BABI PENDAHULUAN. (Abdul Latief., dkk, 1991).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

kira-kira 5 juta kematian setiap tahunnya. Sekitar 80% dati jumlah kematian ini

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dari segi ekonomi dikatakan bahwa pencegahan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

1. Apakah anda mengetahui tentang imunisasi? a. Ya b. Tidak 2. Apakah anda mengetahui tentang tujuan imunisasi? a. Ya b. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan anak dan berpengaruh terhadap penataan dan. pembangunan jangka menengah nasional , mempunyai visi

T Penyakit infeksi salman napas 217 2,0%

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

Tabel 15. Penyusunan Plan of Action (POA) Kegiatan bidan desa melakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk mendata bayi yang belum atau sudah diimunisasi.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

KUESIONER PENELITIAN

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BABI PENDAHLJLUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakaog Peoelitiao

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI DEGAP CIRAP (KADER SIGAP UCI DIGARAP) UPK PUSKESMAS KAMPUNG DALAM Lap. Inpovasi : KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

Hubungan Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Anak Umur Bulan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. (Informed Consent) Saya sebagai mahasiswa Prodi D III Keperawatan Fakultas Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tujuh macam penyakit (PD3I) yaitu penyakit TBC, Difteri, Tetanus,

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

5 Imunisasi Dasar Lengkap Terbaru Untuk Bayi Beserta Jadwal Pemberiannya

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga sebagai unit terkecil dari kehidupan bangsa. Kemandirian keluarga dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI DESA TARAMAN KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

KUESIONER UNTUK KADER

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

Transkripsi:

1 BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sektor pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang kesehatan. Tujuan pembangunan di bidang kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia yang baik sebagai salah satu unsur dari kesejahteraan umum dan tujuan nasional. Pengembangan bidang kesehatan ini disusun dan dilaksanakan sepenuhnya dalam kerangka azas-azas pembangunan nasional, berdasarkan Garis- Garis Besar Haluan Negara (Abdul Latief., dkk, 1991). Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya ini merupakan upaya yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang panjang, oleh karena itu perlu dilakukan usaha yang berkesinambungan dan terpadu. Untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas ini perlu dilakukan berbagai usaha terutama peningkatan derajat kesehatan yang sedini mungkin, yaitu sejak usia bayi (Abdul Latief., dkk, t 991). Hingga saat ini, penyakit infeksi masih merupakan masalah utama dan merupakan penyakit dengan tingkat kematian nomor satu di negara berkembang, tennasuk Indonesia. Penyakit infeksi paling banyak menyerang bayi dan balita, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian pada berjuta-juta bayi dan balita (Abdul Latief., dkk, 1991). Sebetulnya penyakit infeksi dapat diatasi dengan mengadakan upaya untuk memperkuat sistem pertahanan tubuh, sehingga bila terjadi kontaminasi bibit penyakit ke dalam tubuh, tubuh telah siap untuk melawannya. Dengan demikian, ada angka kejadian berbagai penyakit menular dapat ditekan. Salah satu cara untuk memperkuat sistem pertahanan tubuh adalah dengan melakukan imunisasi terhadap bayi dan balita (Sambas Wiradisurya., dkk, 2000).

2 Dalam upaya mengatasi pennasalahan ini, Pemerintah Indonesia, melalui Departemen Kesehatan, telah mencanangkan Imunisasi Dasar bagi Bayi dan Balita yang pada pelaksanaannya adalah merupakan bagian dari Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular yang secara langsung dilaksanakan oleh Puskesmas. Imunisasi dasar tersebut meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak yangjadwal pemberiannya telah ditetapkan, sehingga jika dilakukan secara teratur dan sesuai jadwal maka paling lambat pada usia 12 bulan, anak telah selesai menjalani Imunisasi Dasar Lengkap tersebut, dan telah terlindungi dari berbagai penyakit infeksi sesuai dengan imunisasi yang diberikan (Abdoerrachman M. H., dkk, 1985). Dalam pelaksanaan program imunisasi dasar ini, Puskesmas menggunakan sootu sistem kerja pelaksana yaitu Posyandu, dimana di Posyandu inilah terutama pelayanan Imunisasi Dasar bagi bayi dan balita dilaksanakan. Posyandu dapat meliputi wilayah desa atau kelurahan dengan pengembangannya. Jadi dengan demikian Posyandu merupakan unit terdepan pelaksana program Imunisasi Dasar yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Hasil yang dicapai Puskesmas dalam melaksanakan program Imunisasi Dasar di Wilayah Kerjanya, secara praktis dapat dilihat dari cakupan Imunisasi Campak. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa Imunisasi Campak merupakan Imunisasi Dasar yang di dalam jadwal pemberiannya adalah imunisasi yang terakhir kali diberikan jika Imunisasi Dasar yang lainnya (BCG, Polio, DPT dan Hepatitis) telah diberikan secara lengkap. Hal ini di tetapkan untuk memudahkan pemantauan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap. Keberhasilan program Imunisasi Dasar ini, bukanlah hanya ditentukan dari kinerja Puskesmas dan Posyandu saja, melainkan juga membutuhkan suatu kesadaran dan partisipasi masyarakat, khususnya kaum ibu yang memiliki bayi dan balita, untuk secara teratur dan sesuai dengan jadwal membawa bayi atau balitanya untuk diimunisasi ke sarana kesehatan terdekat yang memberikan pelayanan Imunisasi Dasar.

