BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu

METODOLOGI PENELITIAN. Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimesional. (Dedy Miswar,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITAN

PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Disribusi Layanan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Berdasarkan Pola Persebaran Permukiman di Kabupaten Magetan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN

Analisis Spasial Penyediaan Fasilitas Pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Boyolali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

POLA PERSEBARAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Baleendah. : Kecamatan Kutawaringin dan Kecamatan Soreang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada sebuah penelitian terkandung suatu tujuan dan harapan yang ingin

BAB III METODE PENELITIAN. Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian bertujuan untuk memberi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini terletak di Kecamatan Rancaekek Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

perkampungan Setu Babakan dengan jumlah penduduk 2564 jiwa dan jumlah KK 743

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika

III. METODE PENELITIAN. kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan,

ANALISIS SEBARAN SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

cukup besar bagi struktur perekonomian di Kabupaten Magelang. Data pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang populer dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah memberikan wewenang dan jaminan bagi masing-masing daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMETAAN DAN ANALISIS SEBARAN SPBU DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh I KADEK AGUS SETIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT TAHUN (JURNAL) Oleh: INDARYONO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

ANALISIS POLA PERMUKIMAN DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2006

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL DAN KINERJA PELAYANAN KANTOR POS DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Evaluasi Pola Persebaran Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Makassar

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kawasan konservasi tanah dan air bagi kawasan Bopunjur (Bogor,

III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelah Selatan : Kecamatan Labuan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan disebabkan oleh berkembangnya berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karanganyar. Secara astronomi Kabupaten Karanganyar terletak antara 110 40 110 70 Bujur Timur dan 70 28-70 46 Lintang Selatan. Secara administratif Kabupaten Karanganyar terdiri atas 17 Kecamatan, yang dibagi lagi atas 177 desa. Keadaan Kabupaten Karanganyar yang komplek mengenai masalah penduduk dan industri menjadi alasan dijadikannya Kabupaten Karanganyar sebagai tempat penelitian. Kesesuaian lokasi tempat industri khususnya industri tekstil yang ada pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja juga menjadi alasan penelitian ini dilakukan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juli 2015 dan dilaporkan pada bulan April 2016. Penelitian ini melalui berbagai tahapan yang diawali dengan tahap persiapan sampai dengan tahap pelaporan hasil penelitian. Tabel 3.1 Perencanaan Waktu Penelitian TAHAP Penyusunan Proposal Penyusunan Instrumen Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Penulisan Laporan Penulisan Hasil Penelitian Juli- Sept Waktu Tahun 2015 Tahun 2016 Nov- Okt Des Jan Feb Mar- April 34

35 B. Bentuk dan Metode Penelitian Penelitian ini adalah deskriptif spasial. Hal ini didasarkan pada tujuan penelitian ini, yaitu melakukakan analisis terhadap ruang yang merupakan objek dari penelitian ini. Menurut Nawawi (1996:73) deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subyek subyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta fakta yang tampak sebagaimana keadaan sebenarnya, dalam hal ini mendeskripsikan industri dan faktor faktor yang mempengaruhinya. Spasial adalah ciri khas dan identitas geografi yang berarti keruangan. Kata spasial mengacu pada ruang suatu daerah geografis tertentu. Menurut Hadi (2009) mengemukakan bahwa tekanan utama geografi bukanlah pada substansi melainkan pada sudut pandang spasial. (http://partosohadi.staff.fkip.uns.ac.id) Metode pendekatan spasial atau deskriptif spasial yang digunakan untuk kajian geogarfi berbeda dengan ilmu lainnya walaupun objek yang dikaji sama, hal ini dikarenakan pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan keruangan yang menitik beratkan pada ruang tertentu. C. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Berikut adalah data yang digunakan : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau obyek yang diteliti, atau yang ada hubunganya dengan yang diteliti. Data primer yang bersifat geografi sosial memerlukan pengamatan secara langsung dan pengukuran dilapangan. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui pengukuran dilapangan dengan menggunakan GPS yang meliputi data lokasi industri dan data persebaran penduduk.

