POKOK BAHASAN 1. PELAKSANAAN ANGGARAN 2. PENGUJIAN TAGIHAN DAN PERINTAH MEMBAYAR 3. PERCEPATAN PENYELESAIAN TAGIHAN PADA SATUAN KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN PENGGUNAAN KODE AKUN

KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN ANGGARAN dan permasalahan pencairan dana. Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Pelaksanaan Anggaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/PMK.05/2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA

NOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.77/MENHUT-II/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Tim Penyusun, Direktorat Jenderal Perbendaharaan

DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG

MEKANISME PENCAIRAN APBN DAN SYARAT ADMINISTRASI PEMBEBANAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

Metode Pembayaran Tagihan Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PMK.05/2013 NOMOR 15 TAHUN 2013

M O N E. LANGKAH STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN Jakarta, 2017 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU KPPN JAKARTA VI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

PMK NOMOR 170/PMK.05/2010 TANGGAL 20 SEPTEMBER 2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN PADA SATUAN KERJA

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BIRO ADMINISTRASI UMUM & KEUANGAN PROSEDUR TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN BAGIAN ANGGARAN MASYARAKAT LEMBAR PENGESAHAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha

2015, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

15. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun ; 16.

- 2 - Penyelenggara Pemilu Ad Hoc di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum;

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii

SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Arsip Nasional Republik Indonesia

SALINAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 82/PMK.05/2007 TENTANG

2 Pelaksanaan, Pengendalian dan Pelaporan Program dan Anggaran; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Neg

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA,

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015)

MENTERIKEUANGAN REPUBLJK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2016

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan.

2017, No Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

SISTEM PENGELUARAN NEGARA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

CONTOH PEMBUKUAN BENDAHARA PENGELUARAN

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di

Transkripsi:

1 9:26 PM

POKOK BAHASAN 1. PELAKSANAAN ANGGARAN 2. PENGUJIAN TAGIHAN DAN PERINTAH MEMBAYAR 3. PERCEPATAN PENYELESAIAN TAGIHAN PADA SATUAN KERJA 2

PELAKSANAAN ANGGARAN 3 3

Prinsip Pembayaran atas Beban APBN Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara : Pasal 21 Ayat (1) : Ayat (2) : Pembayaran atas beban APBN tidak boleh dilakukan sebelum barang dan/atau jasa diterima; Untuk kelancaran pelaksanaan tugas kementerian negara/lembaga, kepada PA/KPA dapat diberikan Uang Persediaan yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran. 4 4

Prinsip Pembayaran LS Pembayaran atas beban APBN pada prinsipnya dilakukan dengan Pembayaran Langsung (LS); Melalui pembayaran LS maka memenuhi prinsip efektivitas, transparansi dan akuntabilitas pengeluaran negara, karena : Prestasi dari belanja berupa barang dan jasa telah diterima oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran; Pembayaran ataupun pencairan dana APBN dari kas negara dilakukan langsung melalui transfer kepada rekening penyedia barang/jasa; Bukti-bukti sah sebagai dasar pembayaran dan pencairan dana tersedia pada saat uang negara di cairkan. 5 5

Prinsip Pembayaran UP Pembayaran melalui UP merupakan pembayaran untuk keperluan operasional kantor yang disediakan sehari-hari dalam jumlah yang relatif kecil dan tidak direncanakan (contoh : keperluan konsumsi rapat, penggandaan dokumen, biaya perjalanan dinas). UP bersifat petty cash, yaitu uang persediaan dalam jumlah tertentu yang tersedia untuk pembayaran yang relatif kecil (maksimal Rp 20 juta per bukti pengeluaran). Mengingat pada saat pencairan dana UP belum ada prestasi barang/jasa yang diterima negara, maka UP yang berada di Bendahara masih belum menjadi pengeluaran negara (transito). Atas prinsip tersebut di atas, besaran UP perlu dibatasi dengan alasan : Meminimalkan cash idle untuk pengelolaan kas yang sehat; Meminimalkan resiko kerugian negara pada Bendahara Pengeluaran; Mendorong KPA/Satker melakukan perencanaan dan manajemen keuangan yang baik. 6 6

PEJABAT PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA KUASA PENGGUNA ANGGARAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN BENDAHARA PENGELUARAN PENGUJI DAN PENANDA TANGAN SPM 7

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran Menyusun DIPA Menetapkan PPK dan PPSPM berdasarkan pelimpahan kewenangan PA, untuk pelaksanaan kegiatan dan anggaran Menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pencairan dana Melakukan tindakan yang berakibat pada pengeluaran negara Melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran negara Memberikan supervisi, konsultasi dan pengendalian pelaksanaan kegiatan dan anggaranyang berkaitan dengan pelaksanaan anggaran Menyusun laporan keuangan dan kinerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan 8 8

