BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. pada anak di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

BAB I PENDAHULUAN yaitu dimana bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN UKDW. hidup seoptimal mungkin (Depkes RI, 2006). Di bidang pencegahan dan

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan. telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan kesehatan yang

Buku Putih Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

PIDATO MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL (HKN) KE NOVEMBER 2010

II. TINJAUAN TEORITIS

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota. berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi pada umumnya dipengaruhi oleh tiga faktor yang lebih dominan yaitu (1) adanya bibit penyakit atau pengganggu lainnya, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, dan (3) adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit penyakit dan lingkungannya. Oleh sebab itu, sehat dan sakitnya seseorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup manusia itu sendiri. Setiap individu harus dapat memelihara kebersihan lingkungan sekitarnya terlebih dahulu karena tanpa lingkungan sekitar yang bersih, individu tidak bisa mewujudkan kesehatan pada dirinya. Kebersihan pribadi, lingkungan rumah, dan lingkungan masyarakat dilakukan untuk mengupayakan keadaan bebas dari kuman penyakit sehingga individu dapat hidup sehat dan terhindar dari penyakit. Rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan yang bersih karena rumah yang sehat berawal dari lingkungan rumah yang bersih. Rumah sehat mencakup pembuangan sampah, membersihkan dan menata halaman, menata dan membersihkan ruanganruangan rumah, masalah saluran-saluran air dari rumah (Setiawati, A: 2007) Promosi Kesehatan (Health Promotion) merupakan program Departemen Kesehatan, diselenggarakan dengan melakukan penyuluhan kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat. Penyuluhan kesehatan banyak macamnya, salah satunya adalah penyuluhan Perilaku 1

2 Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Departemen Kesehatan mencanangkan gerakan PHBS pada setiap tatanan kehidupan masyarakat seperti PHBS Sekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Sarana Kesehatan, PHBS Tempat- Tempat Umum, serta PHBS Rumah Tangga. PHBS Rumah Tangga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu dalam keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya. (Departemen Kesehatan RI, 2011:2). Seseorang untuk dapat melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat harus diberikan penyuluhan secara kontinyu agar terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mau menjadi mau, serta dari tidak mampu menjadi mampu. Penyuluhan PHBS diberikan agar individu dalam keluarga dapat berperilaku hidup bersih dan sehat baik untuk dirinya, lingkungan rumah, maupun lingkungan masyarakatnya. Penyuluhan PHBS dilaksanakan satu bulan sekali oleh Seksi Promosi Kesehatan dari Puskesmas. Sasaran penyuluhan adalah seluruh kader Posyandu di Kelurahan Gegerkalong yang memiliki peran dan tugas untuk mensosialisasikan kembali PHBS tatanan rumah tangga kepada masyarakat sekitar. Materi penyuluhan PHBS secara garis besar meliputi penyuluhan kesehatan yang berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan sanitasi dasar, kebersihan dan kesehatan pribadi, lingkungan rumah, serta lingkungan masyarakat. Kader Posyandu sebagai sasaran sekunder penyuluhan PHBS dalam mensosialisasikan PHBS kepada masyarakat, perlu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan mereka terlebih dahulu, sehingga pesan PHBS dapat diterima dengan baik oleh masyarakat serta menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat untuk melaksanakan PHBS. Setelah mengikuti penyuluhan PHBS, kader Posyandu diharapkan dapat memanfaatkan dan mensosialisasikan PHBS khususnya yang berkaitan dengan perilaku bersih dan sehat pada sanitasi dasar rumah meliputi sarana air

