GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT MEMBACA KEMBALI :

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT. No SERI B

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 5 TAHUN 1999 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR : 167 TAHUN : 1991 SERI : D NO. 166 GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I BALI

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 1994 TENTANG

- 5 - BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

WALI KOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN DAN PENCATATAN PENDUDUK DALAM WILAYAH KABUPATEN KUTAI

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERIZINAN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENGENAAN, PEMUNGUTAN DAN PEMBAGIAN IURAN HASIL HUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN AIR TANAH BUPATI KUDUS,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 5 TAHUN 2006 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 22/PER/M.KOMINFO/10/2005 TENTANG

Peraturan pelaksanaan Pasal 159 Peraturan Menteri Keuangan. 11/PMK.07/ Januari 2010 Mulai berlaku : 25 Januari 2010

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMAKAIAN DAN PENGUSAHAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 15 TAHUN 1987 (15/1987) TENTANG USAHA PETERNAKAN

2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Le

Gubernur Jawa Barat;

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*47693 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 67 TAHUN 1998 (67/1998) TENTANG

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377); 5.

MENTERI NEGARA AGRARIA/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 335/KPTS-II/1997 TENTANG RENCANA KARYA PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI (RKPHTI) MENTERI KEHUTANAN,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

BUPATI SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BANYUWANGI

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.07/2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PENGEBORAN DAN PENGAMBILAN AIR BAWAH TANAH SERTA MATA AIR

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Le

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

IJIN LOKASI DAN PENETAPAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DARRAH TINGKAT II YOGYAKARTA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR : 4 TAHUN 1991 TENTANG KONSOLIDASI TANAH KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 1991 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU LINTAS KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA TENGAH

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT. No SERI A

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 15 /PER/M.KOMINFO/9/2005 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN AIR TANAH

PEMERINTAB KABUPATEN' DAERAB TINGKAT II S IDQ ARJ O

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DI KOTA BONTANG

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI DAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 1101 K/702/M.PE/1991 DAN 436/KPTS-II/1991 TENTANG

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

GUBERNUR PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 2 Tahun1987 Seri B Nomor 2 SALINAN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 17 TAHUN 1997 T E N T A N G

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.100, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan. Prosedur. Hutam Produksi.

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI NOMOR : 53 TAHUN : 2000 SERI : D NO.47 GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 75 TAHUN 2000

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI SRAGEN,

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/3/2006 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT. No SERI C PERATURAN DAERAH TINGKAT I PROPINSI JAWA BARAT NOMOR : 7 TAHUN 1992

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 61/KPTS/1981 TENTANG

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

Transkripsi:

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT NOMOR : 658.31/Kep.1784-Huk/85 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGENDALIAN PEMBORAN, PENGAMBILAN DAN PEMBUANGAN AIR UNTUK PERUSAHAAN INDUSTRI, BADAN HUKUM LAINNYA, BADAN SOSIAL DAN PERORANGAN DI WILAYAH KERJA PERUM OTORITA JATILUHUR GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT MEMBACA KEMBALI : Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No.616/SK.508- Huk/1982 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Pemboran, Pengambilan dan Pembuangan Air untuk Perusahaan Industri dan Badan Hukum lainnya, Badan Sosial dan Perorangan di wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR. MENIMBANG : a. bahwa pelaksanaan pengendalian pembuangan air untuk perusahaanperusahaan industri di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR yang telah diatur dalam Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat tersebut pada MEMBACA KEMBALI di atas perlu adanya penyesuaian dengan ketentuan-ketentuan yang terbaru sekarang serta perkembangan kondisi setempat. b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, dipandang perlu meninjau kembali serta menyempurnakan petunjuk pelaksanaan pengendalian pemboran, pengambilan dan pembuangan air untuk perusahaan industri, Badan hukum lainnya, di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR. MENGINGAT : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Perindustrian di Daerah; 2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;

