CICI AFYUNI (*), RINDI GENESA HATIKA (1), SILVIA RITA (2) Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
*Hp

Amanda Defi Nuraini Sapir Dwi Wulandari. Abstract. Keywords: Quantum Learning, Mind Mapping, Think Pair Share, Results Learning.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA MENGGUNAKAN MODEL TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT 1. Oleh

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

Unnes Physics Education Journal

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

JURNAL. BUDI RACHMAT KURNIAWAN, HERNAWAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

ABSTRACT. : Mnemonic learning model students human excretion system subject learning achievement. ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LISTENING TEAM UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH KIMIA FISIKA I

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 29 SATAP MALAKA KAB.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

E- JOURNAL PENGARUH PENGGUNAAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP HASIL BELAJAR KKPI DI SMK NEGERI 1 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI I PERCUT SEI TUAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

TERHADAP PENGETAHUAN KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

JURNAL. Oleh MUS LADIKU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM JURUSAN FISIKA

PROFIL AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

Fashion and Fashion Education Journal

Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik

Dewi Puji Astuti*, Rasmiwetti**, Abdullah*** No Hp :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 MADIUN

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh MADE DEWI LESTARI

Ellinora Simamora ABSTRACT

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK ABSTRACT

Beti Juwita Sari (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, (2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPOSITORY BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 21 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA SISWA KELAS X SMAN 6 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK.

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

Kata kunci : model mind mapping, media mindjet mindmanager, analisis vektor

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Ika Sartika, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ika.sartika.unsil.ac.id

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Implementasi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Teknik Mind Mapping pada Materi Elastisitas Kelas X SMA Negeri 1 Gedangan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA. (Artikel) Oleh KARTIKA AYU WULANDARI

Delia Amas Triana, Edi Hernawan, Romy Faisal Mustofa ABSTRACT

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

IMPELEMENTASI BAHAN AJAR BERMODELKAN ADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN AKTIF DI KELAS XI SMA NEGERI 7 PADANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMP AMANAH MUHAMMADIYAH KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE MIND MAPS

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA TERHADAP KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA DI SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR

Transkripsi:

ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU PADA MATA PELAJARAN FISIKA SETELAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS MIND MAP CICI AFYUNI (*), RINDI GENESA HATIKA (1), SILVIA RITA (2) 1&2) Program Studi Pendidikan fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan kriteria kognitif siswa dalam pembelajaran fisika Organizer berbasis Mind Map. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Rambah Hilir kelas X MIA. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah sampling jenuh. Setelah model pembelajaran Advance Organizer berbasis Mind Map diterapkan, kemampuan kognitif siswa mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari hasil belajar siswa yaitu nilai gain terendah adalah 0,667 (kriteria sedang) dan nilai gain tertinggi 0,8 (kriteria tinggi). Sedangkan kriteria kemampuan kognitif siswa dari nilai rata-rata secara klasikal pada seluruh seri yaitu 0,712 (kriteria tinggi). KATA KUNCI: Kemampuan Kognitif, Model Pembelajaran, Advance Organizer, Mind Map ABSTRAK This study aims to determine the ability and cognitive criteria for students in physics learning using model Advance Organizer base on Mind Map. This research method is a quasi-experimental research conducted at SMA Negeri 3 Rambah hilir class X MIA. The sampling technique that is done is saturated sampling. After learning model Advance base on Organizer Mind Map is applied, the cognitive abilities of students has increased. It is shown from the results of student learning is the lowest gain value is 0.667 (medium criterion) and the highest gain value of 0.8 (high criteria). While the criteria of students' cognitive abilities of the average value in the classical style in the entire series is 0.712 (high criteria) KEYWORDS: Cognitive Ability, Learning Model, Advance Organizer, Mind Map PENDAHULUAN Pada umumnya mata pelajaran fisika di anggap sulit bagi siswa, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Hal ini juga terjadi di SMA Negeri 3 Rambah Hilir. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 3 Rambah Hilir, diperoleh data dari guru fisika Ibu Niel Wati, S.Pd bahwa hasil belajar fisika siswa yang dicapai pada umumnya masih rendah hal ini dutunjukkan dari hasil ulangan siswa pada mata pelajaran fisika. Dari 20 siswa di kelas X 8 siswa (40%) mendapatkan nilai diatas 70 sedangkan 12 siswa lainnya (60%) mendapatkan nilai dibawah 70 dengan standar Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah tersebut adalah 70. Persentase hasil belajar ini menunjukkan tidak tercapai standar ketuntasan minimal yang diharapkan. Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Yunizar, ST yang merupakan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 3 Rambah Hilir mengatakan bahwa sekolah ini tidak memiliki guru fisika, sehingga yang mengajar fisika di sekolah adalah guru biologi. Dimana gurunya masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan kurang bisa menyampaikan materi. Metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan sehingga pembelajaran berpusat pada guru. Hal ini menyebabkan siswa menjadi malas dan tidak termotivasi untuk mempersiapkan diri sebelum menerima pelajaran yang berdampak proses pembelajaran fisika di sekolah dan hasil belajar fisika menjadi rendah. *Hp: 082388594832 e-mail : cici.afyuni@gmail.com