Pejabat Pembuat Komitmen Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia barang/jasa Menandatangani dan melaksanakan perikatan dengan Penyedia barang/jasa Melaksanakan kegiatan swakelola Memberitahukan kepada BUN atas perikatan yang dilakukannya Mengendalikan pelaksanaan perikatan Menguji dan menandatangani surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada negara Membuat dan menadatangani SPP atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPP Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa kepada PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan Pengadaan Barang/jasa 9 9

Pejabat Penguji dan Penandatangan SPM Menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang dipersamakan Membebankan tagihan pada mata anggaranyang telah disediakan Menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPM Menyimpan seluruh dokumen hak tagih 10 10

Bendahara Pengeluaran, PUM/BPP Menerima dan menyimpan UP Melakukan pengujian dan pembayaran tagihan dari UP Melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang dilakukannya atas kewajiban negara Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada Negara ke rekening Kas Negara Menatusahakan transaksi UP Menyelenggarakn pembukuan transaksi UP Mengelola rekening tempat penyimpanan UP Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bendahara kepada BPK dan Kuasa BUN Menatausahakan transaksi uang pendapatan Negara dilingkungan kementerian negara/lembaga/satuan kerja Menyelenggarakan pembukuan transaksi uang pendapatan negara Mengelola rekening tempat penyimpanan uang pendapatan negara Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bendahara kepada BPK dan Kuasa BUN 11

Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) 1. BPP adalah bendahara yang bertugas membantu Bendahara Pengeluaran untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan; 2. BPP diangkat oleh Menteri/pimpinan lembaga atau pejabat yang diberi kuasa, atas dasar pertimbangan lokasi dan kompleksitas kegiatan; 3. Ketentuan mengenai penatausahaan kas untuk Bendahara Pengeluaran berlaku juga bagi BPP; 4. Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, BPP wajib menyetorkan seluruh uang negara yang dikuasainya ke kas negara, khusus sisa UP dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran; 12 12

5. BPP menyampaikan LPJ kepada Bendahara Pengeluaran paling lambat 5 hari kerja bulan berikutnya, dengan disertai salinan rekening koran; 6. Dalam hal BP dibantu olh BPP, BP wajib menyampaikan daftar rincian jumlah UP yg dikelola olh masing2 BPP pd saat pengajuan SPM-UP/SPM-TUP ke KPPN; 7. LPJ-BPP merupakan dokumen sumber pembukuan bagi Bendahara Pengeluaran; 8. Bendahara Pengeluaran dapat membukukan transaksi atas dasar nilai/jumlah yang tertuang dalam LPJ-BPP; 13 13

Persamaan Konsepsi BPP dgn PUM Menerima uang dari bendahara; Ditunjuk untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan; Melakukan pembayaran; Diangkat oleh PA/Kuasa PA; 14 14

PERDIRJEN PBN No.PER- 11/PB/2011 Tentang PERUBAHAN PERDIRJEN No. PER-66/PB/2005 Terkait Perubahan Uang Persediaan 15

JENIS BELANJA UNTUK UP SEMULA UP dapat diberikan untuk pengeluaranpengeluaran Belanja Barang pada Klasifikasi belanja 5211, 5212, 5221, 5231, 5241, dan 5811. MENJADI UP dapat diberikan untuk pengeluaran: belanja barang (52), belanja lain lain (58) belanja modal (53) untuk honor tim, ATK,perjalanan dinas, biaya pengumuman lelang, pengurusan surat perijinan, pengeluaran lain yang tidak dapat melalui LS dalam rangka perolehan aset 16

BESARAN UANG PERSEDIAAN SEMULA UP dapat diberikan setinggi-tingginya: 1/12 dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp50.000.000,- untuk pagu sampai dengan Rp900.000.000 1/18 dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp100.000.000 untuk pagu diatas Rp900.000.000 sampai dengan Rp2.400.000.000 1/24 dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp200.000.000 untuk pagu di atas Rp2.400.000.000,- MENJADI UP dapat diberikan setinggi-tingginya: 1/12 dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp50.000.000,- untuk pagu sampai dengan Rp900.000.000 1/18 dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp100.000.000 untuk pagu diatas Rp900.000.000 sampai dengan Rp2.400.000.000 1/24 dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp200.000.000 untuk pagu di atas Rp2.400.000.000,- sampai dengan Rp6.000.000.000,- 1/30 dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp500.000.000 untuk pagu di atas Rp6.000.000.000,- 17

PEMBERIAN DISPENSASI BESARAN UP Perubahan besaran UP di luar ketentuan di atas ditetapkan oleh : Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan untuk perubahan besaran UP menjadi setinggitingginya Rp500.000.000,- Direktur Jenderal Perbendaharaan, untuk perubahan besaran UP di atas Rp500.000.000,- 18

TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN SEMULA Kepala KPPN dapat memberikan TUP sampai dengan jumlah Rp200.000.000,- untuk klasifikasi belanja yang diperbolehkan diberi UP bagi instansi dalam wilayah pembayaran KPPN bersangkutan. Digunakan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan. Apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada bendahara, harus disetor ke Rekening Kas Negara; MENJADI Kepala KPPN dapat memberikan TUP sampai dengan jumlah Rp500.000.000,- untuk klasifikasi belanja yang diperbolehkan diberi UP bagi instansi dalam wilayah pembayaran KPPN bersangkutan. Digunakan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan. Apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada bendahara, harus disetor ke Rekening Kas Negara; Pengecualian thd. ketentuan di atas untuk dispensasi perpanjangan waktu pertanggungjawaban TUP lebih dari 1 bulan mrpkn kewenangan Kanwil DJPB 19

KETENTUAN BARU TUP Pengajuan pengesahan SPM GU Nihil atas TUP dapat dilakukan secara bertahap sampai dengan batas akhir pengajuan SPM-GU nihil atas TUP dimaksud. PA/Kuasa PA dapat mengajukan permohonan perpanjangan batas akhir pertanggungjawaban TUP kepada Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan dengan disertai alasan yang jelas. 20

BATAS MAKSIMAL PEMBAYARAN OLEH BENDAHARA SEMULA Pembayaran yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran kepada satu rekanan tidak boleh melebihi Rp10.000.000 kecuali untuk pembayaran honor. MENJADI Pembayaran yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran kepada satu rekanan tidak boleh melebihi Rp20.000.000 kecuali untuk pembayaran honor dan perjalanan dinas. 21

PENGUJIAN TAGIHAN DAN PERINTAH MEMBAYAR 22

MATERI KEWENANGAN DALAM UU No. 1 Tahun 2004 Menteri Teknis Selaku Pengguna Anggaran Menteri Keuangan Selaku Bendahara Umum Negara PEMBUATAN KOMITMEN PENGUJIAN & PEMBEBANAN PERINTAH PEMBAYARAN PENGUJIAN & PEMBEBANAN PERINTAH PENCAIRAN DANA Pengurusan Administrasi administratief beheer Pengurusan Komtabel Comptabel beheer 23

MEKANISME PELAKSANAAN BELANJA/PENGELUARAN NEGARA Menteri Teknis Selaku Pengguna Anggaran Tahapan Administratif Menteri Keuangan Selaku Bendahara Umum Negara Tahapan Komtabel PEMBUATAN KOMITMEN PENGUJIAN Ps. 19 Ayat 2 UU No. 1 Th. 2004 SP2D PENGUJIAN Ps. 18 Ayat 2 UU No. 1 Th. 2004 Pengujian: Wetmatigheid Rechmatigheid Doelmatigheid SPM PENGUJIAN Substantif : Wetmatigheid Rechmatigheid Formal 24

PENGUJIAN SPP OLEH PPSPM WETMATIGHEID DOELMATIGHEID RECHMATIGHEID 25 25

PENGUJIAN WETMATIGHEID PENGUJIAN DARI SISI KEBENARAN PERSYARATAN YG DITENTUKAN SESUAI DENGAN PERATURAN DAN/ATAU KETENTUAN PER-UNDANG2AN YANG BERLAKU; APAKAH SUDAH ADA DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ATAU DIPA; APAKAH CARA PENGADAAN BARANG/JASA TELAH SESUAI DENGAN KEPPRES NO.54 TAHUN 2010; APAKAH TELAH SESUAI DENGAN KONTRAK/PERJANJIAN; APAKAH PEMUNGUTAN PAJAK TELAH SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN, DLL. 26 26

PENGUJIAN RECHMATIGHEID PENGUJIAN DARI SISI KEBENARAN FORMAL ATAS PIHAK YANG BERHAK MENERIMA PEMBAYARAN; APAKAH PERMINTAAN TELAH SESUAI DENGAN HAK2 YG HARUS DITERIMA; APAKAH NAMA YANG BERHAK, JUMLAH UANG DAN NOMOR REKENING BANK TELAH SESUAI DENGAN YANG TERCANTUM DALAM KONTRAK/PERJANJIAN; APAKAH HAK YANG DITERIMA TELAH SESUAI DENGAN KUITANSI DAN/ATAU PERJANJIAN/KONTRAK/SPK YANG TELAH DITANDATANGANI BERSAMA ANTARA KEDUA BELAH PIHAK; 27 27