3. Undang-undang Nomor 12 Drt. Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Petribusi Daerah; 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing; 5. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri; 6. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1953 tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Pusat mengenai Pekerjaan Umum; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1970 tentang Pembentukan PERUM OTORITA JATILUHUR jo. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1980; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1975 tentang Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah; 10. Bedrijfsreglementaring Ordonantie Tahun 1983 stbl. 1934 Nomor 86 jo. Stbl 1988 Nomor 224 sebagaimana beberapa kali diubah dan ditambah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1975 tentang Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan; 13. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1981 tentang Penetapan PERUM OTORITA JATILUHUR sebagai perusahaan yang dapat menarik dan menerima iuran pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan prasarana pengairan; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 1975 tentang Contohcontoh Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah; 15. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 148/KPTS/1983 tentang Tarip Dasar Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan PERUM OTORITA JATILUHUR; 16. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 1/Dp.040/PD/1977 tentang Pengendalian Pemboran, Pengambilan dan Pembuangan Air untuk Perusahaan Industri; 17. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor B.IV.796/A54/Reg/SK/1970 tentang Penyerahan Penggunaan Asisten

Pegawai Jawatan Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Barat I..C. Bagian Pengendalian di Wilayah Fisik Operasional Perusahaan Umum OTORITA JATILUHUR kepada Perusahaan Umum OTORITA JATILUHUR. 18. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 974/SK.777-Huk/1985 tentang Penetapan Tarip Retribusi Air oleh Perusahaan Industri dan Tata Cara Pelaksanaan Pemungutannya. MEMUTUSKAN : MENETAPKAN : PERTAMA : Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 616/SK.508-Huk/82 tanggal 26 April 1982 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Pemboran, Pengambilan dan Pembuangan Air untuk Perusahaan-perusahaan Industri dan Badan Hukum lainnya, Badan Sosial dan Perorangan di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR. KEDUA : Menetapkan kembali petunjuk pelaksanaan pengendalian pemboran, pengambilan pembuangan air untuk perusahaan-perusahaan Industri, badan Hukum lainnya, badan Sosial dan Perorangan di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan perubahan dan perbaikan seperlunya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di dalamnya. Ditetapkan di : Bandung Pada tanggal : 10 Desember 1985 GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT Ir. Soehoed, W.

Lampiran : Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Pemboran, Pengambilan dan Pembuangan Air Untuk Perusahaan Industri Badan Hukum lainnya, Badan Sosial Dan Perorangan di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR. SALINAN : Keputusan ini disampaikan kepada Yth : 1. Bapak Menteri Dalam Negeri di Jakarta; 2. Bapak Menteri Pekerjaan Umum di Jakarta; 3. Bapak Menteri Keuangan di Jakarta; 4. Bapak Menteri Pertambangan dan Energi di Jakarta; 5. Bapak Menteri Perindustrian di Jakarta; 6. Bapak Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup di Jakarta; 7. Sdr. Direktur Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan Hidup di Jakarta; 8. Sdr. Direktur Utama PERUM OTORITA JATILUHUR di Jakarta; 9. Sdr. Kepala Inspektorat Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Bandung; 10. Sdr. Ketua BKPMD Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Bandung; 11. Para Pembantu Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Wilayah I s/d V se Jawa Barat; 12. Sdr. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Bandung; 13. Sdr. Kepala Kanwil/Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Bandung; 14. Sdr. Kepala Kanwil/Dinas Perindustrian Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Bandung; 15. Para Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II se Jawa Barat.

LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT NOMOR : 658.31/Kep.1784-Huk/85 TANGGAL : 10 DESEMBER 1985 I. PENDAHULUAN 1. Air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat secara adil dan merata. Untuk maksud di atas maka dalam pengelolaannya perlu diatur agar supaya kemakmuran rakyat dapat meningkat dan di lain pihak kelestarian air dan sumber air terpelihara seoptimal mungkin. 2. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 1/Dp.040/PD/1977 tentang Pengendalian Pemboran, Pengambilan dan Pembuangan Air untuk Perusahaan-perusahaan industri, dalam pelaksanaannya di Wilayah Kerja OTORITA JATILUHUR perlu adanya penyesuaian dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dengan kondisi yang ada. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1970 tentang Pembentukan Perusahaan Umum OTORITA JATILUHUR jo. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1980 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1970 tentang Pembentukan Perusahaan Umum OTORITA JATILUHUR, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan dan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1981 tentang Penetapan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur sebagai Perusahaan yang dapat menarik dan menerima iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan, di dalam pelaksanaan operasionalnya perlu adanya keserasian dengan penyelanggaraan Pemerintahan di Daerah. 4. Maksud dan tujuan dikeluarkannya petunjuk pelaksanaan ini adalah: a. Untuk memberikan petunjuk teknis kepada aparat pelaksana maupun masyarakat khususnya pemakai air di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR. b. Sebagai petunjuk bagi Dinas/Instansi/Lembaga dan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur dalam perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan pengendalian.

