EVALUASI KESESUAIAN LAHAN SECARA FISIK UNTUK TANAMAN KEDELAI DI KELURAHAN PANDU KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI LAHAN DI DESA KAHUKU KECAMATAN LIKUPANG KABUPATEN MINAHASA UTARA BERDASARKAN KELAS KEMAMPUAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG

PENATAAN KAWASAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN BERBASIS KESESUAIAN LAHAN DI KECAMATAN LABUHAN HAJI TIMUR KABUPATEN ACEH SELATAN

POTENSI TANAH TAILING UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA AREAL PERTAMBANGAN RAKYAT DI KECAMATAN RATATOTOK

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta

PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN KEC. GALUR, LENDAH KEC. SAMIGALUH, KAB. KULONPROGO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

PEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI BERBASIS LAND USE DAN LAND SLOPE DI SUB DAS KRUENG SIMPO

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADI SAWAH, PANGAN LAHAN KERING DAN TANAMAN TAHUNAN SUB DAS MALANGGA DESA TINIGI KECAMATAN GALANG KABUPATEN TOLITOLI

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN MANGGA GEDONG GINCU DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Kata kunci : Kesesuaian lahan, Padi gogo, Lahan kering.

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN APEL DI DESA SIHIONG KECAMATAN BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Evaluasi Kemampuan Lahan Desa Sihiong, Sinar Sabungan Dan Lumban Lobu Kabupaten Toba Samosir ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

Evaluasi Lahan. Evaluasi Kemampuan Lahan

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

KONSEP EVALUASI LAHAN

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L var Kartika Ateng ) Di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

Kajian Potensi Sumberdaya Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Hortikultura Di Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem

KAJIAN KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGELOLAAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal sebagai sektor penting karena berperan antara lain sebagai sumber

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

KEADAAN UMUM 3.1 Lokasi, Administrasi, dan Transportasi 3.2 Geologi dan Bahan Induk

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PEMETAAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN AGROFORESTRY DI SUB DAS LAU SIMBELIN DAS ALAS KABUPATEN DAIRI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK BANGUNAN TEMPAT TINGGAL DI KECAMATAN PLAYEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

IV. METODE PENELITIAN

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Manggis (Garcinia Mangosta Linn) Di Desa Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

KAJIAN EROSI TANAH DENGAN PENDEKATAN WISCHMEIER PADA DAS KALIMEJA SUBAIM KECAMATAN WASILE TIMUR KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat

KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

PEMETAAN MANUAL KEMAMPUAN LAHAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH DENGAN METODE DESCRITIF

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA TANAMAN BUAH NAGA DI KELURAHAN YOSOMULYO KECAMATAN METRO PUSAT. (Jurnal) OLEH MONIKA SARI

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2016 sampai April 2017 di

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

ANALISIS LAHAN KRITIS DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI. Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Oleh : SIDIK NURCAHYONO

ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI

Survey dan Pemetaan Status Hara-P di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

RINGKASAN DISERTASI. Oleh : Sayid Syarief Fathillah NIM 06/240605/SPN/00217

PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

KESESUAIAN LAHAN DI POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH UNTUK BUDIDAYA KEDELAI

METODE PENELITIAN. Sampel tanah untuk analisis laboratorium yaitu meliputi sampel tanah terusik dan sampel tanah tidak terusik. 2.

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Soilrens, Volume 15 No. 1, Januari Juni 2017

KAJIAN KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

Pemetaan Tanah.

III. METODE PENELITIAN

Analisa Kesesuaian Lahan Dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

I. PENDAHULUAN. pada 2009 (BPS Indonesia, 2009). Volume produksi karet pada 2009 sebesar 2,8

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta crant) di Desa Petuaran Hilir Kecamatan Pegajahan Kab.