PENGUJIAN DOELMATIGHEID PENGUJIAN DARI SISI KEBENARAN TUJUAN PENGGUNAAN DANA DAN KEBENARAN PEMBEBANANNYA; APAKAH PENGADAAN/PEMBELIAN/KEGIATAN TELAH SESUAI DENGAN TUJUAN, INDIKATOR KELUARAN YANG TELAH DITETAPKAN DALAM DIPA; APAKAH PEMBEBANAN ANGGARAN TELAH SESUAI DENGAN MATA ANGGARAN/AKUN DALAM BAGAN AKUN STANDAR (BAS) DAN TERSEDIA DANANYA DALAM DIPA; PENGUJIAN ATAS KEBENARAN ISI DOKUMEN PENDUKUNG SECARA MATERIAL, DISAMPING SECARA ADMINISTRATIF; 28 28

PENGUJIAN SPM OLEH KPPN SUBSTANTIF FORMAL 29

PENGUJIAN SUBSTANTIF MENGUJI KEBENARAN PERHITUNGAN TAGIHAN YG TERCANTUM DALAM SPM; MENGUJI KETERSEDIAAN DANA PADA KEGIATAN/SUB KEGIATAN/MAK DALAM DIPA YG DITUNJUK DALAM SPM TSB; MENGUJI DOKUMEN SBG DASAR PENAGIHAN (RINGKASAN KONTRAK/ SPK, SURAT-SURAT KEPUTUSAN, DANOM PERJADIN); MENGUJI SPTB DARI KA SATKER/KTR ATAU PEJABAT YG DITUNJUK MENGENAI TANGGUNG JAWAB TERHADAP KEBENARAN PELAKSANAAN PEMBAYARAN; MENGUJI FAKTUR PAJAK BESERTA SSP-NYA. 30 30

PENGUJIAN POTONGAN PAJAK PADA SPM PA/KPA sebagai wajib pungut berkewajiban utk menghitung, memotong, dan menyetorkan kewajiban perpajakan atas setiap transaksi yg menjadi obyek pajak, sebagai konsekuensi penyerahan kewenangan ordonator kepada PA/KPA; PA/KPA bertanggungjawab terhadap kebenaran perhitungan pajak atas setiap transaksi yg menjadi obyek pajak, dan berkewajiban menghitung, memotong dan mencantumkan nilai uangnya pada SPM yg diterbitkan serta melampirkan Faktur Pajak dan SSPnya; KPPN tidak berkewajiban melakukan pengujian terhadap kebenaran perhitungan besaran pajak yang tercantum pada potongan SPM; 31 31

PENGUJIAN POTONGAN PAJAK PADA SPM Pengujian terhadap Faktur Pajak dan SSP yang dilaksanakan oleh KPPN, meliputi : 1. 2. 3. 4. Kesesuaian data identitas wajib pajak pada faktur pajak dan SSP dengan identitas wajib pajak pada SPM; Kesesuaian cara penulisan/pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf yang tercantum pada faktur pajak dan SSP dengan jumlah potongan pajak pada SPM; Kebenaran penulisan jumlah uang dalam angka dan huruf yang tercantum pada faktur pajak dan SSP, termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan; Kesesuaian uraian pekerjaan/jasa kena pajak pada faktur pajak dan SSP dengan uraian pekerjaan/jasa pada SPM; 32 32

PENGUJIAN FORMAL MENCOCOKKAN TANDATANGAN PEJABAT PENANDATANGAN SPM DENGAN SPESIMEN TANDATANGAN; MEMERIKSA CARA PENULISAN/PENGISIAN JUMLAH UANG DALAM ANGKA DAN HURUF; MEMERIKSA KEBENARAN DALAM PENULISAN, TERMASUK TIDAK BOLEH TERDAPAT CACAT DALAM PENULISAN. 33

ALUR PEMBAYARAN PADA SATKER 1. Alur Pembayaran dengan UP; 2. Alur Pembayaran Langsung (LS) ke Phk Ketiga; 3. Alur Pembayaran Langsung melalui Bendahara; 4. Alur Penyusunan LPJ Bendahara. 34 34

1. Alur Pembayaran dengan UP belanja PPK 1 SPP-GUP Perintah 5 2 Uji & periksa Konsep SPM PPSPM 8 SPM-GUP 6 SP2D GUP 7a Uji & periksa KPPN 7b SP2D GUP 4 SP2D GUP Posting UAKPA 9 3 Uji & periksa Bukukan BENDAHARA 7C Pihak ke 3 BO I 35

2. Alur Pembayaran LS ke Phk Ketiga Kontrak PPK 1 SPP-LS SPM-LS 2 3 Uji & periksa Konsep SPM PPSPM 5 SP2D LS 4a Uji & periksa KPPN 4b SP2D LS UAKPA SP2D LS Posting 6 Bukukan BENDAHARA 4C Pihak ke 3 BO I 36

