BAB II GEMPA BUMI DAN GELOMBANG SEISMIK

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

Pengertian Dinamika Geologi. Dinamika Geologi. Proses Endogen. 10/05/2015 Ribka Asokawaty,

BAB I PENDAHULUAN. adalah inti, putih telurnya adalah selubung, dan cangkang telurnya adalah kerak.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

Kelompok VI Karakteristik Lempeng Tektonik ATRIA HAPSARI DALIL MALIK. M HANDIKA ARIF. P M. ARIF AROFAH WANDA DIASTI. N

matematis dari tegangan ( σ σ = F A

BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS

Note : Kenapa Lempeng bergerak?

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.4

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang subduksi Gempabumi Bengkulu 12 September 2007 magnitud gempa utama 8.5

batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakaan lempeng tektonik.

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Subduksi antara Lempeng Samudera dan Lempeng Benua [Katili, 1995]

BAB II GEMPA ACEH DAN DAMPAKNYA TERHADAP BATAS

TEORI TEKTONIK LEMPENG

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam pengembangannya, geodinamika dapat berguna untuk : a. Mengetahui model deformasi material geologi termasuk brittle atau ductile

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Tes Kemampuan Kognitif Materi Pokok Gempa Bumi

ANALISA SESAR AKTIF MENGGUNAKAN METODE FOCAL MECHANISM (STUDI KASUS DATA GEMPA SEPANJANG CINCIN API ZONA SELATAN WILAYAH JAWA BARAT PADA TAHUN

UNIT X: Bumi dan Dinamikanya

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, lingkungan dan metode yang dapat digunakan untuk mengurangi

Gb 2.5. Mekanisme Tsunami

Studi Analisis Parameter Gempa Bengkulu Berdasarkan Data Single-Station dan Multi-Station serta Pola Sebarannya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.4 Manfaat

Gempabumi Sumba 12 Februari 2016, Konsekuensi Subduksi Lempeng Indo-Australia di Bawah Busur Sunda Ataukah Busur Banda?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peringatan Dini Tsunami Dengan Menggunakan Pendeteksian Gelombang Primer dan Pemanfaatan Layanan Pesan Singkat

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa

ANALISIS PROBABILITAS GEMPABUMI DAERAH BALI DENGAN DISTRIBUSI POISSON

S e l a m a t m e m p e r h a t i k a n!!!

BAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1. Grafik One Earthquake cycle fase interseismic postseismic[andreas, 2005]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGERTIAN GEMPA DAM MACAM-MACAM GEMPA

Bencana Gempabumi. Salahuddin Husein. Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.2

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M

Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S.

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

Laporan Tugas Akhir Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB II LANDASAN TEORI. mendekati atau melampaui tegangan vertikal. ringan terjadi pada pergeseran tanah sejauh mm, kerusakan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK

MITIGASI, REHABILITASI DAN RECOVERY MAKAM RAJA-RAJA MATARAM IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA PASCA GEMPA BUMI 27 MEI 2006

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan pembangunan yang sangat pesat, juga diikuti munculnya

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

Gambar 1. Peta Seismisitas Indonesia (Irsyam et al., 2010 dalam Daryono, 2011))

Pengembangan Program Analisis Seismic Hazard dengan Teorema Probabilitas Total Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

BAB 1 PENDAHULUAN. Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI DAN ANTISIPASI BENCANA GEMPA BUMI

NEPAL MASIH PUNYA POTENSI GEMPA BESAR

PAPER LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO DAN GEOOPTIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi,

Sampai saat ini Bumi merupakan satu-satunya planet yang terdapat kehidupan dan merupakan tempat tinggal bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng aktif (triple junction) yang saling

Gempa Tektonik di Pulau Sumbawa..Wahyu Haryadi 13

Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010

ANALISIS MEKANISME FOKUS GEMPA DI BLITAR-JAWA TIMUR 17 MEI 2011

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2017

TUGAS TERSTRUKTUR ANALISIS LANSEKAP TEKTONISME

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau yang secara geografis terletak antara 6º LU 11º LS dan 95º BT 140º BT

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

ANALISIS GEMPA NIAS DAN GEMPA SUMATERA BARAT DAN KESAMAANNYA YANG TIDAK MENIMBULKAN TSUNAMI

Museum Gempa Bumi Yogyakarta BAB I

GEMPA BUMI. Yuli Ifana Sari, M.Pd.

ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1

Transkripsi:

BAB II GEMPA BUMI DAN GELOMBANG SEISMIK II.1 GEMPA BUMI Seperti kita ketahui bahwa bumi yang kita pijak bersifat dinamis. Artinya bumi selalu bergerak setiap saat, baik itu pergerakan akibat gaya tarik menarik dengan matahari ataupun akibat aktifitas yang terjadi di dalam bumi itu sendiri. Aktifitas tersebut salah satunya dapat mengakibatkan guncangan-guncangan yang biasa kita kenal dengan gempa bumi dan mengirimkan gelombang seismik, baik itu di badan bumi maupun di permukaan bumi. II.1.1.Struktur Internal Bumi Dan Fenomenanya Struktur bumi terbagi atas 2 jenis, yakni struktur Internal dan struktur Eksternal. Struktur Internal bumi terdiri dari beberapa lapisan dengan 3 lapisan utama yaitu Inti, Selubung atau Mantel dan Kerak (Gambar 2.1). Pada struktur Internal, bumi dapat dianalogikan sebagai telur. Kuning telur sebagai Inti, putih telur sebagai Selubung/Mantel dan cangkang telur sebagai Kerak.. Inti bumi memiliki ketebalan kira-kira 3475 km, untuk selubung tebal kira-kira 2870 km, sedangkan bagian paling luar bumi yaitu Kerak tebalnya kurang lebih 35 km. 6

Gambar 2.1 Struktur Internal Bumi (http://merapi.vsi.esdm.go.id/mod/vsi/static/gempabumi/pic3.gif) Selubung bumi adalah batuan semi-cair dengan sifat plastis, sedangkan kerak bumi yang menjadi tempat hidup bersifat padat. Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfer, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Gambar 2.2 Aliran konveksi di bawah lapisan bumi (http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/asia-pacific/4388579.stm) 7

Gambar 2.2 memperlihatkan adanya aliran konveksi. Material yang panas naik menuju keluar dan material dingin turun menuju ke dalam. Gerakan massa batuan setengah cair inilah yang diperkirakan membuat kerak bumi yang 'mengapung' di atas selubung seperti digerakkan oleh 'conveyor belt'. Ketika potongan-potongan atau lempengan kerak bumi tergerakkan oleh sistem roda berjalan ini, mereka bisa saling bertabrakan. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfer padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu saling menjauhi (spreading), saling mendekati (collision) dan saling geser (transform). Gambar 2.3 Pergeseran Lempeng (http://merapi.vsi.esdm.go.id/mod/vsi/static/gempabumi/pic3.gif) Umumnya gerakan lempeng tektonik berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15 cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tidak lagi kuat menahan gerakan sehingga terjadi pelepasan energi mendadak, yang kita kenal sebagai gempa bumi. Indonesia merupakan daerah yamg sering mengalami guncangan gempa bumi tersebut. Agar dapat memahami pola serta perkembangan tektonik di Indonesia, lebih mudah apabila dijelaskan dengan menerapkan konsep tektonik global baru, yaitu 8

berdasarkan konsep tektonik lempeng. Berpijak pada teori ini, kepulauan Indonesia dianggap sebagai jalur yang lebar, merupakan produk dari pertemuan 3 lempeng besar (mega plates), yaitu [Hardjono, 2006] : Lempeng Samudera Hindia Australia, bergerak ke utara. Lempeng Pasifik bergerak ke barat. Lempeng Asia Tenggara (Sunda) bergerak ke utara. Kerak bumi terdiri dari dua macam yaitu kerak samudera dan kerak benua. Kerak benua lebih tebal dan ringan, sedang kerak samudera lebih tipis tetapi lebih berat. Pada saat kerak samudera bertabrakan dengan kerak benua, karena beratnya maka kerak samudera melesak ke bawah kerak benua. Lempengan kerak Indo-Australia yang memuat Australia, India dan Samudera Hindia melesak ke bawah lempeng Eurasia yang memuat benua Asia, termasuk Indonesia. Gambar 2.4 Skema Subduksi (Kerak samudera menunjam ke bawah kerak benua) [USGS] II.1.2 Gempa Bumi Dan Penyebabnya Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi yang diakibatkan oleh pelepasan energi energi regangan elastis batuan pada litosfir. Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa, yaitu 9

pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba-tiba sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi. Pergeseran ini disebabkan adanya patahan atau fault dimana patahan tersebut mencerminkan daerah yang relatif lemah atau sering disebut weak zone. Ketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang ini menjalar menjauhi fokus gempa ke segala arah di dalam bumi. Rusak atau tidaknya struktur yang ada di permukaan bumi, tergantung pada kekuatan getaran yang diberikan oleh gelombang seismik. Permukaan dimana dua blok bergeser disebut bidang patahan atau fault plane. Patahan dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu patahan normal (normal fault), patahan naik (thrust fault), dan patahan geser (strike slip fault). Semua jenis patahan berpotensi menghasilkan gempa bumi. Titik tertentu di sepanjang patahan tempat dimulainya gempa disebut fokus atau hiposenter dan titik di permukaan bumi yang tepat di atasnya disebut episenter (Gambar 2.5). Gambar 2.5 Penampang Gempa (http://www.glynn.k12.ga.us/bhs/juniorprojects/hopkins01/miguelo23724) Ada beberapa klasifikasi mengenai gempa, yakni gempa berdasarkan sumber kejadiannya dan gempa berdasarkan kedalaman Fokus atau Hiposentrum. Klasifikasi gempa bumi secara umum berdasarkan sumber kejadian gempa menurut R.Hoernes 10

terdiri dari Gempa bumi runtuhan, Gempa bumi vulkanik dan Gempa bumi tektonik. Sedangkan klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman fokus menurut Fowler adalah Gempa dangkal yang kurang dari 70 km, Gempa menengah yang kurang dari 300 km dan Gempa dalam yang lebih dari 300 km. II.1.3 Tahapan Gempa Bumi Dalam satu siklus gempa bumi (earthquake cycle) terdapat beberapa tahapan mekanisme terjadinya gempa bumi, yaitu tahapan interseismic, pre-seismic, coseismic, after slip, post-seismic, dan slow slip event [Andreas, 2005]. Gambar 2.6 memperlihatkan tahapan gempa bumi. Gb 2.6. Tahapan gempa bumi [Andreas, 2005] Tahapan interseismic merupakan tahapan awal dari suatu siklus gempa bumi. Pada tahap ini energi dari dalam bumi menggerakkan lempeng, dan energi mulai terakumulasi di bagian-bagian lempeng tempat biasanya terjadi gempa bumi (batas antar lempeng dan sesar). Sesaat sebelum terjadinya gempa bumi dinamakan tahapan pre-seismic, dan ketika terjadinya gempa utama dinamakan tahapan co-seismic. Tahapan afterslip didefinisikan sebagai tahapan ketika sisa-sisa energi gempa terlepaskan melalui gempa susulan yang kekuatannya lebih kecil dari kekuatan gempa utama. Tahapan post-seismic didefinisikan sebagai tahapan ketika sisa-sisa energi gempa terlepaskan secara perlahan dan dalam kurun waktu yang lama sampai 11

