LAPORAN UMPAN BALIK PENGENDALIAN LAPANGAN & PELAYANAN KONTRASEPSI JUNI 2016

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN UMPAN BALIK PENGENDALIAN LAPANGAN & PELAYANAN KONTRASEPSI APRIL 2016

LAPORAN UMPAN BALIK PENGENDALIAN LAPANGAN & PELAYANAN KONTRASEPSI FEBRUARI 2016

ANALISIS DAN EVALUASI PROGRAM KKBPK TAHUN 2015

LAPORAN UMPAN BALIK FEBRUARI 2016 PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN LAPANGAN

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

LAPORAN UMPAN BALIK MARET 2016 PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN LAPANGAN

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN FEBRUARI 2013

Grafik 1. Cakupan Laporan JANUARI 45,67 39,75 FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA

ANALISIS DAN EVALUASI PENGENDALIAN LAPANGAN BULAN DESEMBER 2015

Grafik 1. Cakupan Laporan Kaltim MARET 64,96 57,01 28,49 FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA. Grafik 2. Cakupan Laporan Kaltara MARET 46,30

KEGIATAN STRATEGIS BIDANG DALDUK

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN JULI 2012

Grafik 1. Cakupan Laporan Kaltim FEBRUARI 24,86 FKB FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA PEMERINTAH. Grafik 2. Cakupan Laporan Kaltara FEBRUARI

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN (RADALGRAM) DATA sd. SEPTEMBER 2015

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN AGUSTUS 2012

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

CAPAIAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KB DAN PEMBANGUNAN KELUARGA sd. BULAN MEI 2016

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK BKKBN 2015

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM S/D BULAN JANUARI 2012 PERWAKILAN BKKBN PROV. KALTIM SAMARINDA

EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR,

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM S/D BULAN FEBRUARI 2012 PERWAKILAN BKKBN PROV. KALTIM SAMARINDA

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

PENDAHULUAN. I. Pelayanan Kontrasepsi. Bersumber dari Rek.Kab.F/II/KB/08 berisi tentang ulasan yang membahas 2 (dua) bagian pembahasan yaitu :

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN JANUARI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN MEI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATENBANYUWANGI

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

A. Cakupan Laporan. B. Hasil Pelayanan Kontrasepsi. PENDAHULUAN

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN FEBRUARI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

SUB BIDANG DATA DAN INFORMASI BIDANG ADVOKASI, PENGGERAKAN DAN INFORMASI (ADPIN) PERWAKILAN BKKBN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BULAN DESEMBER 2016 PERWAKILAN BKKBN D.I. YOGYAKARTA

Perwakilan BKKBN Provinsi Banten

Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,37. Berkaitanjuga dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Februari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP

ANALISIS & EVALUASI HASIL PELKON & DALLAP. (Data Bulan Mei 2014)

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN DESEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Maret 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Data s.d Maret P a g e

OKTOBER 2009 BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN NOVEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KB KABUPATEN BULELENG BULAN JUNI TAHUN 2017

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KB KABUPATEN BULELENG BULAN JULI TAHUN 2017

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KB KABUPATEN BULELENG BULAN MEI TAHUN 2017

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN NOVEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Maret 2014)

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Mei 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Page 1

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2013 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KB KABUPATEN BULELENG BULAN FEBRUARI TAHUN 2017

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM ( RADALGRAM ) MARET 2016 PROVINSI ACEH

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN OKTOBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN APRIL Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Desember 2012 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KB KABUPATEN BULELENG BULAN MARET TAHUN 2017

HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH

BAB. I TARGET SASARAN KINERJA PELAKSANAAN KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH

Realisasi KKP Kota Denpasar sampai dengan Bulan Desember 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Januari 2012 Page 1

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Februari 2014)

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan September 2014)

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Agustus 2012 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KB KABUPATEN BULELENG BULAN APRIL TAHUN 2017

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR: 55/HK-010/B5/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KB PP KABUPATEN BULELENG BULAN SEPTEMBER TAHUN 2016

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KB PP KABUPATEN BULELENG BULAN OKTOBER TAHUN 2016

KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN JANUARI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Juni 2014)

HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH

KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013

KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Desember 2014)

EVALUASI PROGRAM KKBPK KABID ADPIN

KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Maret 2013 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan April 2014)

KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013

LAPORAN PENGENDALIAN PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SUMATERA SELATAN BULAN JUNI 2008

Standard Operating Procedure Database Profil KKB Desa DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... ii SOP PENGAKSESAN APLIKASI DATABASE PROFIL KKB DESA...

