APLIKASI METODE HILL CLIMBING PADA STANDALONE ROBOT MOBIL UNTUK MENCARI RUTE TERPENDEK

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING PADA MIKROKONTROLER MCS51 UNTUK ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK

ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING

Implementasi Metode Simulated Annealing pada Robot Mobil untuk Mencari Rute Terpendek

Sistem Kontrol Parkir Mobil Otomatis Menggunakan Mikrokontroler

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR

KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya

Ultrasonic Level Transmitter Berbasis Mikrokontroler ATmega8

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

SISTEM TAMPILAN INFORMASI PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER

Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller

PENCARIAN RUTE TERPENDEK ARENA KONTES ROBOT PEMADAM API INDONESIA (KRPAI) MENGGUNAKAN ALGORITMA HILL CLIMBING

Kompas Magnetik Digital dengan Output Suara

BAB I PENDAHULUAN. Mikrokontroler merupakan pengontrol mikro atau disebut juga Single Chip

Termometer Badan Dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler MCS51

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

RANCANG BANGUN DETEKTOR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sistem kendali yang efektif, efisien dan tepat. Sesuai dengan

Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Kamera untuk Mendeteksi Koordinat Bor

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X RANCANG BANGUN ROBOT SOLVING MAZE DENGAN ALGORITMA DEPTH FIRST SEARCH

STUDI PENERAPAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA A* DALAM MENENTUKAN RUTE TERPENDEK PADA ROBOT PEMADAM API

TERMOMETER BADAN DENGAN OUTPUT SUARA UNTUK ORANG BUTA BERBASIS MIKROKONTROLER MCS-51

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

ROBOT PENGANTAR MAKANAN DENGAN PENENTUAN POSISI MEJA MENGGUNAKAN LINE TRACER TUGAS AKHIR. Oleh : TRI RAHMAWANTO

BAB III PERANCANGAN KECERDASAN-BUATAN ROBOT PENCARI JALUR

SISTEM PENGATURAN AC OTOMATIS

PEMODELAN PEMANTAU PERSEDIAAN BARANG DAN PEMESANAN BARANG BERBASIS JARINGAN KOMPUTER

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy

PENCARIAN JALUR TERPENDEK UNTUK ROBOT MICROMOUSE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKTRACKING

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS (LINE FOLLOWER) MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH (PHOTODIODE)

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang dapat menghitung, mengingat dan mengambil pilihan. dapat digantikan dengan sebuah mikrokontroler.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap perangkat keras serta perangkat lunak dari system secara keseluruhan

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

TUGAS AKHIR. Oleh RESI PERMANA FIDIANTO NPM JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PEMODELAN HELIPAD MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Flowchart

2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015

Rancang Bangun Prototype Alat Sistem Pengontrol Kemudi Kapal Berbasis Mikrokontroler

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

SISTEM KONTROL JARAK JAUH UNTUK PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER MELALUI SMS

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan sensor LDR serta membuat

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

Implementasi Kendali Logika Fuzzy pada Pengendalian Kecepatan Motor DC Berbasis Programmable Logic Controller

KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan terhadap 8 sensor photodioda. mendeteksi garis yang berwarna putih dan lapangan yang berwarna hijau.

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 03, No 2 (2015), hal ISSN X IMPLEMENTASI ALGORITMA MAZE SOLVING PADA ROBOT LINE FOLLOWER

Realisasi dan Perancangan Perangkat Kontrol Sistem Catu Daya di SMKN 2 Kendal dengan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perusahaan yang membuat aki baru masih melakukan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Di sektor industri, penggun&m teknologi elektronika mengarah pada suatu

PERANCANGAN ROBOT DENGAN SENSOR UV-TRON R9454 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEL 89S51 SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PERANCANGAN PENGEREMAN OTOMATIS PADA MODEL MOBIL DENGAN SENSOR ULTRASONIC BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Kontrol Otomatis pada Robot Pengantar Barang

Rancang Bangun Quadropod Robot Berbasis ATmega1280 Dengan Desain Kaki Kembar

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

BAB III PERANCANGAN. 3.1 Perancangan mekanik

SISTEM ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PEMADAM API BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51. Budi Rahmani, Djoko Dwijo Riyadi ABSTRAK

