PEMETAAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL ) MAHASISWA FKIP UNS SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
CARA MUDAH MELAKSANAKAN P K P Bahasa Daerah FPBS UPI 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

CARA MUDAH MELAKSANAKAN

SOSIALISASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SMA NEGERI 4 KOTA TERNATE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa: Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk

PARADIKMA BARU PEMBELAJARAN MATEMATIKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KIMIA (Kode : B-05)

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sekolah menengah atas adalah mata pelajaran Matematika. Mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 44 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Iin Purnamasari, Aries Tika Damayani FIP IKIP PGRI SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2015

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES PADA PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI PARA GURU DI GUGUS III CAKRANEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

MENGENAL MODEL PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ini pihak-pihak yang terlibat adalah guru dan para siswa. Guru. siswa bertugas mengikuti pembelajaran dari guru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Analisis kebutuhan siswa terhadap pembelajaran fisika berbasis inkuiri di sekolah menengah atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERSPEKTIF MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBERDAYAAN POTENSI GURU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR MATEMATIS SISWA

oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FTK UIN AR-RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter manusia. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang tentang. dan negara. Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI. Nomor Pokok Mahasiswa : : Ilmu Pendidikan. : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

ENY UTAMI NIM. A54C090010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROBLEMATIKA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013 MAKALAH PENDAMPING PENDIDIKAN KIMIA (Kode : B-02) ISBN : 979363167-8 PEMETAAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL ) MAHASISWA FKIP UNS SURAKARTA J.S. Sukardjo 1,*, Y. Ngadino 2 1,2 Staf UPPL FKIP Universitas Sebelas Maret *Keperluan Korespondensi, telp: 081329046722, email: sukardjo_kim@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa mahasiswa praktikan PPL FKIP UNS telah menggunakan model pembelajaran inovatif dengan metode maupun pendekatan pembelajarannya sehingga betul-betul tercapai bahwa guru sebagai motivator dan fasilitator dalam pembelajaran. Populasi yang digunakan adalah seluruh mahasiswa FKIP UNS yang memprogramkan matakuliah PPL dan telah ditetapkan sebagai mahasiswa praktikan program pengalaman lapangan (PPL) tahun 2011-2012 sedangkan pengambilan sample RPP yang telah dipraktikan dalam latihan mengajar di kelas secara acak di setiap sekolah mitra yang diusahakan setiap prodi/bkk terwakili. Untuk teknik pengumpulan datanya dengan memeriksa RPP yang telah dikumpulkan dari mahasiswa praktikan PPL yang ada di sekolah mitra. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa praktikan PPL yang menggunakan pembelajaran inovatif sebesar 77,5 %, sedangkan 22,5 % praktikan PPL masih menggunakan metode ceramah. Kata Kunci: RPP, Model Pembelajaran, Mahasiswa PPL PENDAHULUAN Guru sebagai tenaga profesional bertugas merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian, membantu pengembangan dan pengelolaan program sekolah serta mengembangkan profesionalitasnya [1]. Oleh karena itu, fungsi guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, pengembang program, pengelola program, dan tenaga profesional. Tugas dan fungsi guru tersebut menggambarkan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yang profesional. Direktorat Pembinaan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 123

Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas (2004), telah merumuskan dan mengembangkan Standar Kompetensi Guru Pemula (SKGP) SMP dan SMA, yang mencakup empat standar kompetensi, yaitu: (1) penguasaan bidang studi, (2) pemahaman tentang peserta didik, (3) penguasaan pembelajaran yang mendidik, dan (4) pengembangan kepribadian dan keprofesionalan. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada Bab IV Nasional Pendidikan pada Bab VI pasal 3 telah menegaskan tentang kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Kompetensi tersebut meliputi: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, dan (4) kompetensi sosial. Oleh karena itu, para guru harus mendapatkan bekal yang memadai agar dapat menguasai sejumlah kompetensi yang diharapkan tersebut, baik melalui preservice maupun inservice training. Salah satu bentuk preservice training bagi guru tersebut adalah melalui pembentukan kemampuan mengajar (teaching skill) baik secara teoritis maupun praktis. Secara praktis, bekal kemampuan mengajar dapat dilatihkan melalui kegiatan latihan praktik mengajar mandiri dengan menerapkan model-model pembelajaran inovatif yang merupakan bagian dari Program Pengalaman Lapangan yang akan dilaksanakan oleh para mahasiswa FKIP UNS pada semester VII 2011 2012. Pada saat latihan praktik mengajar telah disiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) termasuk di dalamnya ada model pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Model Pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran [2]. Selanjutnya dalam taraf yang sempit dan operasional akan digunaan istilah metode dan teknik pembelajaran. Metode sebagai cara atau jalan untuk menyajikan /melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan sedangkan teknik menunjuk kepada ragam khas penerapan sesuatu metode dengan latar penerapan tertentu, seperti kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa dan sebagainya [3]. Dalam proses pembelajaran misalnya, diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran. Pelakasanaan diskusi dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti teknik brain storming. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 124

Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai Kompetensi Dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk Sejauhmana mahasiswa praktikan PPL telah menggunakan model pembelajaran inovatif dengan metode maupun pendekatan pembelajarannya sehingga betul-betul tercapai bahwa guru sebagai motivator dan fasilitator dalam pembelajaran. Luaran kegiatan yang diharapkan dari penelitian ini adalah dihasilkan lulusan PPL yang berkualitas dapat mengembangkan model dan metode pembelajaran inovatif, menerapkan paradigma pembelajaran yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered ) METODE PENELITIAN Populasi seluruh mahasiswa FKIP UNS yang memprogramkan matakuliah PPL dan telah ditetapkan sebagai mahasiswa praktikan program pengalaman lapangan (PPL) tahun 2011-2012 sedangkan pengambilan sample RPP yang telah dipraktikan dalam latihan mengajar di kelas secara acak di setiap sekolah mitra yang diusahakan setiap prodi/bkk terwakili. Dengan memeriksa RPP yang telah dikumpulkan dari mahasiswa praktikan PPL yang ada di sekolah mitra, meliputi: kompetensi dasar, indikator, tujuan, pembelajaran, model/ metode/ pendekatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran( awal, inti dan akhir), media,sumber belajar, evaluasinya. Masing-masing dari bagian RPP dianalisis dijabarkan,apakah sudah sesuai tujuannya lalu dipetakan. Dari hasil analisis dapat dikelompokkan dan ditentukan seberapa jauh kompetensi yang telah diperoleh dalam pembelajaran secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa, dalam kegiatan mengajar yang mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar [4]. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 125

menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Karenanya belajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh peserta didiknya. Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami peserta didik. Guru yang berhasil mengajar di suatu sekolah belum tentu berhasil di sekolah lain. Itulah sebabnya ada pendapat bahwa mengajar itu adalah suatu seni tersendiri. Dalam interaksi kegiatan pembelajaran di kelas, baik pengajar maupun peserta didik mempunyai peranan yang sama pentingnya. Perbedaaannya terletak pada fungsi dan peranannya masing-masing. Pengajar tentunya harus mempunyai kelebihankelebihan tertentu dibandingkan peserta didiknya, yang akan digunakan untuk membelajarkan peserta didik. Untuk itu peranan pengajar dalam kegiatan pembelajaran ialah berusaha secara terus menerus untuk membantu peserta didiik membangun potensi yang dimilikinya. Pengajar harus memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran diperlukan pendekatan tertentu. Pendekatan merupakan sudut pandang atau titik tolak untuk memahami seluruh persoalan alam proses pembelajaran. Sudut pandang menggambarkan cara berfikir dan sikap seorang pengajar dalam menjalankan atau melaksanakan profesinya. Seorang pengajar yang profesional tidak hanya berpikir tentang apa yang akan diajarkan dan bagaimana diajarkan, tetapi juga tentang siapa yang akan menerima pelajaran, apa makna belajar bagi peserta didik, dan kemampuan apa yang ada pada peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini berimplikasi bahwa seorang pengajar harus mengetahui dan menguasai berbagai strategi pembelajaran dalam proses kegiatan pembelajarannya. Pengajar harus pandai memilih strategi pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien, serta mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang dipilih oleh pengajar dalam proses pembelajaran yang dapat membantu dan memudahkan peserta didik ke arah tercapainya tujuan pengajaran tertentu. Profesi guru tidak pernah diam dari tuntutan perubahan dan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 126