DAFTAR ISI B. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA C. PROGRAM KETEHANAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA D. PROGRAM PENGUATAN PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL

PEDOMAN RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

MATRIKS 2.3. RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

Transkripsi:

LAPORAN UMPAN BALIK PENGENDALIAN LAPANGAN & PELAYANAN KONTRASEPSI JUNI 2016 PERWAKILAN BKKBN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2016

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...ii I. PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Tujuan...1 1.3 Batasan Pengertian...1 II CAKUPAN LAPORAN...6 2.1 Cakupan Laporan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan...6 2.2 Cakupan Petugas KB yang Melapor...6 2.3 Cakupan Kelompok Kegiatan...8 2.4 Cakupan Tempat Pelayanan KB...10 III PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA...12 3.1 Peserta KB Baru...12 3.2 Hasil Pelayanan Peserta KB Lama... 22 3.3 Peserta KB Aktif... 24 3.4 Unmet Need... 25 3.5 Kelompok Kegiatan Ketahanan Keluarga... 26 3.6 Pusat Informasi dan Komseling Remaja/ Mahasiswa... 29 3.7 Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera... 30 3.8 Hasil Kegiatan Operasional Koordinasi Lapangan... 31 IV PENUTUP... 33 LAMPIRAN i

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dibentuk berdasarkan Undang- Undang Nomor 52 tahun 2009 dalam rangka pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga. Selanjutnya fungsi BKKBN dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 87 tahun 2014 yang menyatakan pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga serta penyelenggaraan keluarga berencana memerlukan data dan informasi keluarga yang dikelola dalam suatu Sistem Informasi Kelurga (SIGA ). SIGA sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengelolaan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). 1.2 Tujuan Penyusunan laporan Umpan Balik bulan Juni tahun 2016 ini bertujuan untuk memudahkan para pengguna data dalam mendapatkan data dan informasi pencapaian program KKBPK sampai dengan bulan Juni tahun 2016 terutama kegiatan operasional, pembinaan ketahanan keluarga, kesejahteraan keluarga, pembinaan PUS dan kesertaan ber KB. Laporan ini juga bermanfaat sebagai acuan untuk perencanaan kegiatan program KKBPK di bulan-bulan berikutnya. 1.3 Batas pengertian Berikut ini merupakan beberapa pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam Laporan Umpan Balik Pengendalian Lapangan dan Pelayanan Kontrasepsi tahun 2016,yaitu : 1. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan yang sah, yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun. a. Peserta KB Aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini menggunakan salah satu metode kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. b. PUS Bukan Peserta KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini tidak sedang menggunakan salah satu metode kontrasepsi dikarenakan : 1) Hamil 2) Ingin Anak Segera adalah PUS yang belum punya anak atau punya anak pertama berumur minimal 3 tahun, menginginkan anak kurang dari 2 tahun 3) Ingin Anak Ditunda adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun dan sedang tidak menggunakan kontrasepsi, masih menginginkan anak tetapi ditunda (2 tahun ke atas) 4) Tidak Ingin Anak Lagi adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun tidak menginginkan anak lagi 2. Peserta KB Baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi dan atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah melahirkan/ keguguran. 1

3. Peserta KB Baru Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera I (KS I) adalah pasangan usia subur dari Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi, dan atau yang kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah melahirkan/ keguguran. 4. Pelayanan Peserta KB Ulang adalah tindakan kepada peserta KB, meliputi penanganan kasus kompilkasi berat, penanganan kasus kegagalan, pencabutan IUD dan implant,pelayanan ganti cara, serta pelayanan kontrasepsi ulang,dengan penjelasan sebagai berikut: Pelayanan Komplikasi Berat adalah pelayanan terhadap gangguan kesehatan akibat pemakaian metode kontrasepsi, yang harus dilayani secara intensif dan perlu rawat inap di Rumah Sakit; Pelayanan Kegagalan adalah pelayanan terhadap terjadinya kehamilan pada peserta KB yang masih memakai kontrasepsi; 5. Fasilitas Kesehatan KB (Faskes KB) adalah fasilitas yang mampu dan berwenang memberikan pelayanan Keluarga Berencana, berlokasi dan terintegrasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama atau tingkat lanjutan, yang dikelola dan pemerintah, pemerintah daerah, dan atau swasta (termasuk masyarakat). 6. Jejaring Fasilitas Kesehatan KB adalah fasilitas kesehatan KB yang menginduk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, terdiri dari: a) Puskesmas Pembantu (Pustu) b) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) c) Pos Kesehatan Desa (Poskedes) d) Pos Bersalin Desa (Polindes) e) Praktik Bidan f) Praktik Dokter (bagi yang belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan) 7. Praktik Dokter/Praktik Bidan Mandiri adalah dokter atau bidan yang melaksanakan praktik secara mandiri/perorangan. 8. Petugas Penghubung Praktik Dokter/Praktik Bidan Madiri adalah PLKB/PKB atau petugas yang ditunjuk sebagai pengumpul data hasil pelayanan kontarasepsi oleh Praktik Dokter/Praktik Bidan Mandiri yang berada di wilayah kerjanya. 9. Status Fasilitas Kesehatan KB adalah status pemilikan atau pengelolaan Faskes KB yang dibedakan atas 2 (dua) macam pemilikan, yaitu : Pemerintah dan Swasta. Fasilitas Kesehatan KB Pemerintah adalah fasilitas kesehatan KB yang dikelola dan dibiayai oleh pemerintah. Misalnya: Faskes KB milik Pemerintah/Pemda (seperti Puskesmas/Rumah Bersalin/Rumah Sakit), Faskes KB milik TNI, Faskes KB milik POLRI,dan Faskes KB milik instansi pemerintah lainnya. Fasilitas Kesehatan Swasta adalah fasilitas kesehatan KB yang dikelola dan dibiayai oleh Swasta da atau LSOM. Misalnya : Faskes KB milik NU, Faskes KB milik Muhammadiyah, Faskes KB milik PGI, Faskes KB milik PERDHAKI, Faskes KB milik Walubi, Faskes KB milik Hindu, Faskes KB milik Perusahaan, dan Faskes KB milik swasta lainnya. 2

10. Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan wadah kegiatan beranggotakan yang keluarga yang memiliki anak balita untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan atau anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak balita melalui rangsangan/ stimulasi baik secara fisik, mental, sosial emosional dan intelektualnya. 11. Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah wadah kegiatan beranggotakan keluarga yang memiliki anak dan remaja untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan atau anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja melalui komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja. 12. Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Lanjut Usia (BKL) merupakan kelompok kegiatan untuk membina keluarga lansia dalam upaya meningkatkan kepedulian dan peran keluarga dalam mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 13. Kelompok Kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) adalah wadah kegiatan ekonomi yang beranggotakan keluarga, terutama keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera I (KS I), yang saling berinteraksi untuk melakukan kegiatan usaha ekonomi produktif dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga kecil bahagia sejahtera. 14. Pusat Informasi dan Konseling Remaja/ Mahasiswa (PIK -R/M) adalah suatu wadah kegiatan program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja/ mahasiswa yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja/ mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja/ mahasiswa serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. a. Pusat Informasi dan Konseling Remaja/ Mahasiswa (PIK -R/M) Tahap Tumbuh Indikator PIK R/M Tahp Tumbuh sebagai berikut : a. Materi khusus yang dikuasai oleh Pengelola/Pendidik Sebaya : 1. 8 fungsi keluarga 2. pendewasaan usia perkawinan (PUP) 3. Triad KRR 4. Keterampilan hidup (Life Skill) b. Kegiatan yang dilakukan : 1. Di dalam lingkungan PIK R/M 2. Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam PIK-R/M 3. Menggunakan media cetak (majalah dinding, leaflet, poster dll) 4. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan c. Sarana, prasarana dan SDM : 1. Ada ruang sekretariat 2. Memiliki papan nama dengan ukuran minimal 60 x 90 cm 3. Struktur organisasi pengurus minimal yang terdiri dari Pembina, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Sekdi Program dan Kegiatan, serta minimal 2 orang Pendidik Sebaya 4. Minimal 2 orang pendidik sebaya yang sudah dilatih/ orientasi (8 fungsi keluarga, pendewasaan usia perkawinan, TRIAD KRR dan keterampilan hidup). d. Jaringan dan Kemitraan 3

