WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1;" TAHUN 2014 TENTANG

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS ORGANISASI KECAMATAN

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 83 TAHUN 2007 TENTANG

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN KABUPATEN JOMBANG

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 45 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 25 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 75 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 42 TAHUN 2011

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS OLAHRAGA, PEMUDA DAN PARIWISATA

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI BALI

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATIBATANG NOMOR 5f 57 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 40 TAHUN 2016 TENTANG

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-W TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2015

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. : (0717) Faximile : (0717) 92534

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS KANTOR PELAYANAN PERIZINAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 96 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

c. mendistribusikan...

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SIJUNJUNG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8 TAHUN

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

FUNGSI a. pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan ; b. pelaksanaan pelayanan kesekretariatan yang

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah ;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA,

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN,

Transkripsi:

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a. bahwa dalam rangka lebih mendukung efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan pada Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan agar lebih berhasil guna dan berdaya guna, maka perlu menetapkan tugas pokok, fungsi dan rincian tugas Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan; b. bahwa tugas pokok, fungsi dan rincian tugas merupakan tindak lanjut ketentuan dalam Pasal 13 ayat (2) huruf c, Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 9 Tahun 2008; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tugas dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu dibentuk dengan Peraturan Walikota tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang

- 2-4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali di ubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 8. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Parepare (Lembaran Daerah Kota Parepare Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Parepare Nomor 52); 9. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kota Parepare Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kota Parepare Nomor 58), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kota Parepare Tahun 2011 Nomor 3 ). MEMUTUSKAN

- 3 - MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Parepare. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Parepare. 3. Walikota adalah Walikota Parepare. 4. Badan adalah Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Parepare, merupakan unsur pendukung tugas pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota Parepare. 5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Daerah Kota Parepare. 6. Unit Pelaksana Teknis Badan disingkat UPTB, adalah Unit Pelaksana Teknis Badan Daerah Kota Parepare yang bersifat Operasional di lapangan. 7. Kelompok Jabatan Fungsional, adalah Kelompok Jabatan Fungsional pada Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. BAB II TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS Bagian Kesatu Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Pasal 2 (1) Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas pokok membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis dalam bidang keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan; b. penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam bidang keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan; c. pembinaan, pengawasan, dan pengendalian dalam bidang keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan; d. pelaksanaan

- 4 - d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas pokok dan fungsi. (3) Rincian tugas Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan sebagai berikut : a. merumuskan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan bidang keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan; b. melaksanakan pemberian dukungan atas penyelengaraan pemerintahan daerah di bidang keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan; c. membina dan mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan; d. melaksanakan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; e. melaksanakan kesehatan reproduksi remaja; f. melaksanakan ketahanan dan pemberdayaan keluarga; g. melaksanakan penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas; h. melaksanakan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi; i. melaksanakan pengelolaan informasi data mikro kependudukan dan keluarga; j. melaksanakan penyerasian kebijakan kependudukan; k. melaksanakan Pengarus Utamaan Gender (PUG); l. melaksanakan program dan kegiatan dalam peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan; m. melaksanakan perlindungan anak; n. melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha; o. melaksanakan pengelolaan data dan informasi gender dan anak; p. menganalisis, memantau dan mengecek pelaksanaan tugas bawahan agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana kerja; q. menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pembinaan karir; r. memonitor pelaksanaan kegiatan Sekretaris dan bidang-bidang sesuai bidang tugasnya; s. memberi saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan pengambilan kebijakan; t. menyusun dan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Bagian Kedua Sekretaris Pasal 3 (1) Sekretaris dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan meliputi administrasi umum, kepegawaian, surat menyurat, penyusunan program kegiatan dan pelaporan dan keuangan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris mempunyai fungsi : a. perumusan

