PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS X.3 SMA MUHAMMADIYAH 4 ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan yang terus-menerus dan bersifat fleksibel, yaitu pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita. Menurut UU No. 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN. (Di SMP Muhammadiyah 14 Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

Resep Kastengel Bawang Merah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra.

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru lebih terpusat pada transformasi nilai-nilai yang terpuji dan

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

Cara membuat steak tenderloin mudah dan sederhana.hasilnya pun sangat mantap dan gurih

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. demokratis serta bertanggung jawab (Syaiful Sagala, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses yang akan mempengaruhi dalam diri peserta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

I. PENDAHULUAN. hakekatnya pendidikan adalah suatu tindakan yang ada unsur kesengajaan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

Oatmeal Cheese Cookies

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan. meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

SKK Masakan Khas Lokal. SKK Makanan Ringan Khas Lokal. LAMPIRAN Tanda Kecakapan Khusus (SKK)

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. PSKGJ - Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 telah menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang- Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

KETERAMPILAN DASAR UNTUK ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanan sampai

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS X.3 SMA MUHAMMADIYAH 4 ANDONG KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh : DEWI LUSIANA A 310 060 104 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses guru dan siswa saling berinteraksi sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan proses yang memerlukan waktu dan melibatkan banyak faktor, dampaknya tidak akan segera dapat diamati dan dirasakan oleh manusia. Sehubungan dengan hal tersebut peningkatan kualitas manusia yang diharapkan tidak akan segera terwujud, tetapi berlangsung secara bertahap dan membutuhkan pengawasan. Dengan demikian, pendidikan harus dikerjakan dan dipertahankan keberlangsungannya supaya kualitas manusia diharapkan dapat terwujud. Pendidikan adalah proses pembudayaan, proses kultural atau proses kultivasi untuk mengembangkan semua bakat dan potensi manusia guna mengangkat diri sendiri dan dunia sekitarnya pada taraf human (Jumali, 2004 :20). Kegiatan pendidikan yang dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan formal (sekolah) tentu ada komponen penting yang mengatur kegiatan belajar - mengajar di sekolah yaitu kurikulum. Kurikulum merupakan pedoman 1

dalam kegiatan belajar mengajar yang didalamnya mengatur berbagai mata pelajaran sesuai dengan tingkat jenjang pendidikan masing-masing sekolah. Pemerintah Indonesia saat ini berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Perubahan kurikulum yang dibuat oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu dari kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu KBK. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam kurikulum KTSP tersebut telah diatur berbagai macam materi dari masingmasing mata pelajaran, satu diantaranya pendidikan bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional atau bahasa Negara. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia beroientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya (Depdiknas,2004:2). Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia. Secara umum mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik 2

memiliki kemampuan antara lain : 1) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara, 2) memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan, 3) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, 4) memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis), 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan 6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Depdiknas, 2004:3). Meskipun pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu diusahakan namun dalam praktiknya dilapangan masih banyak guru yang menerapkan pembelajaran konvensional. Dalam pelaksanaan pembelajaran ternyata tidak semua aspek keterampilan berbahasa dapat ditanamkan denga n mudah kepada anak. Banyak faktor menjadi kendala dalam pengajaran bahasa salah satu diantaranya adalah penggunaan metode pembelajaran. Guru sering mengalami kesulitan untuk memilih metode yang tepat. Pembelajaran manulis kurang di perhatikan oleh siswa maupun guru. Dalam hal ini guru hanya menerangkan materi dengan metode ceramah, siswa mendengarkan dan mencatat hal yang dianggap penting. Sumber utama dalam proses adalah guru. Siswa hanya pasif mendengarkan materi. Hal ini berakibat informasi yang di dapat kurang begitu melekat pada diri siswa. Selain itu, siswa juga 3

akan merasa bosan, jenuh, dan tidak bersemangat dalam belajar sehingga akan mempengaruhi hasil belajar mereka. Berdasarkan paparan diatas, dibutuhkan perbaikan dalam pembelajaran yang dapat mendorong siswa secara keseluruhan agar terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran dan sekaligus dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar adalah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang menekankan pada pembentukan tim atau kelompok belajar secara keterogen menuntut tingkat akademik masing-masing siswa. Dalam hal ini siswa yang memiliki prestasi tinggi dalam menulis karangan eksposisi di harapkan dapat membantu temannya yang masih menemui kendala dalam menulis karangan eksposisi. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih menekankan pada keterampilan bersama. STAD ini merupakan salah satu tipe dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen yang berbeda -beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu. Dengan demikian, setiap anggota tim diharapkan dapat menuntaskan meteri pelajaran. 4

