BAB I PENDAHULUAN. meninggal. Selain itu, setiap jam seorang perempuan meninggal karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas yang

BAB I PENDAHULUAN. suka cita, tetapi untuk beberapa wanita melahirkan bisa membuat stress dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. lambat untuk mencapai tujuan target Milenium (millenium development goals. 5, adalah penurunan 75% rasio kematian maternal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai adat dan kebiasaan pada masing-masing suku, misalnya saja suku Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Saver (MPS) di

BAB I PENDAHULUAN. dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. waktu satu tahun per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

PRAKTIK PERAWATAN MASA NIFAS DI KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TERKAIT DENGAN FAKTOR SOSIAL BUDAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya telah menunjukkan kemajuan yang baik, namun masih

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang terhadap suatu objek. Pada manusia, sebagian besar pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

BAB 1 PENDAHULUAN. bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, terdapat kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB 1 PENDAHULUAN. Pencapaian derajat kesehatan ditandai dengan menurunnya angka kematian

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. program Millennium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. 1) Angka Kematian Bayi waktu satu tahun per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehat, cerdas dan produktif. Pencapaian pembangunan manusia yang diukur

, 2014 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DI KAMPUNG KERAJAN DESA SUKAHAJI KECAMATAN CIASEM KABUPATEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Negara Indonesia. Setiap tiga menit, di suatu tempat di Indonesia, anak di bawah usia lima tahun meninggal. Selain itu, setiap jam seorang perempuan meninggal karena melahirkan atau sebab-sebab yang berkaitan dengan kehamilan (UNICEF, 2012). Sampai saat ini telah banyak program-program pembangunan kesehatan di Indonesia yang ditujukan guna menanggulangi masalah-masalah kesehatan ibu dan anak (Maas, 2004). Pada dasarnya program-program tersebut lebih menitik beratkan pada upaya-upaya penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar dan angka kematian ibu. Dalam menentukan derajat kesehatan, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan antara lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi, dan angka harapan hidup saat lahir (WHO, 2016). Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini. Sedangkan Angka Kesakitan Bayi menjadi indikator kedua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena nilai kesakitan mencerminkan lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita (WHO, 2002). Menurut hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, 1

2 Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan dari tahun 1997 sebesar 97 per 1.000 kelahiran hidup, menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, kemudian turun lagi menjadi 40 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Laju kematian bayi terbilang menurun namun lebih lambat dibandingkan penurunan kematian balita dan masih cukup jauh dari target MDG s keempat yaitu menurunkan Angka Kematian Bayi sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Stalker, 2008). Sementara itu untuk angka kematian ibu meningkat dari 228 pada tahun 2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Angka tersebut masih jauh dari target MDGs ke-5 yaitu menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (BPS, 2012). Hal ini menempatkan Indonesia pada posisi ketiga tertinggi untuk kematian ibu di ASEAN (WHO, 2013). Di Provinsi Jawa Tengah, angka kematian bayi tahun 2014 sebesar 10,08 per 1.000 kelahiran hidup, sedikit menurun dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 10,41 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Jawa Tengah, 2014). Angka kematian bayi tertinggi adalah Kabupaten Grobogan sebesar 17,82 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan terendah adalah Kota Surakarta sebesar 3,78 per 1.000 kelahiran hidup. Kabupaten Jepara sendiri angka kematian bayi sebesar 7,01 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Jawa Tengah, 2014). Sedangkan untuk angka kematian ibu sebesar 57, 95% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, 27% pada waktu hamil, dan 15,05% saat persalinan. Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun

3 2014 terdapat kematian ibu sebesar 126,55 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini meningkat dari tahun 2013 yaitu 118,62 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian terbanyak adalah di Kabupaten Brebes dengan 73 kasus kematian, dan jumlah paling sedikit adalah Kota Magelang dan Kota Salatiga dengan 2 kematian. Sedangkan di kabupaten Jepara sendiri tercatat 19 kasus kematian ibu (Dinkes Jawa Tengah, 2014). Selain angka kematian, masalah kesehatan ibu dan anak juga menyangkut angka kesakitan atau morbiditas. Penyakit-penyakit tertentu seperti ISPA, diare dan tetanus yang sering diderita oleh bayi dan anak acap kali berakhir dengan kematian. Demikian pula dengan peryakit-penyakit yang diderita oleh ibu hamil seperti anemia, hipertensi, hepatitis dan lain-lain dapat membawa resiko kematian ketika akan, sedang atau setelah persalinan (Maas, 2004). Angka kesakitan bayi dan balita didapat dari hasil pengumpulan data Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2014 yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan, terdapat beberapa indikator, yaitu Acute Flaccid Paralysis (polio), tuberkulosis, pneumonia, HIV/AIDS dan infeksi menular seksual, kusta, dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (tetanus, campak, difteri, pertusis, hepatitis B). Acute Flaccid Paralysis (polio) di Jawa Tengah pada tahun 2014 tercatat penderita sebesar 197 orang, lebih sedikit daripada tahun 2013 yaitu 232 orang. Kasus Tuberkulosis di Jawa Tengah tercatat sebesar 61,09%. Pneumonia pada anak-anak berusia kurang dari 2 tahun di Jawa Tengah ditemukan sebanyak 71.451 kasus. Sedangkan untuk

4 kasus HIV/AIDS terjadi pada anak usia kurang dari 4 tahun sebanyak 45 kasus. Kasus sifilis yang dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat kelahiran ditemukan sebanyak 8 kasus pada penderita usia kurang dari 4 tahun. Proporsi kusta pada anak di Provinsi Jawa Tengah tertinggi di Kabupaten Karanganyar yaitu sebesar 25%. Sedangkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi diantaranya difteri terdapat 3 kasus, tetanus 2 kasus, campak 308 kasus, dan hepatitis B sebanyak 66 kasus. Baik masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada. Disadari atau tidak, faktorfaktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan, misalnya, pacta dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu (Maas, 2004). Dari wawancara singkat yang dilakukan peneliti kepada ibu nifas di Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara masih banyak ditemukan ibu nifas yang tidak melakukan kunjungan nifas, sehingga mengakibatkan ibu kurang informasi mengenai masa nifas. Kurangnya kesadaran ibu tentang pentingnya

5 postnatal care, serta masih melekatnya faktor sosial budaya di daerah tersebut, membuat ibu lebih cenderung mempraktikkan kebiasaan yang terdapat di dalam keluarga maupun lingkungan setempat. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan ibu di Kecamatan Pecangaan yang mengikuti anjuran untuk duduk bersandar dengan kaki diluruskan selama berjam-jam setelah melahirkan (nyandar), serta kebiasaan membedong atau membungkus bayi dengan kain secara terus menerus dengan alasan agar bayi lebih hangan dan tidur dengan tenang, selain itu terdapat ibu yang masih memberikan tambahan makanan lain pada bayinya sebelum bayi berusia 6 bulan. Dalam hal asupan nutrisi, banyak ibu yang tidak melakukan pantangan terhadap makanan tertentu. Perilaku positif lainnya yaitu kebiasaan minum jamu yang dilakukan ibu nifas untuk menjaga kebugaran ibu serta memperlancar produksi ASI dan memberikan imunisasi lengkap bagi bayinya. Sedangkan perilaku yang tidak berhubungan dengan kesehatan yaitu kebiasaan sebagian masyarakat Jawa yang membawa benda seperti jarum, gunting atau pemotong kuku saat berada di luar maupun di dalam rumah. Ibu nifas di Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara sebagian besar masih meyakini hal tersebut dan mempraktikannya. Dari segi keagamaan, masyarakat di daerah setempat selalu melakukan aqiqah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa ta ala atas kelahiran buah hati serta sebagai kewajiban orang tua terhadap anaknya. Tingginya angka kematian bayi dan ibu bersalin serta faktor penyebabnya baik dari segi kesehatan/ medis maupun di luar kesehatan