kondisi kembali ke tahap kesetimbangan awal yang baru. Sementara itu, slow slip event atau dikenal juga dengan istilah silent earthquake secara bahasa populer di jelaskan sebagai fenomena pergerakan atau slip pada kerak bumi dengan tidak menyebabkan gempa bumi. Gempa bumi tipe ini berlangsung amat lambat dalam waktu beberapa hari sampai beberapa minggu. II.2 GELOMBANG SEISMIK Seperti telah dijelaskan, gempa bumi mengakibatkan gelombang gempa bumi yang ditimbulkan dari pergeseran pada patahan (fault). Gelombang Seismik merupakan gelombang periodik yang bergerak secara berurutan dengan kecepatan yang konstan dan juga merupakan gelombang yang elastis. Gelombang seismik adalah gelombang energi yang disebabkan oleh gerakan batuan tiba-tiba yang ada di dalam bumi, selain itu bisa juga disebabkan oleh ledakan yang ada di dalam bumi. Sebagai contoh, pada gerakan magma ataupun ledakan dinamit dapat memicu terjadinya guncangan batuan ataupun ledakan tersebut. Gelombang seismik dapat bergerak dengan kecepatan beberapa km per detik. Berdasarkan tempat medium perambatannya, gelombang seismik dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu gelombang badan (body waves) dan gelombang permukaan (surface waves). Gelombang badan adalah gelombang yang merambat di bebatuan di bawah permukaan bumi. Kecepatan gelombang badan tergantung dari densitas dan elastisitas medium yang dilewatinya, gelombang ini terdiri dari gelombang Primer dan gelombang Sekunder. 12

II.2.1 Gelombang Primer (Primer Wave) Gelombang Primer adalah gelombang yang tercepat diantara gelombang seismik dengan kecepatan 6-7 km /s. Gelombang primer merupakan gelombang longitudinal yang partikel-partikel getarannya bergerak dalam arah yang sejajar dengan arah penjalaran gelombang, maka sebagai respons daerah kecil berkontraksi dan mengembang. Kemudian gelombang tersebut juga dapat melewati batuan padat, pegunungan granite dan lapisan cairan dibawah permukaan bumi seperti magma bahkan dapat mendorong dan menarik batuan secara berurutan. Gambar 2.7 Gelombang Primer [Braile, 2005] II.2.2 Gelombang Sekunder (Secondary Wave) Gelombang Sekunder merupakan gelombang transversal yang arah gerakannya tegak lurus dengan arah perambatan gelombang. Gelombang ini lebih lambat daripada gelombang Primer. Kecepatan gelombang Sekunder sekitar 3,5 km/s dan hanya dapat melewati batuan padat, tidak pada lapisan cairan seperti samudra atau danau. 13

Partikel-partikel yang ditimbulkan oleh gelombang Sekunder bergerak ke arah propagasi dari gelombang dan tegak lurus terhadap arah propagasi dari gelombang tersebut, menyebabkan deformasi putaran di daerah-daerah kecil. Gelombang Sekunder menggerakan naik-turun dan menggeser sisi ke sisi bagian bawah permukaan bumi. Gambar 2.8 Gelombang Sekunder [Braile, 2005] Gelombang permukaan adalah gelombang seismik yang merambat pada permukaan bumi saja, dan bergerak lebih lambat dibandingkan dengan gelombang badan. Kecepatannya tergantung dari frekuensi propagasi gelombang yang dihasilkan oleh gempa bumi. Esensi pegerakan gelombang permukaan hampir sama dengan gelombang badan, namun yang membedakannya adalah gelombang permukaan hanya bergerak pada permukaan bumi. Gelombang permukaan terdiri dari gelombang Love dan gelombang Rayleigh. 14

II.2.3 Gelombang Love Gelombang Love merupakan gelombang tercepat diantara gelombang permukaan dengan kecepatan 2.0-4.4 km/s. Partikel-partikelnya bergerak tegak lurus ke arah propagasi dari gelombang tersebut oleh karena itu penyerbaran gelombang hanya terjadi pada arah horisontal, mirip dengan propagasi gelombang Sekunder. Gelombang ini dapat mengguncangkan permukaan air sepanjang tepian danau dan perairan pantai dan merupakan gelombang yang paling berpotensi merusak bangunan yang ada di permukaan bumi. Gambar 2.9 Gelombang Love [Braile, 2005] II.2.4 Gelombang Rayleigh Gelombang Rayleigh merupakan gelombang terlambat diantara gelombang seismik lainnya (2.0-4.2 km/s). Partikel-partikel bergerak horisontal ke arah propagasi dari gelombang dan dengan gerakan berputar pada permukaan, gerakan vertikal tegak lurus terhadap arah propagasi dari gelombang tersebut dengan demikian gelombang ini bergerak secara vertikal dan horisontal. Dengan kalimat sederhana gelombang Rayleigh mengerakan permukaan bumi naik-turun dan menggeser dari sisi ke sisi. 15