3. Alur Pembayaran Langsung melalui Bendahara PPK SPP-LS Perintah 6 1 Uji & Periksa Konsep SPM PPSPM 4 SPM-LS 2 SP2D LS 3a Uji & periksa KPPN 3b SP2D LS SP2D LS Posting UAKPA 5 7 Uji & periksa Bukukan BENDAHARA 3c Pihak ke 3/ Pegawai BO I 37

Alur Penyusunan LPJ Bendahara SPP SPM SP2D Kontrak PPK PPSPM KPPN Posting UAKPA Konsep LK Rekon LPJ LK Pembukuan BENDAHARA Konsep LPJ Pihak ke 3 LPJ BO I 38

PERCEPATAN PENYELESAIAN TAGIHAN PADA SATUAN KERJA (PMK Nomor : 170/PMK.05/2010) 39

PERCEPATAN PENYELESAIAN TAGIHAN PADA SATUAN KERJA (PMK Nomor : 170/PMK.05/2010) Menjamin kepastian waktu penyelesaian tagihan di satuan kerja, sejak hak tagih muncul, permintaan pembayaran, hingga perintah pembayaran Kepatuhan terhadap norma waktu penyelesaian tagihan menjadi bagian dari Sistem Pengendalian Internal di Satuan Kerja/Kementerian Negara/Lembaga 40

Batas Waktu Penyelesaian Tagihan atas Beban APBN pada Satuan Kerja (PMK No. 170/PMK.05/2010) Menyusun pengaturan batas waktu (time frame) penyelesaian tagihan di tingkat satuan kerja PENERIMA HAK PPK PP-SPM KPPN BO TAGIHAN SPP LS SPM LS SP2D SP2D Dokumen pendukung SPP LS Dokumen Pendukung SPM LS Diselesaikan 5 hari kerja Diselesaikan 5 hari kerja Diselesaikan 1 jam kerja REKENING Diselesaikan 2 jam kerja 41

PERCEPATAN PENYELESAIAN TAGIHAN PADA SATUAN KERJA PARA PIHAK YANG TERKAIT PENERIMA HAK/PPABP/ Bend Pengeluaran UP/ TUP JENIS SPP/SPM/SP2D GUP ISI GUP NIHIL LS NBP LS BP - HK - HK - HK 5/5 HK - HK KPA/PPK 2/2 HK 5/2 HK 5/2 HK 5/2 HK 4/2 HK PP-SPM 2/2 HK 4/2 HK 3/2 HK 5/2 HK 5/2 HK PENYAMPAIAN SPM 2 HK 2 HK 2 HK 2 HK 2 HK KPPN 1 JAM 1 JAM 1 JAM 1 JAM 1 JAM JUMLAH HK MAKSIMAL 10 15 14 26 15 HK HK HK HK HK 42

AKUN YANG SERING DIGUNAKAN DALAM REVISI DIPA/POK Akun Uraian Akun Penjelasan dan Penggunaan Akun BELANJA BARANG 521115 Honor Operasional Satuan Kerja Honor tidak tetap yang digunakan untuk kegiatan yang terkait dengan operasional kegiatan satker. Contoh : a. Honor Pejabat KPA b. Honor PPK c. Honor Pejabat Penguji SPP dan Penandatangan SPM. d. Honor Bendahara Pengeluaran/ PUM e. Honor staf pengelola keuangan f. Honor Pejabat Pengadaan Barang/Jasa g. Honor Pengelola PNBP h. Termasuk Honor Tim SAI (Pengelola SAK dan SIMAK BMN) Honor Operasional Satuan Kerja merupakan honor yang menunjang kegiatan operasional yang bersangkutan dan pembayaran honornya dilakukan secara terus menerus dari awal sampai dengan akhir tahun anggaran. 43

AKUN YANG SERING DIGUNAKAN DALAM REVISI DIPA/POK Akun Uraian Akun Penjelasan dan Penggunaan Akun BELANJA PEGAWAI 521119 Belanja Barang Operasional Lainnya Pengeluaran untuk membiayai pengadaan barang yang tidak dapat ditampung dalam mata anggaran 521111, 521112, 521113, 521114 dalam rangka kegiatan operasional. Belanja Barang Operasional Lainnya dapat digunakan untuk belanja bantuan transport dalam kota, dalam rangka kegiatan operasional satker. Belanja Barang Operasional Lainnya dapat digunakan untuk pemberian beasiswa kepada pegawai di lingkup Kementerian Negara/Lembaga atau di luar lingkup satuan kerja 521213 Honor Output Kegiatan Honor tidak tetap yang dibayarkan kepada pegawai yang melaksanakan kegiatan dan terkait dengan output. Contoh : honor untuk Pelaksana Kegiatan Penelitian, honor untuk Tim Pelaksana Kegiatan (pengarah, penanggung jawab, ketua, sekretaris, anggota dan staf sekreariat). Honor Output Kegiatan dapat digunakan untuk biaya honor yang timbul sehubungan dengan/dalam rangka penyerahan barang kepada masyarakat. Honor Output Kegiatan merupakan honor yang dibayarkan atas pelaksanaan kegiatan yang insidentil dan dapat dibayarkan tidak terus-menerus dalam satu tahun. 44

