HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

EFEKTIFITAS PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU 24 JAM POST PARTUM TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI BAYI DALAM RANGKA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI

Esty Indarwati. : Tingkat pengetahuan Ibu, cakupan pemberian vitamin A

2 hidup, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta (Almatsier, 2002, p.153) Suplementasi vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu program penangg

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN UPAYA KEPATUHAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

OLEH : HERLINA SAMOSIR

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

INFOKES, VOL.5 NO.2 September2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. prekursor / provitamin A / karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

STUDI DETERMINAN KEJADIAN STUNTED PADA ANAK BALITA PENGUNJUNG POSYANDU WILAYAH KERJA DINKES KOTAPALEMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

PEMAHAMAN TENTANG KAPSUL VITAMIN A SERTA AKIBAT KEKURANGANNYA OLEH: ELVI ZULIANI, SKM

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI TERHADAP POLA PANTANG MAKAN IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO KLATEN

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

DUKUNGAN KELUARGA PADA IBU NIFAS DALAM MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO Kadarwati 1) Dewi Susilowati 2)

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN DI DESA TEGALARUM KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Universitas Gadjah Mada

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB 1 PENDAHULUAN. Pencapaian derajat kesehatan ditandai dengan menurunnya angka kematian

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi oprasional dalam penelitian ini perlu dikemukakan untuk menghindari

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA BALITA DESA CIKONENG

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN Intan Nugraheni Hasanah Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK Latar belakang: Program penanggulangan Kurang Vitamin A di Indonesia telah dilaksanakan di puskesmas antara lain melalui bidan dengan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas yaitu seluruh ibu nifas menerima dua kapsul dosis tinggi @ 200,000 Standar Internasional. Akan tetapi bidan terkadang tidak melakukan evaluasi setelah pelaksanaan minum kapsul dan setelah kapsul vitamin A dibagikan melalui kader terkadang tidak dilakukan follow up untuk memastikan kapsul sampai ke tangan ibu nifas. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara sikap bidan dan dukungan kader dengan perilaku bidan dalam pemberian kapsul vitamin A ibu nifas di wilayah Puskesmas Kabupaten Klaten. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan yang bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah seluruh bidan puskesmas (37 orang) di Kabupaten Klaten. Pengumpulan data dilakukan dengan angket dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan bivariat dilakukan dengan uji chi square. Hasil: Sebagian besar sikap bidan mendukung (75,6%), dukungan kader baik (68%), ada hubungan antara sikap bidan dengan perilaku bidan dalam pemberian vitamin A ibu nifas (p=0,002), ada hubungan antara dukungan kader dengan perilaku bidan dalam pemberian vitamin A ibu nifas (p=0,004). Kesimpulan: Ada hubungan antara sikap bidan dan dukungan kader dengan perilaku bidan dalam pemberian vitamin A ibu nifas diwilayah Puskesmas Kabupaten Klaten. Kata Kunci : Kapsul Vitamin A, Ibu nifas, Bidan LATAR BELAKANG Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar diseluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama pada masa pertumbuhan. Menurut WHO kebutaan anak didunia kini telah mencapai 1,5 milliar dengan temuan setengah juta kasus baru dalam 1 tahun. Salah satu dampak kekurangan Vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan 59 dengan segala manifestasinya yaitu gangguan penglihatan, buta senja, dan bahkan kebutaan sampai kematian (Muhilal, 2004) Hasil studi masalah gizi mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi dan makanan Depkes RI tahun 2006 memperlihatkan balita dengan serum retinol < 20 ug/dl adalah sebanyak 14,6 %. 19) Saat ini di Indonesia masih terjadi kecenderungan peningkatan Kurang Vitamin A (KVA) pada ibu dan balita di daerah miskin perkotaan. Menurut data Departemen Kesehatan tahun 1992 (Intan Nugraheni Hasanah) 9