3 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan data dari Puskesmas Ciumbuleuit, Kotamadya Bandung, khususnya dari bagian Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, didapatkan bahwa cakupan Imunisasi Dasar tahun 2000-2002 di seluruh wilayah kerja Puskesmas Ciumbuleuit masih belum memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kotamadya Bandung. Adapun hasil cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Puskesmas Ciumbuleuit tahun 2000-2002 dapat dilihat pada tabell.l berikut ini (Puskesmas Ciumbuleuit, 2003): Tabel1.1. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Puskesmas Ciumbuleuit Tahun 2000-2002 Imuoisasi Tahuo TARGET 2000 2001 2002 (%) Cakupan Kesenjangan Cakupan Kesenjangan Cakupan Kesenjangan (%) (%) (%) (%) (%) (%) Imunisasi Dasar 95.00 73.00 Lengkap -23.00 92.80 +2.80 77.20-12.80 Dari tabel 1.1 diatas, dapat kita lihat bahwa cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di wilayah kerja Puskesmas Ciumbuleuit masih belum memenuhi target. Pada tahun 2000 masih terdapat kesenjangan sebesar -23,00%. Pada tahun 2001, telah terdapat peningkatan yang cukup baik, sehingga target telah dapat tercapai, bahkan terdapat kesenjangan sebesar +2,80%. Namun, pada tahun 2002, tetjadi kemerosotan sehingga kesenjangannya menjadi - 12,80% (Puskesmas Ciumbuleuit,2003). Menurut laporan dari tiap Posyandu yang terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciumbuleuit, yaitu 11 Posyandu di Kelurahan Hegarmanah clan 11 Posyandu di Kelurahan Ciumbuleuit (lihat lampiran 3, Rekapitulasi Laporan Cakupan Imunisasi Di Tiap Posyandu yang Termasuk Wilayah Kerja Puskesmas Ciumbuleuit tahun 2002), ternyata Posyandu dengan cakupan imunisasi terendah adalah Posyandu RW 11 Kelurahan Hegarmanah (Puskesmas Ciumbuleuit, 2003).

4 Halinilah yang menjadi pennasalahan di dalam penelitian ini, dan penulis berusaha untuk meneliti bagaimanakah gambaran perilaku ibu balita mengenai kunjungan Imunisasi Dasar Lengkap di Posyandu RW 11 Kelurahan Hegarmanah? 1.3. Maksud dan Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku ibu balita mengenai kunjungan Imunisasi Dasar Lengkap di Posyandu RW 11 Kelurahan Hegarmanah. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada Puskesmas Ciumbuleuit mengenai pendataan jumlah bayi sasaran program imunisasi di wilayah kerja Puskesmas, infonnasi tentang kendala-kendala yang ada dalam menjalankan program imunisasi wilayah kerja Puskesmas, dan gambaran perilaku ibu balita mengenai kunjungan Imunisasi Dasar Lengkap di Posyandu RW 11 Kelurahan Hegarmanah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat pula menjadi bahan pertimbangan dalam memilih jalan keluar yang akan ditempuh untuk memecahkan masalah rendahnya cakupan Imunisasi Dasar di wilayah kerja Puskesmas Ciumbuleuit, khususnya Posyandu RW 11 Kelurahan Hegarmanah. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada ibu/pengganti ibu karena ibu merupakan orang yang peranannya paling penting dalam pemeliharaan kesehatan bayi, tennasuk juga membawa bayi untuk diberi imunisasi. Ruang lingkup juga dibatasi pada ibu/pengganti ibu yang memiliki anak berusia 12-59 bulan, dimana jika sesuai dengan jadwal Imunisasi Dasar yang telah ditetapkan, seharusnya anak usia 14 bulan sudah selesai menjalani Imunisasi Dasar Lengkap.

5 1.6. Kerangka Pemikiran Perilaku kunjungan...... lmunisasi Dasar pada ibu yang memiliki Bayi/Balita Cakupan Imunisasi Dasar 1.7. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, digunakan metode deskriptif, dengan rancangan penelitian yang kami gunakan adalah cross sectional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah whole sampel yaitu sebanyak 67 orang. Responden adalah ibulpengganti ibu yang pada bulan April 2003 tercatat memiliki anak berusia antara 12-59 bulan yang bermukim di RW 11, Kelurahan Hegarmanah, Kotamadya Bandung. 1.8. Lokasi dan waktu Penelitian 1.8.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah: (1) RW 11, Kelurahan Hegarmanah, Kotamadya Bandung, yang termasuk Wilayah Kerja Puskesmas Ciumbuleuit. (2) Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung 1.8.2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan sejak bulan September 2003 sampai dengan bulan Desember 2003.