PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. suatu wadah atau tempat yang memberikan pelayanan secara cepat dan murah,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI Taman Bermain dan Taman Bacaan Forum Anak Pada Kecamatan Pontianak Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN. No Program Indikator Kegiatan evaluasi Rencana Tindak lanjut 1 Kesehatan Ibu

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

ABSTRAK GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI DESA NGERING KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN

PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BONTANG SELATAN II Jl. Hayam Wuruk RT.18 No.01 Berbas Tengah Bontang Selatan Telp.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Realitas masyarakat terhadap layanan bidang kesehatan membutuhkan

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PROVINSI JAWA TENGAH

MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PENYEGARAN KADER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani

Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Transkripsi:

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013 Dwi Noerjoedianto, Andy Amir, Nurhusna, Herwansyah Staf Pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Abstrak Latar Belakang, merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, artinya dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Tahapan alur dimulai dari meja 1 (pendaftaran ), meja 2 ( penimbangan ), meja 3 ( pencatatan ) dan meja 4 (penyuluhan ) yang dilakukan oleh kader, diperkuat oleh meja 5 (pelayanan kesehatan ) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Sasaran utama ini adalah para ibu hamil, bayi, balita, PUS dan WUS,keberadaananya sangat dirasakan manfaat jika dilaksanakan secara gotong royong dan terintegrasi, serta mendapat dukungan dari stakeholder terkait kesehatan. Berlandaskan pentingnya maka perlu dilakukan fasilitasi penguatan kader dalam upaya deteksi dini bagi kader di Kecamatan Telanaipura yang difokuskan kepada dan Pematang Sulur Metode pelaksanaan fasilitasi diawali oleh review kader, temu kader, peer review kader, pembuatan media dan pengembangan jejaring serta monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Pengabdian Masyarakat PSIK FKIK Universitas Jambi. Hasil yang didapat bahwa hampir sebagian besar kader sudah melaksanakan mulai dari meja 1 sampai 5 meskipun tidak setiap bulan semua kader datang, karena keterbatasan. Kegiatan disesuaikan dengan materi yang selalu mendapat bimbingan oleh pihak puskesmas. Dalam nya ada juga diberi materi yang terintegrasi yang berhubungan dengan PAUD, lansia, dan bina keluarga balita. Kesimpulan diharapkan adanya yang berkelanjutan pengabdian masyarakat ini, sehingga jumlah yang difasilitasi lebih dari satu sehingga akan mempercepat pemahaman yang lebih baik dan saangat berguna dan langsung dirasakan oleh masyarakat. Kata Kunci :, peran aktif kader, terintegrasi. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak azasi dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah masyarakat, dan pihak swasta. Sumberdaya manusia yang sehat dan merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014 Bidang Kesehatan. Kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan Sumber Daya Manusia, Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan. diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kecamatan Tenalaipura Kota Jambi Tahun 2013 43

guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan kesehatan anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas. Hasil analisis Profil Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) menunjukkan pergeseran tingkat perkembangan. Jika pada tahun 2001, tercatat 44,2% strata pratama, 34,7% strata madya, serta 18,0% tergolong strata purnama. Maka pada tahun 2003 tercatat 37,7% tergolong dalam strata pratama, 36,6% tergolong strata madya, serta 21,6% tergolong strata purnama. Sementara jumlah yang tergolong mandiri meningkat dari 3,1% pada tahun 2001 menjadi 4,82% pada tahun 2003. Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun 1997, berpengaruh terhadap kinerja yang turun secara bermakna. Dampaknya terlihat pada menurunnya status gizi dan kesehatan masyarakat, terutama masyarakat kelompok rentan, yakni bayi, anak balita dan ibu hamil serta ibu menyusui. Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah telah mengambil langkah bijak, dengan mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Revitalisasi, yaitu suatu upaya untuk meningkatkan fungsi dan kinerja. Secara garis besar tujuan Revitalisasi adalah (1) terselenggaranya secara rutin dan berkesinambungan; (2) tercapainya pemberdayaan tokoh masyarakat dan kader melalui advokasi, orientasi, pelatihan atau penyegaran, dan (3) tercapainya pemantapan kelembagaan. Secara menyeluruh, Revitalisasi tertuang dalam Surat Edaran Mendagri tersebut di atas.sasaran Revitalisasi adalah semua di seluruh Indonesia. Namun mengingat sumberdaya yang terbatas, maka sasaran Revitalisasi diutamakan pada yang sudah tidak aktif atau yang berstrata rendah ( Pratama dan Madya) dan yang berada di daerah yang sebagian besar penduduknya tergolong miskin. Meskipun prioritas yang akan direvitalisasi telah ditetapkan seperti tersebut di atas, upaya pembinaan terhadap lainnya yang sudah mapan terus dilanjutkan.5tujuannya adalah agar yang sudah mapan tersebut dapat tetap dipertahankan. Revitalisasi sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Siaga Aktif bahwa keaktifan merupakan salah satu kriteria untuk mencapai Desa dan Siaga Aktif. Untuk memantapkan upaya dimaksud dan dalam rangka pengintegrasian layanan sosial dasar di yang memerlukan peran serta pemerintah daerah dan lintas sektor, maka ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu. Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program pembinaan, petugas Puskesmas dan stakeholder lainnya berkewajiban untuk meningkatkan pemahamannya tentang. Berbagai upaya yang dilakukan oleh para kader memang sudah mendapatkan hasil yang dirasakan langsung oleh masyarakat, sehingga keberlangsungan perlu dijaga oleh semua stakeholder yang ada di Negara kita. Sejalan dengan hal tersebut seiring dengan semakin kompleknya permasalahan kesehatan yang berasal dari faktor lingkungan, juga sangat mempengaruhi Kecamatan Tenalaipura Kota Jambi Tahun 2013 44