menunjukkan bahwa hampir 10 juta balita menderita KVA sub klinis (serum retinol < 20 ug/dl), 60 ribu di antaranya disertai dengan gejala bercak bitot yang terancam buta. Vitamin A merupakan zat gizi yang esensial bagi manusia, karena zat gizi ini sangat penting dan konsumsi makanan sehari-hari cenderung belum mencukupi sehingga harus dipenuhi dari luar (Saifuddin, 2002) Program penanggulangan Kurang Vitamin A di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1995 dengan suplementasi kapsul Vitamin A dosis tinggi 2 kali per tahun pada balita dan ibu nifas. Ibu nifas yang cukup mendapat vitamin A akan meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI), sehingga bayi yang disusui lebih kebal terhadap penyakit dan membantu pemulihan kesehatan ibu nifas yang erat kaitanya dengan anemia dan mengurangi resiko buta senja pada ibu menyusui yang berisiko mengalami kekurangan vitamin A (KVA) karena pada masa tersebut ibu membutuhkan vitamin A yang tinggi untuk produksi ASI bagi bayinya (Depkes RI, 2007) Hasil pertemuan The International Vitamin A Consultative Group (IVCG) pada bulan Februari tahun 2003 di Maroko mengeluarkan rekomendasi bahwa seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400,000 Standar Internasional atau dua kapsul dosis tinggi @ 200,000 Standar Internasional. Pemberian satu kapsul vitamin A 200.000 Standar Internasional warna merah pada ibu nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari. Pemberian dua kapsul vitamin A 200.000 SI diharapkan dapat menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan (Arisman, 2003) Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan beberapa bidan mengatakan bahwa ketersediaan kapsul vitamin A di puskesmas ada bahkan terkadang dengan jumlah berlebih, pemberian kapsul vitamin A tidak terlalu penting karena vitamin A dapat diperoleh dari makanan sehari-hari, konseling pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dilakukan tentang waktu dan cara minum saja, evaluasi proses pelaksanaan minum kapsul setelah pemberian kapsul vitamin A kadang tidak dilakukan karena lupa, setelah kapsul vitamin A dibagikan melalui kader terkadang tidak dilakukan follow up untuk memastikan kapsul sampai ke tangan ibu nifas. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Hubungan antara sikap bidan dan dukungan kader terhadap perilaku bidan dalampemberian vitamin A ibu nifas di wilayah Puskesmas Kabupaten Klaten. METODE PENELITIAN Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional, yaitu pengambilan data yang dilakukan dalam waktu bersamaan dengan subyek yang telah ada. Populasi dalam penelitian ini adalah bidan puskesmas di wilayah Puskesmas Kabupaten Klaten sebanyak 27 orang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan tekhnik total sampling dengan jumlah bidan 37 orang. Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada bidan. Sikap bidan terhadap pemberian vitamin A ibu nifas diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang (Intan Nugraheni Hasanah) 10

berisi 10 pertanyaan dan dukungan kader terhadap pemberian vitamin A ibu nifas diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang berisi 10 item pertanyaan. Jenis analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi responden, sedangkan analisis bivariat yaitu untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat dengan menggunakan perhitungan program komputer dengan menggunakan rumus chisquare. HASIL PENELITIAN 1. Sikap bidan terhadap pemberian vitamin A ibu nifas Tabel 1 Sikap Bidan Terhadap Pemberian Vitamin A Ibu Nifas No Kategori Jumlah (f) Prosentase (%) 1 Kurang Mendukung 9 24,4 2. Mendukung 28 75,6 Jumlah 37 100 Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa sebagian besar bidan bersikap mendukung terhadap pemberian vitamin A ibu nifas sebanyak 28 orang (75,6%) dan responden dengan sikap kurang mendukung terhadap pemberian vitamin A ibu nifas sebesar 9 orang (24,4%). 2. Dukungan kader terhadap pemberian vitamin A ibu nifas Tabel 2 Dukungan Kader Terhadap Pemberian Vitamin A Ibu Nifas No Kategori Jumlah (f) Prosentase (%) 1 Kurang Baik 12 32 2. Baik 25 68 Jumlah 37 100 Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa sebagian besar dukungan kader baik terhadap pemberian vitamin A ibu nifas sebanyak 25 orang (32%) dan dukungan kader kurang baik terhadap pemberian vitamin A ibu nifas sebesar 12 orang (68%). (Intan Nugraheni Hasanah) 11