II. DASAR-DASAR PETUNJUK PELAKSANAAN 1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan; 2. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1981 tentang Penetapan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur sebagai Perusahaan yang dapat menarik dan menerima Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan; 3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 198/KPTS/1983 tentang Tarip Dasar Iuran Pembayaran dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur; 4. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 1/Dp.040/PD/1977 tentang Pengendalian Pemboran, Pengambilan dan Pembuangan Air untuk Perusahaan-perusahaan Industri; 5. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 974/SK.777-Huk/1985 tentang Penetapan Tarip Retribusi Air oleh Perusahaan Industri dan Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan. III. PRINSIP-PRINSIP YANG DIPAKAI 1. Melaksanakan segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Kewenangan Pemerintah Propinsi Daerah Tingat I Jawa Barat dalam pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1/Dp.040/PD/1977 tetap terlaksana dan kepentingan kewenangan PERUM OTORITA JATILUHUR melaksanakan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1981 tetap terpenuhi. 3. Dikembangkannya sistim informasi terbuka di antara kedua belah pihak. 4. Untuk tercapainya dayaguna dan hasilguna maka sedapat mungkin memfungsikan secara optimal Dinas/Instansi/Lembaga Fungsional serta PERUM OTORITA JATILUHUR. IV. RETRIBUSI PENGENDALIAN PEMBORAN, PENGAMBILAN DAN PEMBUANGAN AIR UNTUK PERUSAHAAN-PERUSAHAAN INDUSTRI 1. Obyek. Obyek Retribusi adalah air yang diambil baik dari dalam maupun

permukaan tanah untuk kepentingan perusahaan industri pada kawasan industri yang bersangkutan. 2. Subyek. Subyek retribusi adalah setiap perusahaan industri yang mengambil air dari dalam tanah maupun permukaan tanah serta pembuangannya di Wilayah PERUM OTORITA JATILUHUR. 3. Perhitungan Besarnya Retribusi. Besarnya retribusi adalah hasil perkalian jumlah kubikasi pengambilan air baik dari dalam maupun permukaan tanah dengan besarnya tarif yang berlaku. 4. Pemanfaatan. Hasil pendapatan retribusi seluruhnya dimanfaatkan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Pemerintah Daerah Tingkat II setempat dengan pembagian sebagai berikut: a. 30% (tiga puluh prosen) untuk Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat; b. 70% (tujuh puluh prosen) untuk Pemerintah Daerah Tingkat II setempat. V. IURAN PEMBIAYAAN EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA PENGAIRAN 1. Obyek. Obyek Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan adalah air yang diambil dari permukaan tanah yang dimanfaatkan untuk kepentingan Badan Hukum, Badan Sosial dan Perorangan di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR. 2. Subyek. Subyek Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan adalah semua Badan hukum, Badan Sosial dan Perorangan yang telah mendapat izin mengambil air permukaan tanah melalui saluran dan bangunan di Wilayah kerja PERUM OTORITA JATILUHUR, dikecualikan dari pungutan ini adalah para petani. 3. Pemanfaatan. Hasil pendapatan Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan seluruhnya dimanfaatkan oleh PERUM OTORITA JATILUHUR, dengan dasar perhitungan dari hasil perkalian jumlah kubikasi pengambilan air dengan besarnya tarip yang berlaku.