kinerja para tenaga kader, sehingga tidak henti-hentinya pemerintah melakukan berbagai upaya konsolidasi program, termasuk mengadakan pelatihan kader, temu karya kader, lomba dan masih banyak lain yang mendukung keaktifan. Pemerintah melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yang tergabung dalam Pengabdian Masyarakat Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi ikut juga berperan secara aktif guna melakukan rangkaian dalam review temu kader melalui penguatan peran aktif kader di wilayah Kota Jambi, yang terfokus di Kecamatan Telanipura, mengingat tingkat komposisi penduduk adalah perkotaan, memang memerlukan penanganan secara khusus dalam hal pelayanan kesehatan di. TARGET DAN LUARAN Berdasarkan analisis situasi yang terjadi dalam di dan Pematang Sulur Kecamatan Telanaipura Kota Jambi, maka yang akan difasilitasi dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat ini berfokus pada pelayanan kesehatan dasar di yang meliputi pelayanan kesehatan yang mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima), yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Rangkaian tersebut terbagi dalam 5 meja yaitu diawali dari meja 1 ( Pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas dan Pasangan Usia Subur ), meja 2 ( Penimbangan dan pencatatan hasil penimbangan ), meja 3 (Mengisi buku KIA / KMS ), dan meja 4 (menjelaskan data KIA / KMS berdasarkan hasil timbang, menilai perkembangan balita sesuai umur berdasarkan buku KIA, memberikan penyuluhan sesuai dengan kondisi, dan memberikan rujukan ke Puskesmas, apabila diperlukan ) serta meja 5 ( pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL ( pelayanan imunisasi, pelayanan KB, pemeriksaan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui serta pemberian Fe / pil tambah darah, vitamin A, kapsul yodium dan obat-obatan lainnya ) melalui penguatan kader dalam melakukan deteksi dini terhadap kesehatan ibu, bayi, dan balita, yang akan didukung oleh petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama, diantaranya melalui temu kader. Sebagai target dari pengabdian masyarakat ini adalah sbb : 1. Serunai RT.16 Pematang Sulur Dengan jumlah sasaran adalah pegawai kelurahan, pengurus dan atau kader sebanyak 30 orang 2. Bougenvile RT.17 Dengan jumlah sasaran adalah pegawai kelurahan, pengurus dan atau kader sebanyak 30 orang Sedangkan luaran yang tertuang dalam Indikator yang akan dicapai dalam pengabdian masyarakat ini terfokus kepada : 1. Kegiatan di sesuai dengan tahapan alur ( meja 1 sampai meja 5 ) 2. Kader mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan meja dalam alur pelayanan 3. Kader mampu melaksanakan pencatatan dalam format sistem pencatatan dan pelaporan 4. Kader mampu memberikan motivasi kepada kader lainnya dalam melaksanakan tugasnya 5. Kader mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di sekitarnya terhadap pentingnya membawa bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas serta pasangan usia subur untuk datang ke. Kecamatan Tenalaipura Kota Jambi Tahun 2013 45