- 5 - a. perumusan kebijakan teknis administrasi kepegawaian, perencanaan dan pelaporan serta keuangan; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan administrasi umum, kepegawaian, perencanaan dan pengelolaan keuangan dan aset serta evaluasi dan pelaporan; c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan sub bagian; d. penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan sub bagian pelaksanaan urusan kepegawaian badan. (3) Rincian tugas Sekretaris adalah sebagai berikut : a. merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan serta menetapkan kebijakan umum kepegawaian, keuangan dan perlengkapan; b. menyusun kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; c. mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkup badan; d. mengkoordinasikan dan memberi petunjuk kepada para kepala bidang untuk kelancaran pelaksanaan tugas; e. mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan umum; f. mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan kepegawaian; g. mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan pengelolaan keuangan dan aset; h. mengelola dan mengkoordinasikan urusan perlengkapan; i. melakukan pemantauan, evaluasi terhadap penyelenggaraan administrasi umum, pengelolaan keuangan dan aset; j. menilai prestasi kerja para kepala Sub Bagian dalam rangka pembinaan dan pengembangan karir; k. menginventarisir permasalahan-permasalahan dan menyiapkan data/bahan pemecahan masalah sesuai bidang tugasnya; l. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan; m. menyiapkan bahan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Kepegawaian Pasal 4 (1) Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan Administrasi Umum dan Kepegawaian, perlengkapan serta administrasi surat menyurat dan barang inventaris kantor. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi : a. pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian; b. pelaksanaan program dan kegiatan; b. pelaksanaan

- 6 - c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan pejabat fungsional umum dalam lingkup sub bagian; d. pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup sub bagian. (3) Rincian tugas Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Kepegawaian sebagai berikut : a. melaksanakan penataan dan pengelolaan administrasi umum dan administrasi kepegawaian; b. mengelola dan melaksanakan urusan ketatausahaan dan kearsipan badan; c. melaksanakan urusan administrasi dan pembinaan, pengawasan kepegawaian dilingkungan badan; d. melaksanakan tugas humas dan keprotokoleran dan perjalanan badan; e. melaksanakan urusan rumah tangga badan; f. melaksanakan pengelolaan dan pemeliharaan atas barang inventaris/aset kantor, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak; g. menginventarisasi permasalahan-permasalahan dan menyiapkan data/bahan pemecahan masalah sesuai bidang tugasnya; h. melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan program Sub Bagian Administrasi umum dan Kepegawaian; i. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Pasal 5 (1) Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas pokok menyusun dan membuat program kerja dan pengelolaan keuangan badan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian; b. pelaksanaan program dan kegiatan; c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan pejabat fungsional umum dalam lingkup sub bagian; d. pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup sub bagian. (3) Rincian Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan sebagai berikut : a. melaksanakan perumusan program kerja badan, baik yang bersifat program jangka pendek maupun jangka menengah; b. menyusun b. menyusun rencana kebutuhan pengadaan barang dan jasa serta sarana dan prasarana penunjang kelancaran operasional kantor;

- 7 - c. menyiapkan, melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan dan penyajian data statistik serta informasi badan; d. menyusun daftar usulan kegiatan; e. melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan RKA/DPA; f. melaksanakan urusan pengelolaan gaji dan melaksanakan penggajian; g. melaksanakan proses administrasi terkait dengan penatausahaan, tata laksana dan pengelolaan keuangan badan; h. mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan badan; i. melaksanakan inventarisasi permasalahan penyelenggaraan program kerja dan kegiatan badan; j. melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan program Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan; k. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan. Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan Pasal 6 (1) Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok menyusun dan membuat program kerja dan laporan keuangan daerah. (2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian; b. pelaksanaan program dan kegiatan; c. pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup sub bagian; d. pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat fungsional dalam lingkup sub bagian. (3) Rincian tugas Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan sebagai berikut : a. melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan badan; b. memberikan saran/pertimbangan dalam rangka perbaikan program/kegiatan di masa mendatang; c. melakukan monitoring, evaluasi serta pelaporan program kerja dan kegiatan; d. menyusun dan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); e. menyiapkan laporan berkala bulanan, triwulan dan tahunan; f. melakukan inventarisasi terhadap permasalahan-permasalahan yang menghambat pelaksanaan tugas dan fungsi badan dan memberikan solusi pemecahannya; g. melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan program Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan; h. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan. Bagian

