BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. resmi dari Intellectual Property Rights (IPR). Berdasarkan substansinya, HKI

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia telah meratifikasi konvensi-konvensi internasional di bidang HKI salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)

Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI)

BAB I PENDAHULUAN. Negara sebagai salah satu subjek hukum Internasional membawa

II. TINJAUAN PUSTAKA. hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang

HAKI PADA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 2 TINJAUAN UMUM HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. dari istilah Intellectual Property Rights (Bahasa Inggris) dalam sistem hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aspek Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual dalam Teknologi Informasi. Materi Kuliah-4. Prof. Dr. I Gede AB Wiranata, S.H., M.H.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia yang pada tahun 2020 memasuki era pasar bebas. Salah satu

BAB I LATAR BELAKANG

Pengenalan Kekayaan Intelektual Oleh : dr. Gita Sekar Prihanti, M Pd Ked SENTRA KI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Antara HaKI, Islam dan Teknologi Informasi. Konsep, Sejarah dan Ragam HaKI. Profile. Konsep HaKI. HaKI? Apa itu Hak?

SEJARAH HKI DI INDONESIA Sejarah Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

BEBERAPA KOMPONEN YANG MENDUKUNG DALAM PELAKSANAAN SISTEM ADMINISTRASI DANDOKUMENTASI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL*

MAKALAH ETIKA PROFESI HAKI (HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL)

BAB I PENDAHULUAN. Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi

II. TINJAUAN PUSTAKA. macam istilah hukum: Hak Milik Intelektual dan Hak Kekayaan Intelektual.

BAB II KRITERIA INVENSI PATEN SEDERHANA DI BIDANG TEKNOLOGI ALAT-ALAT PERTANIAN. A. Paten Sebagai Benda Immateril dan Bagian Hak Kekayaan Industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

PATEN. Disusun oleh : Dr. Henny Medyawati, SKom,MM. Sumber: UU NO. 14 tahun 2001, tentang Paten,2010, New Merah Putih, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property

MAKALAH HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)

BAB I PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual atau Intellectual Property Rights, yang merupakan

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk

TINJAUAN TENTANG HAKI

I. PENDAHULUAN. Sejak dasawarsa delapan puluhan (era 1980-an), hak kekayaan intelektual atau

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kemajuan masyarakat. Oleh karena itu, dalam era globalisasi. perdagangan, pembangunan hukum di Indonesia diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebuah negara. Keberhasilan negara-negara maju di dalam menguasai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KONSULTAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KONSULTAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

Hak Atas Kekayaan Intelektual. Business Law Universitas Pembangunan Jaya Semester Gasal 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KONSULTAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk. penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut serta dalam. menandatangani perjanjian multilateral pada tanggal 15 April 1994 di

BAB I PENDAHULUAN. maupun memasarkan suatu produk haruslah ditingkatkan. Hal ini dikarenakan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK MEREK SEBAGAI OBJEK HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESAIN INDUSTRI DAN MEREK. Desain Industri merupakan salah satu bidang HKI yang dikelompokan

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya manusia tidak pernah terlepas dari seni. Seni adalah

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 ATAS TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lex Crimen Vol. VI/No. 10/Des/2017. PENEGAKAN HUKUM HAK PATEN MENURUT TRIPS AGREEMENT DAN PELAKSANAANYA DI INDONESIA 1 Oleh: Rignaldo Ricky Wowiling 2

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

BAB I Hak Cipta. I. Pendahuluan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2011 (Semantik 2011) ISBN

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perlindungan terhadap karya cipta manusia. menjadi semakin penting dengan terjadinya revolusi

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

I. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Plagiarism. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Plagiarism adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KONSULTAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PATEN DAN SYARAT PENDAFTARAN. Paten merupakan suatu hak khusus berdasarkan undang-undang diberikan

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (intellectual property rights) Yuli Kurnia Ningsih

PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HaKI BIDANG PERTANIAN DI INDONESIA (Suatu Telaah Deskriptif)

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang sebagaimana yang diatur dalam. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem yang ada di dalam hukum merupakan upaya untuk menjaga

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. penemuan-penemuan di bidang teknologi. Indonesia sebagai negara berkembang

