI MAS SURABAYA DENGAN ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER TREATMENT OF RAW WATER FROM KALI MAS SURABAYA USING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

ANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI

Air mineral alami SNI 6242:2015

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

Transkripsi:

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK) EVALUATION OF WATER TREATMENT PLANT LEGUNDI PERFORMANCE IN PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITRE/ SECOND) PUTU RASINDRA DINI dan HARI WIKO INDARJANTO Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya email: putu_ras@yahoo.co.id Abstrak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Gresik pada kondisi yang telah ada jumlah kapasitas total yang tersedia 550 liter/ detik. Proses produksi dari PDAM yang kurang memenuhi kebutuhan pelanggan, maka diperlukan upaya peningkatkan kualitas dan kuantitas air minum. Dalam hal ini PDAM Gresik menambahkan unit pengolahan IPAM di Legundi dengan kapasitas 100 liter/ detik (unit 4). Adanya tambahan unit pengolahan yang baru dan telah terbangun dengan kapasitas 100 liter/ detik maka diperlukan adanya evaluasi terhadap kinerja IPAM Legundi unit 4 PDAM Gresik. Evaluasi yang akan dilakukan dintinjau dari kualitas dan kuantitas air baku dan air produksi yang telah memenuhi parameter PP no 82 tahun 2001 untuk air baku sedangkan PERMENKES no 492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 pada air produksi, dan kinerja unit- unit instalasi, sebagian besar telah memenuhi kriteria, namun unit koagulasi diperlukan perencanaan ulang dikarenakan nilai G yang rendah, maka dilakukan penambahan pipa statis sepanjang 0,5 m. Kata kunci: air minum, bangunan pengolahan air minum, instalasi Legundi. Abstract Now day maximum capacity in Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gresik or Gresik Municipal Waterworks is 550 liter/second. To improve the quality and quantity of the water produced by PDAM and give better services to the public, the capacity of PDAM need to be increased. Based on that reasons, PDAM Gresik build up an IPAM which is 100 liter/second of capacity in Legundi (Unit 4). The evaluation by PDAM Gresik to the IPAM Legundi (Unit 4) is required to evaluate the management in producing water in appropriate capacity that is 100 liter/second. The evaluation is focusing to the quality and quantity of the water basic material and water produced based on PP No. 82 Tahun 2001 for water basic material and PERMENKES No. 492/MENKES/PER/IV/2010 for water produced. Most of the management in the installation unit is already fulfill the criteria required. But especially for coagulation unit is need to improve because of its low G point, so the static pipe for about 0,5 m is set. Key words: drink water, water treatment plant, Legundi Installation.

1. Pendahuluan Pengelolaan sumber daya air sangat penting, agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi data kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi. Kegiatan proses pengolahan air minum pada Instalasi Pengolahan Air Minum Legundi PDAM Gresik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi sekitarnya. Dari segi kualitas, pihak pengelola telah melakukan beberapa cara baik dalam proses pengolahan air minum hingga menghasilkan effluent yang sesuai dengan standar baku mutu air minum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dari segi kuantitas yaitu tidak tercukupi kebutuhan air minum pada masyarakat, sehingga pihak PDAM dituntut untuk meningkatkan jumlah air minum yang dihasilkan agar seluruh area pelayanan dapat terlayani dengan baik. Instansi pengelola dan pemberi layanan air minum di kabupaten Gresik dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Gresik. Pada kondisi yang telah ada jumlah kapasitas total yang tersedia 450 liter/ detik. Dalam proses produksi yang kurang memenuhi kebutuhan pelanggan maka diperlukan peningkatkan kualitas dan kuantitas air minum untuk meningkatkan proses pelayanan. Dalam hal ini PDAM gresik menambahkan unit pengolahan IPAM di Legundi dengan kapasitas 100 liter/ detik (unit 4). Dengan adanya unit pengolahan yang baru dengan kapasitas 100 liter/ detik maka diperlukan adanya evaluasi terhadap kinerja IPAM Legundi unit 4 PDAM Gresik. Evaluasi yang akan dilakukan dintinjau dari kualitas dan kuantitas air baku dan air produksi serta di tiap inlet dan outletnya, kinerja unit- unit bangunan Instalasi Pengolahan Air Minum Legundi. Sehingga diharapkan mampu memberikan saran dan masukan terhadap instansi pengelola (PDAM). Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah : Menganalisa kualitas air produksi IPAM Legundi sesuai baku mutu. Mengevaluasi kinerja unit-unit Instalasi Pengolahan Air Minum Legundi. a. Aspek kualitas dan kuantitas air baku ditinjau dari PP no.82 tahun 2001 dan air produksi yang ditinjau dari parameter yang terdapat pada PERMENKES no.492 tahun 2010. Serta kualitas air di tiap inlet menggunakan parameter kekeruhan dan parameter dari air produksi yang melebihi baku mutu. b. Kondisi tiap bangunan IPAM Legundi unit 4. 2. Gambaran Umum IPAM Legundi Kabupaten Gresik Pada IPAM Legundi telah terdapat 4 unit instalasi pengolahan. Unit 1 dan 2 masing-masing berkapasitas 100 liter/detik, namun dilakukan peningkatan kapasitas sehingga pada tahun 2004 kapasitas IPAM Legundi unit 1 dan 2 menjadi 400 liter/detik.unit merupakan sistem paket dengan kapasitas 50 liter/detik. Berdasarkan tingginya kebutuhan air minum penduduk Gresik maka PDAM yang berwenang dalam penyediaan air bersih melakukan pembangunan IPAM baru (IPAM 4). IPAM Legundi unit 4 merupakan sistem IPAM Paket yang terdiri dari