- 8 - Bagian Ketiga Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Pasal 7 (1) Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera mempunyai tugas pokok melaksanakan penyerasian operasional dan pengendalian advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi, jaminan pelayanan Keluarga Berencana dan penyebarluasan informasi keluarga serta pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis dibidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; b. penyebarluasan informasi Berencana dan Keluarga Sejahtera; c. pelaksanaan pengendalian advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi, dan jaminan pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; d. pengkoordinasian pengendalian penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan. (3) Rincian tugas Kepala Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera sebagai berikut : a. menyusun dan menetapkan kebijakan teknis di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; b. merencanakan dan menyusun program dan kegiatan tahunan di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; c. melakukan koordinasi dan pemantauan dan evaluasi terhadap penyelengaraan program dan kegiatan di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; d. melaksanakan jaminan dan pelayanan keluarga berencana, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak; e. melaksanakan advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi program Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Sejahtera; f. membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; g. menginventarisasi permasalahan serta meningkatkan data/bahanbahan pemecahan masalah dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas; h. memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan. Kepala Sub Bidang Operasional Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Pasal 8 (1) Kepala Sub Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina dan mengkoordinasikan serta melaksanakan program dan kegiatan di bidang operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. (2) Dalam

- 9 - (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang Operasional Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; b. pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan. (3) Rincian tugas Kepala Sub Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi sebagai berikut : a. mempersiapkan dan mengolah bahan perumusan kebijakan teknis di bidang operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; b. mengumpulkan bahan penyusunan rencana operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; c. melakukan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program dan kegiatan bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; d. menetapkan kebijakan jaminan dana pelayanan Keluarga Berencana, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan kesehatan reproduksi serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak; e. menyelenggarakan dukungan pelayanan rujukan Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak; f. menetapkan dan mengembangkan jaringan pelayanan Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi termasuk pelayanan Keluarga Berencana di rumah sakit; g. melaksanakan pemantauan tingkat drop out peserta Keluarga Berencana; h. melaksanakan pengembangan materi penyelenggaraan jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana dan pembinaan penyuluh Keluarga Berencana; i. menyelenggarakan fasilitasi upaya peningkatan kesadaran keluarga berkehidupan seksual yang aman dan memuaskan, terbebas dari HIV/AIDS dan infeksi menular seksual; j. menyediakan sarana dan prasarana pelayanan dan melaksanakan distribusi dan pengadaan sarana, alat, obat dan cara kontrasepsi dan pelayanannya dengan prioritas keluarga miskin dan kelompok rentan; k. menetapkan kebijakan kesehatan reproduksi remaja, pencegahan HIV/AIDS, Infeksi Manula Seksual (IMS) dan bahaya NAFZA; l. menyelenggarakan pelayanan kesehatan reproduksi remaja; m. menjalin kemitraan pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi remaja dengan melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM); n. memanfaatkan tenaga SDM pengelola, pendidik sebaya dan konselor sebaya KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, Infeksi Manula Seksual (IMS) dan bahaya NAFZA antara pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat; o. menyusun

- 10 - o. menyusun rencana kegiatan tentang pengendalian program Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan Jaminan Pelayanan Keluarga Berencana; p. melaksanakan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan singkronisasi pelaksanaan program Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi dalam meningkatkan jaminan pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi; q. penyelenggaraan hubungan kerja dengan komponen dan instansi terkait dalam pelaksanaan Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi dalam meningkatkan pemahaman tentang jaminan pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi; r. penyelenggaraan identifikasi, analisa dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan program Keluarga Berencana; s. mendistribusikan alat kontrasepsi ke tempat pelayanan Keluarga Berencana, melalui Pengendali Program Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB); t. menyiapkan bahan evaluasi pelaksanaan program tentang kesadaran masyarakat di bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan reproduksi; u. memberi saran dan pertimbangan kepada kepala bidang. Kepala Sub Bidang Operasional Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Pasal 9 (1) Kepala Sub Bidang Operasional Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis, melaksanakan dan mengendalikan penyelenggaraan program keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga mempunyai fungsi : a. penyusunan, penetapan dan penyerasian kriteria kelayakan pelaksanaan kebijakan keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga; b. pengendalian pelaksanaan kebijakan keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga; c. pelaksanaan evaluasi pelaksanaan kebijakan keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan. (3) Rincian tugas Kepala Sub Bidang Operasional Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga sebagai berikut : a. mempersiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang operasional keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga; b. mengumpulkan bahan penyusunan rencana operasional keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga; c. menyusun rencana pelaksanaan program dan kegiatan di bidang operasional keluraga sejahtera dan pemberdayaan keluarga sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; d. membina