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK PADA PRODUKSI BATIK BROTOSENO DI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Komputindo, hal.2. 1 Sudarmanto, 2012, KI & HKI serta Implementasinya bagi Indonesia, Jakarta: PT Elex Media

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba

Pengertian dan Sejarah Hak Kekayaan Intelektual

BAB I PENDAHULUAN. karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektualitas

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL. tentang HKI serta definisi diserahkan pada masing-masing negara yang

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Secara umum Hak Kekayaan Intelektual dapat terbagi dalam dua kategori yaitu: Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri

Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia. Latar Belakang

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK DAGANG DALAM SISTEM HUKUM MEREK DI INDONESIA

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan isu yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kreatif manusia atau khususnya perlindungan hukum atas hasil kreativitas manusia

MAKALAH ETIKA PROFESI RAHASIA DAGANG

PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I

V. SIMPULAN. Pertanian RI yang berperan melakukan pengawasan dan pengelolaan PVT. Pusat PVT

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TANTANGAN IMPLEMENTASINYA DI PERGURUAN TINGGI

BAB III TINJAUAN HAK CIPTA. benda, yaitu benda tidak berwujud (benda immaterial). 34 Dilihat dari sejarah

TELAAH KONSEP HAKI. Oleh : 1. Ahda N 2. Suyatno 3. Priyanto 4. Wahyono 5. Purwijatmiko 6. Sulistyowati

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara

Dr. Tb. Maulana Kusuma Web: Gunadarma University

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian baru dalam forum Nasional maupun Internasional.

TINDAK PIDANA DI BIDANG PATEN 1 Oleh : Aditia E Bawole 2

BAB II SYARAT-SYARAT DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PATEN ASING DI INDONESIA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL A. Pengertian Hak Kekayaan Intelektual Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disingkat HKI) adalah terjemahan resmi dari Intellectual Property Rights (IPR). Berdasarkan substansinya, HKI berhubungan erat dengan benda tidak berwujud serta melindungi karya intelektual yang lahir dari cipta, rasa dan karsa manusia. WIPO (World Intellectual Property Organization), sebuah lembaga internasional di bawah PBB yang menangani masalah HKI mendefenisikan HKI sebagai Kreasi yang dihasilkan dari pikiran manusia yang meliputi : invensi, karya sastra, simbol, nama, citra dan desain yang digunakan di dalam perdagangan. Hak Kekayaan Intelektual itu adalah hak kebendaan, hak atas sesuatu benda yang bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Hasil dari pekerjaan rasio manusia yang menalar. Hasil kerjanya itu berupa benda immaterial. Benda tidak berwujud. 7 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual di dalam buku panduan HKI menjelaskan bahwa Hak Kekayaan Intelektual atau yang disingkat HKI atau akronim HaKI, adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir otak yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Pada intinya HKI adalah hak untuk untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu 7 H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 9 23

24 kreatifitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. 8 Apabila ditelusuri lebih mendalam, konsep Hak Kekayaan Intelektual (HKI) meliputi : 9 1. Hak milik hasil pemikiran (intelektual), melekat pada pemiliknya, bersifat tetap dan ekslusif; dan 2. Hak yang diperoleh pihak lain atas izin dari pemilik, bersifat sementara. Hasil kemampuan berpikir (intellectual) manusia merupakan ide yang kemudian dijelmakan dalam bentuk Ciptaan atau Penemuan. Pada ide tersebut melekat predikat intelektual yang bersifat abstrak. Konsekuensinya, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) menjadi terpisah dengan benda material bentuk jelmaannya. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah kekayaan bagi pemiliknnya. Kekayaan tersebut dapat dialihkan pemanfaatan atau penggunaannya kepada pihak lain, sehingga pihak lain itu memperoleh manfaat dari Hak Kekayan Intelektual tersebut. Hak pemanfaatan ini atau penggunaan ini disebut hak yang diperoleh karena izin (lisensi) dari pemiliknya. 10 Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan sumber kekayaan material bagi pemiliknya karena mempunyai nilai ekonomi. Dalam kegiatan industri dan perdagangan, keuntungan ekonomi tidak hanya dapat dinikmati oleh pemilik, melainkan juga oleh pihak lain. 11 Nilai ekonomi tersebut mendorong ilmuwan 8 Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual (Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, 2013) 9 Abdul Kadir Muhammad, Op. Cit, hlm. 1 10 Ibid, hlm. 2 11 Ibid, hlm. 12