VI. APARAT PELAKSANA DAN PENGAWASAN A. PELAKSANA 1. Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat; 2. Unit PERUM OTORITA JATILUHUR Wilayah setempat; 3. PERUM OTORITA JATILUHUR Pusat; 4. Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat. B. PENGAWASAN 1. Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai Pengawas Pemungutan Retribusi; 2. PERUM OTORITA JATILUHUR Pusat sebagi Pengawas Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan. VII. TATA CARA PELAKSANAAN 1. Pendapatan. Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah tingkat I Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat bersama-sama dengan Unit PERUM OTORITA JATILUHUR Wilayah setempat, melakukan pendataan pengambilan air permukaan tanah, sedangkan pendataan pengambilan air dalam tanah di lakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat setiap tanggal 20 sampai dengan tanggal 25 2. Penatausahaan Pelaksanaan Penatausahaan retribusi dilakukan oleh cabang Dinas Pendapatan Daerah setempat dan penatausahaan iuran eksploitasi pemeliharaan dilakukan oleh PERUM OTORITA JATILUHHUR Pusat setiap tanggal 21 sampai dengan tanggal 26 3. Penetapan a. Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat menetapkan/menerbitkan Surat Ketetapan Retribusi (SKR)

pengambilan air dari dalam maupun permukaan tanah setiap tanggal 26 sampai dengan 27. b. PERUM OTORITA JATILUHUR Pusat setelah menerima data pengambilan air permukaan dari PERUM OTORITA JATILUHUR Wilayah setempat menetapkan/menerbitkan Surat Ketetapan Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan (SKEP) setiap tanggal 26 sampai dengan tanggal 27 4. Penagihan. Perum Otorita Jatiluhur Pusat setiap tanggal 28 sampai dengan 30 menerbitkan Surat Penagihan, baik untuk Retribusi maupun iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan yang dilampiri Surat ketetapan Retribusi (SKR) dan Surat Ketetapan Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan (SKEP). 5. Pembayaran/Penyetoran. a. Pembayaran Retribusi dan Eksploitasi dan Pemeliharaan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya kepada Bendaharawan Khusus Penerima Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat atau kepada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II dimana perusahaan tersebut berdomisili melalui rekening Gubernur No. : 1, 3, 2, 102 untuk Retribusi dan Rekening Perum Otorita Jatiluhur Nomor : 20.001.5990 untuk iuran pembiayaan E & P. b. Untuk setiap kelambatan pembayaran retribusi lebih dari 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal ditetapkan, wajib bayar dikenakan denda 5% (lima prosen) per bulan dari jumlah retribusi yang belum dibayar. 6. Pelaporan. a. Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat, selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya harus mengirimkan laporan baik penetapan maupun realisasi penerimaannya kepada Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan tembusan kepada Perum Otorita Jatiluhur Pusat. b. Perum Otorita Jatiluhur Pusat diwajibkan untuk mengirimkan salinan Perjanjian Pengambilan Air kepada Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

VIII. TATA CARA MEMPEROLEH IJIN DAN PENGAWASAN WATER METER 1. Prosedur memperoleh ijin. a. Setiap Perusahaan Industri yang memerlukan pemboran, pengambilan dan pembuangan air wajib terlebih dahulu mendapat ijin dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat. b. Bentuk Surat Ijin ada tiga jenis : Surat Ijin Pemboran Air dalam tanah Surat Ijin Pengambilan Air dari Pengairan Umum Surat Ijin Pembuangan Air ke Perairan Umum c. Permohonan ijin dimaksud pada huruf b di atas diajukan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat melalui Bupati Kepala Daerah Tingkat II setempat. d. Permohonan ijin ditujukan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat cq. Asisten Sekretaris Wilayah Daerah I selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum perusahaan industri yang bersangkutan melaksanakan pemboran, pengambilan dan pembuangan air. e. Instansi yang mempunyai kewenangan dalam proses pemberian ijin sebelum diajukan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat adalah terdiri dari: Direktorat Geologi Tata Lingkungan Perum Otorita Jatiluhur Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II setempat f. Ijin berisikan hak melakukan pemboran, pengambilan dan pembuangan air. g. Masa berlaku ijin yang diberikan adalah untuk selama 3 (tiga) tahun yang dapat diperpanjang kembali atas permohonan pemegang ijin apabila kondisi fisik tanah atau perairan umum dan keadaan sekitar tempat pemboran air atau perairan umum dimaksud masih memungkinkan dilihat dari segi teknis pengairan dan teknis geologi.