1. PIK R/M Tahap Tumbuh harus memiliki kerjasama dengan stakeholder di lingkungannya, misalnya : a. Lurah/ kades dan TOMA untuk PIK R/M jalur kemasyarakatan b. TOGA untuk PIK R/M jalur keagamaan c. Kepala Sekolah, Dekan Direktur Akademi jalur sekolah, umum/ agama dan perguruan tinggi d. Puskesmas/ Pustu terdekat dengan PIK R/M sebagai tempat rujukan medis 2. PIK R/M Tahap Tumbuh harus menjalin kemitraan dengan mitra kerja (organisasi kepemudaan, kemasyarakatan, kemahasiswaan, organisasi profesi dan kesiswaan). e. Meresmikan pembentukan PIK R/M (launching) yang diperkuaat dengan Surat Keputusan (SK) dari pembina PIK R/M yang bersangkutan. b. Pusat Informasi dan Konseling Remaja/ Mahasiswa (PIK -R/M) Tahap Tegak Indikator PIK R/M Tahap Tegak sebagai berikut : a. Materi khusus yang dikuasai oleh Pengelola/Pendidik Sebaya sama dengan PIK R/M Tahap Tumbuh ditambah dengan Keterampilan Advokasi dan KIE b. Kegiatan yang dilakukan sama dengan PIK R/M Tahap Tumbuh ditambah dengan melakukan kegiatan kegiatan yang dapat menarik minat remaja untuk datang ke PIK R/M misalnya jambore remaja, lintas alam/outbond,bedah buku, bedah film dsb. c. Sarana, prasarana dan SDM sama dengan PIK R/M Tahap Tumbuh ditambah dengan adanya Ruang Konseling, 4 orang Pendidik Sebaya yang sudah dilatih/orientasi tentang Substansi Genre, 2 Konselor Sebaya yang sudah dilatih materi pengetahuan dasar konseling dan berlokasi di komunitas remaja/mahasiswa. d. Jaringan dan Kemitraan sama dengan PIK R/M Tahap Tumbuh ditambah dengan memperoleh pembinaan dan fasilitasi antara lain oleh Pemprov/Pemkab/Pemkot,Kepala Sekolah,Rektor/Dekan dll. c. Pusat Informasi dan Konseling Remaja/ Mahasiswa (PIK-R/M) Tahap Tegar Indikator PIK R/M Tahap Tegar sebagai berikut : a. Materi khusus yang dikuasai oleh Pengelola/Pendidik Sebaya sama dengan PIK R/M Tahap Tegak ditambah dengan Pengembangan materi sesuai kebutuhan PIK R/M b. Kegiatan yang dilakukan sama dengan PIK R/M Tahap Tegak ditambah dengan terlibat dalam kegiatan sosial misalnya pelayanan kesehatan, kebersihan lingkungan dan kampanye Perilaku Hidup Berwawasan Kependudukan (PHBK dll. c. Sarana, prasarana dan SDM sama dengan PIK R/M Tahap Tegak ditambah dengan adanya Ruang Pertemuan, 4 orang Pendidik Sebaya yang sudah dilatih/orientasi tentang Substansi Genre, 4 Konselor Sebaya yang sudah dilatih materi pengetahuan dasar konseling,memiliki hotline/sms konseling, memiliki perpustakaan dan sarana prasarana jaringan internet. d. Jaringan dan Kemitraan sama dengan PIK R/M Tahap Tegak ditambah dengan sudah mempunyai PIK R/M binaan (Tumbuh/Tegak) dan telah terintegrasi dengan kelompok BKR. 4

15. Kelompok Kegiatan (Poktan) adalah wadah kegiatan Program Kependudukan, Keluarga berencana dan Pembangunan Keluarga yang berkaitan dengan Penundaan Usia Perkawinan, Pengaturan Kelahiran, Pembinaan Ketahanan Keluarga dan Peningkatan Kesejahteraan Keluarga. 16. Keluarga yang menjadi Sasaran Kelompok kegiatan adalah Keluarga yang mempunyai anak Balita, keluarga yang mempunyai anak Remaja, dan Keluarga yang mempunyai Lanjut Usia. 17. Keluarga yang menjadi kelompok kegiatan adalah keluarga yang ikut dalam kelompok kegiatan yang bersangkutan. 18. Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. a. Seluruh Keluarga adalah jumlah seluruh tahapan keluarga dari KPS,KS I,KS II,KS III dan KS III+. b. Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memnuhi kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandang,papan, kesehatan dan pendidikan. c. Keluarga Sejahtera Tahap I yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memnuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs), seperti kebutuhan ibadahm makan protein hewani, pakaian, ruang untuk interaksi keluarga, dalam keadaan sehat, mempunyai penghasilan, bisa baca tulis latin dan keluarga berencana. 19. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia yang telah membayar iuran. Peserta dalam petunjuk teknis ini adalah pasangan suami istri. 20. Pasangan Usia Subur (PUS) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional meliputi PUS peserta JKN yang tergolong fakir miskin/ tidak mampu. 21. PUS Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional meliputi PUS peserta JKN yang tidak tergolong fakir miskin dan tidak mampu. 22. PUS Bukan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional meliputi PUS yang tidak tergolong fakir miskin dan tidak mampu serta belum mendaftar sebagai peserta JKN. 5

BAB II CAKUPAN LAPORAN 2.1 Cakupan Laporan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/ Kelurahan Cakupan Laporan Kabupaten/Kota yang telah melakukan pelaporan rutin secara online pada bulan Juni 2016 telah mencapai 100%. Tabel 1 Kabupaten/ Kota yang Melapor Secara Online Juni 2016 KABUPATEN/ KOTA % YANG ADA YANG ONLINE BANGKA BELITUNG 7 7 100,00 Gambaran dari hasil kegiatan Pengendalian Lapangan dan Pelayanan Kontrasepsi dipengaruhi oleh kelengkapan pemasukan laporan bulanan, yaitu laporan Rekapitulasi Pengendalian lapangan (Rek.Prov.F/I/Dal/13) dari tingkat provinsi yang merupakan kompilasi dari Rekapitulasi Laporan Pengendalian Lapangan seluruh kabupaten/ kota (Rek.Kab.F/I/Dal/13 ) dan laporan Rekapitulasi Laporan Pelayanan Kontrasepsi (Rek.Prov.F/II/KB) dari tingkat provinsi yang merupakan kompilasi dari Rekapitulasi Laporan Pelayanan Kontrasepsi seluruh kabupaten/ kota ( Rek.Kab.F/II/KB). Pada Tabel di bawah diketahui bahwa cakupan kecamatan yang telah melapor secara online telah mencapai 100% (47 kecamatan), terdiri dari 380 desa/ kelurahan dimana seluruh desa/kelurahan telah tercatat secara online. Tabel 2 Cakupan Laporan Juni 2016 NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN DESA/KELURAHAN ADA LAPOR % ADA LAPOR % 8 8 100,00 70 70 100,00 5 5 100,00 49 49 100,00 8 8 100,00 53 53 100,00 6 6 100,00 63 63 100,00 6 6 100,00 64 64 100,00 7 7 100,00 39 39 100,00 7 7 100,00 42 42 100,00 JUMLAH 47 47 100,00 380 380 100,00 2.2 Cakupan Petugas KB Yang Melapor Pada Tabel 3 dari 36 PPLKB yang ada di seluruh kabupaten/kota, 35 PPLKB telah melaporkan hasil pengendalian lapangan pada Juni 2016 atau sebesar 97,22%. Dari 141 PLKB/PKB/ Petugas KB Desa/ Kelurahan, seluruhnya telah melaporkan hasil pengendalian lapangan. Sedangkan untuk PPKBD, dari 399 PPKBD yang ada seluruhnya telah melakukan pelaporan.untuk Sub PPKBD, dari 1.413 petugas yang ada sebanyak 1.393 petugas telah melaporkan hasil pengendalian lapangan. 6