36 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang telah terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi diluar dari peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data asli. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan berupa : a. Data jumlah penduduk yaitu data banyaknya jumlah penduduk yang terdapat di Kabupaten Karangnyar, diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangnyar) b. Data usia produktif yaitu data penduduk yang berada dalam usia kerja di Kabupaten Karangnyar diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar) c. Data jaringan jalan yaitu data untuk memperuntukan lokasi industri diperoleh dari DPU d. Data sarana dan prasarana yaitu data untuk menentukakan layaknya pembangunan lokasi industri. e. Data jumlah tenaga kerja, data industri tektil, serta kawasan peruntukan industri. Data tersebut diperoleh dari BAPPEDA, BPS, DPU, DINAKERTRANSOS, PDAM, DISPERINDAGSAR. D. Populasi dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi penelitian menekankan pada objek sosial. Objek sosial yang menjadi populasi adalah tidak ada karena industri tekstil tidak memerlukan populasi untuk diteliti. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari objek atau individu individu yang mewakili suatu populasi (Tika, 2005: 24). Sampel yang baik adalah sampel yang representative yaitu sampel yang dapat mewakili seluruh daerah yang

37 ada. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk berdasarkan usia produktif pencari kerja di Kabupaten Karanganyar. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah salah satu cara yang ditempuh peneliti dalam memperoleh data yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Observasi Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati objek secara langsung dan dicatat secara sistematika terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan titik lokasi dan persebaran industri tekstil yang diperoleh melalui pengukuran dilapangan dengan menggunakan GPS. 2. Dokumentasi Dalam penelitian ini teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data sekunder yang berupa dokumen atau catatan dan data data yang berkaitan dengan penelitian. Pengambilan data dilakukan diberbagai instansi terkait, seperti : DISPERINDAGSAR, BAPPEDA, BPS, DINSOSKERTRANS, DPU, CAPIL, dan PLN. Data yang diambil berupa : data penduduk, data jumlah usia produktif, data jaringan jalan, sarana dan prasarana, data tenaga kerja, data industri tekstil dan kawasan peruntukan industri. F. Validitas Data Validitas data menuntut adanya alat dan hasil yang tepat. Alat dan hasil yang dihasilkan harus sesuai kenyataan dilapangan dan harus data terbaru yang dikeluarkan oleh instansi terkait dengan penelitian ini. Alat diartikan suatu barang atau instrument penelitian yang tepat mengukur variabel yang diteliti. Hasil diartikan sebagai wujud data yang tepat menggambarkan keadaan variabel, sebagai akibat adanya proses pengukuran.

38 G. Teknik Analisis Data Data primer dan sekunder yang diperoleh kemudian dipilah, diorganisasikan dan dikelola untuk dapat menjadi data pola persebaran industri tekstil di Kabupaten Karanganyar, data jumlah penduduk usia produktif pencari kerja di Kabupaten Karanganyar, data kesesuaian lokasi industri tekstil dengan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Karanganyar dan data arahan lokasi industri tekstil di Kabupaten Karanganyar. 1. Pola Persebaran Industri Tekstil di Kabupaten Karanganyar. Pola persebaran industri tekstil di Kabupaten Karanganyar diketahui melalui teknik analisis deskriptif spasial yang dilakukan untuk mengetahui pola persebaran industri tekstil di Kabupaten Karanganyar. Analisis deskriptif spasial ini dilakukan dengan menggunakan parameter tetangga terdekat, adapun rumus parameter tetangga terdekat menurut Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo (1979 : 75) sebagai berikut : Keterangan : T : Indeks komulatif persebaran tetangga terdekat Ju : Jarak rata rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangga terdekat Jh : Jarak rata rata yang diperoleh andaikan semua titik mempunyai pola random Jh : 1 : 2vp P : Kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N) dibagi luas wilayah (A) Parameter tetangga terdekat adalah suatu rumus yang penerapannya mendasar pada analisis jarak dengan bantuan peta. Pada rumus tersebut, yang dimaksudkan jarak adalah jarak pada peta, sehingga data jarak didapatkan dari