- 11 - d. membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang operasional keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga; e. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang operasional keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga; f. melaksanakan penyerasian pemantapan kriteria keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga; g. melaksanakan penetapan sasaran Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, bina lingkungan keluarga, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), Institusi masyarakat perkotaan; h. melaksanakan penetapan sasaran bina keluarga balita, bina keluarga remaja, bina keluarga lansia, bina lingkungan keluarga, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), Institusi Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Balita (BKL), Bina Keluarga Lansia (BLK), dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dalam program Keluarga Berencana Nasional; i. melaksanakan pembinaan Institusi Masalah Perkotaan (IMP) dalam program Keluarga Berencana Nasional; j. menyelenggarakan upaya-upaya tercapainya keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan pengendalian program pengembangan keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga; k. menyelenggarakan hubungan kerja dengan komponen dan instansi teknis terkait dalam pelaksanaan dan pengendalian program pengembangan keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga; l. melaksanakan identifikasi, analisis dan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan program pengembangan keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga; m. melaksanakan model-model kegiatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga; n. melaksanakan pembinaan teknis peningkatan pengetahuan, keterampilan, kewirausahaan, dan manajemen usaha bagi keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera dalam kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS); o. melaksanakan pendampingan/magang bagi para kader/anggota kelompok UPPKS; p. melaksanakan kemitraan untuk aksibilitas permodalan, teknologi, manajemen serta pemasaran guna peningkatan UPPKS; q. menetapkan formasi dan sosialisasi jabatan fungsional PKB; r. melaksanakan pemanfaatan pedoman pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional PKB; s. menetapkan kebijakan dan pengembangan penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; t. menetapkan petunjuk teknis peningkatan peran serta mitra program KB Nasional; u. menyelenggarakan upaya tercapainya keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan pengendalian program pengembangan kualitas keluarga di lingkungan keluarga; v. menyelenggarakan

- 12 - v. menyelenggarakan hubungan kerja dengan instansi terkait dalam pelaksanaan dan pengendalian program pengembangan kualitas keluarga; w. memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala bidang; x. memberikan petunjuk, mengawasi dan membimbing bawahan dalam pelaksanaan tugas di bidang operasional keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga; y. memberi saran dan pertimbangan kepada kepala bidang. Bagian Keempat Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Pasal 10 (1) Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan memberikan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana pada ayat (1), Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;. c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penyelenggaraan pemerintahan di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. (3) Rincian tugas Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan sebagai berikut : a. menyusun dan menetapkan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; b. melaksanakan kebijakan pengarus utamaan gender; c. melaksanakan penguatan kelembagaan gender; d. menetapkan kebijakan peningkatan kualitas hidup perempuan; e. mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kebijakan peningkatan kualitas perempuan dengan pelaksanaan kebijakan sektor lain; f. menetapkan kebijakan perlindungan perempuan; g. mengkoordinasikan dan mengintegrasikan pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan, khususnya terhadap kekerasan dalam rumah tangga, tenaga kerja perempuan, perempuan lanjut usia dan penyandang cacat; h. menetapkan kebijakan perlindungan anak; i. mengintegrasikan hak-hal anak dalam program pembangunan; j. mengkoordinasikan pelaksanaan kesejahteraan dan perlindungan; k. melaksanakan penguatan kelembagaan organisasi masyarakat dan dunia usaha untuk pelaksanaan pengutamaan gender dan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak; l. memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan. Kepala