3. Hubungan antara sikap bidan dengan perilaku pemberian vitamin A ibu nifas Tabel 3 Hubungan antara sikap bidan dengan perilaku pemberian vitamin A ibu nifas Perilaku Sikap bidan Dilakukan Tidak sesuai Dilakukan Sesuai Total N % N % N % Kurang 6 40 9 60 15 100 Mendukung Mendukung 7 31 15 69 22 100 Total 13 24 37 Prosentase perilaku pemberian vitamin A ibu nifas berdasarkan sikap responden didapatkan, perilaku dilakukan tidak sesuai standar pada sikap kurang mendukung yaitu 40% responden dan pada sikap mendukung yaitu 60% responden, perilaku dilakukan sesuai standar pada sikap kurang mendukung yaitu 31% responden dan pada sikap mendukung yaitu 69% responden. Hasil uji X 2 menunjukkan nilai p = 0,002 yang artinya ada hubungan antara sikap responden dengan perilaku pemberian vitamin A ibu nifas (nilai p < 0,05). 4. Hubungan antara dukungan kader dengan perilaku pemberian vitamin A ibu nifas Tabel 4 Hubungan antara dukungan kader dengan perilaku pemberian vitamin A ibu nifas Dukungan Perilaku kader Dilakukan tidaksesuai Dilakukan sesuai Total N % N % N % Kurang baik 4 36 7 64 11 100 Baik 4 15 22 85 26 100 Total 8 29 37 Prosentase perilaku pemberian vitamin A ibu nifas berdasarkan dukungan kader didapatkan, perilaku dilakukan tidak sesuai standar pada dukungan kader kurang baik yaitu 36% responden dan pada dukungan kader baik yaitu 64% responden, perilaku dilakukan sesuai standar pada dukungan kader kurang baik yaitu 15% responden dan pada dukungan kader baik yaitu 85% responden. Hasil uji X 2 menunjukkan nilai p = 0,004 yang artinya ada hubungan antara dukungan kader dengan perilaku pemberian vitamin A ibu nifas (nilai p < 0,05). (Intan Nugraheni Hasanah) 12

PEMBAHASAN Sikap adalah kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten. Apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu objek, ia akan siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan objek itu. Sebaliknya, bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu objek, maka dia akan mengecam, mencela, menyerang, bahkan membinasakan objek itu. Prosentase perilaku pemberian vitamin A ibu nifas berdasarkan sikap responden didapatkan, perilaku dilakukan tidak sesuai standar pada sikap kurang mendukung yaitu 40% responden dan pada sikap mendukung yaitu 60% responden, perilaku dilakukan sesuai standar pada sikap kurang mendukung yaitu 31% responden dan pada sikap mendukung yaitu 69% responden. Hasil uji X 2 menunjukkan nilai p = 0,002 yang artinya ada hubungan antara sikap responden dengan perilaku pemberian vitamin A ibu nifas (nilai p < 0,05). Menurut teori WHO sikap yang baik terhadap nilai nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata karena berbagai alasan, salah satunya adalah tergantung situasi pada saat itu. Pada dasarnya sikap individu ikut memegang peranan dalam menentukan perilaku seseorang di lingkungannya, demikian juga lingkungan secara timbal balik akan mempengaruhi sikap dan perilaku. Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif yang timbul dari sebuah proses yang berpotensi untuk berperilaku. Bidan berperan menyebarluaskan informasi yang ditujukan kepada masyarakat khususnya kepada kader kesehatan agar mereka mampu merespon secara simpatik terhadap suatu informasi. Bidan berkewajiban mengikutsertakan kader kesehatan dalam pelatihan agar dapat menjadi kelompok pendukung untuk bidan dalam melaksanakan suatu program kesehatan. Menurut teori Lawrence Green dukungan merupakan reinforcing factor untuk terjadinya suatu perilaku. Dukungan seorang kader yang baik akan melaksanakan tugasnya sebagai seorang kader posyandu dengan baik pula. Tugas kader posyandu dibagi menjadi 3 yaitu sebelum hari posyandu, tugas pada hari buka posyandu dan tugas setelah hari posyandu. Prosentase perilaku pemberian vitamin A ibu nifas berdasarkan dukungan kader didapatkan, perilaku dilakukan tidak sesuai standar pada dukungan kader kurang baik yaitu 36% responden dan pada dukungan kader baik yaitu 64% responden, perilaku dilakukan sesuai standar pada dukungan kader kurang baik yaitu 15% responden dan pada dukungan kader baik yaitu 85% responden. Hasil uji X 2 menunjukkan nilai p = 0,004 yang artinya ada hubungan antara dukungan kader dengan perilaku pemberian vitamin A ibu nifas (nilai p < 0,05). Dukungan kader dalam program pemberian vitamin A ibu nifas ini sangat penting karena kader yang bertugas membantu bidan puskesmas melakukan pendataan, pemberian vitamin A ibu nifas dan membantu bidan puskesmas melakukan penyuluhan kesehatan secara perorangan maupun dalam kelompok masyarakat. Peran bidan puskesmas sendiri sebagai pendamping dan pengarah dalam pelayanan serta motivator dalam menjaga kelangsungan kegiatan, melaksanakan pembinaan dan pelatihan rutin terhadap kader kesehatan serta melaksanakan evaluasi kegiatan bersama kader kesehatan. Diharapkan semakin (Intan Nugraheni Hasanah) 13