Hal tersebut tampak pada hasil pekerjaan siswa bahwa siswa masih banyak kesalahan dalam menulis karangan eksposisi. MEMBUAT NASI GORENG Cara membuat Nasi goreng, langkah pertama siapkan bahan yaitu nasi, Bawang merah, Bawang putih, cabe, telur, kecap, garam, penyedap rasa. Bawang merah, Bawang putih, dan cabe, garam di tumbuk jadi satu, Kemudian panaskan minyak setelah minyaknya panas masukkan Telur dan bahan yang sudah di tumbuk tadi. Kemudian kita aduk sampai baunya sedap lalu masukkan nasi kita aduk sampai matang setelah itu Baru kita masukkan kecap dan penyedap rasa. Setelah matang kita sajikan ke dalam piring. Karangan eksposisi X.III.10,2010 Hasil karangan siswa di atas cara membuat karangan eksposisi kurang lengkap dalam memberikan contoh-contoh dan proses dalam pembuatan. Hal itu tampak pada kalimat kedua, siswa langsung menulis panaskan minyak., seharusnya siswa menulis menyalakan kompor terlebih dahulu kemudian menyiapkan alat penggorengan. Dari hal tersebut jelas bahwasanya siswa masih rendah dalam pembuatan karangan eksposisi dengan struktur yang lengkap., Cara pembuatan kue donat Pertama siapakan 1 Kg terigu, 4 Butir telur, dan PengemBang kue atau Fermipan dan air secukupnya lalu semua bahan di aduk sampai tidak lengket ditangan. Biarkan 15 menit mengembang, Baru di Buat Bulatan Baru digoreng dengan minyak, minyaknya agak Banyak supaya donat kuning rata. Jangan lupa adonan tadi diberi mentega. Setelah selesai digoreng dinginkan, setelah dingin Beri meses, gula halus parutan keju diatas donat atau sesuai selera. Karangan eksposisi X.1II.20,2010 5

Hasil karangan siswa di atas cara membuat karangan eksposisi belum mengarah pada struktur di dalamnya yakni pada proses pembuatan kue donat kurang lengkap. Hal itu tampak pada kalimat kedua langsung menulis bulatan baru digoreng dengan minyak, seharusnya siswa menulis menyalakan kompor terlebih dahulu kemudian menyiapkan alat penggorengan. Dari hal tersebut jelas bahwasanya siswa masih rendah dalam pembuatan karangan eksposisi dengan struktur yang lengkap. Proses pembuatan kacang telur Pertama-tama untuk membuat kacang telur siapkan kacang yang dikupas dimasukkan ke dalam telur yang sudah diberi gula pasir secukupnya. Siapkan tepung dalam sebuah tampir. Kemudian masukkan kacang yg telah tercampur dengan telur tersebut kedalam tampir yang berisi tepung lalu jika tepung sudah menempel pada kacang dan kacang telur pun siap digoreng, dan masukkan kacang telur kedalam wajan yang sudah berisi minyak goreng. Jangan terlalu lama nantinya bias gosong. Kini kacang telur siap dinikmati. Bahan -kacang - telur - tepung beras - gula pasir - penggorengan - minyak goreng Karangan eksposisi X.1II.9,2010 Hasil karangan siswa di atas cara membuat karangan eksposisi kurang cermat khususnya proses pembuatan kacang telur. Hal itu tampak pada kalimat kedua siswa langsung menulis masukkan kacang telur kedalam wajan yang berisi minyak, seharusnya siswa menulis menyalakan kompor terlebih dahulu kemudian menyiapkan alat penggorengan dan minyak. Dari hal tersebut jelas bahwasanya siswa masih rendah dalam pembuatan karangan eksposisi dengan struktur yang lengkap. 6

Dari uraian diatas dan contoh-contoh dari hasil pekerjaan siswa dalam membuat karangan eksposisi siswa masih rendah kemampuannya dalam membuat karangan eksposisi. Hal tersebut dikarenakan banyak berbagai faktor didalamnya, diantaranya kurangnya guru dalam mengajar tidak menggunakan metode dalam mengajar, dan hanya ceramah. Walaupun ceramah memang perlu akan tetapi tidak selamanya proses dalam mengajar harus dengan ceramah dan hal lain diantaranya kurangnya media dalam pembelajaran, kurangnya minat belajar siswa dan masih bnyak yang lainyan. Dari latar belakang diatas maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi dengan Metode Kooperatif Tipe Stad pada Siswa Kelas X.3 SMA Muhammadiyah 4 Andong Kabupaten Boyolali dengan bertujuan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat karangan eksposisi sesuai dengan struktur yang lengkap. B. Rumusan Masalah Ada tiga masalah yang perlu dibahas dalam penelitian ini. 1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi pada.siswa kelas X.3 SMA Muhammadiyah 4 Andong Boyolali? 2. Bagaimana keaktifan siswa kelas X.3 SMA Muhammadiyah 4 Andong dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan mengunakan metode kooperatit tipe STAD? 7

3. Bagaimana persepsi dan tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas ada dua tujuan dalam penelitian ini. 1. Tujuan Umum Mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan kemampuan siswa kelas X.3 SMA Muhammadiyah 4 Andong Boyolali dalam menulis karangan eksposisi. b. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok. D. Manfaat Penelitian Sebagai penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian ini memberikan manfaat pada pembelajaran bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Secara umum penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sumbangan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada aspek 8

keterampilan menulis khususnya keterampilan menulis karangan eksposisi dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD. 2. Manfaat praktis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain a. Bagi siswa, dengan metode kooperatif akan dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa khususnya dalam menulis karangan eksposisi dan menumbuhkan kemandirian siswa. b. Bagi guru, dengan metode kooperatif dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif. c. Bagi sekolah, dengan adanya pembelajaran dengan metode kooperatif dapat dijadikan pedoman secara umum dalam pembelajaran yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh guru. d. Bagi penulis, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keterampilan menulis siswa setelah dilakukan proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD. e. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan perbandingan dan referensi terhadap penelitian yang relevan. 9