25 untuk berpikir terus-menerus guna menghasilkan Ciptaan atau Penemuan baru yang mendatangkan keuntungan ekonomi. Makin meningkat kemampuan berpikir dan mencipta, makin bertambah jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan ini berarti makin banyak menghasilkan keuntungan ekonomi. 12 B. Ruang Lingkup Hak Kekayaan Intelektual Untuk memahami lingkup Hak Kekayaan Intelektual (HKI), perlu diketahui lebih dahulu jenis-jenis benda, yaitu benda berwujud (material) dan benda yang tidak berwujud (immaterial) seperti ditentukan dalam Pasal 503 KUH Perdata. Benda immaterial atau benda tidak berwujud yang berupa hak itu dapatlah kita contohkan seperti hak tagih, hak atas bunga uang, hak sewa, hak guna bangunan, hak guna usaha, hak atas benda berupa jaringan, Hak Atas Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights) dan lain sebagainya. 13 Baik benda berwujud maupun tidak berwujud dapat menjadi objek hak. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dapat menjadi objek hak, apalagi bila ikut serta dimanfaatkan oleh pihak lain melalui lisensi. Hak atas benda berwujud disebut hak absolut atas suatu benda, sedangkan hak atas benda tidak berwujud disebut hak absolut atas suatu hak. 14 Menurut sistem hukum Anglo Saxon, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) diklasifikasikan menjadi Hak Cipta (Copyright) dan Hak Milik Perindustrian 12 Ibid, hlm. 13 13 H. OK. Saidin, Op. Cit. hlm. 12 14 Abdul Kadir Muhammad, Op. Cit. hlm. 3

26 (Industrial Property Rights). Dari Hak Cipta dapat diturunkan lagi Hak Turunan (Neighbouring Rights). 15 Menurut Convention Establishing The World Intellectual Property Organizaion (WIPO), Hak Milik Perindustrian diklasifikasikan menjadi: 1. Paten (Patent) 2. Model dan Rancang Bangun (Utility Models) 3. Desain Industri (Industrial Design) 4. Merek Dagang (Trade Mark) 5. Nama Dagang (Trade Name) 6. Sumber Tanda atau Sebutan Asal (Indication of Source or Appelation of Origin) adalah : Sedangkan klasifikasi Hak Milik Perindustrian menurut Anglo Saxon 1. Paten (Patent) 2. Model dan Rancang Bangun (Utility Models) 3. Desain Industri (Industrial Design) 4. Rahasia Dagang (Trade Secret) 5. Merek Dagang (Trade Mark) 6. Merek Jasa (Service Mark) 7. Nama Dagang (Trade Name ) 8. Sebutan Asal (Appelation of Origin) 15 Ibid, hlm. 4

27 9. Tanda Asal (Indication of Origin) 10. Perlindungan dari Persaingan Curang (Unfair Competition Protection) World Trade Organization (WTO), Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIP s) menambahkan dua bidang lagi ke dalam kelompok hakhak di atas, yaitu : 1. Perlindungan Varietas Baru Tanaman (New Varieties of Plants Protection) 2. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Layout Design of Integrated Circuit) Di Indonesia, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) diatur dengan Undang- Undang tersendiri, antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Rangkaian Tata Letak Sirkuit Terpadu. 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. 7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

28 C. Teori Hak Kekayaan Intelektual Teori Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sangat dipengaruhi oleh pemikiran John Locke tentang hak milik. Dalam bukunya, Locke mengatakan bahwa hak milik dari seorang manusia terhadap benda yang dihasilkannya itu sudah ada sejak manusia lahir. Benda dalam pengertian disini tidak hanya benda yang berwujud tetapi juga benda yang abstrak, yang disebut dengan hak milik atas benda yang tidak berwujud yang merupakan hasil dari intelektualitas manusia. 16 Ada tiga teori terkait dengan pentingnya sistem Hak Kekayaan Intelektual dari perspektif ilmu hukum, yaitu : 17 1. Natural Right Theory Berdasarkan teori ini, seorang pencipta mempunyai hak untuk mengontrol penggunaan dan keuntungan dari ide, bahkan sesudah ide itu diungkapkan kepada masyarakat. Ada dua unsur utama dari teori ini, yaitu : a. First Occupancy Seseorang yang menemukan atau mencipta sebuah invensi (ide penemu) berhak secara moral terhadap penggunaan ekslusif invensi tersebut. 16 http://abcdanis.blogspot.co.id/2013/05/hak-kekayaan-intelektual_15.html diakses Minggu, 4 Oktober 2015 jam 22:14 WIB 17 Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global : Sebuah Kajian Kontemporer, Yogyakarta, 2009, hlm 10

