BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. demokratis serta bertanggung jawab (Syaiful Sagala, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB II KAJIAN TEORI. Penelitian sebelumnya yang relevan dilakukan oleh : ImplementasiModelPembelajaranKooperatifTipe

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I 1.1 Latar Belakang UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Bab II Pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dewasaan ini diharapkan anak akan dapat diketahui bahwa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. kemampuan atau potensi dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, 2007), hal 1. 2 Tim Pengembang Kurikulum, Panduan KTSP,( Jakarta: Depag, 2007), hal. 31.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, antara lain guru sebagai penginisiatif moral dan pengasuh serta. memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi:

BAB. I PENDAHULUAN. pengajaran menargetkan tujuan tertentu, seperti tujuan yang bersifat kognitif,

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 akhirnya resmi diterapkan meskipun belum dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menerima pelajaran agama di sekolah umum (Dirjen Kelembagaan Agama

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang vital bagi setiap bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. 1 Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Pembelajaranfikihakanberjalan efektifdansesuaiharapan guru yang selektif dalam menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan. Inipenting,karenaefektiftidaknyakegiatansangattergantung padametode danmodelpembelajaranyang digunakan.modelpembelajaranyangsesuai akan menjadikansiswatermotivasi mengikutikegiatanpembelajaranbegitu jugasebaliknya. 2 1 Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiayh, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2005, h.1. 2 Ja'farShodiq, ImplementasiModelPembelajaranKooperatifTipe StudentTeamsAchievementDivisions(STAD)Dalam MeningkatkanPrestasiBelajarSiswaPadamataPelajaranFikihKelasIx Mts.HidayatulMubtadiin 1

2 Pembelajaran materi fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik (siswa) agar: (1) mengetahui dan memahami pokokpokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan 'aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan dan sosial, (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam. 3 Proses pembelajaran fikih di Madrasah masih didominasi oleh kegiatan ceramah yang dilanjutkan dengan latihan soal-soal. Guru berusaha menjelaskan materi pelajaran secara rinci, sementara siswa sebagai pendengar dan pencatat. Kondisi ini sangat merugikan, karena siswa akan merasa bosan, pasif sehingga sebagian besar siswa tidak mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal. Hal ini memerlukan adanya inovasi dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran yang sesuai akan menjadikan siswa termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran begitu juga sebaliknya. Kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa akan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Dalam Al-Qur an terdapat beberapa ayat terkait pemilihan materi dan metode, tujuan dan evaluasi pendidikan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: WonosariWonorejoPasuruan,(Tesis) Program Pascasarjana InstitutAgamaIslamNegeriSunanAmpelSurabaya,2011. 3 Ichwana, Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas V Semester I SD Nurul Huda Surabaya, (Skripsi) Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Surabaya, 2010.

3 Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl :125) 4 Secara tersirat ayat tersebut sangat berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Kata ud u dalam konteks pendidikan merupakan upaya mengajak, menyeru, memerintah orang (peserta didik) untuk melakukan sesuatu atau mempelajari sesuatu. Kata bi al-hikmah, al-maw izah dan mujadalah merupakan metode atau strategi pembelajaran yang dapat guru gunakan dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan mengajar bukan pada seberapa banyak ilmu yang disampaikan guru kepada siswa, dan seberapa besar guru memberi peluang pada siswa untuk belajar, tetapi seberapa besar guru memfasilitasi para siswanya untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya. Mengajar adalah membelajarkan para siswa, mengajar adalah memfasilitasi para siswa belajar, mendorong mereka untuk mengeksplorasi bahan ajar. 5 Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan alternatif yang dapat guru gunakan dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi 544. 4 Departemen Agama RI, Al-Qur an Transliterasi Latin, Jakarta : Suara Agung, 2007, h. 5 Rusman, Model-Model Pembelajaran: mengembangkan profesionalisme guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011, h.153.

4 belajar siswa. STAD merupakan variasi atau salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkins. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menjadikan suasana kelas tampak lebih kondusif dan siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa akan saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas, mereka akan saling berdiskusi dan yang terpenting adalah mereka akan terlatih menghargai perbedaan sehingga tampak suasana pembelajaran yang demokratis. Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal sehingga terwujud kualitas proses dan hasil belajar siswa. Peneliti memilih pembelajaran kooperatif tipe STAD karena yang melandasi model pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. Bagi siswa agar benarbenar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. 6 Jadi menurut teori ini pembelajaran tidak hanya berpusat kepada guru saja tetapi guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri. 28. 6 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2009, h.