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH

PERANCANGAN MESIN PENJUAL MAKANAN RINGAN OTOMATIS

Prodi S1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Telkom 1 2

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

APLIKASI METODE HILL CLIMBING PADA STANDALONE ROBOT MOBIL UNTUK MENCARI RUTE TERPENDEK Thiang, Handry Khoswanto, Felix Pasila, Hendra Thelly Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya Email: thiang@petra.ac.id, handry@petra.ac.id, felix@petra.ac.id ABSTRAK Makalah ini memaparkan tentang metode pencarian hill climbing yang diaplikasikan pada sebuah robot mobil standalone sehingga dengan menggunakan metode hill climbing, robot tersebut dapat mencari rute terpendek. Pada penelitian ini, metode hill climbing diimplementasikan pada sebuah mikrokontroler keluarga MCS51 yaitu AT89S52 yang mana mikrokontroler ini juga berfungsi sebagai kontroler yang mengatur gerakan robot mobil standalone untuk mengikuti garis dari rute yang telah didapatkan.robot mobil ini dilengkapi sensor infrared untuk dapat bergerak mengikuti garis rute. Pengujian telah dilakukan untuk melihat performans dari sistem yang telah dibuat. Berdasarkan hasil pengujian, rute yang dihasilkan sesuai dengan algoritma metode hill climbing. Robot dapat bergerak sesuai dengan rute yang dihasilkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode hill climbing telah berhasil di implementasi pada level mikrokontroler. Kata Kunci: hill climbing, robot, mikrokontroler, rute terpendek 1. PENDAHULUAN Metode hill climbing adalah salah satu metode dari sekian banyak metode kecerdasan buatan untuk menyelesaikan permasalahan optimasi. Karena algoritmanya yang cukup sederhana, metode hill climbing telah banyak diterapkan dalam berbagai aplikasi. Di samping itu, metode hill climbing juga mengefisienkan penggunaaan memori yang besar. Tetapi pada umumnya, metode hill climbing diimplementasikan pada sebuah personal computer (PC). Karena itu dalam proyek penelitian ini, metode hill climbing diimplementasikan pada sebuah mikrokontroler dimana mikrokontroler ini juga mengontrol robot mobil standalone. Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah mengimplementasikan metode hill climbing sebuah mikrokontroler. Selain itu, secara khusus, penelitian ini bertujuan menerapkan metode hill climbing pada sebuah robot mobil sehingga robot mobil tersebut dapat mencari sendiri secara otomatis rute yang paling dekat dari lokasi start menuju ke lokasi tujuan. Mikrokontroler yang dipilih untuk implementasi metode hill climbing adalah mikrokontroler keluarga MCS51 yaitu mikrokontroler AT89S52. Alasan pemilihan mikrokontroler ini adalah karena mikrokontroler ini sangat populer dan tersedia banyak di Indonesia, serta harganya yang tidak terlalu mahal. Dengan demikian diharapkan 276 Aplikasi Metode Hill Climbing

penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif untuk penelitian-penelitian selanjutnya dalam mengimplementasikan metodemetode kecerdasan buatan pada level mikrokontroler khususnya mikrokontroler keluarga MCS51. 2. TINJAUAN PUSTAKA Teknik heuristic adalah teknik yang digunakan untuk mempercepat pencarian solusi. Teknik heuristic digunakan untuk mengeliminasi beberapa kemungkinan solusi tanpa harus mengeksplorasinya secara penuh. Selain itu, teknik heuristic juga membantu memutuskan kemungkinan solusi mana yang pertama kali perlu dievaluasi. Ada beberapa metode pencarian heuristic salah satunya adalah metode hill climbing. Metode Hill Climbing sering digunakan jika terdapat fungsi heuristic yang baik untuk mengevaluasi state (Rich, 1991). Sebagai contoh, seandainya kita berada di sebuah kota yang tidak dikenal, tanpa peta dan kita ingin menuju ke pusat kota. Cara sederhana adalah menuju gedung yang tinggi. Fungsi heuristics-nya adalah jarak antara lokasi sekarang dengan gedung yang tinggi dan state yang diinginkan adalah state yang mana jarak tersebut merupakan yang terpendek. Hill climbing adalah metode yang dikenal untuk pencarian lokal. Gagasan untuk motede hill climbing adalah mulai secara acak dari state yang sudah ada; bergerak ke tetangga dengan nilai evaluasi yang terbaik; dan jika suatu minimum lokal telah dicapai lalu memulai lagi secara acak pada state yang berbeda. Pengulangan prosedur ini dilakukan hingga solusi ditemukan. Algoritma ini mengatur suatu parameter yang disebut Max-Flips, yang digunakan untuk membatasi jumlah maksimum langkah dalam setiap kali pengulangan dan membantu untuk meninggalkan minimum lokal yang tidak dibatasi. Faktanya, algoritma hill climbing menyelidiki semua tetangga dari state sekarang sebelum memilih gerak dan ini harus diperhitungkan, karena ini dapat memakan banyak waktu. Pada penelitian ini digunakan algoritma simple hill climbing yang dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. Evaluasi state awal, jika state awal sama dengan tujuan, maka proses berhenti. Jika tidak sama dengan tujuan maka lanjutkan proses dengan membuat state awal sebagai state sekarang. 2. Kerjakan langkah berikut sampai solusi ditemukan atau sampai tidak ada lagi operator baru yang dapat digunakan dalam state sekarang: a. Cari sebuah operator yang belum pernah digunakan dalam state sekarang dan gunakan operator tersebut untuk membentuk state baru. b. Evaluasi state baru. i. Jika state baru adalah tujuan, maka proses berhenti ii. Jika state baru tersebut bukan tujuan tetapi state baru lebih baik daripada state sekarang, maka buat state baru menjadi state sekarang. iii. Jika state baru tidak lebih baik daripada state sekarang, maka lanjutkan ke langkah 2. 3. PEMBAHASAN Mekanik Robot Mobil Bentuk dasar robot ini terbuat dari acrylic dengan ketebalan 5 mm. Untuk penggerak digunakan 4 buah roda. Dua buah roda disebelah kanan disatukan oleh rangkaian gear box. Dengan adanya gear box ini, roda disebelah kanan akan berputar pada arah sama. Begitu pula dengan dua buah roda yang berada disebelah kiri, digerakan dengan sebuah rangkaian gearbox. Sebuah motor DC dipasang pada masing- Aplikasi Metode Hill Climbing 277