BAB I PENDAHULUAN. tanaman ini sangat perlu ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

IDENTIFIKASI IKLIM, TANAH DAN IRIGASI PADA LAHAN POTENSIAL PERTANIAN DI KABUPATEN KARO

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Kebutuhan tersebut terkait untuk pemenuhan kebutuhan hidup

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN SECARA FISIK UNTUK TANAMAN KEDELAI DI KELURAHAN PANDU KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO THE EVALUATION OF PHYSICAL SUITABILITY LAND FOR THE SOYBEAN AT PANDU VILLAGE DISTRICT OF MAPANGET MANADO CITY Orpa Frasawi 1 Maria Montolalu 2 Meldi Sinolungan 2 Rafli Kawulusan 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan secara fisik untuk tanaman kedelai di Kelurahan Pandu Kecamatan Mapanget Kota Manado. Penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi kepada pemerintah dan masyarakat Kecamatan Mapanget tentang kesesuaian lahan khususnya untuk tanaman kedelai yang dilaksanakan di Kelurahan Pandu Kecamatan Mapanget Kota Manado, dan di Laboratorium Konservasi dan Fisika Fakultas Pertanian selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak bulan Maret sampai Agustus 2013, dengan menggunakan Metode Survei melalui pendekatan Unit Lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan pertanian di Kelurahan Pandu mempunyai potensi untuk pengembangan tanaman kedelai. Lokasi I dan VI dikategorikan ke dalam kelas kesesuaian, Lokasi II dimasukkan ke dalam kelas kesesuaian S3 (sesuai marginal). Lokasi III dimasukkan ke dalam kelas kesesuaian N1 (tidak sesuai pada saat ini). Lokasi IV dan V dimasukkan ke dalam kelas kesesuaian N2 (tidak sesuai selamanya). ABSTRACT This study aimed to know physical land suitability for soybean crops in the Pandu Village, Mapanget District of Manado. This research can provide input and information to the government and the people of the district of Mapanget about land suitability, especially for soybean plants, which were held at Pandu Village, Mapanget District of Manado city, and at the Laboratory of Soil Conservation and Physics, Faculty of Agriculture of Unsrat for 6 ( six ) months, commencing from March to August 2013, by using the method of Land Survey Unit Approach. The results showed that, the agricultural land at Pandu Village has some potential areas for development of soybean plants. Area I and VI were categorized into suitability classes ( quite appropriate ), Area II was the suitability class S3 ( marginally suitable ), Area III was suitability class N1 ( not appropriate at this time ), Area IV were conformity classes N2 ( not appropriate forever ) Keyword: Physical Land Suitability, Soybean 1 Mahasiswa Jurusan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Dosen Jurusan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado

Latar Belakang PENDAHULUAN merupakan salah satu sumberdaya alam yang penting bagi kehidupan manusia. Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya memerlukan pemikiran yang cerdas dalam pemanfaatan yang paling menguntungkan dari sumberdaya yang terbatas, tanpa mengabaikan tindakan konservasi untuk penggunaan masa mendatang. Atas dasar tersebut, maka perlu adanya perencanaan dalam penataan penggunaan lahan agar dapat dimanfaatkan secara lestari. Dalam perencanaan penggunaan lahan untuk keperluan produksi pertanian dibutuhkan informasi tentang potensi lahan serta kesesuaian penggunaan lahan. Kelurahan Pandu merupakan salah satu wilayah di Kota Manado yang masih mempunyai lahan pertanian yang luas, sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Komoditi yang diusahakan di tempat ini didominasi oleh jagung dan kelapa. Sehubungan dengan pengembangan pertanian dalam hal ini tanaman pangan, maka diadakan penelitian mengenai kesesuaian lahan secara fisik bagi usaha pengembangan tanaman kedelai. Saat ini kedelai menjadi topik pembicaraan di Indonesia sehubungan dengan kelangkaan bahan pangan tersebut, dimana data menunjukkan bahwa tahun 1992 luas lahan yang ditanami kedelai adalah 1700 ha dengan produksi dua juta ton dan sekarang ini lahan yang diusahakan seluas 600 ha dengan produksi 547 ton, sementara di lain pihak kebutuhan akan kedelai setiap tahun semakin meningkat. Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab kondisi seperti ini adalah adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian serta kurangnya informasi tentang potensi lahan dan kesesuaian penggunaan lahan. Sumberdaya tanah yang mengalami kerusakan akan membutuhkan waktu pemulihan yang relatif lama. Berdasarkan halhal tersebut di atas dalam budidaya tanaman kedelai di Kelurahan Pandu, maka sangatlah penting untuk mengetahui sifat-sifat tanah serta tingkat kesesuaian dan faktor-faktor pembatasnya (untuk penggunaan lahan tertentu). Sifat-sifat tanah dapat berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya, dan hal ini menyebabkan adanya perbedaan potensi masing-masing tanah bagi pengembangan suatu tanaman tertentu. Rumusan Masalah Bagaimana kesesuaian lahan secara fisik untuk tanaman kedelai di Kelurahan Pandu Kecamatan Mapanget Kota Manado. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan secara fisik untuk tanaman kedelai di Kelurahan Pandu Kecamatan Mapanget Kota Manado Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini untuk dapat memberikan informasi tingkat kesesuaian lahan secara fisik untuk tanaman kedelai di Kelurahan Pandu Kecamatan Mapanget Kota Manado. METODE PENELITIAN Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Pandu Kecamatan Mapanget Kota Manado, dan di Laboratorium Konservasi dan Fisika Fakultas Pertanian.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret- Agustus 2013. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan di laboratorium adalah larutan, Na pyrofosfat, air, gelas piala, gelas ukur 1000 ml, labu ukur, pipet, ayakan, ember, oven, air, kuas, botol semprot, stopwatch. Alat yang digunakan di lapangan yaitu GPS, klinometer, bor tanah, parang dan pisau, kamera digital dan kantong plastik. Sedangkan untuk pembuatan peta menggunakan perangkat komputer yang dilengkapi dengan aplikasi Arcview.

3 Variabel Pengamatan Variabel yang diamati langsung dilapangan antara lain : lereng, kedalaman efektif, drainase, erosi, tutupan batuan dan penggunaan lahan. Sedangkan variabel yang diamati di laboratorium adalah tekstur tanah. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Metode Survei dengan pendekatan Unit Lahan. Data yang dibutuhkan berupa data primer di lapangan dan laboratorium serta data sekunder yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti curah hujan. Prosedur Kerja 1. Survei lokasi dan pengumpulan data sekunder yaitu curah hujan serta penggunaan tanah dan kependudukan 2. Pengamatan di lapangan meliputi ketinggian, topografi, kedalaman efektif,erosi, tutupan batuan dandrainase. 3. Penentuan unit lahan untuk pengambilan sampel berdasarkan kemiringan lereng 4. Penentuan tekstur tanah di laboratorium 5. Analisis data : data yang di peroleh di olah dengan melakukan perbandingan (matching) dengan kriteria. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Kelurahan Pandu memiliki wilayah seluas 980 ha. Adapun batas batas wilayah tersebut yaitu sebelah utara berbatasan dengan Wori, sebelah selatan berbatasan dengan Bengkol, sebelah timur berbatasan Bengkol, sebelah barat berbatasan dengan Molas. Wilayah Pandu bertopografi datar, berbukit bahkan bergunung. Pandu merupakan salah satu kelurahan yang letaknya sangat strategis di Kota Manado.Pandu juga dikenal sebagai daerah pertanian, perkebunan dan kehutanan. Pada lokasi pengamatan di Kelurahan Pandu terdapat penggunaan lahan yang sudah digunakan secara teratur.sebagian lahan digunakan untuk pemukiman ada juga lahan yang digunakan untuk sarana umum seperti tempat ibadah, sekolah, dan kegiatan lainnya. Untuk lokasi penelitian dari Lokasi I sampai VI, penggunaan lahan yang ada di lokasi ini kebanyakan didominasi oleh tanaman tahunan seperti kelapa, jati, rambutan, mangga dan cengkih. Untuk tanaman semusim yang paling dominan adalah jagung. Selain jagung ada juga kacang tanah, kedelai, kacang panjang dan ubi kayu. Jadi untuk daerah Pandu ini masih dikategorikan sebagai daerah yang masih menggalakkan usaha pertanian, perkebunan, dan tanaman kehutanan. Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam proses pembentukan dan perkembangan tanah. Di daerah tropis yang beriklim basah, curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat penting. Jumlah curah hujan di Kelurahan Pandu Kecamatan Mapanget Kota Manado sangat beragam dari bulan ke bulan. Data dari Stasiun Badan Metereologi dan Geofisika Kota Manado untuk total curah hujan tertinggi selama tahun 2012 terjadi pada bulan Maret yang mencapai 558 mm. Sedangkan pada bulan Oktober total curah hujan mengalami titik terendah yakni 29 mm. Selain itu pada bulan April dan Desember curah hujan rata-rata bulanan yaitu 488 mm dan 442 mm. Untuk curah hujan pada pada tahun 2013 untuk enam bulan terakhir sebanyak 1755 mm. (BMKG 2013) Masyarakat yang ada di Kelurahan Pandu mempunyai mata pencaharian yang beragam dan kebanyakan adalah petani serta sebagian kecil pegawai negeri. Hasil Pengamatan 1. Unit Lahan I Dari hasil pengamatan, lokasi ini dimasukkan ke dalam kelas kesesuaian. Lokasi ini mempunyai lereng yang landai atau berombak, hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil pertanian yang akan diperoleh, karena