banyak pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki kader akan dapat melayani masyarakat yang datang ke pelayanan Posyandu dengan baik dan bermutu. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas serta sesuai dengan tujuan penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1. Sebagian besar responden bersikap mendukung terhadap pemberian vitamin A ibu nifas (75,6%) 2. Sebagian besar dukungan kader baik terhadap pemberian vitamin A ibu nifas (68%) 3. Ada hubungan antara sikap bidan ter terhadap pemberian vitamin A ibu nifas dengan perilaku bidan ter terhadap pemberian vitamin A ibu nifas (p=0,002) 4. Ada hubungan antara dukungan kader terhadap pemberian vitamin A ibu nifas dengan perilaku bidan terhadap pemberian vitamin A ibu nifas (p=0,004) SARAN 1. Bagi Bagian Kesehatan Ibu dan anak (KIA) Dinas Kesehatan agar : a. Meningkatkan pengetahuan bidan dengan sosialisasi secara menyeluruh dan komprehensif kepada bidan tentang waktu dan manfaat pemberian vitamin A ibu nifas pada ibu nifas b. Memfasilitasi sosialisasi tentang vitamin A ibu nifas teruntuk kader-kader kesehatan yang ada di wilayah-wilayah binaan. c. Melakukan pemantauan atau supervisi fasilitatif secara rutin minimal 6 bulan sekali dengan metode tehnis secara obyektif dengan menggunakan daftar tilik untuk memantau perilaku bidan dalam pemberian kapsul vitamin A ibu nifas 2. Bagi masyarakat (Ibu Nifas) Agar lebih aktif menanyakan yang berhubungan dengan asuhan dan kebutuhan selama masa nifas sehingga akan memotivasi bidan selaku pemberi pelayanan dalam pemberian kapsul vitamin A ibu nifas. DAFTAR PUSTAKA Muhilal. 2004. Angka Kecukupan Gizi Vitamin Larut Lemak. Jakarta, Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Saifuddin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Depkes RI. 2007. Apa dan Mengapa tentang Vitamin A Panduan Praktis Untuk Praktisi Kesehatan, Jakarta: Depkes. Arisman. 2003. Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta: EGC. Moehji. 2002. Ilmu Gizi ; Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Bhatara. (Intan Nugraheni Hasanah) 14

Buletin Kesehatan & Gizi. 2005. Buta Senja: Suatu Masalah yang biasa terjadi pada wanita tidak hamil menunjukkan perlunya suatu upaya peningkatan cakupan vitamin ibu nifas dengan segera, Edisi 1 Mei 2005. Notoatmojo, Soekidjo. 2012. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Andi Offset. Jakarta. Depkes RI. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta, Depkes, 2001. Santoso, Singgih. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Elex Media Komputindo. Kelompok Gramedia- Jakarta. 2001. Sugiono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. (Intan Nugraheni Hasanah) 15