AKUN YANG SERING DIGUNAKAN DALAM REVISI DIPA/POK Akun Uraian Akun Penjelasan dan Penggunaan Akun BELANJA BARANG 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya. 521311 Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi Digunakan untuk pengeluaran yang tidak dapat ditampung dalam akun 521211 dan 521212 termasuk barang/modal yang akan diserahkan kepada masyarakat serta biaya-biaya crash program. Belanja Barang Non Operasional Lainnya dapat digunakan untuk belanja bantuan transport dalam kota dalam rangka kegiatan non operasional satker termasuk uang saku dan paket meeting (kontraktual). Digunakan untuk mencatat pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang terkait dengan kegiatan pendukung atas kegiatan non fisik Dana Dekonsentrasi. Pembelian pengadaan dimaksud menghasilkan BMN untuk diserahkan kepada pemerintah daerah. 45

AKUN YANG SERING DIGUNAKAN DALAM REVISI DIPA/POK Akun Uraian Akun Penjelasan dan Penggunaan Akun BELANJA BARANG 521321 Belanja Barang Penunjang Kegiatan Tugas Pembantuan (TP) 521411 Belanja Barang Fisik Lain Tugas Pembantuan (TP) Digunakan untuk mencatat pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang terkait dengan kegiatan pendukung atas kegiatan fisik Dana Tugas Pembantuan. Pembelian pengadaan dimaksud menghasilkan BMN untuk diserahkan kepada pemerintah daerah. Digunakan untuk mencatat pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang terkait dengan: a. kegiatan fisik lain pada kegiatan Tugas Pembantuan (TP) dan menghasilkan barang habis pakai seperti: obat-obatan, vaksin, pengadaan bibit, ikan, dan pupuk untuk diserahkan kepada pemerintah daerah/masyarakat. b. Kegiatan Tugas Pembantuan yang melakukan renovasi atas Aset Tetap yang bukan milik pemerintah pusat seperti revitalisasi Museum milik Pemda/Yayasan, termasuk kegiatan Biaya Operasional Kesehatan (BOK). 46

AKUN YANG SERING DIGUNAKAN DALAM REVISI DIPA/POK Akun Uraian Akun Penjelasan dan Penggunaan Akun BELANJA BARANG 522115 Belanja Jasa Profesi Belanja untuk pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan diberikan kepada Pegawai PNS dan non PNS sebagai narasumber, pembicara, praktisi, pakar dalam kegiatan di luar Direktorat dan Es I pegawai yang bersangkutan untuk kepentingan dinas. Belanja Jasa Profesi yang digunakan untuk pembayaran honor narasumber PNS pada kegiatan yang diikuti peserta dari luar instansi atau dari eselon satu lain 524119 Belanja Perjalanan Lainnya. Pengeluaran untuk perjalanan lainnya dalam rangka pendukung kegiatan K/L yang tidak tertampung di dalam pos belanja perjalanan biasa dan tetap Belanja Perjalanan Lainnya dapat digunakan untuk transport dalam rangka perjalanan dinas apabila perjalanan dinas dimaksud memenuhi kriteria dalam PMK No.45/PMK.05/2007 juncto PMK No.07/PMK.05/2008 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap. Termasuk biaya pertemuan, seminar dan rapat (swakelola), untuk uang harian dan transport kegiatan rapat luar kota (full board). 47

AKUN YANG SERING DIGUNAKAN DALAM REVISI DIPA/POK Akun Uraian Akun Penjelasan dan Penggunaan Akun BELANJA BARANG 521214 Belanja karena rugi selisih kurs Uang Persediaan Satker RI/Atase Teknis Digunakan untuk mencatat kerugian selisih kurs Uang Persediaan pada Satker Perwakilan RI di Luar Negeri dan Atase Teknis. Penjelasan: Untuk pendapatan dari untung selisih kurs lebih menggunakan akun 423942 (Pendapatan dari untung selisih kurs UP Satker di LN dan Atase Teknis) BELANJA MODAL 536111 Belanja Modal Fisik Lainnya Pengeluaran untuk memperoleh Aset Tetap Lainnya dan Aset Lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dalam belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Pengeluaran untuk memperoleh aset non fisik sampai dengan siap digunakan. Belanja Modal Fisik Lainnya dapat digunakan untuk pengadaan software, pengembangan website, pengadaan lisensi yang memberikan manfaat lebih dari satu tahun baik secara swakelola maupun dikontrakkan kepada Pihak Ketiga. Belanja Modal Fisik Lainnya dapat digunakan untuk pembangunan aset tetap renovasi yang akan diserahkan kepada entitas lain dan masih dilingkungan pemerintah pusat. 48