masing gear box sebelah kiri dan kanan. Pada motor DC ini terdapat sebuah gear kecil yang berfungsi menghubungkan gear atas dan gear bawah pada masingmasing sisi gear box. Dimensi robot mobil yang dirancang dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Sketsa Mekanik Robot Robot mobil dirancang sedemikian rupa sehingga saat mencapai tujuan, robot menjepit benda yang ada pada lokasi tujuan dan membawanya kembali ke posisi start. Karena itu, robot mobil yang dirancang, dilengkapi dengan penjepit benda. Dalam desain mekanik penjepit benda, proses penjepitan dan proses pengangkatan dilakukan hanya dengan menggunakan satu penggerak saja berupa sebuah motor DC. Perangkat Keras Robot Mobil Blok diagram perangkat keras dari robot mobil dapat dilihat pada gambar 2. Secara umum, ada 4 sensor infrared yang digunakan yaitu dua sensor tracking garis, satu sensor samping untuk mendeteksi perempatan, dan satu sensor benda untuk mendeteksi adanya benda. Photodioda digunakan sebagai penerima pada sensor infrared. Rangkaian komparator digunakan untuk menyesuaikan tegangan output sensor yang masih analog masuk kedalam range tegangan digital. Hal ini dilakukan dengan membandingkan tegangan output analog dari sensor dengan sebuah tegangan referensi. Dengan demikian status output sensor dapat dibaca oleh mikrokontroler. Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler AT89S52. Mikrokontroler ini dirancang dengan mode single chip, tanpa memori eksternal dan memori yang dapat digunakan hanya internal memori yang berjumlah 256 byte. Dengan demikian, rangkaian mikrokontroler yang dirancang sangat minimal dan tentunya memberikan efek rangkaian menjadi lebih kecil. Mikrokontroler ini bertugas untuk 278 Aplikasi Metode Hill Climbing

melakukan algoritma hill climbing kemudian menggerakkan robot mobil untuk berjalan mengikuti garis sampai tujuan sesuai dengan hasil dari proses hill climbing. Sensor Infrared Komparator LM324 Microcontroller AT 89S52 Driver Motor Penjepit Driver Motor Penggerak Motor Motor Gambar 2. Blok Diagram Perangkat Keras Robot Mobil Rangkaian driver penggerak motor dirancang dengan menggunakan model rangkaian H-Bridge yang terdiri atas 4 buah transistor. Input rangkaian driver penggerak motor ini dilengkapi dengan optocoupler sebagai pengaman sehingga noise tidak dapat mengganggu sistem. Perangkat Lunak Robot Mobil Start Menentukan posisi Stsrt terhadap Goal ( pemetaan ) Program mikrokontroler yang dirancang untuk melakukan proses algoritma hill climbing dan mengontrol gerakan robot mobil, dibuat dengan menggunakan bahasa assembly mikrokontroler AT89S52. Secara umum, program ini terbagi atas beberapa tahap seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3. Menghitung jarak kuadrat lurus setiap titik koordinat terhadap goal Menentukan rute terpendek dengan metode Hill climbing berupa alamat RAM End Tracking rute kembali Tracking rute menuju benda Konversi rute berupa alamat RAM menjadi outputan port Gambar 3. Flow Chart Program Robot Mobil. Pemetaan merupakan hal yang penting yang pertama kali dilakukan dalam alur program. Berhasil atau tidaknya pencarian benda ataupun penentuan jalur terpendek tidak lepas dari pemetaan ini. Dengan pemetaan ini maka seluruh area yang ada akan digambarkan. Hasil yang didapat dari pemetaan tersebut akan dijadikan acuan untuk menghitung kuadrat jarak lurus setiap titik yang ada pada area terhadap titik tujuan. Nilai hasil perhitungan jarak yang didapat tersebut akan disimpan di dalam alamat RAM mikrokontroler. Nilai tersebut kemudian Aplikasi Metode Hill Climbing 279