4 semakin landai lereng maka peluang untuk terjadinya erosi lebih kecil, sehingga peluang untuk pertumbuhan tanaman lebih baik. Adapun faktor pembatas seperti ketinggian tempat, curah hujan, tekstur tanah, kedalaman efektif, drainase, erosi dan tutupan batuan, semua ini digolongkan ke dalam kelas kesesuaian dan. Untuk kedalaman efektif pada lokasi penelitian ini > 50cm (Tabel 1). Hal ini dapat dilihat dari pengamatan di lapangan. Vegetasi yang ada di lokasi ini antara lain : kelapa, jagung, kacang tanah, serta tanaman lainnya. Tabel 1. Klasifikasi Kesessuaian Lahan pada Unit Lahan I 3 Curah Hujan < 3 3-15 80 0 500 1755 > 1500 Lempung berliat berliat, > 50 30-50 6 Drainase Baik Baik, 7 Erosi Sangat ringan Sangat Ringan - Batuan Tidak ada 2-25 2. Unit Lahan II Vegetasi yang ada di lokasi ini antara lain: jagung, pisang, bambu serta tanaman semusim lainnya seperti cabe, tomat dan lainnya. Hasil pengamatan dari lokasi ini digolongkan ke dalam kelas kesesuaian S3 (sesuai marginal). Dari hasil penelitian, dapat dilihat pada Tabel 2 bahwa, lerengnya sebesar 14 % dan dikategorikan bergelombang. Keadaan erosinya termasuk dalam kategori ringan, Kedalaman efektifnya > 50 cm. Tidak terdapat tutupan batuan (Tabel 2). Jadi untuk lokasi ini digolongkan ke dalam kelas kesesuaian lahan S3 (sesuai marginal) apabila dilihat dari segi lereng sebagai faktor pembatas. (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2011) Tabel 2. Klasifikasi Kesessuaian Lahan pada Unit Lahan II 3 Curah Hujan Lempung berliat 14 3-15 S3 (sesuai marginal) 71 0 500 1755 > 1500 berliat, > 50 30-50 6 Drainase Baik Baik, 7 Erosi Ringan Sangat Ringan Batuan Tidak ada 2-25 Walaupun lahan di lokasi ini dilihat dari sebagian faktor pembatas tergolong sangat sesuai (), tetapi karena faktor pembatas utamanya adalah lereng yang bergelombang maka lahan ini diklasifikasikan S3. 3. Unit Lahan III Lahan pada lokasi ini tergolong NI dan lereng menjadi faktor pembatas utama. Untuk lokasi ini masuk ke dalam kelas lereng yang berbukit yaitu lereng 21 %. Jenis - jenis vegetasi yang terdapat di lokasi ini antara lain: durian, mangga, pisang serta rumput rumput yang banyak tumbuh di lokasi tersebut. Tekstur tanahnya ialah tekstur lempung liat. Kedalaman efektif lebih dari 50 cm dan drainasenya baik. Untuk