Dengan model pembelajaran Advance Organizer berbasis Mind Map siswa diharapkan termotivasi untuk belajar sehingga dapat belajar dengan aktif, antusias dan mampu meningkatkan kemampuan kognitifnya. Ranah Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif (Sudijono, 2013:50). Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang dimaksud yaitu: a. Pengetahuan/C1 (Knowledge) Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. b. Pemahaman/C2 (Comprehension) Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. c. Penerapan/C3 (Application) Penerapan adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tatacara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. d. Analisis/C4 (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. e. Sintesis/C5 (Synthesis) Sintesis adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. f. Evaluasi/C6 (Evaluation) Evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka dia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada. Tujuan Advance Organizer adalah menjelaskan, mengintegrasikan dan menghubungkan materi baru dalam tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya (Joyce et al, 2011:286). Menurut Joyce and Weil model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka panjang, merancang bahanbahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau luar kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran (Rusman, 2013:2). Model pembelajaran Advance Organizer bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna (Rusman, 2010:141). Ausebel meyakini bahwa Advance Organizer dapat memberikan tiga manfaat, yakni (Jufri, 2013:21): a. Dapat menyediakan suatu kerangka konseptual tentang materi pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik. b. Dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara apa yang sedang dipelajari saat ini dengan apa yang akan dipelajari. c. Mampu membantu peserta didik untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah. Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak. Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran pembelajar (Buzan, 2013:4). Mind Map juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan pembelajar menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bias diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional. Dengan Mind Map, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal (Buzan, 2013:5). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan kognitif dan kriteria kemampuan kognitif siswa kelas X MIA dalam pembelajaran fisika setelah penerapan model pembelajaran Advance Organizer berbasis Mind Map.

METODE Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu atau disebut juga quasi eksperimental research. Sedangkan desain pada penelitian ini merupakan gabungan antara one group pretest-postest design dengan time series design. Perlakuan diberikan kepada subyek penelitian secara berulang. Di dalam desain ini tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pretest dan postest. Adapun tabel desain penelitian ini sebagai berikut: Tabel 1 Desain Penelitian. Seri ke- Pretest Treatment Postest 1 T 1 X T 4 2 T 2 X T 5 3 T 3 X T 6 (Sumber: Lindari, 2009:24) Keterangan: 1. T 1 adalah pretest pada seri pertama. 2. T 2 adalah pretest pada seri kedua. 3. T 3 adalah pretest pada seri ketiga. 4. T 4 adalah postest pada seri pertama (tes yang diberikan sama dengan T 1). 5. T 5 adalah postest pada seri pertama (tes yang diberikan sama dengan T 2). 6. T 6 adalah postest pada seri pertama (tes yang diberikan sama dengan T 3). 7. X adalah perlakuan pembelajaran dengan Organizer pada seri pertama. 8. X adalah perlakuan pembelajaran dengan Organizer pada seri kedua. 9. X adalah perlakuan pembelajaran dengan Organizer pada seri ketiga. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Rambah Hilir. Pengambialan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Rambah Hilir semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 20 siswa. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas yaitu model pembelajaran Advance Organizer berbasis Mind map, variabel terikat yaitu kemampuan kognitif siswa (hasil belajar siswa). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen tes kemampuan awal (pretest) dan tes kemampuan akhir (postest) yang sudah diujicobakan dan dianalisis dengan uji validitas dan reabilitas. (Arikunto, 2007:72). Sedangkan analisis kemampuan dan kriteria kognitif siswa menggunakan persamaan nilai gain ternormalisasi menurut Hake. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga seri dimana setiap seri diilaksanakan dengan tahap yang sama yaitu pretest, treatment dan terakhir postest. Setiap pertemuan diberikan 5 butir soal tiap serinya, keseluruhan jumlah soal ranah kognitif yang diberikan sebanyak 15 butir soal. Adapun hasil kemampuan kognitif tiap siswa dapat dilihat pada berikut ini: Tabel 2 Hasil Gain Ternormalisasi Tiap Siswa. No Kode Siswa Nilai Gain Kriteria 1 EKS-1 0,692 Sedang 2 EKS-2 0,714 Tinggi 3 EKS-3 0,692 Sedang 4 EKS-4 0,692 Sedang 5 EKS-5 0,667 Sedang 6 EKS-6 0,750 Tinggi 7 EKS-7 0,8 Tinggi 8 EKS-8 0,6 Sedang 9 EKS-9 0,667 Sedang 10 EKS-10 0,692 Sedang 11 EKS-11 0,692 Sedang 12 EKS-12 0,714 Tinggi 13 EKS-13 0,692 Sedang 14 EKS-14 0,714 Tinggi 15 EKS-15 0,750 Tinggi 16 EKS-16 0,714 Tinggi 17 EKS-17 0,750 Tinggi 18 EKS-18 0,667 Sedang 19 EKS-19 0,8 Tinggi 20 EKS-20 0,714 Tinggi Berdasarkan hasil gain ternormalisasi pada Tabel di atas nilai gain terendah adalah 0,6 dan nilai gain tertinggi adalah 0,8. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai terendah adalah satu orang siswa sedangkan jumlah siswa yang tertinggi adalah 2 orang. Siswa yang masuk dalam kriteria gain tinggi berjumlah 10 siswa dan kriteria gain sedang berjumlah 10 siswa, sedangkan nilai kriteria gain rendah tidak ada. Untuk mengetahui kriteria kemampuan kognitif siswa menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbasis Mind Map pada pokok bahasan Dinamika Gerak, nilai gain yang dipakai