Tabel 3 Cakupan Laporan Petugas KB Yang Melapor Juni 2016 NO WILAYAH ADA LAPOR % LAPOR 1 PPLKB 36 35 97,22 2 PLKB/PKB/PETUGAS KB DESA/KEL 141 141 100,00 3 PPKBD 399 399 100,00 4 SUB PPKBD 1.413 1.393 98,58 Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa persentase Laporan PPLKB untuk semua kabupaten/ kota mencapai 97,22%. Semua kabupaten/kota telah melaporkan seluruh PPLKB yang ada kecuali Kabupaten Bangka yang hanya melaporkan 1 PPLKB dari 2 PPLKB yang ada. Tabel 4 Persentase Laporan PPLKB Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 2 1 50,00 5 5 100,00 0 0 0,00 3 3 100,00 6 6 100,00 19 19 100,00 1 1 100,00 JUMLAH 36 35 97,22 Untuk cakupan laporan PLKB/ PKB/ Petugas KB Desa/ Kelurahan pada Tabel 5, sebanyak 100% dari petugas yang ada telah melaporkan hasil pengendalian lapangan. Tabel 5 Persentase Laporan PLKB/ PKB/ Petugas KB Desa/ Kelurahan Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 25 25 100,00 9 9 100,00 19 19 100,00 20 19 100,00 31 31 100,00 23 23 100,00 14 14 100,00 JUMLAH 141 141 100,00 7

Berikut, pada Tabel 6 menunjukkan persentase Laporan PPKBD yang menunjukkan persentase laporan untuk semua kabupaten/kota telah mencapai 100,00% dari 399 PPKBD yang ada. Tabel 6 Persentase Laporan PPKBD Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 77 77 100,00 49 49 100,00 64 64 100,00 64 64 100,00 64 64 100,00 39 39 100,00 42 42 100,00 JUMLAH 399 399 100,00 Tabel 7 menunjukkan informasi mengenai cakupan laporan Sub PPKBD bulan Juni tahun 2016. Laporan Sub PPKBD Kabupaten/ Kota telah mencapai 98,58%%. Kabupaten/Kota yang tidak melaporkan seluruh Sub PPKBD yang ada adalah Bangka Selatan yang hanya melaporkan 108 dari 128 Sub PPKBD yang ada. Tabel 7 Persentase Laporan Sub PPKBD Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 212 212 100,00 203 203 100,00 128 108 84,38 150 150 100,00 190 190 100,00 185 185 100,00 345 345 100,00 JUMLAH 1.413 1.393 98,58 2.3 Cakupan Kelompok Kegiatan a. Kelompok BKB yang terdata ada sebanyak 445 kelompok, sedangkan kelompok BKB yang melapor sebanyak 434 kelompok atau sebesar 97,53%.Berikut rincian dari masing-masing kabupaten/kota : Tabel 8 Persentase Laporan BKB Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 62 62 100,00 47 47 100,00 14 14 100,00 107 107 100,00 61 58 95,08 40 32 80,00 114 114 100,00 JUMLAH 445 434 97,53 8

