KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT NOMOR : 658.31/Kep.1784-Huk/85 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGENDALIAN PEMBORAN, PENGAMBILAN DAN PEMBUANGAN AIR UNTUK PERUSAHAAN INDUSTRI, BADAN HUKUM LAINNYA, BADAN SOSIAL DAN PERORANGAN DI WILAYAH KERJA PERUM OTORITA JATILUHUR GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT MEMBACA KEMBALI : Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No.616/SK.508- Huk/1982 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Pemboran, Pengambilan dan Pembuangan Air untuk Perusahaan Industri dan Badan Hukum lainnya, Badan Sosial dan Perorangan di wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR. MENIMBANG : a. bahwa pelaksanaan pengendalian pembuangan air untuk perusahaanperusahaan industri di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR yang telah diatur dalam Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat tersebut pada MEMBACA KEMBALI di atas perlu adanya penyesuaian dengan ketentuan-ketentuan yang terbaru sekarang serta perkembangan kondisi setempat. b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, dipandang perlu meninjau kembali serta menyempurnakan petunjuk pelaksanaan pengendalian pemboran, pengambilan dan pembuangan air untuk perusahaan industri, Badan hukum lainnya, di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR. MENGINGAT : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Perindustrian di Daerah; 2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
3. Undang-undang Nomor 12 Drt. Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Petribusi Daerah; 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing; 5. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri; 6. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1953 tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Pusat mengenai Pekerjaan Umum; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1970 tentang Pembentukan PERUM OTORITA JATILUHUR jo. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1980; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1975 tentang Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah; 10. Bedrijfsreglementaring Ordonantie Tahun 1983 stbl. 1934 Nomor 86 jo. Stbl 1988 Nomor 224 sebagaimana beberapa kali diubah dan ditambah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1975 tentang Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan; 13. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1981 tentang Penetapan PERUM OTORITA JATILUHUR sebagai perusahaan yang dapat menarik dan menerima iuran pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan prasarana pengairan; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 1975 tentang Contohcontoh Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah; 15. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 148/KPTS/1983 tentang Tarip Dasar Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan PERUM OTORITA JATILUHUR; 16. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 1/Dp.040/PD/1977 tentang Pengendalian Pemboran, Pengambilan dan Pembuangan Air untuk Perusahaan Industri; 17. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor B.IV.796/A54/Reg/SK/1970 tentang Penyerahan Penggunaan Asisten
Pegawai Jawatan Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Barat I..C. Bagian Pengendalian di Wilayah Fisik Operasional Perusahaan Umum OTORITA JATILUHUR kepada Perusahaan Umum OTORITA JATILUHUR. 18. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 974/SK.777-Huk/1985 tentang Penetapan Tarip Retribusi Air oleh Perusahaan Industri dan Tata Cara Pelaksanaan Pemungutannya. MEMUTUSKAN : MENETAPKAN : PERTAMA : Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 616/SK.508-Huk/82 tanggal 26 April 1982 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Pemboran, Pengambilan dan Pembuangan Air untuk Perusahaan-perusahaan Industri dan Badan Hukum lainnya, Badan Sosial dan Perorangan di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR. KEDUA : Menetapkan kembali petunjuk pelaksanaan pengendalian pemboran, pengambilan pembuangan air untuk perusahaan-perusahaan Industri, badan Hukum lainnya, badan Sosial dan Perorangan di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan perubahan dan perbaikan seperlunya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di dalamnya. Ditetapkan di : Bandung Pada tanggal : 10 Desember 1985 GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT Ir. Soehoed, W.
Lampiran : Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Pemboran, Pengambilan dan Pembuangan Air Untuk Perusahaan Industri Badan Hukum lainnya, Badan Sosial Dan Perorangan di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR. SALINAN : Keputusan ini disampaikan kepada Yth : 1. Bapak Menteri Dalam Negeri di Jakarta; 2. Bapak Menteri Pekerjaan Umum di Jakarta; 3. Bapak Menteri Keuangan di Jakarta; 4. Bapak Menteri Pertambangan dan Energi di Jakarta; 5. Bapak Menteri Perindustrian di Jakarta; 6. Bapak Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup di Jakarta; 7. Sdr. Direktur Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan Hidup di Jakarta; 8. Sdr. Direktur Utama PERUM OTORITA JATILUHUR di Jakarta; 9. Sdr. Kepala Inspektorat Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Bandung; 10. Sdr. Ketua BKPMD Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Bandung; 11. Para Pembantu Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Wilayah I s/d V se Jawa Barat; 12. Sdr. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Bandung; 13. Sdr. Kepala Kanwil/Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Bandung; 14. Sdr. Kepala Kanwil/Dinas Perindustrian Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Bandung; 15. Para Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II se Jawa Barat.
LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT NOMOR : 658.31/Kep.1784-Huk/85 TANGGAL : 10 DESEMBER 1985 I. PENDAHULUAN 1. Air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat secara adil dan merata. Untuk maksud di atas maka dalam pengelolaannya perlu diatur agar supaya kemakmuran rakyat dapat meningkat dan di lain pihak kelestarian air dan sumber air terpelihara seoptimal mungkin. 2. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 1/Dp.040/PD/1977 tentang Pengendalian Pemboran, Pengambilan dan Pembuangan Air untuk Perusahaan-perusahaan industri, dalam pelaksanaannya di Wilayah Kerja OTORITA JATILUHUR perlu adanya penyesuaian dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dengan kondisi yang ada. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1970 tentang Pembentukan Perusahaan Umum OTORITA JATILUHUR jo. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1980 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1970 tentang Pembentukan Perusahaan Umum OTORITA JATILUHUR, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan dan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1981 tentang Penetapan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur sebagai Perusahaan yang dapat menarik dan menerima iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan, di dalam pelaksanaan operasionalnya perlu adanya keserasian dengan penyelanggaraan Pemerintahan di Daerah. 4. Maksud dan tujuan dikeluarkannya petunjuk pelaksanaan ini adalah: a. Untuk memberikan petunjuk teknis kepada aparat pelaksana maupun masyarakat khususnya pemakai air di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR. b. Sebagai petunjuk bagi Dinas/Instansi/Lembaga dan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur dalam perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan pengendalian.
II. DASAR-DASAR PETUNJUK PELAKSANAAN 1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan; 2. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1981 tentang Penetapan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur sebagai Perusahaan yang dapat menarik dan menerima Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan; 3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 198/KPTS/1983 tentang Tarip Dasar Iuran Pembayaran dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur; 4. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 1/Dp.040/PD/1977 tentang Pengendalian Pemboran, Pengambilan dan Pembuangan Air untuk Perusahaan-perusahaan Industri; 5. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 974/SK.777-Huk/1985 tentang Penetapan Tarip Retribusi Air oleh Perusahaan Industri dan Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan. III. PRINSIP-PRINSIP YANG DIPAKAI 1. Melaksanakan segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Kewenangan Pemerintah Propinsi Daerah Tingat I Jawa Barat dalam pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1/Dp.040/PD/1977 tetap terlaksana dan kepentingan kewenangan PERUM OTORITA JATILUHUR melaksanakan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1981 tetap terpenuhi. 3. Dikembangkannya sistim informasi terbuka di antara kedua belah pihak. 4. Untuk tercapainya dayaguna dan hasilguna maka sedapat mungkin memfungsikan secara optimal Dinas/Instansi/Lembaga Fungsional serta PERUM OTORITA JATILUHUR. IV. RETRIBUSI PENGENDALIAN PEMBORAN, PENGAMBILAN DAN PEMBUANGAN AIR UNTUK PERUSAHAAN-PERUSAHAAN INDUSTRI 1. Obyek. Obyek Retribusi adalah air yang diambil baik dari dalam maupun
permukaan tanah untuk kepentingan perusahaan industri pada kawasan industri yang bersangkutan. 2. Subyek. Subyek retribusi adalah setiap perusahaan industri yang mengambil air dari dalam tanah maupun permukaan tanah serta pembuangannya di Wilayah PERUM OTORITA JATILUHUR. 3. Perhitungan Besarnya Retribusi. Besarnya retribusi adalah hasil perkalian jumlah kubikasi pengambilan air baik dari dalam maupun permukaan tanah dengan besarnya tarif yang berlaku. 4. Pemanfaatan. Hasil pendapatan retribusi seluruhnya dimanfaatkan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Pemerintah Daerah Tingkat II setempat dengan pembagian sebagai berikut: a. 30% (tiga puluh prosen) untuk Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat; b. 70% (tujuh puluh prosen) untuk Pemerintah Daerah Tingkat II setempat. V. IURAN PEMBIAYAAN EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA PENGAIRAN 1. Obyek. Obyek Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan adalah air yang diambil dari permukaan tanah yang dimanfaatkan untuk kepentingan Badan Hukum, Badan Sosial dan Perorangan di Wilayah Kerja PERUM OTORITA JATILUHUR. 2. Subyek. Subyek Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan adalah semua Badan hukum, Badan Sosial dan Perorangan yang telah mendapat izin mengambil air permukaan tanah melalui saluran dan bangunan di Wilayah kerja PERUM OTORITA JATILUHUR, dikecualikan dari pungutan ini adalah para petani. 3. Pemanfaatan. Hasil pendapatan Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan seluruhnya dimanfaatkan oleh PERUM OTORITA JATILUHUR, dengan dasar perhitungan dari hasil perkalian jumlah kubikasi pengambilan air dengan besarnya tarip yang berlaku.