h. Permohonan perpanjangan surat ijin harus sudah diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum masa surat ijin berakhir. i. Syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat menyampaikan permohonan ijin adalah : 1. Mengisi formulir yang telah ditetapkan. 2. Melampirkan : a. Untuk ijin permohonan air dari dalam tanah Akte pendirian perusahaan Ijin Lokasi Ijin Usaha/SPT (Surat Persetujuan Tetap) Ijin Tempat Usaha/Ijin Bangunan dan Ijin Gangguan (HO) Rekomendasi dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II setempat Peta situasi sumur bor yang dibuat oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan. Rekomendasi teknis dari Direktorat Geologi Tata Lingkungan Rekomendasi teknis dari Perum Otorita Jatiluhur untuk hal-hal yang khusus. b. Untuk ijin pengambilan air dari permukaan tanah/perairan Umum: Akte Pendirian Perusahaan Ijin Lokasi Ijin tempat usaha/ijin Bangunan dan Ijin Gangguan (HO). Ijin Usaha/SPT (Surat Persetujuan Tetap) Rekomendasi dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II setempat Gambar design alat pembersih air limbah yang sudah mendapat pengesahan/persetujuan dari Perum Otorita Jatiluhur

c. Untuk ijin Pembuangan Air ke Perairan Umum: Akte Pendirian Perusahaan Ijin tempat usaha dan ijin Gangguan (HO) Ijin Lokasi Rekomendasi dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II setempat Gambar design alat pembersih air limbah yang sudah mendapat pengesahan/persetujuan dari Perum Otorita Jatilluhur. j. Pelaksanaan Pemboran/Pengambialn dan Pembuangan Air harus sudah selesai dalam waktu 5 (lima) bulan terhitung sejak ijin dilkeluarkan. k. Khusus untuk pemboran harus dilakukan oleh Perusahaan Pemboran Air Tanah yang sudah mendapat ijin dari Direktorat Geologi Tata Lingkungan. l. Pembuatan bangunan pengambilan/pembuangan air dari perairan umum harus dilakukan oleh pelaksanaan perusahaan jasa konstruksi di bidang pengairan yang telah terdaftar pada DRM Perum Otorita Jatiluhur. m. Semua ijin-ijin teknis yang dikeluarkan oleh Perum Otorita Jatiluhur, supaya tembusannya disampaikan kepada Dinas Pekerjaan UMUM dan Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. n. Semua subyek iuran pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan diwajibkan membuat perjanjian dengan Direksi Perum Otorita Jatiluhur. 2. Pemasangan Meteran Air (Water Meter) a. Untuk pencatatan jumlah pengambilan air dari dalam maupun air permukaan tanah, pemegang Surat Ijin diwajibkan untuk memasang meteran air atau alat pengukur debit air yang perhitungannya memakai iuran meteran kubik. b. Penggunaan Meteran Air atau pengukuran hanya sah jika sudah dilekat tanda segel yang telah disahkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

c. Pemegang izin wajib memberikan sebagian yang diperoleh, untuk kepentingan masyarakat di sekitarnya apabila diperlukan. d. Pengadaan Meteran Air merupakan kewenangan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Segala pembayaran yang menyangkut harga meteran air dan biaya pemasangan menjadi beban pemegang surat ijin. e. Pemasanghan Meteran Air dan penggantian atas meteran air yang mengalami kerusakan dan tidak dapat dipergunakan lagi hanya dapat dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. IX. EVALUASI DAN KOORDINASI A. Pada minggu pertama setiap 3 (tiga) bulan, diadakan rapat evaluasi hasil kegiatan kerja antara Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Perum Otorita Jatiluhur. B. Setiap 1 (satu) tahun sekali pada triwulan ke IV diadakan rapat koordinasi antara Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Perum Otorita Jatiluhur. X. PELAKSANAAN PERALIHAN Khusus untuk perusahaan-perusahaan industri yang pada saat ditetapkannya petunjuk pelaksanaan ini telah diberi ijin dan melaksanakan pengendalian pengambilan dan pembuangan airnya serta pengaturan iurannya oleh Perum Otorita Jatiluhur, diberikan ijin pengukuhan seperti yang diatur dalam VIII.g. dengan tata cara pelaksanaan seperti yang diatur dalam VII, sedangkan perjanjian-perjanjian antara Perum otorita Jatiluhur dan perusahaan-perusahaan industri tersebut tetap berlaku dan diatur lebih lanjut secara bertahap dan sesuai dengan ketentuanketentuan yang berlaku. KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT Ir. SOEHOED W. NIP. 130.177.0209