b. Kelompok BKR yang melapor sebanyak 246 kelompok dari 265 kelompok yang ada atau sebesar 92,83%. Kabupaten/ Kota yang laporannya belum mencapai 100% yaitu Bangka, Bangka Barat dan Belitung Timur. Tabel 9 Persentase Laporan BKR Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 20 11 55,00 21 21 100,00 10 10 100,00 63 63 100,00 14 12 85,71 14 6 42,86 123 123 100,00 JUMLAH 265 246 92,83 c. Kelompok BKL yang melapor sebanyak 275 kelompok dari 289 kelompok yang ada atau sebesar 95,16%. Berikut persentase Laporan BKL bulan Juni tahun 2016. Tabel 10 Persentase Laporan BKL Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 39 30 76,92 21 21 100,00 6 6 100,00 63 63 100,00 15 15 100,00 24 19 79,17 121 121 100,00 JUMLAH 289 275 95,16 d. Kelompok UPPKS yang melapor sebesar 94,83% dari 290 kelompok yang ada. Persentase dari tiap kabupaten/ kota dapat dilihat di Tabel 11. Tabel 11 Persentase Laporan UPPKS Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 32 25 78,13 69 69 100,00 12 12 100,00 66 66 100,00 29 29 100,00 31 23 74,19 51 51 100,00 JUMLAH 290 275 94,83 9

2.4 Cakupan Laporan Tempat Pelayanan KB Laporan Faskes KB Pemerintah yang masuk pada bulan Juni 2016 telah mencapai 100,00% dari 129 Faskes KB Pemerintah. Berikut adalah rincian dari setiap kabupaten/ kota : Tabel 12. Cakupan Faskes KB Pemerintah Kabupaten/ Kota Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 15 15 100,00 12 12 100,00 10 10 100,00 63 63 100,00 9 9 100,00 8 8 100,00 12 12 100,00 JUMLAH 129 129 100,00 Dari 11 Faskes KB Swasta yang ada, semua Faskes telah tercatat dalam laporan bulan Juni. Berikut data dari setiap kabupaten/ kota : Tabel 13. Cakupan Faskes KB Swasta Kabupaten/ Kota Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 0 0 0,00 2 2 100,00 0 0 0,00 0 0 0,00 0 0 0,00 0 0 0,00 9 9 100,00 JUMLAH 11 11 100,00 Faskes Jejaring Praktik Dokter yang telah tercakup dalam laporan bulan Juni sebesar 84,51% dari 71 Jejaring Praktik Dokter. Jejaring Praktek Dokter yang belum melapor 100% yaitu Bangka yang melaporkan 13 dari 15 Praktik Dokter dan Belitung Timur yang melaporkan 5 dari 14 Praktik Dokter yang ada. Tabel 14. Cakupan Faskes Jejaring Praktik Dokter Kabupaten/ Kota Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 15 13 86,67 8 8 100,00 0 0 0,00 9 9 100,00 25 25 100,00 14 5 35,71 0 0 0,00 JUMLAH 71 60 84,51 10

Pada Tabel 15 dapat dilihat dari 128 Faskes Jejaring Praktik Bidan yang ada, sebesar 83,59% diantaranya telah tercakup dalam laporan Juni 2016. Tabel 15. Cakupan Faskes Jejaring Praktik Bidan Kabupaten/ Kota Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 20 20 100,00 21 16 76,19 12 12 100,00 10 10 100,00 24 23 95,83 21 6 28,57 20 20 100,00 JUMLAH 128 107 83,59 Sedangkan untuk Faskes Jejaring Lainnya pada Tabel 16 sebanyak 134 dari 139 Faskes yang ada telah melapor hasil Pelayanan Kontrasepsi. Tabel 16. Cakupan Faskes Jejaring Lainnya Kabupaten/ Kota Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA ADA LAPOR % LAPOR 14 13 92,86 14 10 71,43 14 14 100,00 64 64 100,00 1 1 0,00 0 0 0,00 32 32 100,00 JUMLAH 139 134 96,40 11

BAB III PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA Evaluasi pelaksanaan program KKBPK perlu dilakukan untuk melihat perkembangan pencapaian program KKBPK selama kurun waktu tertentu. Pengukuran tingkat perkembangan dilakukan terhadap indikator atau variabel yang mempengaruhi perkembangan KKBPK, seperti jumlah peserta KB Baru (PB), Komplikasi dan Kegagalan, Peserta KB Aktif (PA) dan Umnet Need, pembentukan dan kesertaan Kelompok Ketahanan Keluarga serta Pusat Informasi dan Konseling bagi Remaja dan Mahasiswa (PIK-RM). 3.1 PESERTA KB BARU 3.1.1 Pencapaian Peserta KB Baru (PB) Pencapaian peserta KB Baru terhadap PPM Peserta KB Baru sampai dengan Juni 2016 masingmasing kontrasepsi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 17 Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi s.d Juni 2016 METODE PPM-PB PENCAPAIAN PB KONTRASEPSI TAHUN 2016 PB % THD PPM % THD JUMLAH PB 1. IUD 370 1.309 353,78 6,78 2. MOW 920 403 43,80 2,09 3. IMPLANT 7.050 2.105 29,86 10,90 4. SUNTIKAN 17.280 10.083 58,35 52,23 5. PIL 15.010 4.342 28,93 22,49 6. MOP 40 22 55,00 0,11 7. KONDOM 3.620 1.042 28,78 5,40 JUMLAH 44.290 19.306 43,59 100,00 MKJP 8.380 3.839 45,81 19,89 METODE KB PRIA 3.660 1.064 29,07 5,51 Pencapaian Peserta KB sampai dengan Juni 2016 dapat dilihat dari Tabel 17 yang menunjukkan bahwa Pencapaian Peserta KB Baru mencapai 43,59% dari PPM atau sebanyak 19.306 peserta. Untuk peserta KB MKJP adalah sebanyak 3.839 peserta atau 19,89% dari jumlah PB, sedangkan Peserta KB Pria dilaporkan sebanyak 5,51% dari jumlah Peserta KB Baru atau 1.064 peserta. 12

