PERTEMUAN 3 GAMBAR PROYEKSI

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 GAMBAR SEBAGAI BAHASA TEKNIK

Bab 4 SISTEM PROYEKSI 4.1. PENGERTIAN PROYEKSI GAMBAR PROYEKSI

Proyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif

GAMBAR PERSPEKTIF SATU TITIK HILANG

DASAR GAMBAR PROYEKSI

Menggambar Chasis Elektronika

Berikut ini adalah materi pembelajaran mengenai Proyeksi,Sebagai. salah satu bagian dari materi mata pelajaran Membaca gambar mudahmudahan

Sekilas Tentang Perspektif

PENGANTAR GAMBAR PERSPEKTIF

MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA

PERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. robotika dan otomatisasi dalam kehidupan manusia seiring dengan meningkatnya dunia

BAB I PENDAHULUAN. divisualisasikan dalam bentuk susunan gambar beserta teks cerita yang terurut sesuai

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

MENGGAMBAR PERSPEKTIF

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

PENDAHULUAN Pokok bahasan pada materi Gambar 3 Dimensi meliputi definisi, macam-macam gambar 3 Dimensi, dan teknik-teknik pembuatan gambar 3 Dimensi.

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

PERTEMUAN 7 ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MENGGAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

MATA KULIAH PROYEKSI & PERSPEKTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN

PS. DESAIN INTERIOR FDIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Kegiatan Pembelajaran 2. Standar Kertas dan Tata Letak pada Gambar Teknik A. Deskripsi

Menggambar Teknik & CAD

PROYEKSI PROYEKSI. Proyeksi Ortogonal (Posisi Pemproyeksian) - Sebuah titik - Sebuah garis - Sebuah bidang - Sebuah benda.

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1

MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA

APLIKASI VIRTUAL IKLAN PERUMAHAN DENGAN SISTEMAUGMENTED REALITY

Interior Design in Augmented Reality Environment

BAB 2 PENGGAMBARAN 3 DIMENSI (3D)

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan

SETTING AUTOCAD. 3.1 Media Gambar

HASIL DAN ANALISIS. Tabel 4-1 Hasil kalibrasi kamera Canon PowerShot S90

SOAL DAN PEMBAHASAN REFLEKSI DAN DILATASI

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan sebanyak jiwa (49,79 persen) dan di daerah pedesaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SILABUS. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu membangun sebuah simulator 3D dengan memanfaatkan metode-metode pada Pemrograman Grafis.

RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Animasi komputer di indonesia marak bermunculan dalam iklan-iklan di

BAB 3 GAMBAR PERSPEKTIF

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

Jobsheet 3 Cara Kerja Sistem CCTV

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dunia desain interior juga ikut berkembang dan berubah. Awalnya desain

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

GAMBAR TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

B. Kegiatan Belajar. 1. Kegiatan Belajar 1 Menentukan Persyaratan Kerja

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

APLIKASI PERUBAHAN CITRA 2D MENJADI 3D DENGAN METODE STEREOSCOPIC ANAGLYPH BERBASISKAN KOMPUTER

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB VIII ALAT UKUR, ALAT HITUNG DAN ALAT LUKIS DALAM GEOMETRI RUANG

APLIKASI MENGUBAH POLARISASI FRAME GAMBAR 2 DIMENSI MENJADI 3 DIMENSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Implementasi Augmented Reality pada Pemodelan Tata Surya

Sketsa BAB I PENDAHAULUAN

BAB 1. Finishing dan Teknik Presentasi Desain Arsitektur Bagian 1

Bab 4 Studi Kasus. 4.1 Tampilan Awal Aplikasi Perangkat Lunak

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

TI-1221: Dasar Perancangan Teknik Industri

MEMBUAT PANDANGAN PERSPEKTIF

GAMBAR PRODI PEND. TEKNIK ARSITEKTUR

Buku Panduan Belajar AutoCAD AMIK TRIGUNA DHARMA

HANDOUT GAMBAR TEKNIK

TRANSFORMASI GEOMETRI ROTASI BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sendiri telah berkembang

PEMBERIAN UKURAN DIMENSI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

MENGGAMBAR KONSTRUKTIF

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Desain Interior Rumah dengan 3DS Max untuk Keperluan Pembuatan Video Image di Masterpiece Studio

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION

FOTOGRAFI ARSITEKTUR (ARCHITECTURE PHOTOGRAPHY) By : Bayu Widiantoro

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang semakin modern menuntut manusia untuk selalu

PAGI. SOAL PILIHAN GANDA : No

TIU: Mahasiswa mampu menghasilkan aplikasi Komputer Grafik sederhana. Pemrograman OpenGL API dasar 2 dimensi. Penggunaan aplikasi pengolah grafis 3D

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari hasil analisis. Berikut adalah tahapan desain penelitian yang