menggunakan nilai rata-rata klasikal pretest dan postest tiap seri. Menganalisis data hasil kriteria kemampuan kognitif siswa dilakukan dengan langkahlangkah berikut ini: 1. Menentukan jumlah nilai pretest dan postest siswa secara klasikal. 2. Menghitung rata-rata pretest dan postest seri pertama, kedua dan ketiga secara klasikal. 3. Setelah menghitung rata-rata pretest dan postest maka dilanjutkan menghitung nilai gain ternormalisasi untuk menentukan kriteria kemampuan kognitif siswa secara klasikal. Adapun hasil gain ternormalisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3 Hasil Perhitungan Gain ternormalisasi. No Seri Gain Kriteria 1 Pertama 0,740 Tinggi 2 Kedua 0,695 Sedang 3 Ketiga 0,703 Tinggi Rata-rata 0,712 Tinggi Berdasarkan tabel di atas pelaksanaan pembelajaran untuk seri pertama dan ketiga menunjukkan kemampuan kognitif siswa kelas X MIA dalam pelajaran fisika pokok bahasan Dinamika Gerak dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbasis Mind Map memiliki kriteria tinggi dan sedang. Pada seri pertama dan ketiga dengan kriteria tinggi sedangkan pertemuan kedua memiliki kriteria sedang. Sedangkan untuk nilai gain rata-rata dari keseluruhan seri adalah 0,712 dengan kriteria tinggi. Pembahasan Soal yang diberikan pada siswa yaitu tentang Dinamika Gerak dengan enam jenjang proses berpikir yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Adapun persentase kemampuan kognitif rata-rata hasil postest siswa pada enam jenjang proses berpikir menggunakan model Advance Organizer berbasis Mind Map pada pokok bahasan dinamika gerak diketahui persentase kemampuan kognitif siswa yang tertinggi adalah pada aspek pengetahuan (C1) dengan nilai persentase 82,5% sedangkan persentase kemampuan kognitif siswa yang terendah adalah pada aspek evaluasi (C6) dengan nilai persentase 65%. Hasil gain ternormalisasi rata-rata pretest dan postest yang diperoleh yaitu 0,6 sebanyak 1 siswa, 0,667 sebanyak 3 siswa, 0,692 sebanyak 6 siswa, 0,714 sebanyak 5 siswa 0,750 sebanyak 3 siswa dan 0,8 sebanyak 2 siswa. Nilai gain yang sudah diketahui dicocokkan dengan tiga kriteria skor gain ternormalisasi menurut Hake, sehingga disimpulkan bahwa kriteria rata-rata gain ternormalisasi tiap siswa yaitu kriteria sedang dan tinggi. Perbedaan kriteria kemampuan kognitif yang diperoleh siswa dikarenakan kamampuan berpikir dalam menerima pelajaran tidak sama antara satu siswa dengan siswa lainnya. Dengan model pembelajaran Advance Organizer berbasis Mind Map siswa menjadi bersemangat mengkreasikan catatan materi pelajaran dengan bentuk yang menarik, bervariasi dan kreatif sehingga siswa diajak belajar dengan melibatkan otak kiri dan otak kanan sekaligus. Ketidakseimbangan penggunaan otak kiri dan otak kanan akan menyebabkan ketidakoptimalan dalam menyerap materi. Cara belajar siswa dengan menggunakan catatan berbentuk Mind Map membantu siswa lebih mudah dalam menerima, memahami, mengingat dan menggali kembali informasi yang pernah didapatkannya ketika dibutuhkan. Dengan catatan berbentuk Mind Map kemampuan kognitif siswa menjadi lebih meningkat. Untuk menentukan kriteria kemampuan kognitif siswa yaitu, nilai yang digunakan yaitu nilai rata-rata pretest dan postest secara klasikal. nilai gain ternormalisasi secara klasikal didapat nilai seri pertama 0,740 kriteria tinggi, pada seri kedua 0,695 dengan kriteria sedang dan seri ketiga 0,703 dengan kriteria tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa, kriteria kemampuan kognitif siswa setelah Organizer berbasis Mind Map pada pokok bahasan Dinamika Gerak adalah tinggi dan sedang. Penyebab terjadinya perbedaan nilai gain ternormalisasi adalah semakin sulitnya materi pembelajaran pada seri kedua dan ketiga, sehingga jumlah nilai rata-rata siswa secara klasikal yang diperoleh siswa semakin menurun hal ini disebabkan oleh jenjang berpikir pada seri kedua dan ketiga lebih tinggi dimana pada seri kedua jenjang berpikir yang terdapat adalah aspek pemahaman (C1), penerapan (C3), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Sedangkan pada seri ketiga jenjang berpikir yang terdapat adalah aspek penerapan (C3), analisis(c4) dan sintesis (C5). Hake mengkategorikan hasil rata-rata gain ternormalisasi menjadi tiga kriteria, yaitu: 1. Kriteria tinggi dengan nilai 0,70 < G 1,00. 2. Kriteria sedang dengan nilai 0,30 < G 0,70. 3. Kriteria rendah dengan nilai 0,00 < G 0,30. Adapun nilai gain rata-rata dari ketiga seri pada penelitian ini adalah 0,712 dengan kriteria tinggi. Dapat disimpulkan bahwa setelah menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbasis Mind Map pada pokok bahasan Dinamika Gerak pada kelas X SMA Negeri 3 Rambah Hilir, kriteria kemampuan kognitif siswa berdasarkan tiga kriteria