Gambar 2.10 Gelombang Rayleigh [Braile, 2005] Pada Seismograph gelombang seismik divisualisasikan secara 2 dimensi yang mencakup pergeseran komponen Northing-South (utara-selatan), komponen East- West (timur-barat) dan Z untuk komponen tinggi. Gambar 2.10 merupakan visualisasi 2 dimensi gelombang seismik seimograpah di Nana, Peru yang direkam pada saat terjadi gempa di Cili 3 September 1998. Pada gambar 2.10 dapat dilihat pergeseran ketiga komponen dan gelombang Primer (P), Sekunder (S), Love dan Rayleigh dapat diidentifikasikan dari hasil rekaman seismograph tersebut. 16

Gambar 2.11 Rekaman Gelombang Seismik Pada Seismograph [http://web.ics.purdue.edu/~braile/edumod/waves/wavedemo.htm] Dari gambar 2.11 dapat terlihat bahwa gelombang Badan datang lebih dahulu, yang diawali dengan datangnya gelombang Primer. Lalu gelombang Sekunder tiba secara signifikan, karena kecepatan gelombang S lebih lamban dibandingkan dengan gelombang P. Ini bisa dikarenakan faktor medium propagasi yang dilalui gelombang badan tersebut. Kemudian gelombang Permukaan datang setelah gelombang Badan, urutan kedatangan gelombang seismik ini berdasarkan kecepatannya masing-masing. II.3 GEMPA YOGYAKARTA MEI 2006 Gempa bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.53.58 WIB selama 57 detik [USGS, 2006]. Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia terjadi di koordinat 8,007 LS dan 110,286 BT pada kedalaman 17,1 km. Sedangkan menurut BMG, posisi episenter gempa terletak di koordinat 8,26 LS dan 17

110,31 BT pada kedalaman 33 km. USGS memberikan koordinat 7,962 LS dan 110,458 BT pada kedalaman 10 km. Hasil yang berbeda tersebut dikarenakan metode dan peralatan yang digunakan berbeda-beda. Gempa ini disebabkan oleh pergerakan sesar Opak akibat penujaman lempeng Tektonik pada daerah subduksi antara lempeng Australia dan lempeng Eurasian di Laut Selatan Yogyakarta. Getaran yang diakibatkan oleh penujaman tersebut mengakibatkan patahnya Sesar Opak yang terletak di daerah Bantul. Gempa ini mengakibatkan timbulnya kerusakan gedung, bangunan dan infrastruktur lainnya yang cukup parah di daerah Jogjakarta, Bantul dan sekitarnya, serta cukup banyak menelan korban jiwa. Kerusakan bangunan paling parah terdapat disekitar Bantul, Imogiri, Piyungan, dan Klaten. United States Geological Survey (USGS) melaporkan magnitude gempa adalah 6,3 pada skala Richter. Melihat catatan sejarah, telah terjadi beberapa kali gempa di daerah Yogyakarta dan sekitarnya dengan kekuatan yang cukup merusak. Pada tahun 1867 terjadi gempa yang memberi catatan korban meninggal dan luka-luka yang cukup banyak, dan meninggalkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur pada daerah yang cukup luas. Pada tahun 1943 terjadi lagi gempa bumi yang menimbulkan korban jiwa sebanyak 213 orang (31 korban meninggal di Yogyakarta), 2800 rumah hancur, dan daerah yang mengalami kerusakan paling parah yaitu Kebumen dan Purworejo. Pada tahun 1981 terjadi kembali gempa di daerah Jogjakarta dan sekitarnya, meskipun tidak sampai menimbulkan korban jiwa dan kerusakan parah pada bangunan [http://geodesy.gd.itb.ac.id/kkgd/]. 18

Gambar 2.12 Kerusakan Bangunan Akibat Gempa Yang Melanda Yogyakarta [www.ciptakarya.pu.go.id/dok/gempa] Gb 2.13 Peta Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 [www.wikipedia.org] 19