39 pengukuran antara titik industri tekstil satu dengan industri tekstil lainnya dipeta. Kemudian setelah diketahui hasil indek tetangga terdekatnya, maka angka indek tersebut dimasukkan pada klasifikasi pola persebaran. Ini adalah pola klasifikasi yang sudah ditentukan : T = 0 maka pola persebaran mengelompok T = 1 maka pola persebaran acak T = 2,15 maka pola persebaran seragam 2. Analisis jumlah penduduk usia produktif pencari kerja di Kabupaten Karanganyar Jumlah penduduk usia produktif pencari kerja di Kabupaten Karanganyar yang akan dijadikan sebagai patokan untuk kesesuaian lokasi industri terhadap penyerapan tenaga kerja diperoleh dari analisa deskriptif spasial. Jumlah penduduk usia produktif pencari kerja yang dideskripsikan adalah jumlah pengangguran. Pengangguran adalah orang yang belum mempunyai pekerjaan atau orang yang sudah memperoleh pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. 3. Analisis kesesuaian lokasi industri tekstil dengan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Karanganyar. Kesesuaian rencana kawasan industri yang akan dibangun adalah memperhatikan faktor pemilihan lokasi yang diperoleh dari analisa kuantitatif yaitu melalui klasifikasi dan skoring faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri. Kawasan industri yang akan dijadikan lokasi adalah ketersediaan tenaga kerja, dapat dilihat dari jumlah angka penduduk usia produktif tiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar maka semakin banyak tenaga kerja yang dapat diserap oleh industri tekstil. Dekat dengan permukiman, dapat dilihat dari peta penggunaan lahan. Ketersediaan sarana

40 dan prasarana, dapat dilihat tiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang meliputi jaringan telepon, jaringan listrik dan jaringan PDAM. Kemudahan transportasi, dengan maksud kemudahan dalam mencapai lokasi tiap titik rencana kawasan industri yang didasarkan seberapa jauh lokasi industri dari jalan kolektor kemudian diskoring dengan klasifikasi menggunakan fasilitas buffer. Analisis jangkauan pasar dapat dilihat dari overlay peta rencana industri dengan peta persebaran pasar Kabupaten Karanganyar, kemudian diskoring dengan klasifikasi menggunakan fasilitas buffer. 4. Analisis arahan lokasi industri tekstil di Kabupaten Karanganyar. Arahan lokasi industri tekstil di Kabupaten Karanganyar adalah memperhatikan banyak faktor faktor yang mendukung berdirinya sebuah industri tekstil di Kabupaten Karanganyar diperoleh dari analisa kuantitatif dengan klasifikasi dan skoring. Arahan lokasi yang akan dijadikan lokasi industri tekstil seharusnya memiliki sarana dan prasarana yang baik, jalur transportasi yang baik, tersedianya tenaga kerja yang dekat dengan lokasi industri tekstil, tersedianya kebutuhan air dan listrik yang baik, dengan dengan permukiman. Ketersediaan tenaga kerja, dapat dilihat dari jumlah angka penduduk usia produktif tiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar maka semakin banyak tenaga kerja yang dapat diserap oleh industri tekstil. Dekat dengan permukiman, dapat dilihat dari peta penggunaan lahan. Ketersediaan sarana dan prasarana, dapat dilihat tiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang meliputi jaringan telepon, jaringan listrik dan jaringan PDAM. Kemudahan transportasi, dengan maksud kemudahan dalam mencapai lokasi tiap titik rencana kawasan industri yang didasarkan seberapa jauh lokasi industri dari jalan kolektor kemudian diskoring dengan klasifikasi menggunakan fasilitas buffer. Analisis jangkauan pasar dapat dilihat dari overlay peta rencana industri dengan peta persebaran pasar Kabupaten Karanganyar, kemudian diskoring dengan klasifikasi menggunakan fasilitas buffer.