pembaharuan, pada suatu sisi ia membuat suatu masyarakat menjadi berubah tetapi pada sisi lain perubahan masyarakat menuntut perbaikan kinerja guru itu sendiri. Untuk itu, guru yang ideal adalah guru yang senantiasa melakukan inovasi terhadap kerja keprofesionalannya, terutama berkaitan dengan tugas pengajaran di sekolah. Salah satu usaha yang dilakukan adalah memilih atau model-model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. Berangkat dari konsep inovatif, sejumlah usaha perubahan harus dilakukan oleh seorang pendidik. Demikian cepatnya perubahan di sekitar kita, tidak mungkin lagi mengandalkan cara-cara lama dalam pembelajaran, bahkan masih terdapat sejumlah guru masih mengajar dengan cara-cara yang dilakukan oleh gurunya ketika dia belajar dahulu. Untuk keperluan perubahan ini, pada tahap awal para guru memiliki motivasi dan sikap ingin berubah, tidak pernah merasa puas, berusaha bekerja profesional dan sebagainya, sehingga ia mendapatkan sesuatu yang baru, karena inti dari pengertian inovasi itu sendiri adalah adanya perubahan untuk menemukan yang baru. Bahwa guru harus memiliki sikap kreatif. Kreatif dalam artian merespon berbagai perubahan yang ada, karena setiap adanya perubahan akan selalu diiringi oleh berbagai cara untuk melaksanakannnya. Perubahan yang dimaksudkan di atas utamanya dengan perubahan kurikulum KTSP, dimana terdapat karakteristik yang melekat pada kurikulum tersebut, terutama berkaitan dengan belajar kontekstual dan anak didik sebagai subjek pembelajaran. Perpindahan paradigma dari orientasi guru kepada orientasi kebutuhan anak didik diartikan bahwa aktivitas belajar didominasi oleh siswa, guru hanya sebagai pembimbing atau sebagai fasilitator. Menanggapi perubahan yang terjadi di atas harus diikuti oleh berbagai perubahan pada kegiatan pembelajaran sehari-hari. Jika ditelusuri lebih jauh ternyata perubahan itu diantaranya disebabkan oleh adanya kesadaran seseorang terhadap kekurangan cara yang dimilikinya. Cara yang dimaksudkan di sini berkaitan langsung dengan tugas guru seperti dalam kegiatan belajar mengajar, mulai dari penetapan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan pendekatan, media, metode, dan sistem penilaian. Inovasi yang dilakukan oleh seorang guru lebih ditekankan pada kegiatan mengajar, karena ia diserahi tugas dan wewenang mengelola kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam konteks ini kegiatan guru lebih dari pekerjaan seorang profesional umumnya, karena ia dituntut bukan hanya ahli pada bidangnya tetapi juga Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 127

harus mampu mengelola pembelajaran dalam lingkungan manusia yang serba berubah. Dalam artian ini, para guru berusaha mencari model-model yang relevan, sehinga setiap komponen pembelajaran berjalan secara efektif, yang pada gilirannya akan tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Modelmodel tersebut dapat diadopsi dari model lain atau menemukan sendiri model yang diyakini lebih efektif. Namun yang harus dipahami oleh guru dalam setiap pemakaian model pembelajaran tidak serta merta menjadi efektif karena ia akan berkorelasi dengan suasana lain. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa mahasiswa dalam melaksanakan PPL sudah banyak yang menggunakan pembelajaran inovatif, mahasiswa mampu memvariasi bahkan tidak hanya metode konvensional saja yang digunakan. Hal tersebut terbukti dari RPP mahasiswa yang melakukan PPL. Terdapat 77,5 yaitu dari 80 mahasiswa terdapat 62 mahasiswa yang menggunakan pembelajaran inovatif, sedangkan 22,5 % yaitu 18 mahasiswa masih menggunakan metode ceramah selama PPL. Berikut disajikan diagram pie pembelajaran inovatif dan ceramah pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram Pie Pembelajaran Inovatif dan Ceramah Dilihat dari gambar di atas pendidik sudah banyak yang menggunakan pembelajaran inovatif selama melakukan program pengalaman lapangan di sekolahan. Berbagai model alternatif lain perlu diupayakan dalam rangka mencarikan solusi ketidakpuasan terhadap model pembelajaran yang ada. Banyak modelmodel pembelajaran lain, diantaranya adalah: Examples Non-Examples, Picture and Picture, Numbered Head Together, Student Teams-Achievement Division (STAD), Jigsaw, Problem Based Introduction, Mind Mapping, Make-A Match, Think Pair and Share, Debate, Role Playing, Group Investigation, Talking Stick, Commute Couple, Snowball Throwing, Student Facilitator and Explaining, Course Review Horay, Demonstration, Explicit Instruction, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Inside-Outside-Circle, Word Square, Scramble, Take and Give, Consepsentense, Time Token, Pair Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 128

Cheks, Bamboo Dance, Two Stay Two Stray, dan lain-lain. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa mahasiswa praktikan PPL telah menggunakan model pembelajaran inovatif dengan metode maupun pendekatan pembelajarannya sehingga betul-betul tercapai bahwa guru sebagai motivator dan fasilitator dalam pembelajaran. Hal tersebut didapatkan data bahwa terdapat 77,5% praktikan PPL menggunakan pembelajaran inovatif, sedangkan 22,5% praktikan PPL masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya. DAFTAR RUJUKAN [1] Depdiknas, 2004, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kimia, Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas. [2] Joyce, B., and Weil, M., 1986, Models of Teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc [3] Joni, T.R., 1993, Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru, Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud. [4] Sardiman, A.S., 2003, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 129