Berkala Fisika Indonesia Volume 2 Nomor 1 Juli 2009

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN PEMBELAJARAN BERBASIS SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) DALAM PENDIDIKAN SAINS

Berkala Fisika Indonesia Volume 1 Nomor 2 Januari 2009

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN : Model, SETS, Listrik Statis, Hasil Belajar

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

BAB III METODE PENELITIAN

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

Oleh : Tri Wijayanti Trisnaningsih 2. Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

Oleh : Indriyani Mustika 2 dan Ngurah Ayu Nyoman Murniati 3. Abstrak

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

Joyful Learning Journal

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Tety Roosliana SMA Negeri 1 Kauman-Tulungagung Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, tipe Teams Games Tournaments (TGT)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII A SMP PGRI BAGELEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI KELISTRIKAN MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA KIT

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 TAPEN BONDOWOSO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPIE STAD

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

RICO RASMARA NIM : A54 A100158

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB lvna Abstrak

Transkripsi:

Berkala Fisika Indonesia Volume 2 Nomor 1 Juli 2009 PENINGKATAN AKTIVITAS, MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN METODE SETS DI KELAS IXE SMP NEGERI 3 PURWOREJO, JAWA TENGAH PADA KONSEP ENERGI DAN DAYA LISTRIK Juniati SMP Negeri 3 Purworejo Jalan Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo 56212, Jawa Tengah Email : juniati-smpn3pwr@yahoo.co.id INTISARI Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk: (1) mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan model pembelajaran SETS, (2) mengetahui motivasi peserta didik dalam pembelajaran SETS dan (3) mengetahui hasil belajar peserta didik setelah pembelajaran melalui model pembelajaran SETS pada konsep Energi dan Daya Listrik kelas IXE SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas dengan menggunakan desain Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari dua siklus penelitian serta dilaksanakan 11 Oktober sampai dengan 23 Nopember 2009, dengan subjek penelitian peserta didik kelas IXE SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 24 siswa. Aspek yang diamati meliputi aktivitas, motivasi dan hasil belajar. Kegiatan diawali perencanaan, pemberian tindakan, observasi dan refleksi. Hasil refleksi tiap siklus digunakan sebagai bahan perencanaan tindakan selanjutnya. Teknik analisis data yang digunakan menekankan pada deskripsi data. Data yang terkumpul berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik belajar fisika meningkat dari siklus I sebesar 30% menjadi 70% pada siklus II, motivasi peserta didik meningkat dari 45% menjadi 80%. Sedangkan untuk hasil belajar peserta didik mengalami kenaikan dari kondisi awal terhadap siklus I, siklus I terhadap siklus II maupun kondisi awal terhadap siklus II. Dari kondisi awal terhadap siklus I terdapat kenaikan dari 72,60 menjadi 78,21, dari siklus I terhadap siklus II terdapat kenaikan dari 78,21 menjadi 80,67, sehingga kenaikan rata rata dari kondisi awal terhadap siklus II terdapat kenaikan dari 72,60 menjadi 80,67. Pada prosentase tuntas belajar juga juga terdapat kenaikan dari kondisi awal terhadap siklus I, siklus I terhadap siklus II, dan kondisi awal terhadap siklus II. Dari kondisi awal terhadap siklus I terdapat kenaikan prosentase tuntas belajar dari 42% menjadi 67%, dari siklus I terhadap siklus II terdapat kenaikan prosentase dari 67% menjadi 92%, sehingga kenaikan prosentase tuntas belajar dari kondisi awal terhadap siklus II terdapat kenaikan dari 42% menjadi 92%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran SETS pada konsep Energi dan Daya Listrik dapat meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas IXE SMP Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2009/2010. Kata Kunci : SETS, aktivitas, motivasi, Energi dan Daya Listrik, hasil belajar. I. PENDAHULUAN Dalam suatu pembelajaran kesiapan peserta didik merupakan faktor yang ikut berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Kesiapan peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran dapat berupa ketersediaan alatalat pelajaran dan dapat juga berupa bekal pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. peserta didik dengan pengetahuan awal yang baik akan dapat mengikuti pelajaran secara lancar, karena secara mental lebih siap dan dapat langsung merespon hal yang sedang dibicarakan. Gufron (2002: 2) mengatakan bahwa, apabila mutu hasil belajar peserta didik ingin ditingkatkan maka yang terlebih dahulu dibenahi dan ditingkatkan adalah mutu pembelajarannya, khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran yang dipakai guru karena setiap guru memiliki kebebasan untuk memilih dan menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai karakteristik materi pelajaran yang disampaikan pada siswa, selain itu model pembelajaran memiliki fungsi sebagai instrumen yang membantu peserta didik dalam memperoleh sejumlah pengalaman belajar. Jika model pembelajaran yang berlangsung tidak melibatkan peserta didik aktif, pembelajaran tentu kurang efektif dan akhirnya dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar peserta didik serta kurang bermaknanya pembelajaran fisika di sekolah. Guru sudah berupaya dengan menggunakan beberapa model