MOP; 0,11% KONDOM; 5,40% IUD; 6,78% MOW; 2,09% PIL; 22,49% IMPLANT; 10,90% SUNTIKAN; 52,23% Gambar 1. Kontribusi Metode Kontrasepsi terhadap Jumlah Peserta KB Baru Pada Gambar 1 dapat diketahui bahwa kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh Peserta KB Baru yaitu Suntikan sebanyak 52,23% dari jumlah Peserta KB Baru. Metode kontrasepsi terbanyak kedua yang digunakan yaitu Pil sebesar 22,49% dari jumlah Peserta KB Baru sampai dengan Juni 2016. Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan yaitu MOP dengan persentase sebesar 0,11% dari jumlah Peserta KB Baru. 400,00 350,00 353,78 300,00 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 43,80 29,86 58,35 28,93 55,00 28,78 0,00 IUD MOW IMPLANT SUNTIKAN PIL MOP KONDOM Gambar 2. Pencapaian Peserta KB Baru per Metode Kontrasepsi Terhadap PPM Pada Gambar 2 dapat terlihat bahwa IUD merupakan metode kontrasepsi dengan pencapaian PPM yang paling tinggi sampai dengan Juni 2016 yaitu telah mencapai 353,78% dari PPM. Pencapaian tertinggi kedua yaitu Suntikan dengan pencapaian sebesar 58,35% dari PPM. Metode Kontrasepsi yang pencapaiannya paling rendah yaitu Kondom yang baru mencapai 28,78% dari PPM. 13

70,00 65,67 60,00 50,00 49,62 54,46 47,82 40,00 34,19 38,92 36,63 30,00 20,00 10,00 0,00 BANGKA BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG Gambar 3. Pencapaian Peserta KB Baru Kabupaten/ Kota Juni 2016 terhadap PPM Gambar 3 menunjukkan Pencapaian Peserta KB Baru Kabupaten/ Kota sampai dengan Juni 2016. Pencapaian Peserta KB Baru Kabupaten/Kota yang paling tinggi adalah Belitung dengan pencapaian 65,67% dari PPM. Pencapaian tertinggi kedua yaitu Bangka Tengah dengan pencapaian 54,46% dari PPM. Sedangkan pencapaian Peserta KB Baru yang terendah yaitu di Bangka dengan pencapaian 34,19% dari PPM. Pencapaian Peserta KB Baru per mix kontrasepsi masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 7. Pada Tabel 2 di bawah dapat dilihat Pencapaian Peserta KB Baru dari masing-masing kabupaten/ kota : Tabel 18. Pencapaian Peserta KB Baru Terhadap PPM-Peserta KB Baru s.d Juni 2016 NO KABUPATEN/ KOTA SASARAN PPM- PESERTA KB BARU PESERTA KB BARU % THD PPM 13.397 4.581 34,19 2.508 1.647 65,67 5.881 2.918 49,62 6.677 3.636 54,46 5.910 2.826 47,82 2.860 1.113 38,92 7.057 2.585 36,63 JUMLAH 44.290 19.306 43,59 14

Berikut dijelaskan pencapaian masing-masing metode kontrasepsi terhadap PPM, yaitu : a. IUD Pencapaian Peserta KB Baru IUD terhadap PPM mencapai 353,78%. Pencapaian Peserta KB Baru IUD kabupaten/kota semuanya telah melebihi PPM dengan pencapaian tertinggi di Bangka Tengah sebesar 873,21% dari PPM. Tabel 19. Pencapaian Peserta KB Baru IUD Terhadap PPM s.d Juni 2016 NO KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) 112 226 201,79 21 75 357,14 49 57 116,33 56 489 873,21 49 114 232,65 24 48 200,00 59 300 508,47 370 1.309 353,78 b. Metode Operasi Wanita (MOW) Pencapaian Peserta KB Baru MOW mencapai 43,80% dari PPM sampai dengan bulan Juni tahun 2016. Pencapaian tertinggi yaitu di Pangkalpinang yang telah melebihi PPM sebesar 109,52% dari PPM. Pencapaian terendah yaitu di Bangka Selatan sebesar 10,57% dari PPM. Tabel 20. Pencapaian Peserta KB Baru MOW Terhadap PPM s.d Juni 2016 NO KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) 276 62 22,46 53 23 43,40 123 13 10,57 139 54 38,85 123 60 48,78 59 30 50,85 147 161 109,52 920 403 43,80 15