Intake, Prasedimentasi, Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Filter, dan Reservoir dengan elevasi ± 5,1 meter di atas permukaan laut.sistem IPAM Paket ini berkapasitas 100 liter/detik. Sumber air baku berasal dari Kali Surabaya yang berjarak 900 meter dari bangunan.. Tinjauan Pustaka Air merupakan kebutuhan yang essensial bagi manusia karena air digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari seperti minum, mandi, mencuci dan lain-lain. Secara umum manfaat air bagi kehidupan manusia meliputi dua aspek (Hadi, 1992). Pengolahan air adalah usaha teknis yang dilakukan untuk mengunah sifat-sifat suatu zat sesuai standar air minum yang diinginkan. Proses pengolahan air pada dasarnya dapat digolongkan menjadi tiga bagian pengolahan (Reynolds, 1982),yaitu: Pengolahan fisik, yaitu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran- kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air yang akan diubah Pengolahan kimia, yaitu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-xat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya Pengolahan bakteriologis, yaitu tingkat pengolahan untuk membunuh atau memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung didalam air. Unit-unit pengolahan air yang biasa digunakan dalam proses pengolahan air Intake merupakan bangunan penangkap atau pengumpul air baku dari suatu sumber sehingga air baku tersebut dapat dikumpulkan dalam suatu wadah untuk selanjutnya diolah. Perhitungan pada analisa debit mengacu pada pelimpah V-notch yang terdapat pada unit sedimentasi dengan menggunakan rumus : Q = 1,417 x (tinggi air pada pelimpah) x jumlahv-notch Prasedimentasi merupakan salah satu jenis pengolahan pendahuluan untuk meremoval padatan tersuspensi penyebab kekeruhan dengan pengendapan dan mengumpulkannya secara alami akibat gravitasi dalam unit tanpa penggunaan koagulan Untuk mendapatkan kondisi pengendapan yang mendekati ideal, perencanaan mengikuti persyaratan bilangan Reynolds (Nre) dan bilangan Froud (Nfr). Zona pengendapan ideal mempunyai kondisi aliran laminer (Nre < 2000), serta stabil dan tidak terjadi aliran pendek (Nfr > 10-5 ). vh R vh 2 Ac Q Nre = ; Nfr = ; R = ; Vh = o υ g R P A tube sin 60 Koagulasi adalah proses destabilisasi koloid dan partikel-partikel yang tersuspensi didalam air baku karena adanya pencampuran yang merata dengan senyawa kimia tertentu (koagulan) melalui pengadukan cepat. aliran masuk air (h L ), semakin besar nilai h L maka makin besar pula nilai G G = ρ g h L µ td Koagulan merupakan bahan kimia yang digunakan dalam proses koagulasi. Fungsi utama koagulan adalah destabilisasi partikulat dan penguatan flok untuk mengurangi pecahnya flok. Dalam penentuan koagulan dilakukan percobaan jartest. Jartest merupakan suatu metode penentuan dosis koagulan yang akan digunakan. Pada tes ini sampel dari air baku yang akan