VI. APARAT PELAKSANA DAN PENGAWASAN A. PELAKSANA 1. Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat; 2. Unit PERUM OTORITA JATILUHUR Wilayah setempat; 3. PERUM OTORITA JATILUHUR Pusat; 4. Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat. B. PENGAWASAN 1. Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai Pengawas Pemungutan Retribusi; 2. PERUM OTORITA JATILUHUR Pusat sebagi Pengawas Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan. VII. TATA CARA PELAKSANAAN 1. Pendapatan. Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah tingkat I Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat bersama-sama dengan Unit PERUM OTORITA JATILUHUR Wilayah setempat, melakukan pendataan pengambilan air permukaan tanah, sedangkan pendataan pengambilan air dalam tanah di lakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat setiap tanggal 20 sampai dengan tanggal 25 2. Penatausahaan Pelaksanaan Penatausahaan retribusi dilakukan oleh cabang Dinas Pendapatan Daerah setempat dan penatausahaan iuran eksploitasi pemeliharaan dilakukan oleh PERUM OTORITA JATILUHHUR Pusat setiap tanggal 21 sampai dengan tanggal 26 3. Penetapan a. Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat menetapkan/menerbitkan Surat Ketetapan Retribusi (SKR)
pengambilan air dari dalam maupun permukaan tanah setiap tanggal 26 sampai dengan 27. b. PERUM OTORITA JATILUHUR Pusat setelah menerima data pengambilan air permukaan dari PERUM OTORITA JATILUHUR Wilayah setempat menetapkan/menerbitkan Surat Ketetapan Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan (SKEP) setiap tanggal 26 sampai dengan tanggal 27 4. Penagihan. Perum Otorita Jatiluhur Pusat setiap tanggal 28 sampai dengan 30 menerbitkan Surat Penagihan, baik untuk Retribusi maupun iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan yang dilampiri Surat ketetapan Retribusi (SKR) dan Surat Ketetapan Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan (SKEP). 5. Pembayaran/Penyetoran. a. Pembayaran Retribusi dan Eksploitasi dan Pemeliharaan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya kepada Bendaharawan Khusus Penerima Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat atau kepada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II dimana perusahaan tersebut berdomisili melalui rekening Gubernur No. : 1, 3, 2, 102 untuk Retribusi dan Rekening Perum Otorita Jatiluhur Nomor : 20.001.5990 untuk iuran pembiayaan E & P. b. Untuk setiap kelambatan pembayaran retribusi lebih dari 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal ditetapkan, wajib bayar dikenakan denda 5% (lima prosen) per bulan dari jumlah retribusi yang belum dibayar. 6. Pelaporan. a. Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Cabang Kabupaten Daerah Tingkat II setempat, selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya harus mengirimkan laporan baik penetapan maupun realisasi penerimaannya kepada Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan tembusan kepada Perum Otorita Jatiluhur Pusat. b. Perum Otorita Jatiluhur Pusat diwajibkan untuk mengirimkan salinan Perjanjian Pengambilan Air kepada Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
VIII. TATA CARA MEMPEROLEH IJIN DAN PENGAWASAN WATER METER 1. Prosedur memperoleh ijin. a. Setiap Perusahaan Industri yang memerlukan pemboran, pengambilan dan pembuangan air wajib terlebih dahulu mendapat ijin dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat. b. Bentuk Surat Ijin ada tiga jenis : Surat Ijin Pemboran Air dalam tanah Surat Ijin Pengambilan Air dari Pengairan Umum Surat Ijin Pembuangan Air ke Perairan Umum c. Permohonan ijin dimaksud pada huruf b di atas diajukan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat melalui Bupati Kepala Daerah Tingkat II setempat. d. Permohonan ijin ditujukan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat cq. Asisten Sekretaris Wilayah Daerah I selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum perusahaan industri yang bersangkutan melaksanakan pemboran, pengambilan dan pembuangan air. e. Instansi yang mempunyai kewenangan dalam proses pemberian ijin sebelum diajukan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat adalah terdiri dari: Direktorat Geologi Tata Lingkungan Perum Otorita Jatiluhur Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II setempat f. Ijin berisikan hak melakukan pemboran, pengambilan dan pembuangan air. g. Masa berlaku ijin yang diberikan adalah untuk selama 3 (tiga) tahun yang dapat diperpanjang kembali atas permohonan pemegang ijin apabila kondisi fisik tanah atau perairan umum dan keadaan sekitar tempat pemboran air atau perairan umum dimaksud masih memungkinkan dilihat dari segi teknis pengairan dan teknis geologi.