PENINGKATAN AKTIVITAS 1 pembelajaran tetapi hasil ulangan harian tetap menunjukkan banyak peserta didik yang belum mencapai batas KKM 75. Ada 70% dari kelas IX SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah yang berjumlah 145 peserta didik belum mencapai batas KKM. Dari 6 kelas yang ada kelas IXE paling banyak yang belum mencapai KKM yakni 58%, karena pada keadaan awal hanya 42% dari 24 yang mencapai KKM. Dengan hasil itu perlu model pembelajaran atau cara yang dapat ditempuh agar hasil belajar fisika pada konsep Energi dan Daya listrik meningkat dan KKM tercapai, yaitu dengan cara peserta didik membentuk kelompok untuk melakukan membaca materi, eksperimen, berdiskusi dan menyusun laporan pada konsep Energi dan Daya listrik. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Aktivitas, Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IXE SMP Negeri 3 Purworejo pada konsep Energi dan Daya Listrik dengan SETS dengan harapan aktivitas, motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas IXE meningkat. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan pada latar belakang bahwa aktivitas dan motivasi belajar peserta didik kelas IXE terhadap fisika kurang, hasil belajar yang nilainya kurang dari KKM ada 58% maka perlu dicoba model pembelajaran lain yaitu SETS. Sehubungan dengan batasan masalah di atas peneliti merumuskan permasalahan apakah model pembelajaran SETS dapat (1) meningkatkan aktivitas siswa? (2) meningkatkan motivasi siswa? (3) meningkatkan hasil belajar siswa? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) aktivitas peserta didik dalam pembelajaran SETS (2) mengetahui motivasi peserta didik dalam pembelajaran SETS (3) hasil belajar peserta didik setelah pembelajaran melalui model pembelajaran SETS. Adapun manfaat penelitian adalah untuk: (1) mengetahui model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar fisika (2) diperolehnya model pembelajaran yang tepat untuk konsep Energi dan Daya Listrik (3) memberikan umpan balik (4) meningkatnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Energi dan Daya Listrik (5) tumbuhnya aktivitas guru dalam mengembangkan pembelajaran yang bermutu. II. KAJIAN PUSTAKA Model pembelajaran diartikan sebagai pola mengajar yang menerangkan proses, peserta didik dapat berinteraksi dan berkomunikasi yang akhirnya berakibat terjadinya perubahan khusus pada tingkah laku siswa. (Suparwoto, 2004: 128). Pendekatan SETS (Sains Envronment Technology Society) sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa. Menurut Jenkins & Whitefield (1974) dikutip oleh Alit Mariana (1999: 6) Science atau pengetahuan diartkan sebagai rangkaian konsep yang saling berhubugan yang dikembangkan dari hasil eksperimen dan observasi serta sesuai dengan eksperimen dan obsevasi berikutnya, environment (lingkungan) merupakan tempat aktivitas hidup, technology merupakan keseluruhan upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengadakan benda agar memberi kenyamanan bagi dirinya. sedangkan Society atau masyarakat merupakan lingkungan pergaulan sosial serta kaidah-kaidah yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Sedangkan menurut Binadja (2002:24) pendekatan SETS merupakan pembelajaran yang mengkaitkan keempat unsurnya yakni Sains, Lingkungan, Teknologi, dan masyarakat dalam pembelajaran. Materi pelajaran dikaitkan dengan contoh-contoh nyata yang berhubungan dengan masyarakat di sekitar peserta didik yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mudah memahami materi tersebut. Juga menurut Binadja (2002:112) pembelajaran bervisi SETS (SalingTemas) menawarkan kelebihan yakni membentuk lulusan yang memiliki kemampuan penalaran serta kekomprehensifan pemikiran ketika peserta didik dihadapkan pada suatu masalah untuk dipecahkan. Dalam pembelajaran SETS guru dan peserta didik sama-sama memiliki peran yang menetukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Peran guru menciptakan pola berpikir yang melihat masa depan dengan berbagai implikasinya, membawa peserta didik untuk selalu berpikir terintegratif, mengajak peserta didik berpikir kritis dalam menghadapi sesuatu dengan mengacu SETS. Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas peserta didik selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan peserta didik untuk belajar. Aktivitas peserta didik merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses pembelajaran (Supriyono, 2008). Kegiatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, menjawab pertanyaan guru, bisa bekerja sama dengan peserta lain dan bertanggungjawab atas tugas yang dibebankan. Menurut Sardiman (2005:40) yang dimaksud dengan motivasi adalah dorongan agar seseorang mau melaksanakan pekerjaan dengan senang hati. Motivasi belajar merupakan keinginan atau dorongan untuk belajar. 16