5 tutupan batuan pada lokasi ini tidak ada. Erosinya dikategorikan erosi (Tabel 3). Jadi, untuk lokasi ini dimasukkan ke dalam kelas kesesuaian NI apabila dilihat dari lereng sebagai faktor pembatasnya. Dari data hasil pengamatan dan kriteria untuk syarat tumbuh untuk lokasi ini kebanyakan dikategorikan dalam dan, hanya saja lereng yang menjadi faktor pembatas untuk menilai kesesuaian di lokasi tersebut, dikategorikan ke dalam kelas kesesuaian N1 (tidak sesuai untuk saat ini). Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2011. Tabel 3. Klasifikasi Lahan pada Unit Lahan III 3 Curah Hujan Lempung liat 21 3-15 N1 (tidak sesuai pada saat ini 63 0 500 m 1755 mm > 1500 berliat, >50 30-50 cm 6 Drainase Baik Baik, 7 Erosi Sedang Sangat Ringan Batuan Tidak ada 2 25 4. Unit Lahan IV Hasil pengamatan di lapangan kemiringan lereng di lokasi ini adalah 75% dan digolongkan ke dalam kelas kesesuaian N2. Faktor faktor pembatas lainnya seperti: ketinggian tempat, curah hujan, kedalaman efektif tanah, draiase, bahkan erosi semuanya diklasifikasikkan ke dalam lahan dengan kelas kesesuaian dan. Ketinggian 81 m dari permukaan laut. Begitu pula dengan curah hujan, serta kedalaman efektif tanah yang lebih dari 50 cm. Drainasenya agak cepat. Erosinya dikategorikan erosi. Pada Lokasi ini tidak terdapat tanaman semusim yang dibudidayakan. Vegetasi yang ada antara lain : kelapa, cengkih, dan jati. Lokasi ini berada pada kondisi lereng yang curam. Lahan yang dikategorikan N membutuhkan pengelolaan yang tepat dan baik untuk dapat berubah menjadi lahan yang sesuai. Sedangkan untuk menilai dan mengetahui kesesuaian lahan pada lokasi ini dimasukkan ke dalam kelas kesesuaian N2 (tidak sesuai selamanya), apabila dilihat dari lereng sebagai faktor pembatas. Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2011. Tabel 4. Klasifikasi Lahan pada Unit Lahan IV 3 Curah Hujan 75 3-15 N2 (tidak sesuai selamanya ) 81 0 500 1755 > 1500 Lempung liat berliat, >50 30-50 6 Drainase Agak cepat Baik, 7 Erosi Sedang Sangat Ringan Batuan Tidak ada 2 25 5. Unit Lahan V Dari hasil pengamatan di lapangan, kemiringan lahan di lokasi ini adalah 40 % dan digolongkan agak curam atau bergunung. Vegetasi didominasi oleh tanaman jati. Faktor-faktor pembatas lain seperti: ketinggian tempat, curah hujan, tekstur tanah, kedalaman efektif, drainase dan tutupan batuan dikategorikan sangat sesuai (), kan erosi tergolong ringan