h. Permohonan perpanjangan surat ijin harus sudah diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum masa surat ijin berakhir. i. Syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat menyampaikan permohonan ijin adalah : 1. Mengisi formulir yang telah ditetapkan. 2. Melampirkan : a. Untuk ijin permohonan air dari dalam tanah Akte pendirian perusahaan Ijin Lokasi Ijin Usaha/SPT (Surat Persetujuan Tetap) Ijin Tempat Usaha/Ijin Bangunan dan Ijin Gangguan (HO) Rekomendasi dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II setempat Peta situasi sumur bor yang dibuat oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan. Rekomendasi teknis dari Direktorat Geologi Tata Lingkungan Rekomendasi teknis dari Perum Otorita Jatiluhur untuk hal-hal yang khusus. b. Untuk ijin pengambilan air dari permukaan tanah/perairan Umum: Akte Pendirian Perusahaan Ijin Lokasi Ijin tempat usaha/ijin Bangunan dan Ijin Gangguan (HO). Ijin Usaha/SPT (Surat Persetujuan Tetap) Rekomendasi dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II setempat Gambar design alat pembersih air limbah yang sudah mendapat pengesahan/persetujuan dari Perum Otorita Jatiluhur
c. Untuk ijin Pembuangan Air ke Perairan Umum: Akte Pendirian Perusahaan Ijin tempat usaha dan ijin Gangguan (HO) Ijin Lokasi Rekomendasi dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II setempat Gambar design alat pembersih air limbah yang sudah mendapat pengesahan/persetujuan dari Perum Otorita Jatilluhur. j. Pelaksanaan Pemboran/Pengambialn dan Pembuangan Air harus sudah selesai dalam waktu 5 (lima) bulan terhitung sejak ijin dilkeluarkan. k. Khusus untuk pemboran harus dilakukan oleh Perusahaan Pemboran Air Tanah yang sudah mendapat ijin dari Direktorat Geologi Tata Lingkungan. l. Pembuatan bangunan pengambilan/pembuangan air dari perairan umum harus dilakukan oleh pelaksanaan perusahaan jasa konstruksi di bidang pengairan yang telah terdaftar pada DRM Perum Otorita Jatiluhur. m. Semua ijin-ijin teknis yang dikeluarkan oleh Perum Otorita Jatiluhur, supaya tembusannya disampaikan kepada Dinas Pekerjaan UMUM dan Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. n. Semua subyek iuran pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan diwajibkan membuat perjanjian dengan Direksi Perum Otorita Jatiluhur. 2. Pemasangan Meteran Air (Water Meter) a. Untuk pencatatan jumlah pengambilan air dari dalam maupun air permukaan tanah, pemegang Surat Ijin diwajibkan untuk memasang meteran air atau alat pengukur debit air yang perhitungannya memakai iuran meteran kubik. b. Penggunaan Meteran Air atau pengukuran hanya sah jika sudah dilekat tanda segel yang telah disahkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
c. Pemegang izin wajib memberikan sebagian yang diperoleh, untuk kepentingan masyarakat di sekitarnya apabila diperlukan. d. Pengadaan Meteran Air merupakan kewenangan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Segala pembayaran yang menyangkut harga meteran air dan biaya pemasangan menjadi beban pemegang surat ijin. e. Pemasanghan Meteran Air dan penggantian atas meteran air yang mengalami kerusakan dan tidak dapat dipergunakan lagi hanya dapat dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. IX. EVALUASI DAN KOORDINASI A. Pada minggu pertama setiap 3 (tiga) bulan, diadakan rapat evaluasi hasil kegiatan kerja antara Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Perum Otorita Jatiluhur. B. Setiap 1 (satu) tahun sekali pada triwulan ke IV diadakan rapat koordinasi antara Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Perum Otorita Jatiluhur. X. PELAKSANAAN PERALIHAN Khusus untuk perusahaan-perusahaan industri yang pada saat ditetapkannya petunjuk pelaksanaan ini telah diberi ijin dan melaksanakan pengendalian pengambilan dan pembuangan airnya serta pengaturan iurannya oleh Perum Otorita Jatiluhur, diberikan ijin pengukuhan seperti yang diatur dalam VIII.g. dengan tata cara pelaksanaan seperti yang diatur dalam VII, sedangkan perjanjian-perjanjian antara Perum otorita Jatiluhur dan perusahaan-perusahaan industri tersebut tetap berlaku dan diatur lebih lanjut secara bertahap dan sesuai dengan ketentuanketentuan yang berlaku. KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT Ir. SOEHOED W. NIP. 130.177.0209