diuji dimasukkan dalam beaker glass, kemudian masing-masing ditambahkan koagulan dengan variasi dosis yang berbeda. Isi beaker glass kemudian diaduk secara cepat dan kemudian secara perlahan untuk menstimulasi flokulasi. Setelah beberapa saat, pengadukan dihentikan dan dibiarkan mengendap. Flokulasi merupakan unit pengadukan lambat setelah koagulasi, yang berfungsi untuk mempercepat penggabungan partikel-partikel koloid sehingga terbentuk partikel-partikel berukuran besar yang dengan mudah dan cepat mengendap secara gravitasi. G = Q ρ g hl µ volume Sedimentasi sedimentasi adalah suatu operasi yang dirancang untuk menghilangkan sebagian besar padatan yang dapat mengendap secara gravitasi. Tujuan digunakannya unit sedimentasi yaitu untuk menghilangkan pasir atau kerikil halus, particulate-matter, biological-foc, chemical foc serta untuk pemekatan padatan dalam tangki pemekat lumpur. Efisiensi Removal % Removal Ke ker uhanawal ke ker uhanakhir = Ke ker uhanawal Filtrasi berfungsi sebagai penyaring flok-flok halus yang masih terdapat dalam air yang tidak terendapkan pada sedimentasi yang dapat menyaring bakteri atau mikroorganisme yang ada dalam air. Proses filtrasi merupakan penyaring air dari partikel-partikel koloid yang tidak terendapkan selama proses sedimentasi melalui media butiran yang berpori Reservoir adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih hasil produksi IPAM sebelum didistribusikan pada pelanggan atau konsumen. Reservoir digunakan pada sistem distribusi untuk meratakan aliran, untuk mengatur tekanan, dan untuk keadaan darurat. 4. Pembahasan Umum IPAM (Instalasi Pengolahan Air Minum ) Legundi unit 4 merupakan sistem IPAM Paket yang terdiri dari Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Filter, dan Reservoir dengan elevasi ± 5,1 meter di atas permukaan tanah. Sumber air baku diambil dari Sungai Surabaya yang berjarak 900 meter dari bangunan IPAM. Sistem IPAM paket ini berkapasitas 100 liter/detik proses. Evaluasi kinerja diperlukan dalam kesesuaian sistem IPAM yang disesuaikan dengan kondisi eksisting. Analisa Parameter Kualitas Air Baku No Parameter A. FISIKA Satuan Baku mutu air Kelas II*) Hasil Analisa Metoda 1 Temperatur o C deviasi 28 Termometer 2 Total Disolved mg/l 1000 220 Gravimetri

No Parameter Satuan Baku mutu air Kelas II*) Hasil Analisa Metoda Solid (TDS) Padatan Tersuspensi (SS) mg/l 50 640 Gravimetri B. KIMIA 1 ph (-) 6,0-9,0 7,54 ph meter 2 Barium mg/l Ba (-) (-) AAS Besi mg/l Fe (-) 0,42 Spektrofotometri Boron mg/l B 1 (-) AAS 4 Mangan mg/l Mn (-) 16,14 Spektrofotometri 5 Tembaga mg/l Cu 0,02 0,00 AAS 6 Seng mg/l Zn 0,05 0,0 AAS 7 Krom Heksavalen mg/l Cr 6+ 0,05 0,00 AAS 8 Kadmium mg/l Cd 0,01 0,00 AAS 9 Raksa mg/l Hg 0,002 (-) AAS 10 Timbal mg/l Pb 0,0 0,00 AAS 11 Arsen mg/l As 1 0,00 AAS 12 Selenium mg/l Se 0,05 0,00 AAS 1 Kobalt mg/l Co 0,2 (-) AAS 14 Khlorida mg/l Cl 600 20,00 Argentometri 15 Sulfat mg/l SO 4 (-) 41,00 Spektrofotometri 16 Sianida mg/l CN 0,02 0,00 Spektrofotometri 17 Sulfida mg/l H2S 0,002 0,00 Iodometri 18 Fluorida mg/l F 1,5 0,18 Spektrofotometri Sisa Khlor 19 Bebas mg/l Cl 2 0,0 0,00 Iodometri 20 Total Phospat mg/l PO 4 -P 0,2 0,18 Spektrofotometri 21 Nitrat mg/l NO -N 10 0,49 Spektrofotometri 22 Nitrit mg/l NO 2 -N 0,06 0,07 Spektrofotometri 2 Amonia Bebas mg/l NH -N (-) 0,00 Spektrofotometri 24 BOD mg/l O 2 7 Winkler 25 COD mg/l O 2 25 16 Reflux/Titrimetri 26 Disolved Oxygen (DO) mg/l O 2 4 4,8 Iodometri 27 Detergen mg/l 0,2 0,54 Spektrofotometri