1 Juniati Menurut Hamalik (2003:159) hasil belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan merupakan prestasi belajar yang menunjukkan adanya derajat perubahan tingkah laku siswa. Hasil belajar adalah kemampuan -kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Kingsley dalam (Sudjana, 2002:22) membagi tiga macam hasil belajar yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan (b) pengetahuan dan pengertian (c) sikap dan cita-cita. Berdasarkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) konsep Energi dan Daya Listrik kompetensi dasar yang diterapkan adalah menganalisis percobaan Energi dan Daya Listrik dalam kehidupan seharihari.panasnya bola lampu pijar yang sedang menyala dikarenakan adanya energi kalor yang dipancarkan oleh lampu pijar. Beberapa indikator keberhasilan dalam pembelajaran mengacu pada persamaan 1 3 (Rahmawati, 1996:25) antara lain (a) daya serap individu, (b) ketuntasan belajar, di mana peserta didik dikatakan tuntas belajar secara individu jika memperoleh persentase daya serap individu 75%, dan ketuntasan hasil belajar secara klasikal bila memperoleh persentase daya serap klasikal 85%, (c) rata-rata hasil belajar. Berdasarkan perumusan masalah, landasan teori, dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, hipotesis tindakan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : (1) proses pembelajaran fisika dengan model pembelajaran SETS lebih memberikan aktivitas kepada peserta didik sehingga mereka bergairah dalam belajar, (2) model pembelajaran SETS dapat meningkatkan motivasi siswa, (3) hasil belajar peserta didik pada pembelajaran fisika dapat mencapai taraf penguasaan yang optimal setelah menggunakan model pembelajaran SETS. III. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau CAR (Classroom Action Research). Menurut Arikunto (2006:58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Adapun desain penelitian tindakan kelas digunakan model Kemmis dan Mc. Taggart (1988:5) dan diperinci dalam penerapan model pembelajaran SETS yang efisien. Secara rinci desain penelitian tindakan kelas memuat tahapan: (1) observasi kelas, (2) problem atau masalah, (3) perencanaan, (4) tindakan, (5) observasi ketika pembelajaran, (6) refleksi. Untuk langkah-langkah pembelajaran SETS yang mengacu pada konstruktivisme adalah (1) penyampaian tujuan pembelajaran, (2) menjelaskan masalah, (3) menjelaskan metode, (4) pengelompokan Peserta didik dengan tugas yang berbeda, (5) diskusi sindikasi dan eksperimen, (6) presentasi atau laporan hasil eksperimen dan diskusi kelompok, (6) evaluasi, (7) refleksi, (8) tindak lanjut. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP N 3 Purworejo dari tanggal 11 Oktober 2009 sampai dengan 23 Nopember 2009 dengan subyek penelitian kelas IXE SMP Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 24 siswa. Dipilihnya kelas ini karena hasil belajar kelas IXE lebih rendah dari kelas IX yang lain walaupun saat pembagian kelas dibuat imbang atau tidak ada yang diunggulkan. Penelitian dilakukan 2 siklus pada konsep Energi dan Daya Listrik. Peserta didik sebelum mendapatkan perlakuan dalam pembelajaran pada siklus I diadakan penilaian melalui tes berupa pretes untuk mengetahui kondisi awal dan peserta didik yang sudah mendapatkan perlakuan dalam pembelajaran pada siklus I maupun siklus II diadakan penilaian melalui tes berupa postes. Alat-alat pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) catatan harian penelitian berupa catatan tentang kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan yang dijumpai ketika tindakan berlangsung (2) lembar observasi tentang pengamatan aktivitas peserta didik terhadap mata pelajaran fisika. (3) lembar observasi tentang pengamatan motivasi peserta didik dalam pembelajaran fisika, (4) data hasil belajar yang diambil dari nilai kondisi awal (pretes), postes siklus I dan postes siklus II. Data yang diambil dari hasil observasi peserta didik semester ganjil pada tahun pelajaran 2009/2010 berupa data hasil pengamatan aktivitas siswa, data hasil pengamatan motivasi, dan data hasil belajar dari penilaian pretes dan postes. Untuk data aktivitas dan motivasi belajar peserta didik diperoleh ketika diskusi kelompok, eksperimen maupun presentasi dan laporan hasil kegiatan dari masing masing kelompok. Hasil belajar pretes (kondisi awal) dan postes siklus I maupun siklus II dianalisa baik nilai rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah,dan prosentase tuntas belajar dengan KKM 75. 17