29 b. A Labor Justification Seseorang yang telah berupaya di dalam mencipta Hak Kekayaan Intelektual, dalam hal ini adalah sebuah invensi seharusnya berhak atas hasil dari usahanya tersebut. Mencipta merupakan istilah dari Hak Cipta, istilah tersebut mengandung arti, yaitu hasil karya yang dituangkan dalam bentuk yang khas. Sedangkan Invensi merupakan istilah dari Hak Paten yang mengandung arti, sebagai ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dan dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan proses. 2. Utilitarian Theory Teori ini diperkenalkan oleh Jeremy Bentham dan merupakan reaksi terhadap Natural Right Theory. Menurut Bentham, Natural Right Theory merupakan simple nonsense. Kritik ini muncul disebabkan oleh adanya fakta bahwa natural right memberikan hak mutlak hanya kepada inventor dan tidak kepada masyarakat. Menurut utilitarian theory, negara harus mengadopsi beberapa kebijakan (misalnya membuat peraturan perundang-undangan) yang dapat memaksimalkan kebahagiaan masyarakat. 3. Contact Theory Teori ini memperkenalkan prinsip dasar yang menyatakan bahwa sebuah paten merupakan perjanjian antara inventor dengan pemerintah. Dalam hal ini, bagian dari perjanjian yang harus dilakukan oleh

30 pemegang paten adalah untuk mengungkapkan invensi tersebut dan memberitahukan kepada publik bagaimana cara merealisasikan invensi tersebut. Berdasarkan teori ini, invensi harus diumumkan sebelum diadakannya pemeriksaan substantif atas invensi yang dimohonkan. Jika syarat ini dilanggar oleh inventor, invensi tersebut dianggap sebagai invensi yang tidak dapat dipatenkan. D. Sejarah Singkat Hak Kekayaan Intelektual Dilihat secara historis, undang-undang mengenai HaKI pertama kali ada di Venice, Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun 1470. Caxton, Galileo dan Guttenberg tercatat sebagai penemu-penemu yang muncul dalam kurun waktu tersebut dan mempunyai hak monopoli atas penemuan mereka. Hukum-hukum tentang paten tersebut kemudian diadopsi oleh Kerajaan Ingrris di jaman Tudor tahun 1500-an dan kemudian lahir hukum mengenai paten pertama di Inggris yaitu Statue of Monopolies (1623). Amerika Serikat baru mempunyai undangundang paten tahun 1791. Upaya Harmonisasi dalam bidang HaKI pertama kali terjadi tahun 1883 dengan lahirnya Paris Convention untuk masalah paten, merek dagang dan desain. 18 Kemudian pada tahun 1886 diadakanlah Berne Convention untuk masalah copyright atau hak cipta. Kedua konvensi itu membentuk biro administratif yang dikenal dengan nama World Intellectual Property Organization (WIPO). WIPO 18 http://dhaniagustian800.blogspot.co.id/2012/11/sejarah-singkatlatar-belakang-dan.html diakses Senin 5 Oktober 2015 jam 22:03