rata-rata gain ternormalisasi pada penelitian ini adalah kriteria tinggi. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data mengenai penggunaan model Advance Organizer berbasis Mind Map pada pokok bahasan Dinamika Gerak yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Rambah Hilir, dapat disimpulkan sebaigai berikut: 1. Setelah model pembelajaran Advance Organizer berbasis Mind Map diterapkan, kemampuan kognitif siswa mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari nilai gain pada hasil belajar siswa. Nilai gain terendah adalah 0,667 dengan kriteria sedang sebanyak 10 siswa dan nilai gain tertinggi 0,8 dengan kriteria tinggi sebanyak 10 siswa. 2. Kriteria kemampuan kognitif rata-rata siswa pada seri pertama adalah 0,740 dengan kriteria tinggi, nilai gain pada seri kedua adalah 0,695 dengan kriteria sedang dan pada seri ketiga adalah 0,703 dengan kriteria tinggi. sedangkan nilai gain ratarata adalah 0,712 dengan kriteria tinggi. Jufri, A. Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sain. Mataram: Pustaka Reka Cipta. Lindari. 2008. Analisis Kemampuan Kognitif Siswa kelas X dalam Pembelajaran Fisika setelah Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer. Skripsi Pendidikan, (Online), (http://a-research.upi.edu/operator/upload/s d025 043959 chapter3.pdf, diakses tanggal 9 April 2013). Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sudijono, Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. SARAN Berdasarkan analisis data hasil penelitian maka untuk penelitian lebih lanjut disarankan: 1. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya dapat mengefektifkan pembelajaran sesuai tujuan yang telah dibuat, sehingga waktu yang dibutuhkan dapat tercukupi dengan baik. Saat pembelajaran berlangsung, diberikan batasan waktu kepada siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. 2. Untuk penelitian lanjutan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer berbasis Mind Map sebaiknya menggunakan kelas kontrol agar keberhasilan penerapannya terlihat jelas. 3. Perlu diperhatikan kesesuaian antara jumlah seri dengan materi pembelajaran untuk lebih mengoptimalkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Buzan, Tony. 20213. Buku Pintar Mind. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Joice, Weil, eal. 2011. Model of Teaching (Model- Model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Belajar.