No Parameter Anionik Satuan LAS Baku mutu air Kelas II*) Hasil Analisa Metoda 28 Fenol mg/l 0,001 0,00 Spektrofotometri Minyak dan 29 Lemak mg/l 1 0,00 Gravimetri Sumber : Laboratorium Teknik Lingkungan ITS, 2010 Air Produksi No Parameter Satuan Syarat Air Minum *) Hasil Analisa Metode Analisa A.FISIKA 1 Bau (-) (-) tak berbau (-) Total Disolved 2 Solid(TDS) mg/l 500 28 Gravimetri Kekeruhan Skala NTU 5 2,40 Turbidimetri 4 Rasa (-) (-) (-) (-) Suhu 5 Suhu Udara 28 Termometer o C 6 Warna Unit PtCo 15 5 Spektofotometri Daya Hantar 7 listrik (DHL) µmhos/cm B.KIMIA a.kimia Anorganik 1 Air Raksa mg/l Hg 0,001 0,000 AAS 2 Aluminium mg/l Al 0,2 0,04 AAS Ammoniak mg/lnh -N 1,5 0,00 Spektofotometri 4 Arsen mg/l As 0,01 0,00 AAS 5 Barium mg/l Ba 0,7 0,00 AAS 6 Besi mg/l Fe 0, 0,21 Spektofotometri 7 Boron mg/l B 0,5 0,00 AAS 8 Fluorida mg/l F 1,5 0,12 Spektofotometri 9 Kadmium mg/l Cd 0,00 0,000 AAS 10 Kesadahan Total mg/l CaCO 500 25,71 Kompleksometri 11 Khlorida mg/l Cl 250 20,00 Argentometri Kromium, Valensi 12 6 mg/l Cr 6+ 0,05 0,00 AAS 1 Mangan mg/l Mn 0,4 0,00 Spektofotometri

No Parameter Satuan Syarat Air Minum *) Hasil Analisa 14 Natrium mg/l Na 200,48 AAS 15 Nikel mg/l Ni 0,07 0,00 AAS Metode Analisa 16 Nitrat mg/l NO -N 50 0,66 Spektofotometri 17 Nitrit mg/l NO 2 -N 0,01 Spektofotometri 18 Perak mg/l Ag 0,001 0,00 AAS 19 ph (-) 6,5-8,5 7,14 ph meter 20 Selenium mg/l Se 0,01 0,00 AAS 21 Seng mg/l Zn 0,00 AAS 22 Sianida mg/l CN 0,07 0,00 Spektofotometri 2 Sulfat mg/l SO 4 250 24,0 Spektofotometri 24 Sulfida mg/l H 2 S 0,05 0,00 Iodometri 25 Tembaga mg/l Cu 2 0,00 AAS 26 Timbal mg/l Pb 0,05 0,00 AAS 27 Sisa Khlor mg/l Cl 2 5 0,00 Iodometri b.kimia Organik 1 Zat Organik mg/l KMnO4 10 5,2 Oksidasi/Titrimetri 2 Detergent mg/l LAS 0,05 0,00 Spektrofotometri Sumber : Laboratorium Teknik Lingkungan ITS, 2010 Analisa Debit Perhitungan debit eksisting menggunakan pelimpah (weir) V-notch yang terdapat pada unit sedimentasi dengan prinsip gravitasi. Berikut perhitungan untuk debit pada IPA unit 4 dari saluran pelimpah (V-notch) : Sudut pelimpah = 90 0 Tinggi air pada atas pelimpah = cm Jumlah V-notch =448 5 ( 0,0m) 448 = 0,0989 m dt Q = 1,417 2 / = 98,9 Lt/dt Dari perhitungan diatas dapat diketahui debit eksisting sebesar 98,9 Lt/dt. Debit yang dihasilkan pada kondisi eksisting masih sesuai dengan perencanaan awal sebesar 100 Lt/dt. Pompa yang digunakan 2 buah dengan masing-masing kapasitas pompa 100 liter/detik. Intake Pada IPAM unit 4 terdapat 1 buah sumur pengumpul berbentuk persegi, adapun data sumur pengumpul adalah sebagai berikut : Panjang (L) = 4,4 m Lebar (B) =,1m Kedalaman(H) = 8 m