- 13 - Kepala Sub Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Pasal 11 (1) Kepala Sub Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan mengkoordinasikan serta melaksanakan program dan kegiatan di bidang perlindungan perempuan dan anak. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai fungsi; a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang perlindungan perempuan dan anak; b. pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang perlindungan perempuan dan anak; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perlindungan perempuan dan anak; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. (3) Rincian tugas Kepala Sub Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak sebagai berikut : a. menetapkan kebijakan teknis perlindungan perempuan dan anak; b. menyelenggarakan kebijakan peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak melalui program dan kegiatan; c. mengintegrasikan upaya peningkatan kualitas hidup dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan ham, politik, lingkungan dan sosial budaya; d. menyusun kebijakan dalam rangka perlindungan perempuan, khususnya perlindungan terhadap kekerasan, tenaga kerja perempuan, perempuan lanjut usia dan penyandang cacat; e. melaksanakan kebijakan dalam rangka kesejahteraan dan perlindungan anak; f. mengintegrasikan pelaksanaan kesejahteraan dan perlindungan anak; g. memfasilitasi penguatan lembaga/organisasi masyarakat dan dunia usaha untuk kesetaraan gender, perlindungan perempuan dan kesejahteraan dan perlindungan anak; h. memfasilitasi pengembangan dan penguatan jaringan kerja lembaga masyarakat dan dunia usaha untuk pelaksanaan perlindungan perempuan, kesejahteraan dan perlindungan anak; i. memfasilitasi lembaga masyarakat untuk melaksanakan rekayasa sosial untuk mewujudkan perlindungan perempuan dan anak; j. mengkoordinasikan dan memfasilitasi kebijakan program dan kegiatan yang resfonsif gender; k. menyusun data base yang terpilah menurut jenis kelamin terkait dengan kesetaraan gender; l. memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan. Kepala

- 14 - Kepala Sub Bidang Peningkatan Partisipasi Perempuan Pasal 12 (1) Kepala Sub Bidang Peningkatan Partisipasi Perempuan mempunyai tugas pokok melaksanakan program dan kegiatan peningkatan partisipasi perempuan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala Sub Bidang Peningkatan Partisipasi Perempuan mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang perlindungan perempuan dan anak; b. pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang perlindungan perempuan dan anak; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perlindungan perempuan dan anak; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. (3) Rincian tugas Kepala Sub Bidang Peningkatan Partisipasi Perempuan adalah sebagai berikut : a. menetapkan kebijakan pelaksanaan pengarus utamaan gender tingkat kota; b. memfasilitasi penguatan kelembagaan dan pengembangan mekanisme pengarus utamaan gender pada lembaga pemerintahan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga non pemerintah; c. melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengarus utamaan gender; d. menyusun data base yang terpilah menurut jenis kelamin terkait dengan kesetaraan gender; e. melaksanakan analisis kesetaraan gender, penganggaran yang bersifat support terhadap peningkatan partisipasi perempuan dan pengembangan materi komunikasi, informasi dan edukasi pengurus utamaan gender; f. melaksanakan pengarus utamaan gender yang terkait dengan bidang pembangunan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM; g. melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pemanfaatan dan penyebarluasan sistim informasi gender; h. melaksanakan analisis, pemanfaatan, penyebarluasan dan pendokumentasi data terpilah menurut jenis kelamin; i. menjalin kerjasama dengan lembaga, baik lembaga politik maupun lembaga lainnya dalam upaya peningkatan partisipasi perempuan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan; j. memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan. Bagian Kelima Kepala Bidang Pengolahan Data dan Evaluasi Program Pasal 13 (1) Kepala Bidang Pengolahan Data dan Evaluasi Program mempunyai tugas pokok melaksanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi data dan informasi keluarga dalam pengelolaan program Keluarga Berencana. (2) Dalam