METODE PELAKSANAAN Metode pelaksanaan penguatan kader ini melalui tahapan yang sudah disusun secara sistematis yang terperinci sbb : Tabel 3.1. Rencana penguatan kader di Pematang Sulur dan Kecamatan Telanipura Kota Jambi Tahun 2013 No Tahapan Materi Metode Pemateri 1 Review Kegiatan Kegiatan CTJ Wakt Peserta u (hari) Tempat 1. 2. Serunai Kel.Pematang Sulur 2 Temu Kader 1. Kegiatan 2. Peran kader 3. Peran Petugas Kesehata 4. Pencatatan dan pelaporan CTJ 3 Pengurus 3 Pengurus 1. 2. Serunai Kel.Pematang Sulur 3 Peerreview Kader 4 Pengemba ngan Jejaring Sharing diskusi Rencana pengemban gan informasi bagi kader lain Saling mengunj ungi Sosialisa si ke posyand u lain 2 Pengurus 2 Pengurus 1. 2. Serunai Kel.Pematang Sulur 1. 2. Serunai Kel.Pematang Sulur Kecamatan Tenalaipura Kota Jambi Tahun 2013 46

5 Pembuata n Media Media sederhana Pemberd ayaan Kader Posyand u No Tahapan Materi Metode Pemateri 6 Evaluasi dan monitorin g Pembinaan dan Pengawasan Review Kegiatan Posyand u Wakt Peserta u (hari) 1. 2. Serunai Kel.Pematang Sulur Tempat 1. 2. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh Pengabdian Masyarakat dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi, dengan Ketua ( Dwi Noerjoedianto, SKM, M.Kes ) dan anggota ( Andy Amir, SKM, M.Kes, Herwansyah, SKM dan Ns Nurhusna, S.Kep, M.Kep ) HASIL YANG DICAPAI Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Telanaipura yang bertempat di dua kelurahan yaitu kelurahan pematang sulur dan kelurahan sungai putri, dengan data dasar sbb : a. Profil Serunai ( RT.16 ) Pematang Sulur Tabel.1 Profil Serunai ( RT.16 ) Pematang Sulur Kota Jambi tahun 2013 No Identitas Nama / Jumlah Ket a. Penanggung jawab Saniwati b. Jumlah Kader seluruhnya 12 c. Jumlah kader aktif 5 d. Jumlah kader tidak aktif 7 e. Tanggal pelaksanaan Setiap tanggal 10 f. Frekuensi penimbangan Setiap bulan b. Profil Bougenville ( RT.17 ) Tabel.2. Profil Bougenvile ( RT.17 ) Kota Jambi tahun 2013 No Identitas Nama / Jumlah Ket a. Penanggung jawab Tina b. Jumlah Kader seluruhnya 15 c. Jumlah kader aktif 8 d. Jumlah kader tidak aktif 7 e. Tanggal pelaksanaan Setiap tanggal 17 Kecamatan Tenalaipura Kota Jambi Tahun 2013 47

f. Frekuensi penimbangan Setiap bulan Sebagai realisasi di serunai RT 16 Pematang Sulur, seperti tabel berikut : Tabel.3 Realisasi Kegiatan Penguatan Kader Serunai ( RT.16 ) Pematang Sulur Kota Jambi tahun 2013 No Tahapan/ Materi Metode 1. Review Kegiatan a. CTJ Kegiatan Posyand u No Tahapan/ Materi Metode 2. Temu kader a. Kegiatan b. Peran kader c. Peran Petugas Kesehatan d. Pencatatan dan pelaporan CTJ 3. Peer-review Kader Sharing diskusi Pengabmasy PSIK FKIK Saling mengunju ngi 4. Pengembangan jejaring Rencana Sosialisasi pengembangan ke informasi bagi kader lain lain 5 Pembuatan Media Media sederhana Pemberda yaan kader 6 Evaluasi dan monitoring Pembinaan dan Review Pengawasan Kegiatan Pemateri Pemateri Pengabma s FKIK Pengabma s FKIK Pengabma s FKIK Pengabma s FKIK Pengabma s FKIK Waktu (hari) Jumlah Peserta Waktu (hari) Jumlah Peserta 3 Pengurus dan Kader 2 Pengurus Evaluasi Peserta yang diundang hadir Evaluasi Peserta yang diundang hadir Peserta yang diundang hadir Peserta yang diundang hadir Pelaksanaan Melihat Kecamatan Tenalaipura Kota Jambi Tahun 2013 48