AKUN PENJELASAN PENGGUNAANNYA 571111 : Belanja Bansos Utk Rehabilitasi Sosial Dlm Bentuk Uang; Digunakan utk belanja bansos dalam bentuk uang yang dimaksudkan utk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yg mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Rehabilitasi sosial diberikan dalam bentuk a.l.: motivasi dan diagnosis psikososial, perawatan dan pengasuhan, pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan, bimbingan mental spiritual, bimbingan fisik, bimbingan sosial dan konseling psikososial, pelayanan aksesibilitas, bantuan bantuan dan asistensi sosial, bimbingan resosialisasi, dan bimbingan lanjut; 571112 : Belanja Bansos Utk Rehabilitasi Sosial Dlm Bentuk Barang; Digunakan utk belanja bansos dalam bentuk barang yang dimaksudkan utk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yg mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

AKUN PENJELASAN PENGGUNAANNYA 572111 : Belanja Bansos Utk Jaminan Sosial Dlm Bentuk Uang; Digunakan utk belanja bansos dalam bentuk uang yang dimaksudkan utk skema yang melembaga untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Jaminan sosial diberikan dalam bentuk tunjangan berkelanjutan. Asuransi kesejahteraan sosial diselenggarakan untuk melindungi warga negara yang tidak mampu membayar premi agar mampu memelihara dan mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya. Asuransi kesejahteraan sosial ini diberikan dalam bentuk iuran oleh pemerintah; 572112 : Belanja Bansos Utk Jaminan Sosial Dlm Bentuk Barang; Digunakan utk belanja bansos dalam bentuk barang yang dimaksudkan utk skema yang melembaga untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Jaminan sosial diberikan dalam bentuk tunjangan berkelanjutan. Asuransi kesejahteraan sosial diselenggarakan untuk melindungi warga negara yang tidak mampu membayar premi agar mampu memelihara dan mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya. Asuransi kesejahteraan sosial ini diberikan dalam bentuk iuran oleh pemerintah;

AKUN PENJELASAN PENGGUNAANNYA 573111 : Belanja Bansos Utk Pemberdayaan Sosial Dlm Bentuk Uang; Digunakan utk belanja bansos dalam bentuk uang yang diarahkan utk menjadikan warga negara yg mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Pemberdayaan sosial diberikan melalui a.l. : a.peningkatan kemauan dan kemampuan, yang dilakukan dlm bentuk : diagnosis dan pemberian motivasi, pelatihan keterampilan, pendampingan, pemberian stimulan modal, peralatan usaha, dan tempat usaha, peningkatan akses pemasaran hasil usaha, supervisi dan advokasi sosial, penguatan keserasian sosial, penataan lingkungan, dan/atau bimbingan lanjut; b.penggalian potensi dan sumber daya yang dilakukan dlm bentuk : diagnosis dan pemberian motivasi, penguatan kelembagaan masyarakat, kemitraan dan penggalangan dana, dan/atau pemberian stimulan; c.penggalian nilai-nilai dasar; d.pemberian akses; dan/atau e.pemberian bantuan usaha;

AKUN PENJELASAN PENGGUNAANNYA 573112 : Belanja Bansos Utk Pemberdayaan Sosial Dlm Bentuk Barang; Digunakan utk belanja bansos dalam bentuk barang yang diarahkan utk menjadikan warga negara yg mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Pemberdayaan sosial diberikan melalui a.l. : a.peningkatan kemauan dan kemampuan, yang dilakukan dlm bentuk : diagnosis dan pemberian motivasi, pelatihan keterampilan, pendampingan, pemberian stimulan modal, peralatan usaha, dan tempat usaha, peningkatan akses pemasaran hasil usaha, supervisi dan advokasi sosial, penguatan keserasian sosial, penataan lingkungan, dan/atau bimbingan lanjut; b.penggalian potensi dan sumber daya yang dilakukan dlm bentuk : diagnosis dan pemberian motivasi, penguatan kelembagaan masyarakat, kemitraan dan penggalangan dana, dan/atau pemberian stimulan; c.penggalian nilai-nilai dasar; d.pemberian akses; dan/atau e.pemberian bantuan usaha;

