I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAHASA LISAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I SEKINCAU

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

: SMA NEGERI 1 MANADO

38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah ( MA)

38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah ( MA)

Masmimar Mangiang, Dasar-dasar Penulisan materi kuliah Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Indonesia

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

I. PENDAHULUAN. Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : X s/d XII / 1-2

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir ilmiah merupakan kegiatan berpikir yang sistematis dan teratur

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

MAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

PENGGUNAAN VARIASI BAHASA REMAJA DALAM RUBRIK MISS GAUL PADA MAJALAH GADIS

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

03Teknik RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA. Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

Jumlah Penutur RAGAM BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS WINAYA MUKTI RAGAM BAHASA INDONESIA 03/03/2016

I. PENDAHULUAN. dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis)

Penting Tidaknya Bahasa Indonesia

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

PROGRAM SEMESTER. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas /Semester : XII / 1. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :...

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

42. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pengantar dalam komunikasi sehari-hari. nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

37. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO ( Siswa Kelas X SMK AL-HUDA TURALAK )

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasinya. Seseorang yang kaya dengan kosa kata akan mudah

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari.

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa, manusia dapat mengutarakan pikiran serta perasaan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa hadir di dalam masyarakat sejalan dengan sejarah masyarakat itu sendiri. Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki dua fungsi, yaitu fungsi sosial dan fungsi kultural. Sebagai fungsi sosial, bahasa merupakan alat perhubungan antar anggota masyarakat. Sementara itu, sebagai fungsi kultural, bahasa merupakan sarana pelestarian budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal ini meliputi segala aspek kehidupan manusia yang tidak terlepas dari peranan bahasa sebagai alat untuk memperlancar proses sosial manusia. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa haruslah menguasai bahasanya.

2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan dalam situasi formal atau resmi hendaknya menggunakan ragam bahasa baku. Demikian juga, dalam proses belajar-mengajar di kelas, karena dituntut penggunaan bahasa yang cermat terutama terkait dengan keperluan keilmuan, maka hendaknya menggunakan bahasa Indonesia baku. Namun, tidak dapat disangkal bahwa seseorang (dwibahasawan) akan mengalihkan atau mencampurkan bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang digunakan pada saat komunikasi sedang berlangsung. Hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan. Alasan-alasan itu, antara lain agar pembicaraan dapat berlangsung komunikatif, untuk menunjukan status sosialnya, dan kesulitan mencari padanan kata. Kegiatan beralih bahasa (kode) terjadi manakala dwibahasawan kekurangan fasilitas pada suatu bahasa pada saat dwibahasawan itu mengemukakan suatu topik. Alih kode juga terjadi sewaktu dwibahasawan menemukan kata yang sulit diungkapkannya tidak ada padanan yang tepat. Selanjutnya alih kode sering terjadi ketika dwibahasawan sedang dalam keadaan lelah, atau sedang marah. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam

3 bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciriciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda. Penggunaan bahasa lisan resmi pada saat proses belajar-mengajar di kelas sangat penting, karena dengan menggunakan bahasa lisan resmi yang terstruktur pola kebakuannya, maka apa yang hendak disampaikan oleh guru dalam pembelajaran akan terlihat lebih formal dan dapat dimengerti. Penggunaan bahasa lisan juga bertujuan agar siswa terbiasa untuk dapat menggunakan bahasa lisan yang resmi. Terkadang apa yang siswa ucapkan pada proses pembelajaran berlangsung itu mempengaruhi pada makna dari kata itu sendiri. Apabila seseorang mempunyai kompetensi bahasa yang baik maka ia dapat diharapkan dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan baik dan lancar, baik secara lisan maupun secara tertulis. Ia dapat diharapkan menjadi penyimak dan pembicara yang baik, menjadi pembaca yang komprehensif serta penulis yang terampil dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka para guru bahasa berupaya sekuat daya mengajar dan mendidik diri sendiri terlebih dahulu untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar agar mereka dapat menjadi contoh teladan bagi para siswa asuhan mereka. Dengan bahasa yang baik dan benar, para guru dapat diharapkan mengajar anak didiknya berbahasa baik dan benar pula.