41 H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah penjelasan tentang keseluruhan proses kegiatan penelitian yang dilakukan dari awal sampai selesainya sebuah penelitian. Dalam penelitianmengenai industri di Kabupaten Karanganyar ini tahap tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Pada tahap ini meliputi beberapa hal yang dilakukan, diantaranya adalah penentuan objek penelitian, pengusulan penelitian, permohonan perijinan dan persiapan berbagai peralatan yang dibutuhkan. Penentuan objek didasarkan pada adanya suatu fenomena atau permasalahan yang sedang terjadi pada wilayah tersebut. Hal itu dilanjutkan dengan memperkuat dasar pengetahuan terkait fenomena yang ada sehingga akhirnya dapat diekstrasi menjadi usulan penelitian. Usulan penelitian yang disetujui oleh pembimbing dilanjutkan dengan mengurus perijinan untuk instansi pemerintahan pada wilayah penelitian, hal itu dilakukan karena wilayah penelitianadakah suatu ruang yang termasuk dalam wilayah kerja suatu instansi. Hal terakhir yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah penyiapan berbagai peralatan seperti peta dan peralatan lapangan yang akan digunakan. 2. Penyusunan Proposal Tahap ini merupakan tahapan selanjutnya dari tahap persiapan, yaitu berupa penjabaran dari usulan penelitian yang diwujudkan dalam bentuk tulisan dengan isi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan metode penelitian. Dengan proposal ini peneliti sudah mempunyai acuan dalam menentukan arah penelitian dan analisis yang akan dilakukan. 3. Penyusunan Instrumen Proposal penelitian merupakan acuan peneliti untuk melakukan penelitian. Dari proposal itu dapat diidentifikasi data data yang akan dikumpulkan dilapangan. Data data akan dikumpulkan itu dituliskan dalam suatu daftar yang disebut instrument penelitian. Dengan instrument penelitian

42 akan dapat dengan mudah mendokumentasikan dat data dilapnagan dalam bentuk yang terstruktur. 4. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan berbagai hal yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti. Dengan acuan peta lokasi industri tekstil dan peta kepadatan penduduk yang telah dipersiapkan, peneliti mengumpulkan berbagai data. Data yang langsung bisa digunakan adalah data tentang lokasi industri, data kepadatan penduduk, data tenaga kerja. Terdapat data sekunder juga yaitu data infrastruktur, data faktor penunjang kegiatan industri. 5. Analisis Data Data yang telah terkumpul tidak begitu saja menjadi hasil penelitian. Tahap lanjutan dari pengumpulan data adalah mengorganisisr, memilah dan mensistesiskan dengan suatu analisis yang telah ditetapkan dalam proposal penelitian. Dengan analisis inilah akan diketahui pola persebaran fenomena tersebut. 6. Penyusunan Laporan Setelah tahapan analisis data dilakukan, peneliti akan dapat mengetahui titik terang tentang apa yang telah diteliti. Pada tahap akhir ini peneliti melanjutkan proposal penelitian dengan menulis hasil penelitian dari analisis yang dilakukan. Tahap akhir ini adalah tahap penulisan laporan secara keseluruhan untuk menjadi suatu tulisan laporan penelitian yang bernilai ilmiah.

43 Pra Lapagan: 1. Penentuan lokasi industri Data Sekunder: 1. Data Jumlah Kepadatan Penduduk 2. Data Penduduk Menurut Usia 3. Data Sosial Ekonomi Penduduk 4. Data Jaringan Jalan 5. Data Sarana dan Prasarana Data Primer: 1. Data Lokasi Industri 2. Data jarak Antar Lokasi Industri Tekstil Analisis Parameter Tetangga Terdekat Evaluasi Rekomendasi 1. Mengetahui kondisi perindustrian tekstil di Kabupaten Karanganyar dan persebarannya. 2. Mengetahui keadaan penduduk usia produktif di Kabupaten Karanganyar. 3. Mengetahui kesesuaian persebaran lokasi industri tekstil dengan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Karanganyar. 1. Mengetahui bagaimana sebaiknya arahan lokasi industri tekstil di Kabupaten Karanganyar. Gambar 3.1 Skema Kerangka Penelitian