PERTEMUAN 5. Gambar potongan

Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera

MENGGAMBAR TEKNIK I. Jl. Letjend Suprapto No.73 Kebumen - Jawa Tengah 54311

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

3.1. Penyajian gambar 3 dimensi PERTEMUAN 3 GAMBAR PROYEKSI Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi diperlukan proyeksi. Pada sistem dua dimensi obyek gambar dapat langsung diaplikasikan pada layar monitor karena memiliki dimensi yang sama yaitu pada koordinat kartesian x dan y, kalaupun ada perbedaan hanya pada arah sumbunya. Pada sistem tiga dimensi setiap titik memiliki 3 koordinat yaitu koordinat x, y, dan z, sedangkan layar hanya memiliki sumbu x dan y. Oleh karena itu diperlukan transformasi dari koordinat tiga dimensi atau disebut dengan koordinat dunia menjadi koordinat dua dimensi. Untuk menampilkan efek tiga dimensi pada layar dua dimensi dapat dilakukan dengan metode kamera sintetis yaitu proyeksi paralel, dan proyeksi perspektif. a) Proyeksi Paralel Proyeksi paralel merupakan teknik dasar untuk penyajian obyek tiga dimensi pada layar dua dimensi, yang bertumpu pada 3 sudut pandang. Pandangan depan, pandangan samping dan pandangan atas. Contoh proyeksi paralel seperti pada Gb. 3.1. Untuk menggambarkan proyeksi paralel dalam tiga dimensi diperlukan beberapa sudut pandang minimal atas, samping dan depan kemudian di proyeksikan dalam koordinat tiga dimensi sehingga seperti terlihat pada gambar di bawah. Gb. 3.1 Proyeksi Paralel 1

Proyeksi paralel merupakan teknik yang relatif sederhana tetapi gambar yang ditampilkan masih sulit untuk dibayangkan sebagai image tiga dimensi, seperti pada Gb. 3.1. Untuk itu dikembangkan cara lain yaitu dengan teknik proyeksi perspektif seperti pada Gb 3.2. b) Proyeksi Perspektif Gb. 3.2 Proyeksi Perspektif Proyeksi perspektif adalah bentuk gambar tiga dimensi seperti yang dilihat pada kenyataan sesungguhnya seperti yang terlihat oleh mata manusia ataupun kamera. Teknik ini lebih menggambarkan keadaan yang sesungguhnya tetapi untuk obyek dalam bentuk gambar rangka (wire frame) untuk kedalaman tertentu dapat menimbulkan dualisme gambar. Misalnya bagian yang terkesan di dalam kadang-kadang juga terkesan di luar. c) Gambar 3 Dimensi dalam Perencanaan Suatu proses perencanaan benda yang mengacu pada desain gambar kerja terkadang masih sangat sulit dipahami oleh klien yang masih awam dengan bentuk penyajian gambar kerja/gambar teknik 2D (2 Dimensi). untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan penyajian gambar 3D (3 Dimensi) agar bias dilihat secara nyata tampilan obyek yang nanti akan dibuat dalam bentuk fisik. Dengan gambar 3D, siapapun bahkan yang tidak menguasai tentang gambar teknik tentu akan dengan mudah melihat apa dan bagaimana bentuk sesungguhnya dari desain tersebut. Gambar 3D juga memungkinkan untuk menganalisa sudut pandang yang dirasa kurang memenuhi harapan, sehingga bias dengan segera melakukan perubahan rencana kerja sebelum proses pengerjaan benda. Keperluan pembuatan gambar 3D tidaklah mutlak dalam sebuah proses perencanaan. Gambar 3D pada umumnya digunakan untuk penyajian tampilan fisik utuh dengan pewarnaan dan bentuk-bentuk ornament yang tepasang pada bagunan. Dengan gambar 3D, klien bias menyaksikan tanpa kesulitan membayangkan juka ingin melihat tampilan desain yang dipesan dari berbagai arah dan sudut pandang berbeda Gambar 3D ataupun gambar kerja 2D merupakan dua hal yang berbeda dan memiliki fungsi masing-masing dalam proses pelaksanaan pembuatan bendanya. Pada hakikatnya acuan yang lebih utama tetap menggunakan desain 2D karena lengkap menyertakan ukuran-ukuran yang lebih rinci dan potongan-potingan yang lebih lengkap. Dapat disimpulkan mengapa diperlukan gambar 3D adalah sebagai penunjang kelengkapan untuk memudahkan klien dalam memahami rencana/rancangan yang telah dipesan. Meskipun demikian, perkembangan teknologi computer yang pesat memberikan keunggulan tersediri dalam keteknikan, dimana gambar 3D dapat menjadi suatu bentuk miniatur benda yang dapat digunakan dalam suatu analisis teknik, misalnya analisis sifat mekanis dan fisis bahan yang diberi perlakuan tertentu. 2