Q = 0,0989 m /s Volume sumur = L x B x H = 4,4 m x,1m x 8m = 108,7 m volume 108,7 m / dt Td = = Q 0,0989m = 1099/ dt = 18,2 menit Penentuan waktu dimensi berdasarkan dari dimensi unit. Dari hasil perhitungan diatas maka waktu tinggal air didalam intake kurang dari 20 menit, maka pada sumur pengumpul tidak terjadi pengendapan /sedimentasi yang berlebihan. Prasedimentasi Untuk mendapatkan zona pengendapan yang menyerupai kondisi pengendapan yang ideal, perencanaan mengikuti persyaratan bilangan bilangan Reynolds (Nre) < 2000, kondisi aliran tersebut bersifat laminer. Cek kondisi aliran eksisting pada zona pengendapan Nilai Nre aliran (kondisi aliran), ρ. d. vs Nre = µ 7 997,07.(9,6x10 ).(9,6x10 Nre = 0,895x10 Nre =1,0 x 10-4 ) Dari hasil perhitungan Nre menunjukkan bahwa kondisi aliran memenuhi persyaratan dikarenakan aliran yang terbentuk bersifat laminer. Pengaduk Lambat (Flash Mix) Eksisting G = Q ρ g hl µ V 1 / 2 0,0989 997,07 9,81 5,87 x10 G = 0,895.10-0,067 G = 07,72 / dt 1 / 2 Dari hasil perhitungan Gradien kecepatan diatas didapatkan hasil 07,72/dt < 700/dt, sehingga diperlukan perencanaan ulang. G = Perencanaan ulang Q ρ g hl µ v 1 / 2 0,0989 997,07 9,81 0,5 G = 0,895.10-0,1 G = 224 / dt 1 / 2

Hasil perhitungan gradien kecepatan setelah dilakukan perencanaan ulang telah memenuhi standar kriteria >700/dt sebesar 224/ dt. Pengaduk Lambat (Slow Mix) Q ρ g hl G = µ volume Dari perhitungan rumus diatas diketahui nilai G masing- masing kompartemen : Kompartemen 1: G = 58,6dt -1 Kompartemen 2: G = 55,08dt -1 Kompartemen : G = 52,25dt -1 Kompartemen 4: G = 50,28dt -1 Kompartemen 5: G = 8,94dt -1 Kompartemen 6: G = 16,8dt -1 Sedimentasi Ruang lumpur pada IPAM unit 4 berbentuk limas terpancung. Dimensi: Sisi atas (A1) : Panjang (l ) = 14,5 m Lebar (b) = 5 m Sisi bawah (A2) : Panjang (l ) =8,5 m Lebar (b) = 5 m Kedalaman (h) = m 1 Volume = t ( A ( ) ) 0,5 1 + A2 + A1 A2 Maka : 1 0,5 Volume= m ( 72,5 + 42,5 + ( 72,5 42,5) ) Volume = 170,5 m Berdasarkan hasil perhitungan volume lumpur eksisting yang ditampung pada ruang lumpur yaitu sebanyak 170,5 m, sedangkan ruang lumpur yang ada mampu menampung lumpur sebanyak 85,45 m /hari sehingga pada sistem operasional diperlukan sistem pengurasan2 hari sekali. Filtrasi Besar filtration (Vf) pada rapid sand filter adalah 5-10 m /m 2 /jam atau 5-17 m /m 2 /jam. 0,0989 m /dt = 0,00989 m /dt Q tiap unit = 10 Q Q 0,00989 m / dt = = Vf = Af L B 1,75 m 1, m = 4,25x 10 - m /m 2 /dt = 15, m /m 2 /jam