31 menjadi badan khusus di bawah PBB yang menangani administrasi perjanjian multilateral mengenai Hak Kekayaan Intelektual. Hak Kekayaan Intelektual bukanlah suatu hal yang baru di Indonesia. Sejak zaman Pemerintahan Hindia Belanda, Indonesia telah mempunyai undang-undang tentang Hak Kekayaan Intelektual yang sebenarnya merupakan pemberlakuan peraturan perundang-undangan Pemerintahan Hindia Belanda yang berlaku di negeri Belanda. Pada masa itu, bidang Hak Kekayaan Intelektual mendapat pengakuan baru 3 (tiga) bidang Hak Kekayaan Intelektual, yaitu bidang Hak Cipta, Merek Dagang dan Industri, serta Paten. Peraturan perundangan HaKI di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan Belanda dengan diundangkannya Octrooi Wet No. 136 Staatsblad 1911 No. 313, Industrieel Eigendom Kolonien 1912 dan Auterswet 1912 Staatsblad 1912 No. 600. 19 Undang-Undang Hak Cipta pertama di Belanda diundangkan pada tahun 1803, yang kemudian diperbarui dengan Undang-Undang Hak Cipta tahun 1817 dan diperbarui lagi sesuai dengan Konvesi Bern 1886 menjadi Auterswet 1912, Indonesia (Hindia Belanda saat itu) sebagai negara jajahan Belanda, terikat dalam konvensi Bern tersebut, sebagaimana diumumkan dalam S.1914-797. Peraturan Hak Milik Industrial Kolonial 1912 merupakan undang-undang Merek tertua di Indonesia, yang ditetapkan oleh pemerintah Kerajaan Belanda berlaku sejak tanggal 1 Maret 1913 terhadap wilayah-wilayah jajahannya. Undang-Undang Paten 1910 mulai berlaku sejak tanggal 1 Juli 1912. 19 https://www.academia.edu/5079927/sejarah_haki diakses Senin 5 Oktober 2015 jam 22:36

32 Pada jaman pendudukan Jepang, peraturan di bidang HKI tersebut tetap diberlakukan. Kebijakan permberlakukan peraturan HKI produk kolonial ini tetap dipertahankan saat Indonesia mencapai kemerdekaan pada tahun 1945, kecuali Undang-Undang Paten (Octrooiwet). Adapun alasan tidak diberlakukannya Undang-Undang tersebut adalah karena salah satu pasalnya bertentangan dengan Kedaulatan RI. Setelah Indonesia merdeka, berdasarkan pasal 2 Aturan Peralihan Undang- Undang Dasar 1945 (UUD 1945) dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1945, maka ketentuan peraturan perundang-undangan Hak Kekayaan Intelektual zaman penjajahan Belanda demi hukum diteruskan keberlakuannya, sampai dengan dicabut dan diganti dengan undang-undang baru hasil produk legislasi Indonesia. Setelah 16 tahun Indonesia mereka, tepatnya pada tahun 1961, barulah Indonesia mempuyai peraturan perundang-undangan Hak Kekayaan Intelektual dalam hukum positif pertama kalinya dengan diundangkannya Undang-Undang Merek pada tahun 1961, disusul dengan Undang-Undang Hak Cipta pada tahun 1982, dan Undang-Undang Paten pada tahun 1989. Setelah mengalami beberapa kali perubahan sebagai konvensi Internasional, diantaranya perjanjian TRIP s, Undang-Undang bidang Hak Kekakayaan Intelektual dari ketiga cabang utama tersebut adalah Undang-Undang Hak Cipta (UU No. 28 Tahun 2014), Undang-Undang Paten (UU No. 14 Tahun 2001) dan Undang-Undang Merek (UU No. 15 Tahun 2001). Adapun Undang- Undang lain bidang Hak Kekayaan Intelektual lainnya adalah UU No. 29 Tahun 2000 tentang Varietas Tanaman, UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang,

33 UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan UU No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Industri. Dari beberapa konvensi yang berkaitan dengan Hak Kekayaan Intelektual, Indonesia dalam rangka mendukung pelaksanaan Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs) telah meratifikasinya. Konvensi yang telah diratifikasi oleh Indonesia, di antaranya yaitu : 20 1. Paris Conevention for the Protection of Industrial Property and Convention Establishing the World Intellectual Property Organization, diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1997; 2. Patent Cooperation Treaty (PCT) and Regulation under the Patent Cooperation Treaty (PCT), diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1997; 3. Trademarks Law Treaty diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 1997; 4. Bern Convention for the Protection of Literary and Artistic Works, diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997; 5. World Intellectual Property Organization (WIPO) Copyright Treaty, diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1997. 20 Muhammad Djumhana dan Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm 17