3 bersih dan air minum, pemeliharaan kebersihan jamban, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah, serta perilaku bersih dan sehat kader Posyandu dalam mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, membersihkan ruangan, halaman serta perabot rumah secara rutin, membuka jendela atau ventilasi rumah setiap hari, mencegah dan memberantas perkembangbiakan jentik nyamuk, tidak merokok di dalam rumah, serta menghimbau masyarakat untuk ber-phbs. Data Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012, menyebutkan bahwa Kelurahan Gegerkalong merupakan kelurahan dengan persentase terendah penerapan PHBS Rumah Tangga se-kecamatan Sukasari yaitu hanya sebesar 11%, sementara tiga kelurahan lain yaitu Sukarasa 35%, Kelurahan Sarijadi 42%, dan Kelurahan Isola 82%. Data tersebut menunjukan bahwa Kelurahan Gegerkalong sebagian besar masyarakatnya belum dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan rumah tangga, hal tersebut tampak pada lingkungan di beberapa RW Kelurahan Gegerkalong yang kurang bersih, pengelolaan sampah yang kurang baik, serta pembuangan air limbah rumah tangga yang belum sehat. Kondisi tersebut mengisyaratkan bahwa lingkungan yang sehat sebagai salah satu pencapaian keberhasilan penyuluhan PHBS belum dapat tercapai. Ketertarikan penulis untuk meneliti manfaat penyuluhan PHBS bagi kader Posyandu di Kelurahan Gegerkalong sebagai wilayah terendah persentase PHBS karena penulis ingin mengetahui manfaat yang dirasakan oleh kader Posyandu setelah mengikuti penyuluhan PHBS khususnya dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Alasan lain yang memotivasi penulis melakukan penelitian ini karena perilaku hidup bersih dan sehat merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap anggota keluarga untuk mewujudkan hidup sejahtera, seperti yang penulis pelajari di Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

4 a. Sanitasi dasar rumah tangga yang sehat merupakan salah satu pencapaian keberhasilan penyuluhan PHBS tatanan Rumah Tangga. b. Kegiatan penyuluhan PHBS perlu ditingkatkan agar kader Posyandu dapat memanfaatkannya dengan lebih baik. c. Perilaku hidup bersih dan sehat kader Posyandu perlu ditingkatkan. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana manfaat penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat bagi kader Posyandu di Kelurahan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat penyuluhan PHBS bagi kader Posyandu. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang manfaat penyuluhan PHBS bagi kader Posyandu yang berkaitan dengan: a. Sanitasi dasar rumah tangga meliputi: penggunaan air bersih dan sarana air minum, pemeliharaan kebersihan jamban, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah. b. Perilaku hidup bersih dan sehat kader Posyandu yang meliputi: kebersihan dan kesehatan pribadi, kebersihan dan kesehatan lingkungan rumah, serta kebersihan dan kesehatan lingkungan masyarakat. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi studi atau kajian tentang PHBS serta studi tentang perumahan dalam kajian ilmu PKK. 2. Manfaat Praktis

5 a. Bagi Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Puskesmas Karangsetra Sebagai bahan masukan dalam melakukan evaluasi penyuluhan PHBS Rumah Tangga serta dapat dijadikan acuan kebijakan program sejenis maupun objek perbaikan di masa depan. b. Bagi Kader Posyandu Sebagai bahan informasi dan rujukan pentingnya memanfaatkan penyuluhan PHBS khususnya untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada kehidupan sehari-hari. c. Bagi Peneliti Sebagai sarana belajar untuk lebih memahami perilaku hidup bersih dan sehat dalam masyarakat. E. Struktur Organisasi Skripsi Bab I Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian. Bab II Kajian Pustaka. Berisi kajian teori yang berkaitan dengan konsep penyuluhan PHBS, sanitasi dasar rumah tangga, kebersihan dan kesehatan pribadi, lingkungan rumah, serta lingkungan masyarakat. Bab III Metode Penelitian. Berisi gambaran umum tentang lokasi, populasi, dan sampel, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument penelitian, serta analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi hasil pengolahan data kuantitatif dan hasil pengolahan data kualitatif serta pembahasannya. Bab V Kesimpulan dan Saran. Berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi pihak-pihak terkait.