- 15 - (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Pengolahan Data dan Evaluasi Program mempunyai fungsi : a. pelaksanaan penyediaan data dan informasi keluarga dalam pengelolaan program keluarga berencana; b. pengendalian pelaksanaan penyediaan data dan informasi keluarga dalam pengelolaan program keluarga berencana; c. pengevaluasian pelaksanaan penyediaan data, dan analisis dalam pengelolaan program Keluarga Berencana; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. (3) Rincian tugas Kepala Bidang Pengolahan Data dan Evaluasi Program sebagai berikut : a. menyusun dan menetapkan kebijakan teknis di bidang pengolahan data dan informasi keluarga; b. merencanakan dan menyusun program dan kegiatan tahunan di bidang pengolahan data dan informasi keluarga; c. melakukan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang pengolahan data dan informasi keluarga; d. melaksanakan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan dalam penyiapan dan penyediaan data dan informasi keluarga; e. melaksanakan pendataan keluarga/pemuktahiran data keluarga; f. melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam pelaksanaan pengelolaan program Keluarga Berencana; g. menginventarisasi permasalahan serta menyiapkan data/bahan-bahan pemecahan masalah dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas; h. memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan. Kepala Sub Bidang Pengolahan Data dan Informasi Program Pasal 14 (1) Kepala Sub Bidang Pengolahan Data dan Informasi Program mempunyai tugas pokok melaksanakan pengolahan data dan informasi keluarga dalam pengelolaan program Keluarga Berencana. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Sub Bidang Pengolahan Data dan Informasi Program mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis sub bidang Pengolahan data dan informasi keluarga; b. penyebarluasan data dan informasi keluarga; c. pemberian dukungan atas pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. (3) Rincian tugas Kepala Sub Bidang Pengolahan Data dan Informasi Program sebagai berikut : a. melaksanakan

- 16 - a. melaksanakan administrasi pengolahan data dan informasi keluarga dalam pengelolaan program keluarga berencana; b. mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data dan informasi keluarga dalam pelaksanaan pengelolaan program keluarga berencana; c. memberikan pelayanan data dan informasi keluarga tentang pelaksanaan program keluarga berencana kepada pihak yang membutuhkan; d. melaksanakan pencatatan dan pelaporan secara berjenjang dari tingkat bawah sampai ke tingkat atas tentang pelaksanaan pengelolaan program Keluarga Berencana; e. menyiapkan, menghimpun, menyusun publikasi dan dokumentasi tentang data dan informasi keluarga; f. menyiapkan data, bahan penyusunan rencana kegiatan, analisa dan evaluasi pengelolaan program Keluarga Berencana; g. melaksanakan pendataan keluarga/pemutakhiran data keluarga dan mensosialisasikan hasil pendataan keluarga/pemutakhiran data keluarga; h. melaksanakan pembuatan dan pengiriman laporan hasil pelaksanaan pengelolaan program Keluarga Berencana; i. memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan. Kepala Sub Bidang Evaluasi Program Pasal 15 (1) Kepala Sub Bidang Evaluasi Program mempunyai tugas pokok melaksanakan, menganalisis, dan mengkaji data pelaksanaan hasil pengelolaan program Keluarga Berencana. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang Evaluasi Program mempuyai fungsi : a. penyiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan evaluasi dan penyajian data; b. pengumpulan data hasil pelaksanaan program dalam rangka analisis evaluasi dan penyajian data; c. pemeriksaan dan penelitian data yang akan di evaluasi dan yang akan disajikan; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. (3) Rincian tugas Kepala Sub Bidang Evaluasi Program sebagai berikut : a. menganalisa dan mengevaluasi hasil pelaksanaan pengelolaan program Keluarga Berencana; b. memeriksa dan meneliti mutasi data hasil pelaksanaan pengelolaan program Keluarga Berencana; c. membuat laporan hasil pelaksanaan pengelolaan program Keluarga Berencana; d. memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan. Bagian

- 17 - Bagian Keenam Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 16 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. BAB III TATA KERJA Pasal 17 (1) Dalam melaksanakan tugasnya kepala badan, pejabat struktural dan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan sendiri maupun dengan instansi lain di luar pemerintahan daerah sesuai dengan tugas masing-masing. (2) Setiap kepala badan wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (3) Setiap kepala badan wajib mengikuti petunjuk dan bertanggung jawab kepada walikota melalui sekretaris daerah serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. (4) Setiap laporan yang diterima oleh kepala badan dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberi petunjuk pada bawahan. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, maka Peraturan Walikota Parepare Nomor 31 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Badan Keluarga Berencana, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Parepare dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal

- 18 - Pasal 19 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Parepare. Ditetapkan di Parepare pada tanggal 02 Pebruari 2011 Plt. WALIKOTA PAREPARE WAKIL WALIKOTA, SJAMSU ALAM Diundangkan di Parepare pada tanggal 02 Pebruari 2011 SEKRETARIS DAERAH KOTA PAREPARE, MUHAMMAD HATTA, B BERITA DAERAH KOTA PAREPARE TAHUN 2011 NOMOR 17

- 19 -