PENINGKATAN AKTIVITAS 1 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Deskripsi Pembelajaran Berbasis SETS (Sains Environment Technology Society). Lingkungan Aktivitas manusia dapat menyebabkan borosnya energy listrik Sains: studi dampak aktivitas manusia dapat menyebabkan borosnya energy listrik Teknologi: Teknik menghemat Energi listrik dalam kehidupan sehari-hari Masyarakat: Penggunaan energy listrik yang tidak semestinya menyebabkan kerugian pada manusia Gambar 1. Keterkaitan hubungan Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat dalam pembelajaran Energi dan Daya listrik Siklus I Perencanaan Pertemuan dilaksanakan di laboratorium fisika dengan kegiatan (1) peserta didik diberi pretes untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik (2) penyampaian indikator pembelajaran serta penjelasan model pembelajaran SETS (3) pembagian kelompok secara random, peserta didik diminta berhitung lalu yang bernomor sama membentuk 1 kelompok (4) peserta didik melakukan kegiatan sesuai LKS, membaca materi atau sidang sendiri-sendiri, melakukan eksperimen, berdiskusi dan menyusun laporan yang berupa kesimpulan sindikat. Pertemuan II peserta didik melakukan ekperimen sesuai dengan tugas masing-masing kelompok kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan eksperimen seperti pertemuan I, sedangkan pertemuan III setelah eksperimen dan presentasi diakhiri postes. Pelaksanaan dan pengamatan Dalam melakukan kegiatan pembelajaran sebagian peserta didik masih terlihat pasif. Keterbatasan waktu peserta didik untuk memahami LKS menyebabkan pada waktu diskusi di kelompok masing-masing, ketika dilanjutkan eksperimen ada kelompok yang tidak selesai. Pelaksanaan presentasi belum berjalan lancar. Tingkat kesiapan peserta didik mengikuti proses belajar dideskripsikan dari hasil pretes yang diadakan. Rata rata nilai pretes 72,60 sedangkan postes siklus I nilai rata ratanya 78,21. Adapun peserta didik yang nilai pretes 75 adalah 14 siswa, sedangkan yang nilainya 75 adalah 10 siswa. Refleksi Hasil kolaborasi antara peneliti, guru dan pengamat tentang pembelajaran pada siklus I dilakukan refleksi sebagai berikut: (a) peserta didik sudah agak termotivasi, hal ini dilihat dari aktivitas peserta didik selama eksperimen (b) peserta didik masih kesulitan bekerja sama, terlihat pada saat eksperimen ada yang diam saja (c) antara prediksi dan pengamatan hasil eksperimen masih banyak yang tidak sama. Revisi Rencana perbaikan atau revisi selanjutnya adalah: (a) guru berkeliling kelas untuk memberikan motivasi kepada peserta didik dengan cara mendekati kelompok yang terlihat pasif (b) guru memberikan informasi lagi tentang model pembelajaran SETS, tentang menyusun hasil diskusi, eksperimen dan presentasi. Siklus II Perencanaan Berdasarkan temuan-temuan dan hasil refleksi siklus I, maka dilakukan perubahan rencana tindakan pada siklus II. Pelaksanaan dan pengamatan 18