4 Sebagai seorang guru diperlukan media bahasa dalam upaya mengajar para siswa, dalam menjalani profesi dan kehidupan sehari-hari. Dalam berkomunikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah dimiliki, seberapa pun tingkat atau kualitas keterampilan itu. Ada orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal sehingga setiap tujuan komunikasinya mudah tercapai. Namun, ada pula orang yang sangat lemah tingkat keterampilannya sehingga bukan tujuan komunikasinya tercapai, tetapi justru terjadi salah pengertian yang berakibat suasana komunikasi menjadi buruk. Salah satu aspek yang penting dalam berbahasa adalah aspek berbicara, dengan keterampilan berbicara siswa akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan secara lisan dalam konteks dan situasi pada saat mereka sedang berbicara. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara, perlu adanya pembelajaran yang sesuai. Berbicara tentang penggunaan bahasa, tentunya tidak terlepas dari penuturpenutur bahasa itu atau orang yang menggunakan bahasa dalam kehidupan bermasyarakat. Penutur-penutur bahasa itu, dalam proses sosialisasinya dapat berfungsi sebagai pembicara, penulis, pembaca dan pendengar atau penyimak. Penyimak dan pembaca dalam hal proses berbahasa ini berfungsi sebagai penerima, sedangkan pembicara dan penulis berfungsi sebagai orang yang memproduksikan (menghasilkan) bahasa. Komunikasi di antara pembicara dan pendengar atau penulis dan pembaca dapat berjalan lancar, apabila di antara kedua belah pihak terdapat dalam masyarakat bahasa yang sama. Dengan demikian, setiap bahasa memiliki seperangkat sistem, yaitu sistem bunyi bahasa, sistem gramatikal (tata bentuk kata, tata bentuk kalimat), tata makna, dan kosa kata.

5 Dalam proses pembelajaran terjadilah komunikasi timbal balik atau komunikasi dua arah antara guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa (Maidar & Mukti, 1988: 12). Semua kegiatan ini merupakan kegiatan berbahasa, maksudnya guru bukan hanya sekedar menguasai materi yang diajarkannya, tetapi guru tersebut juga berperan sebagai guru bahasa. Melalui bahasa seorang pengajar berusaha melatih anak didiknya memakai istilah-istilah dalam bidang disiplin ilmu tertentu, membentuk pemikiran yang logis, dan melatih memahami buku yang digunakan. Proses pembelajaran akan berjalan dengan efektif jika bahasa yang digunakan betul-betul berfungsi dalam proses interaksi antara guru dan siswa. Berkomunikasi secara lisan dan tulis dengan menggunakan ragam bahasa yang sesuai secara lancar dan akurat dalam wacana interaksional dan atau monolog yang melibatkan wacana berbentuk, deskriptif, naratif, spoofl, recount, prosedur, report, news item, anekdot, eksposisi, explanation, discussion, commentary, dan review dengan variasi ungkapan makna interpersonal, ideasional, dan tekstual sederhana (Depdiknas, 2004: 8). Ragam bahasa lisan merupakan ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Komunikasi lisan yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat di tuntut untuk berbahasa

6 bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa non-standar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Dalam berbahasa lisan, akan kita dapati ragam resmi dan ragam tidak resmi. Bahasa ragam resmi akan sering kita jumpai dalam situasi resmi atau formal seperti di kelas dalam proses belajar-mengajar, seminar, pidato, dan berbagai kegiatan dalam situasi formal. Dalam penulisan, biasanya akan kita temui dalam bentuk karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi,), laporan penelitian, artikel, jurnal, dan berita di media cetak. Sedangkan ragam tidak resmi akan sering kita temui dalam keseharian, seperti percakapan dengan teman atau keluarga. Ragam tidak resmi dalam bentuk tulisan juga dapat kita temukan dalam penulisan buku harian, surat untuk teman atau karya sastra yang termasuk pada golongan karya populer. Sastra populer biasanya menggunakan bahasa yang ringan, mudah dipahami dan ada juga yang sebagian menggunakan bahasa gaul. Jika kita melihat perkembangan bahasa Indonesia sekarang, kita masih perlu belajar bahasa Indonesia. Hal itu karena sebagian besar masyarakat Indonesia hanya menguasai ragam tak resmi, selain itu aktivitas masyarakat modern saat ini umumnya di dominasi oleh organisasi yang bersifat formal. Penggunaan ragam lisan resmi hendaknya selalu digunakan terutama pada lingkungan sekolah, karena dengan menggunakan bahasa resmi di setiap kegiatannya, anak akan terbiasa untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku. Penggunaan bahasa lisan resmi terdiri dari