AKUN PENJELASAN PENGGUNAANNYA 574111 : Belanja Bansos Utk Perlindungan Sosial Dlm Bentuk Uang; Digunakan utk belanja bansos dalam bentuk uang yang dimaksudkan utk mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. Perlindungan sosial diberikan melalui a.l. : a. Bantuan sosial yg diberikan dalam bentuk : bantuan langsung, penyediaan aksesibilitas, dan/atau penguatan kelembagaan; b. Advokasi sosial yang diberikan dlm bentuk penyadaran hak dan kewajiban, pembelaan, dan pemenuhan hak; c. Bantuan hukum diberikan dlm bentuk pembelaan dan konsultasi hukum;

AKUN PENJELASAN PENGGUNAANNYA 574112 : Belanja Bansos Utk Perlindungan Sosial Dlm Bentuk Barang; Digunakan utk belanja bansos dalam bentuk barang yang dimaksudkan utk mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. Perlindungan sosial diberikan melalui a.l. : a. Bantuan sosial yg diberikan dalam bentuk : bantuan langsung, penyediaan aksesibilitas, dan/atau penguatan kelembagaan; b. Advokasi sosial yang diberikan dlm bentuk penyadaran hak dan kewajiban, pembelaan, dan pemenuhan hak; c. Bantuan hukum diberikan dlm bentuk pembelaan dan konsultasi hukum;

AKUN PENJELASAN PENGGUNAANNYA 575111 : Belanja Bansos Utk Penanggulangan Kemiskinan Dlm Bentuk Uang; Digunakan utk belanja bansos dlm bentuk uang yang merupakan kebijakan, program, dan kegiatan yg dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yg tdk mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yg layak bagi kemanusiaan. Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan dalam bentuk a.l. : a. Penyuluhan dan bimbingan sosial, b. Pelayanan sosial, c. Penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha, d. Penyediaan akses pelayanan kesehatan dasar, e. Penyediaan akses pelayanan pendidikan dasar, f. Penyediaan akses pelayanan perumahan dan permukiman; dan/atau g. Penyediaan akses pelatihan, modal usaha, dan pemasaran hasil usaha;

AKUN PENJELASAN PENGGUNAANNYA 575112 : Belanja Bansos Utk Penanggulangan Kemiskinan Dlm Bentuk Barang; Digunakan utk belanja bansos dlm bentuk barang yang merupakan kebijakan, program, dan kegiatan yg dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yg tdk mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yg layak bagi kemanusiaan. Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan dalam bentuk a.l. : a.penyuluhan & bimbingan sosial, b.pelayanan sosial, c.penyediaan akses kesempatan kerja & berusaha, d.penyediaan akses pelayanan kesehatan dasar, e. Penyediaan akses pelayanan pendidikan dasar, f. Penyediaan akses pelayanan perumahan dan permukiman; dan/atau g. Penyediaan akses pelatihan, modal usaha, dan pemasaran hasil usaha;

AKUN PENJELASAN PENGGUNAANNYA 576111 : Belanja Bansos Utk Penanggulangan Bencana Dlm Bentuk Uang; Digunakan utk belanja bansos dlm bentuk uang yg merupakan serangkaian upaya yg meliputi penetapan kebijakan pembangunan yg berisiko, timbulnya bencana, kegiatan pencegahan/ mitigasi bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi/ rekonstruksi. Penanggulangan bencana dilaksanakan dalam bentuk a.l. : a. Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar, b. Pemenuhan kebutuhan dasar meliputi bantuan penyediaan kebutuhan air bersih dan sanitasi, pangan, sandang, pelayanan kesehatan, pelayanan psikososial, dan penampungan serta tempat hunian, c. Pelaksanaan perlindungan terhadap kelompok rentan, d. Kegiatan pemulihan darurat prasarana dan sarana, e. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat, f. Santunan duka cita, dan g. Santunan kecacatan.

AKUN PENJELASAN PENGGUNAANNYA 576112 : Belanja Bansos Utk Penanggulangan Bencana Dlm Bentuk Barang; Digunakan utk belanja bansos dlm bentuk barang yg merupakan serangkaian upaya yg meliputi penetapan kebijakan pembangunan yg berisiko, timbulnya bencana, kegiatan pencegahan/ mitigasi bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi/ rekonstruksi. Penanggulangan bencana dilaksanakan dalam bentuk a.l. : a. Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar, b. Pemenuhan kebutuhan dasar meliputi bantuan penyediaan kebutuhan air bersih dan sanitasi, pangan, sandang, pelayanan kesehatan, pelayanan psikososial, dan penampungan serta tempat hunian, c. Pelaksanaan perlindungan terhadap kelompok rentan, d. Kegiatan pemulihan darurat prasarana dan sarana, e. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat, f. Santunan duka cita, dan g. Santunan kecacatan.

59