1 Juniati Kegiatan berjalan lancar, ketika peserta didik melakukan eksperimen guru berkeliling membimbing kerja peserta didik dan diskusi masing masing kelompok siswa. peserta didik sudah terlihat aktif. Dari data pengamatan yang terekam dalam lembar observasi kemampuan komunikasi peserta didik maka terlihat bahwa aktivitas,dan motivasi peserta didik meningkat dibanding siklus I. Tingkat kesiapan peserta didik mengikuti proses belajar lebih baik. Refleksi Adapun refleksi dari pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut (1) ketika eksperimen peserta didik sudah lebih aktif, ketika presentasi hasil belajar sudah terjadi tanya jawab yang bermakna (2) hasil belajar peserta didik meningkat, dilihat dari hasil prestasi dan postes antara siklus I dan II (3) motivasi belajar peserta didik meningkat. Pembelajaran SETS beracuan konstruktivisme terlihat: (1) suasana pembelajaran lebih fun dan enjoy, (2) siswa lebih nyaman belajar, (3) membuat belajar lebih bermakna (meningfull learning) meningkatkan pemahaman konsep Energi dan Daya Listrik, (4) menambah rasa percaya diri, (5) menambah motivasi belajar, (5) memberikan nilai komunikasi dan pengalaman belajar. B. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil kegiatan dan pengamatan siklus II mengalami peningkatan dibanding siklus I. Keberhasilan proses peserta didik dapat dilihat aktivitas yang dilakukan atau ditampilkan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan atau observasi aktivitas, motivasi pada siklus I dan siklus II tertuang pada tabel 1. Tabel 1.Data prosentase pengamatan aktivitas, motivasi siklus I dan siklus II Uraian Siklus I Siklus II Aktivitas 30% 70% Motivasi 45% 80% Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa dari aktivitas peserta didik pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 40% yaitu dari 30% menjadi 70%, hal ini diambil dari pengamatan selama pembelajaran dengan SETS. Sedangkan motivasi mengalami peningkatan sebesar 30% dari 45% menjadi 80% yang diambil dari kuesioner yang dibagikan ke siswa. Keberhasilan produk ini didapat dari hasil skor tes dalam ranah kognitif berupa soal pretes dan postes. Peningkatan hasil belajar peserta didik ditunjukkan dengan skor pretes dan postes. Pencapaian nilai postes mencerminkan penguasaan konsep fisika yang diperoleh melalui proses pembelajaran, seperti terlihat pada tabel 2. Tabel 2. Pencapaian nilai kognitif siswa Uraian Nilai Hasil Ulangan Kondisi awal (pretes) Siklus I Siklus II Rata - rata 72,60 78,21 80,67 N tertinggi 87,50 90,00 95,00 N terendah 57,50 68,00 70,00 Tuntas belajar 10 (42%) 16 (67%) 22 (92%) Berdasarkan tabel 2 terungkap bahwa antara dari kondisi awal terhadap siklus I terdapat kenaikan rata rata dari 72,60 menjadi 78,21, dari siklus I terhadap siklus II terdapat kenaikan rata rata dari 78,21 menjadi 80,67 sehinggan kenaikan rata rata dari keadaan awal terhadap siklus II terdapat kenaikan dari 72,60 menjadi 80,67. Dari kondisi awal terhadap siklus I terdapat kenaikan prosentase tuntas belajar dari 42% menjadi 67%, dari siklus I terhadap siklus II terdapat kenaikan prosentase tuntas belajar dari 67% menjadi 92%, hal ini menunjukkan adanya suatu keberhasilan pembelajaran pada siklus II serta menunjukkan bahwa penguasaan konsep peserta didik lebih baik. Penelitian ini hanya sampai siklus II karena dari hasil siklus II sudah dianggap hasil yang optimal. Sehingga dari siklus I maupun II diperoleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran SETS pada konsep Energi dan Daya Listrik dapat meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas IXE SMP Negeri 3 Purworejo. 19