akan dianalisa dengan menggunakan metode hill climbing. Dengan metode ini maka akan didapatkan rute yang terpendek menuju titik tujuan. Namun, rute ini msih berupa alamat RAM bukan nilai ouput port yang sesungguhnya. Oleh karena itu perlu diubah menjadi output port. Barulah kemudian robot tersebut dapat menelusuri jalur yang telah didapat. Jalur tersebut merupakan jalur terpendek menuju tujuan yang diinginkan. Setelah mencapai titik tujuan yang diinginkan maka robot akan dilakukan pengangkatan benda dan kemudian kembali ke posisi awal dengan data jalur yang telah tersimpan. X Gambar 4. Gambar Area Map Lapangan Tabel 1 Posisi Penyimpanan Hasil Pemetaan pada Internal RAM Mikrokontroler Y 0 1 2 3 4 5 6 0 30h 31h 32h 33h 34h 35h 36h 1 38h 39h 3Ah 3Bh 3Ch 3Dh 3Eh 2 40h 41h 42h 43h 44h 45h 46h 3 48h 49h 4Ah 4Bh 4Dh 4Eh 4Fh 4 50h 51h 52h 53h 54h 55h 56h 5 58h 59h 5Ah 5Bh 5Ch 5Dh 5Eh 6 60h 61h 62h 63h 64h 65h 66h Gambar 4 menunjukkan rancangan area map dimana robot mobil akan mencari rute terpendek dan kemudian bergerak mengikuti rute yang telah didapatkan. Dari gambar lapangan tersebut, terlihat ada 49 titik yang dapat menjadi lokasi start atau tujuan. Perancangan lapangan seperti ini dilakukan karena keterbatasan jumlah memori yang tersedia. Berikut pada tabel 1 menunjukkan lokasi memori 280 Aplikasi Metode Hill Climbing

RAM tempat penyimpanan hasil pemetaan area map lapangan. 4. HASIL PENGUJIAN Pengujian sistem telah dilakukan untuk melihat performans dari sistem yang telah dibuat. Pengujian telah dilakukan berulang-ulang dan berikut adalah salah satu hasil pengujian yang dilakukan. Hasil pengujian yang dipaparkan berikut adalah robot mobil akan bergerak dari posisi start pada koordinat (6,2) menuju koordinat (0,1) seperti yang ditunjukkan pada gambar 5. Sedangkan Rute yang didapatkan dengan menggunakan metode hill climbing adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 6. Gambar 5. Map Posisi Start Robot Mobil di (6,2) dengan Goal (0,1) Gambar 6. Rute Hasil Hill Climbing untuk Robot Mobil Start di (6,2) dengan Goal (0,1) Dari hasil pengujian terlihat bahwa setelah robot mobil mendapatkan rute dengan menggunakan metode hill climbing, robot dapat berjalan dengan baik mencapai goal atau tujuan mengikuti rute yang telah didapatkan. Berikut adalah gambar pergerakan robot mobil yang Aplikasi Metode Hill Climbing 281

diambil dari video hasil rekaman saat pengujian dilakukan. 282 Aplikasi Metode Hill Climbing

Gambar 7. Pergerakan Robot Mobil dari Posisi (6,2) Menuju (0,1) 5. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode hill climbing telah berhasil diimplementasi pada mikrokontroler AT89S52. Tetapi karena area yang dirancang untuk pengujian berbentuk simetris, maka seharusnya terdapat lebih dari satu solusi berupa rute terpendek. Pada kasus ini, Metode hill climbing hanya dapat menemukan satu solusi saja. Dari hasil pengujian juga dapat diambil kesimpulan bahwa metode hill climbing telah berhasil diterapkan pada robot mobil dan robot mobil dapat bergerak mengikuti rute yang telah didapatkan dengan menggunakan metode hill climbing. Untuk pengembangan selanjutnya, sebaiknya area untuk pengujian, jangan dibuat simetris sehingga bisa terlihat jelas keberhasilan metode hill climbing dalam pencarian rute terpendek. 6. DAFTAR PUSTAKA Boylestad, Robert. 1992. Electronic Devices and Circuit Theory. Englewood Cliffs: Prentice Hall. Microcontroller Databook. 1995. San Jose: Atmel Corporation. Nist Sematech, 2007. e-handbook of Statistical Methods: Single Response Case. <http://www.itl.nist.gov/div898/handbook /pri/section5/pri531.htm> Rich, Elaine. 1991. Artificial Intelligence. New York: McGraw-Hill. Aplikasi Metode Hill Climbing 283