Pengecekan laju dengan debit eksisting Af per unit = L x B = 1,75 x 1, =2,275 m 2 Af total = 10 x Af =10 x 2,275 = 2,275 m 2 Cek : Af total x Vf = 2,275 m 2 x 4,25x10 - m /m 2 /dt = 0,0989 m /dt Dari perhitungan diatas laju fitrasi yang diperoleh sesuai dengan kriteria desain sebesar 15, m /m 2 /jam dan setelah dilakukan pengecekan hasilnya sesuai dengan debit eksisting. Reservoir pada Instalasi Pengolahan Air Minum mempunyai fungsi untuk menampung air hasil olahan IPAM sebelum didistribusikan ke konsumen. Jenis reservoir IPAM unit 4 yaitu ground reservoir Reservoir Berikut ini data eksisting dari Reservoir : Q = 0,0989 m /dt Diameter (d) = 9 m Kedalaman (h) = 1,8 m Waktu detensi (td) =5 jam = 18000 detik Volume = 1/4 x,14 x (d) 2 x h = 0,25 x,14 x (9) 2 x 1,8 = 114, 45m Volume 114,45m td = = = 1157,2dt = 0,2 jam Q 0,0989m / dt Dari perhitungan diatas td maksimal pada reservoir 0,2 jam. Desinfeksi 100 kg Kebutuhan klor = hari =, kg/hari = 1,9 kg/jam Diperlukan perencanaan ulang pada dosis klor menggunakan analisa BPC untuk mengetahui jumlah klor yang dibutuhkan untuk meremoval bakteri. Perhitungan perencanaan kebutuhan klor sebagai berikut : Dosis klor = BPC + sisa klor = 2,5 mg/l x 0,8 mg/l=, mg/l Persamaan reaksi Cl 2 + H 2 O HOCl + H + + Cl -, mg/l, mg/l Q dosis klor Kebutuhan klor = kadar klor efisiensi klor 550 L dt, mg L = 99,5% 98% = 1842,78 mg/dt = 6,6 kg/jam

Waktu pemakaian 1 (satu) tabung gas klor Kapasitas. tabung. klorinator = Ejektor. injeksi. gas. klor 100kg = = 15,07 jam 6,6kg / jam Pada proses desinfeksi eksisting kebutuhan klor 1,9 kg/jam sedangkan pada perencanaan proses desinfeksi total kebutuhan klor sebesar 6,6 kg/jam, sehingga dibutuhkan penambahan dosis pada desinfektan. 5. Kesimpulan dan saran Kesimpulan Hasil evaluasi pada IPAM Legundi PDAM Gresik unit 4 (100 liter/ detik) menyimpulkan beberapa hal, yaitu : 1.Analisa kualitas air baku sesuai Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 dan kualitas air produksi telah sesuai PERMENKES nomor 492 tahun 2010. 2.Tidak terdapat pencatat debit untuk mengetahui debit eksisting yang masuk pada IPAM..Bar screen yang terdapat pada unit intake tidak efektif dikarenakan ukuran screen sama. 4.Bangunan unit prasedimentasi yang kurang ideal pada dimensinya sehingga tidak terbentuk aliran yang laminer dan stabil. 5.G yang dihasilkan pada unit koagulasi terlalu rendah yaitu 07, 72 /det 2. 6. Waktu tinggal (Td) pada kondisi eksisting terlalu kecil, hanya mencapai 11 menit. 7.Nilai G yang terbentuk pada unit flokulasi terjadi penurunan yang stabil, yaitu 58,6; 55,08; 52,25; 50,28; 8,94 dan 16, 8. 8.Aliran pada unit sedimentasi bersifat laminer dan stabil, yaitu N Re = 44,29 ddan N Fr = 1,0x10-5. 9. Analisa kerucut inhoff menunjukkan angka kecepatan pengendapan sebesar,125 x 10-4. Saran Dari hasil evaluasi pada IPAM Legundi PDAM Gresik unit 4 (100 liter/detik), diperlukan perencanaan ulang pada unit Flash Mixmagr terbentuk nilsi G yang lebih tinggi, G.700/dt. 6. Daftar Pustaka Al-Layla, M.A &Achmad. 1978. Water Supply Engineering Design. Michigan, USA: Ann Arbor Science. Huisman, L., and W.E. Wood. 1974. Slowsand Filtration. WHO, Genewa Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907 /MENKES /SK/VII / 2002 Noerbambang, 2000, Perancangan danpemeliharaan Sistem Plambing,Jakarta: PT Pradnya Paramita Okun D.A., and Christopher R.S. 1984. Surface Water Treatment for Communities in developing Countries. New York : John Willey Peavy, 1985, EnvironmentalEngineering, Singapore: McGraw-Hill, Inc Reynolds, 1982, Unit Operations andprocesses In EnvironmentalEngineering, California:Wadsworth,Inc Reynolds,Tom D, and Paul A. Richards. 1996. Unit Operations and Processes in Environmental Engineering, Edisi ke-2. PWS Publishing Company, Boston