6 diklasifikasikan sebagai, tertera pada Tabel 5. Walaupun faktor-faktor pembatas lainnya memungkinkan lahan di lokasi ini dikategorikan sesuai atau cukup sesuai untuk tanaman kedelai, tetapi karena ada faktor lereng yang menjadi pembatas utama maka, lahan ini diklasifikasikan sebagai N2 (tidak. Untuk tanaman kedelai. Lahan dengan lereng agak curam tentunya membutuhkan pengelolaan yang ekstra hati-hati agar tidak terjadinya penurunan kualitas tanah. Lahan dengan kecuraman lereng seperti ini sebaiknya diusahakan untuk tanaman tahunan karena tidak perlu diolah secara intensif. Apabila pada lahan agak curam diusahakan tanaman pangan (dalam hal ini kedelai) yang membutuhkan penggarapan tanah yang intensif, maka tanah akan semakin terdegradasi dan salah satu penyebab utamanya adalah erosi. (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2011 ) Tabel 5. Klasifikasi Kesessuaian Lahan pada Unit Lahan V 40 3-15 N2 (tidak sesuai selamanya) 3 Curah Hujan ( cm ) 73 0 500 1755 > 1500 liat, berdebu berliat, >50 30-50 (sesuai marginal) 6 Drainase baik Baik, 7 Erosi Ringan Sangat Ringan - Batuan Tidak ada 2 25 6. Unit Lahan VI Lahan pada lokasi ini merupakan kebun campuran tanaman tahunan (kelapa) dan tanaman semusim, seperti: jagung dan kacang-kacangan. Walaupun semua faktor pembatas di lapangan dan hasil analisis tekstur tanah di laboratorium, menunjukkan semuanya memenuhi kriteria sebagai kelas atau sangat sesuai, tetapi karena salah satu faktor pembatas (curah hujan), maka lahan di lokasi ini diklasifikasikan, tertera pada Tabel 6. Lahan dengan kondisi seperti ini dari segi fisik sangat sesuai untuk tanaman kedelai, tentunya untuk meningkatkan produksi perlu adanya masukan misalnya pupuk, baik pupuk kimia maupun pupuk organik. Tabel 6. Klasifikasi Kesessuaian Lahan pada Unit Lahan VI 3 Curah Hujan ( cm ) kesesuaian < 3 3-15 80 0 500 1755 > 1500 liat, berliat, >50 30-50 6 Drainase Baik Baik, 7 Erosi Sangat Sangat ringan Ringan Batuan Tidak ada 2 25

7 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Lahan pertanian di Kelurahan Pandu mempunyai potensi untuk pengembangan tanaman kedelai. 2. Unit lahan I dan unit lahan VI dikategorikan ke dalam kelas kesesuaian. 3. Unit lahan II dimasukkan ke dalam kelas kesesuaian S3. 4. Unit lahan III dimasukkan ke dalam kelas kesesuaian N1. 5. Unit lahan IV dan unit lahan V dimasukkan ke dalam kelas kesesuaian N2. Hardjowigeno,S. dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Lahan dan Perencanaan PerencanaantatagunaLahan.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Rayes, L. M.2007.Metode inventarisasi sumber daya lahan. ANDI.Yogyakarta. Yogyakarta Sitorus, S. R.P. 1985. Evaluasi sumberdaya Lahan. PT Tarsito Sitorus S. R. P. 1986. Survei dan Penggunaan Lahan.Jurusan Fakultas Pertanian Bogor. Saran 1. Perlu adanya kajian mengenai sifat kimia tanah untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai potensi lahan. 2. Lahan yang di kategorikan N1, membutuhkan pengelolaan yang tepat untuk dapat berubah menjadi lahan yang sesuai apabila akan diusahakan untuk tanaman kedelai. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, T.S. 1993. Survei dan EvaluasiLahan.PT PenebarSwadaya.Jakarta. Arsyad. S. 2010. Konservasi dan Air. IPB Press Bogor. Hakim N, Y.M. Nyakpa., A.M Lubis, S. G. Nugroho, A. Dika, G.B. Hong,dan H.N Bailey 1986. Dasar Dasar Ilmu. Penerbit Universitas Lampung.