7 bentuk baku, pilihan kata (diksi), dan lafal. Berdasarkan pernyataan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai penggunaan bahasa lisan dalam kegiatan pembelajaran siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sekincau tahun pelajaran 2013/2014. Pemilihan siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Sekincau sebagai populasi penelitian, didasari atas pertimbangan bahwa masih terdapat banyak siswa dan guru yang menggunakan ragam bahasa lisan yang kurang baku (tidak resmi) dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas. Penggunaan bahasa yang diucapkan para murid maupun guru masih tergolong dwibahasawan, dan dalam penggunaan tata bahasa, lafal, serta kosakata masih tergolong kurang teratur terutama dalam kegiatan pembelajaran, maka dalam peristiwa itu pun ragam bahasa lisan (baku dan tidak baku) tidak bisa dielakkan. Dalam penyampaiannya, yang berkaitan dengan tinggi rendah suara atau tekanan, raut muka, gerak tangan, atau isyarat untuk mengungkapkan ide mereka masih kurang jelas. Penggunaan bahasa lisan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih banyak dipengaruhi oleh bahasa daerah dan bahasa gaul. Sesuai dengan apa yang penulis temukan pada saat melakukan pengambilan data di SMA Negeri 1 Sekincau, bahwa sebagian besar siswa masih menggunakan bahasa lisan yang tidak resmi. Hal ini terlihat pada saat penulis mencoba berkomunikasi dengan siswa kemudian membandingkan cara berbicara mereka di lingkungan keluarga dengan di lingkungan sekolah. Maka didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan bahasa lisan yang digunakan oleh siswa pada saat kegiatan pembelajaran dan di lingkungan masyarakat sangat tipis sekali perbedaannya. Dengan kata lain,

8 penggunaan bahasa lisan dalam kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1 Sekincau masih terpengaruh bahasa sehari-hari, yaitu menggunakan bahasa daerah dan bahasa gaul. Sehingga terkadang apa yang diucapkan tidak sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan oleh guru pada saat kegiatan pembelajaran. Meskipun demikian, secara umum siswa telah mampu menggunakan seperangkat penanda linguistik yang diperlukan dalam berbahasa lisan sehingga mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan orang lain. Dari uraian di atas, penulis ingin mengetahui bagaimanakah penggunaan bahasa lisan pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Sekincau, kabupaten Lampung Barat. Oleh karena itu, penulis ingin mengadakan penelitian tentang bahasa lisan dalam kegiatan pembelajaran siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sekincau Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang ingin di teliti dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah bahasa lisan dalam kegiatan pembelajaran siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sekincau Tahun Pelajaran 2013/2014? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitan ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa lisan dalam kegiatan pembelajaran siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sekincau Tahun Pelajaran 2013/2014.

9 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan teori belajar pada umumnya dan teori bahasa lisan pada khususnya, yaitu tentang berbahasa lisan dalam kegiatan pembelajaran. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Siswa; dapat memilih penggunaan bahasa lisan yang baik dan benar (baku) dengan tepat untuk digunakan sebagai sarana berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. b. Guru; dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru Bahasa Indonesia, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan berbahasa lisan yang baku pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. c. Sekolah; dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang bersangkutan. d. Mahasiswa; lebih memahami tugas seorang guru pendidikan dasar dan dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul di sekolah, sehingga dapat menjadi acuan sebagai calon guru.

10 1.5 Ruang Lingkup Berdasarkan judul penelitian, ruang lingkup penelitian ini meliputi 1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sekincau Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Objek penelitian adalah bahasa lisan. 3. Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 1 Sekincau.