6 mendorong penulis untuk meneliti bagaimanakah praktek perawatan masa nifas serta deskripsi sosial budayanya. Karena luasnya bidang kajian kesehatan maternal maka dalam tulisan ini dibatasi pada masa nifas (perawatan nifas). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah penelitian ini adalah bagaimana praktik perawatan masa nifas di Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara yang terkait dengan faktor sosial budaya? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui praktik perawatan masa nifas di Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara terkait dengan faktor sosial budaya. 2. Tujuan Khusus Mengetahui praktik perawatan masa nifas di Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara terkait dengan faktor sosial budaya yang meliputi memberikan makanan selain ASI pada bayi sebelum berusia 6 bulan, memberikan kolostrum pada bayi, membedong bayi secara terusmenerus, melakukan pantangan terhadap makanan tertentu, mengkonsumsi jamu, nyandar, menduduki abu panas, malakukan pijat badan, membasuh genitalia dengan ramuan-ramuan tertentu, membawa

7 benda seperti gunting, pemotong kuku, peniti saat di luar maupun di dalam rumah. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Mendapatkan pengetahuan tentang praktik perawatan masa nifas terkait dengan faktor sosial budaya. b. Sebagai wacana pengembangan penelitian lebih lanjut dalam bidang ilmu keperawatan maternitas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat agar meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengetahuan mengenai praktik perawatan ibu nifas. Sehingga kesehatan ibu nifas serta bayi dapat meningkat. b. Bagi tempat pelayanan kesehatan setempat Agar tenaga kesehatan setempat lebih memperhatikan kesehatan dan praktik perawatan masa nifas di lingkup wilayah kerjanya. E. Keaslian Penelitian 1. Chriswardani Suryawati (2007). Faktor Sosial Budaya dalam Praktik Perawatan Kehamilan, Persalinan, dan Pasca Persalinan (Studi di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara). Penelitian tersebut menggunakan pendekatan cross sectional. Instrumen pengumpulan data menggunakan

8 kuesioner terstruktur dan wawancara mendalam. Lokasi penelitian di Kecamatan Bangsi Kabupaten Jepara. Populasi yang digunakan adalah perempuan usia subur dengan jumlah sampel 60 orang. Hasil penelitian ditemukan praktik perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas yang banyak mendukung upaya kesehatan reproduksi diantaranya adalah periksa kehamilan, persalinan dibantu bidan, tradisi minum jamu, pijat kebugaran setelah melahirkan. Perbedaan penelitian terletak pada daerah penelitian, tahun dilaksanakannya penelitian, sampel dan populasi yang digunakan dimana pada penelitian ini menggunakan perempuan usia subur sedangkan penelitian yang peneliti laksanakan menggunakan sampel ibu yang telah selesai masa nifas 1-3 hari serta berbeda pada obyek penelitian dimana obyek penelitian ini meliputi masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan, sedangkan penelitian yang peneliti laksanakan berfokus pada masa nifas. 2. Edy Suprabowo (2006). Praktik Budaya dalam Kehamilan, Persalinan dan Nifas pada Suku Dayak Sanggau pada Tahun 2006. Penelitian tersebut adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah (DKT) dan observasi langsung. Analisis yang dipergunakan adalah analisis tema. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sanggau pada tahun 2006 dengan menggunakan informan ibu hamil, ibu nifas, bidan kampung, ketua adat, serta ibu usia subur. Dari penelitian tersebut ditemukan praktik budaya yang membahayakan pada masa

9 kehamilan seperti anjuran bekerja keras, mengurangi tidur, mengangkat peranakan. Pada masa persalinan seperti tempat persalinan di dapur, minum jahe ditambah tuak, dll. Pada masa nifas seperti pantang makan, nyandar, dan hubungan seksual saat nifas. Namun ada juga praktik yang baik untuk dilakukan yaitu pendampingan suami saat istri melahirkan serta pelayanan bidang kampung. Perbedaan penelitian terletak pada lokasi penelitian, tahun dilaksanakannya penelitian, serta metode penelitiannya.