5 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di MTs Darul Ulum Palangka Raya, peneliti menemukan hal-hal sebagai berikut: 1) metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah diselingi tanya jawab bahkan guru tidak pernah menggunakan metode lain yang melibatkan keaktifan siswa sehingga menyebabkan siswa kurang aktif mengikuti pelajaran. 2) aktivitas belajar siswa kurang, hal ini dapat dilihat ketika proses pembelajaran berlangsung siswa kurang memperhatikan guru, bahkan banyak siswa yang asik berbicara sendiri dengan temannya yang tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran yang berlangsung. Pada pembelajaran fikih materi puasa metode yang digunakan ceramah, sehingga prestasi belajar siswa banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 75. 7 Upaya untuk meningkatkan ketuntasan prestasi belajar siswa diperlukan sebuah model pembelajaran yang tidak membuat siswa merasa bosan dalam pembelajaran dan dapat membuat siswa menjadi aktif selama proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diselingi dengan metode ceramah dan tanya jawab. Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE STUDENTTEAMSACHIEVEMENTDIVISIONS(STAD)TERHADAP 7 Hasil wawancara dengan guru fiqih kelas VIII MTs Daru Ulum Palangka Raya pada tanggal 06 Oktober 2014.

6 PRESTASIBELAJARSISWAPADAMATAPELAJARANFIKIH MATERI PUASAKELAS VIII MTs DARUL ULUM PALANGKA RAYA. B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, batasan masalah yang penulis teliti meliputi dua hal berikut ini: 1. Pembelajaran Fikih yang diteliti adalah materi puasa yang mencakup dua kompetensi dasar yaitu menjelaskan ketentuan puasa dengan materi pembelajaran puasa dan menjelaskan macam-macam puasa dengan materi pembelajaran puasa Ramadhan, puasa nazar dan puasa sunah. 2. Pembelajaran kooperatif yang digunakan tipe STAD, Student Teams Achivement Division merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. 8 3. Prestasi belajar siswa yang diteliti adalah prestasi belajar pada ranah kognitif. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) 8 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, h. 201.

7 terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fikih materi puasa kelas VIII MTs Darul Ulum Palangka Raya? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fikih materi puasa kelas VIII MTs Darul Ulum Palangka Raya. E. Variabel Penelitian Ada dua variabel di dalam penelitian ini. Variabel tersebut adalah independen variabel dan dependen variabel. 1. Independen variabel (X) di dalam penelitian ini adalah Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). 2. Dependen variabel (Y) di dalam penelitian ini adalah terhadap prestasi belajar siswapada mata pelajaran fikih materi puasa kelas VIII MTs Darul Ulum Palangka Raya. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang berarti yaitu: 1. Bagi Siswa

8 a. Sebagai motivasi untuk membantu meningkatkan kerja sama antar siswa yang dapat mendukung peningkatan prestasi dan hasil belajar siswa. b. Membantu mengatasi masalah pada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengeluarkan pendapat. c. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka pembinaan ibadah seharihari pada siswa kelas VIII MTs Darul Ulum Palangka Raya. 2. Bagi Guru a. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk menerapkan suatu metode maupun model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. b. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan dalam memilih metode dan model pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang tentunya berpengaruh pula terhadap prestasi dan hasil belajar siswa. 3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berkeinginan untuk meneliti lebih lanjut. G. Definisi Operasional Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran merupakan pola atau pendekatan yang digunakan dalam merencanakan pembelajaran di kelas, termasuk tujuan

9 pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. 9 2. Student Teams Achievement Divisions (STAD) Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling mudah yang dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkin. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan empat hingga lima orang yang memiliki keragaman kemampuan akademik,jenis kelamin, dan suku. 10 3. Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan berupa penilaian terhadap proses yang telah dilalui dan dapat diukur dengan nilai tes maupun evaluasi belajar. 4. Mata Pelajaran Fikih Mata pelajaran fikih adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui 9 AgusSuprijono,CooperativeLearning:TeoridanAplikasiPAIKEM,Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010, h. 46. 10 Rusman, Model-modelPembelajaran:MengembangkanProfesionalismeGuru, Jakarta: RajaGrafindoPersada, 2010, h. 213.

10 kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan penggunaan, pengamalan dan pembiasaan. 11 5. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Madrasah dari akar kata darasa(belajar) mempunyai arti tempat belajar. Dalam bahasa Indonesia adalah sekolah yang dikhususkan pada sekolah-sekolah agama Islam. Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu lembaga pendidikan formal di bawah naungan Kemenag sederajat SLTP/SMP. H. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bagian antara lain sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah,batasan masalah, rumusanmasalah, tujuan penelitian, variabel penelitian, manfaat penelitian,definisi operasional dan sistematika penulisan. BAB II : Kajian Teori, terdiri dari paparan penelitian sebelumnya,deskripsi teoritik, (pengertian penerapan, pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, prestasi belajar, materi puasa), kerangka pikir, hipotesis. BAB III : Metode penelitian, terdiri dari waktu dan tempat penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengabsahan data, dan teknik analisis data. 11 Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiayh..., h. 46.

11 BAB IV : Hasil penelitian, terdiri dari deskripsi data, hasil analisis data dan pembahasan. BAB V : Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.