Bagi seorang arsitek memberikan gambaran akan ide perencanaan pada klien kadang menemui hambatan manakala klien awam akan penyajian gambar kerja. Gambar kerja adalah visualisasi perencanaan yang memaparkan detail konstruksi dan detail arsitektural sebagai patokan pelaksanaan. Standarnya, gambar kerja dibuat dalam format 2D untuk menjaga presisi dan ketepatan dimensi/ukuran yang diinginkan. Jadi, untuk mengatasinya, biasanya seorang arsitek akan memaparkan draft perencanaannya tersebut dalam bentuk visualisasi 3D. Jika dulu, hal ini dibuat dengan penyajian maket, maka sekarang penyajian visualisasi 3D dapat dibuat melalui perangkat kerja di computer dengan aneka ragam jenis software. Dan ini tentu saja lebih hemat biaya. 3.2. Proyeksi Sudut Pertama (First Angle Projection) Bidang-bidang proyeksi yang paling banyak dipergunakan adalah bidang horizontal dan bidang vertical, seperti tampak pada Gb. 3.3 di bawah. Bidang bidang utama ini membagi seluruh ruang dalam empat kwadran. Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di depan bidang vertical disebut kwadran pertama. Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di belakang bidang vertical disebut kwadran kedua. Kwadran ketiga adalah bagian ruang yang terletak di bawah bidang horizontal dan di depan bidang vertical dan kwadran keempat adalah bidang ruang yang terletak di bawah horizontal dan di belakang bidang vertical. Jika benda yang akan digambar diletakkan di kwadran pertama dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksi, maka cara proyeksi ini disebut proyeksi kwadran pertama atau cara proyeksi sudut pertama, cara ini juga sering disebut cara E. Jika bendanya diletakkan pada kwadran ketiga, maka cara proyeksi demikian disebut proyeksi kwadran ketiga atau cara proyeksi sudut ketiga. Cara proyeksi sudut kedua dan ketiga tidak dipakai dalam praktek. Gb. 3.3 Bidang koordinat utama dan kwadran-kwadran. Proyeksi sudut pertama merupakan proyeksi system eropa karena cara ini telah banyak dipergunakan di Negara-negara Eropa seperti: Jerman, Swiss, Perancis, Rusia dan lainnya. Untuk mempermudah ingatan tentang proyeksi Eropa, kuncinya adalah bahwa objek atau benda terletak di antara orang yang melihat dengan bidang proyeksi. Untuk memproyeksikan suatu benda, benda tersebut seolah-olah didorong menuju bidang proyeksi (Gb. 3.4) 3

Gb. 3.4 Proyeksi menuju sebuah bidang Dalam peragaan menggunakan tiga bidang proyeksi, yaitu bidang depan, atas, dan samping, benda diletakkan di antara bidang proyeksi dan pengamat (Gambar 2). Artinya bidang proyeksi terletak di belakang benda. Dari gambar tampak dengan jelas bahwa proyeksi untuk pandangan atas terletak di bawah benda, dan proyeksi pandangan depan terletak di belakang benda, dan proyeksi pandangan samping terletak di sebelah kanan. 4

Gb. 3.5 Proyeksi sudut pertama pda 3 bidang Langkah-langkah membuat proyeksi sudut pertama dapat dilihat pada contoh berikut: 5

Gb. 3.6 Langkah-langkah membuat proyeksi sudut pertama 3.3. Proyeksi Sistem Amerika (Third Angle Projection) Proyeksi sudut ketiga sering disebut juga proyeksi system Amrika atau cara A karena caara ini telah banyak dipakai di Amerika. Negara-negara lain yang banyak mempergunakan cara ini adalah Jepang, Australia dan Canada. Dalam proyeksi ini benda berada di depan bidang proyeksi. Jadi, bidang proyeksi ada di antara pengamat dengan benda. Untuk memproyeksikan benda pada bidang proyeksi, benda seolah-olah ditarik ke bidang proyeksi sehingga garis sinar proyeksi ditarik menuju ke bidang proyeksi. Sebagai contoh Gambar dibawah 6

7

Gb. 3.7 Proyeksi sudut pertama pda 3 bidang Kode/lambang proyeksi sistem Amerika Penentuan pandangan pada system sistem Amerika dapat dilihat contoh berikut ini: 8

Gb. 3.8 Penentuan Pandangan Sistem Amerika Gambar di bawah ini merupakan contoh penerapan proyeksi pada gambar-gambar detail. Gambar tersebut tidak menunjukkan pada seluruh pandangan pada proyeksi Amerika, namun hanya digambar pada pandangan-pandang yang di butuhkan saja atau padangan-pandangan yang diyakini cukup lengkap memberikan informasi bagi pembaca atau pengguna. Gambargambar bagian di bawah ini hanya menampilkan gambar pandangan depan dan pandangan samping kanan saja karena kedua pandangan tersebut di yakini sudah cukup mewakili hingga mampu memberikan informasi untuk membuat benda-benda tersebut. 9

10

SOAL-SOAL LATIHAN 1. Disediakan gambar nomor 1 sampai 4 a) Tentukan jenis proyeksi yang digunakan b) Tentukan pandangan depan, samping, atas, atau bawah pada tiap gambar proyeksi c) Lengkapi garis-garis gambar pandangan sehingga menunjukkan gambar pandangan proyeksi yang benar 11

2. Disediakan gambar nomor A sampai F a) Tentukan jenis proyeksi yang digunakan b) Tentukan pandangan depan, samping, atas, atau bawah pada tiap gambar proyeksi c) Lengkapi garis-garis gambar pandangan sehingga menunjukkan gambar pandangan proyeksi yang benar 12