Berdasarkan rangkaian yang sudah kami laksanakan dapat digambarkan bahwa : 1. Kegiatan di bougenville dan serunai setiap bulan sudah sesuai dengan tahapan alur, yang diawali oleh meja 1 sampai dengan meja 5, meskipun dalam kenyataannya menggabungkan dari beberapa meja atau tahapan 2. Dalam nya merupakan pembagian peran, seperti yang dilihat dari kader baik di serunai maupun bougenville yaitu : a. Peran Kader untuk ibu hamil, yaitu pengaturan kelahiran, pemeriksaan kehamilan, makanan yang sehat bagi ibu hamil menjaga kebersihan diri dan mengenali tanda-tanda bahaya bagi ibu hamil. b. Peran kader untul ibu bersalin, pertolongan ibu dalam persalinan, mengenal tanda tanda persalinan, mengenali tanda tanda bahaya dalam persalinan c. Peran kader untuk ibu nifas, yaitu pemberian dan teknik pemberian ASI, menjaga kesehatan ibu nifas, mengenali tanda- tanda bahaya pada ibu nifas, pentingnya ibu nifas untuk mengikuti program KB, jenis alat kontrasepsi dalam penggunaannya bagi suami dan atau istri. d. Peran kader untuk kader, yaitu pemberian ASI, pola makan anak, tumbuh kembang anak, pemberian bulan Vitamin A, yang harus dilakukan bila balita batuk, yang harus dilakukan bila balita diare, yang harus dilakukan bila balita demam, yang harus dilakukan bila balita sakit kulit, merawat gigi anak. 3. Kader sudah secara aktif membantu proses pencatatan dan pelaporan, dalam nya jika ditemui hal-hal yang sifatnya baru selalu mendapat bimbingan dari petugas puskesmas dan adanya pertemuan / pelatihan kader. 4. Kader juga mampu memberikan motivasi kepada kader lainnya yang belum aktif dalam melaksanakan tugasnya sebagai kader. Hal yang sering ditemui tidak semua kader selalu aktif setiap bulan, dikarenakan sifatnya adalah partisipatif, sehingga perlu dukungan dan dorongan dari semua komponen. 5. Kader mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat di wilayahnya terhadap pentingnya membawa bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas serta pasangan usia subur untuk datang ke. 6. Kegiatan yang dilakukan di merupakan peran aktif masyarakat yang tergabung dalam kader, terutama pada tahapan meja 1 sampai meja 4, sedangkan untuk meja 5 merupakan tugas dari tenaga kesehatan yang ada di puskesmas/puskesmas pembantu dimana berada Sebagai bentuk dokumentasi tersaji dalam sbb : Kecamatan Tenalaipura Kota Jambi Tahun 2013 49

a. Review di kelurahan b. Temu kader c. Peer-review kader d. Pengembangan jejaring Kecamatan Tenalaipura Kota Jambi Tahun 2013 50

e. Pembuatan media f. Monitoring dan evaluasi Sedangkan untuk di Pematang Sulur sbb a. Review b. Temu kader Kecamatan Tenalaipura Kota Jambi Tahun 2013 51

c. Peer-review kader d. Pengembangan jejaring e. Pembuatan media dan monitoring dan evaluasi RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA : Rencana untuk mendukung agar pelaksanaan sesuai dengan tujuan berdirinya yaitu untuk melakukan deteksi dini dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit baik itu kepada ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, anak balita dan pasangan usia subur diharapkan upaya yang nyata, yang berorientasi kepada : 1. merupakan salah satu upaya pemberdayaan masyarakat melalui kader, sehingga keberadaannya harus didukung secara penuh oleh stakeholder terkait baik itu pemerintah, masyarakat dan pihak swasta 2. Perlunya secara berkesinambungan penguatan kader untuk mereview menjadi lebih baik dalam peningkatan strata. 3. yang sudah difasilitasi dalam pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu memberikan bimbingan kepada lain dalam satu kelurahan 4. Mengoptimalkan secara aktif peran komponen penyelenggara. Kecamatan Tenalaipura Kota Jambi Tahun 2013 52

5. Menjalin kesepakatan untuk pembinaan secara berkala dengan Universitas Jambi. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Kegiatan merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber dari masyarakat ( UKBM ) sehingga perlu peran aktif secara optimal dari semua komponen stakeholder terkait. 2. Kegiatan yang sudah dilakukan di dan Pematang Sulur Kecamatan Telanipura mendapat respon yang positif, sehingga mengharapkan adanya fasilitasi secara lebih komprehensif di masa yang akan datang 3. Proses fasilitasi penguatan kader tidak hanya difokuskan hanya satu, dari pihak mengharapkan untuk fasilitasi lainnya yang ada di wilayah dan Pematang Sulur. 4. Dalam pemberian penguatan kader selalu bekerja sama dengan pihak puskesmas. B. SARAN 1. Perlunya koordinasi yang lebih baik dalam sinkronisasi program yang bersumber dari optimalisasi peran serta masyarakat. 2. Kegiatan Pengabdian Masyarakat Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi dapat diterima dengan baik, karena menyentuh ke pelayanan kesehatan secara langsung, sehingga diharapkan di masa yang akan datang akan terus berkarya dan dibiayai oleh Universitas Jambi. 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 19 Tahun 2011tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu 7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota 8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat 9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Siaga Aktif DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 28H ayat 1. Kecamatan Tenalaipura Kota Jambi Tahun 2013 53