PENINGKATAN AKTIVITAS 1 V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan bahwa : (1) pembelajaran dengan model pembelajaran SETS memberikan aktivitas kepada peserta didik, (2) pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran SETS meningkatkan motivasi peserta didik, (3) hasil belajar peserta didik dapat mencapai taraf penguasaan yang optimal setelah menggunakan model pembelajaran SETS pada konsep Energi dan Daya Listrik. Berdasarkan simpulan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : (1) model pembelajaran pembelajaran yang digunakan guru hendaknya dapat mengubah perilaku peserta didik sehubungan dengan meningkatnya hasil belajar (2) guru harus lebih selektif dalam menggunakan model pembelajaran yang relevan yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik (3) penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan guru dalam memilih model pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Reneka Cipta. Badan Standar Nasional Penddikan.(2006) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menegah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas. Binadja. (2002). Program Studi Pendidikan IPA (bervisi SETS) Pemikiran dalam SETS (Sains Environment Technology Society). Semarang: PPS Unnes Press. Budi Prasojo dkk. (2006). Physics for Junior High School Year IX. Bogor: Yudistira. Hamalik. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara. JJ. Hasibuan & Moedjiono. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kemmis & Taggart.(1988). The Action Research Planner (Third Edition). Victoria: Deakin University Pres. Rahmawati,S. (2007). Peningkatan prestasi belajar siswa kelas XII IPA 7 terhadap redoks dan elektrokimia dengan Menggunakan Sistem Tutor Sebaya. Diambil pada tanggal 19 Februari 2009 dari http://oke.or.id/wpcontent/plugins/downloads-manager/upload/artikel%20redoks-tutor%20sebaya.pdf. Sardiman, AM. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sharan, S.(1980). Cooperative learning in small groups: recent methods and effects on achievement, attitudes, and ethnic relations. Review of educational Research, 50, 241 258. [versi elektronik]. Sudjana, N. (1995). Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Suparwoto. (2004). Kemampuan Dasar Mengajar, Yogyakarta : FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Utomo. Pristiadi. No.date. Pembelajaran Fisika dengan Berbasis SETS. 20