c. Implant Pencapaian Peserta KB Baru Implant mencapai 29,86% dari PPM. Pencapaian tertinggi yaitu di Bangka Barat yang mencapai 54,88% dari PPM dan yang terendah di Pangkalpinang yang baru mencapai 16,87% dari PPM. Tabel 21. Pencapaian Peserta KB Baru Implant Terhadap PPM s.d Juni 2016 NO KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) 2.132 377 17,68 400 162 40,50 937 336 35,86 1.064 381 35,81 942 517 54,88 449 142 31,63 1.126 190 16,87 7.050 2.105 29,86 d. Suntik Pencapaian Peserta KB Baru Suntik sudah mencapai 58,35% dari PPM. Pencapaian tertinggi yaitu Belitung sebesar 96,12% dari PPM. Pencapaian terendah yaitu di Bangka sebesar 48,97% dari PPM. Tabel 22. Pencapaian Peserta KB Baru Suntik Terhadap PPM s.d Juni 2016 NO KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) 5.234 2.563 48,97 979 941 96,12 2.296 1.610 70,12 2.606 1.545 59,29 2.307 1.225 53,10 1.099 806 73,34 2.759 1.393 50,49 17.280 10.083 58,35 16

e. Pil Pencapaian Peserta KB Baru Pil mencapai 28,93% dari PPM sampai dengan Juni 2016. Pencapaian tertinggi yaitu di Belitung yang mencapai 39,60% dari PPM. Pencapaian terendah yaitu Belitung Timur yang baru mencapai 8,14% dari PPM. Tabel 23. Pencapaian Peserta KB Baru Pil Terhadap PPM s.d Juni 2016 NO KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) 4.541 1.094 24,09 846 335 39,60 1.989 785 39,47 2.259 883 39,09 1.999 709 35,47 995 81 8,14 2.381 455 19,11 15.010 4.342 28,93 f. Metode Operasi Pria (MOP) Pencapaian Peserta KB Baru MOP terhadap PPM mencapai 55,00%. Pencapaian tertinggi yaitu di Bangka Tengah yang sudah melebihi PPM sebesar 142,86% PPM dan Belitung Timur yang sudah mencapai 100,00% PPM. Kabupaten/ Kota yang belum terdapat Peserta KB Baru MOP yaitu Belitung dan Bangka Selatan. Tabel 24. Pencapaian Peserta KB Baru MOP Terhadap PPM s.d Juni 2016 NO KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) 8 5 62,50 3 0 0,00 6 0 0,00 7 10 142,86 6 1 16,67 3 3 100,00 7 3 42,86 40 22 55,00 17

g. Kondom Pencapaian Peserta KB Baru Kondom terhadap PPM yaitu sebesar 28,78% dari PPM. Pencapaian tertinggi yaitu di Belitung sebesar 53,88% dari PPM dan terendah yaitu di Belitung Timur yang baru mencapai 1,30% dari PPM. Tabel 25. Pencapaian Peserta KB Baru Kondom Terhadap PPM s.d Juni 2016 NO KAB/KOTA PPM PENCAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5=4/3) 1094 254 23,22 206 111 53,88 481 117 24,32 546 274 50,18 484 200 41,32 231 3 1,30 578 83 14,36 3620 1042 28,78 3.1.2 Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I 12.000 10.000 10.083 8.000 6.000 4.000 2.000-1.309 205 100403 479 2.105 1.279 546 4.342 1.042 2 22 157 Jumlah PB KS dan KS I Jumlah PB seluruh tahapan KS Gambar 4. Jumlah Peserta KB Baru KPS dan KS I 18

Tabel 26 Peserta KB Baru KPS dan KS I Menurut Metode Kontrasepsi METODE KONTRASEPSI PENCAPAIAN PB KPS KS I JUNI 2016 % PB KPS & KS I PB % THD JUMLAH PB THD PB SELURUH KPS & KS I PB KPS & KS I SELURUH TAHAPAN KS TAHAPAN KS 1. IUD 205 7,41 1.309 15,66 2. MOW 100 3,61 403 24,81 3. IMPLANT 479 17,30 2.105 22,76 4. SUNTIKAN 1.279 46,21 10.083 12,68 5. PIL 546 19,73 4.342 12,57 6. MOP 2 0,07 22 9,09 7. KONDOM 157 5,67 1.042 15,07 JUMLAH 2.768 100,00 19.306 14,34 MKJP 786 28,40 3.839 20,47 METODE KB PRIA 159 5,74 1.064 14,94 Dari Gambar 4 dan Tabel 26 dapat dilihat perbandingan antara Peserta KB Baru seluruh tahapan keluarga dan Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I pada masing-masing metode kontrasepsi. Dari jumlah peserta KB baru sebanyak 19.306 PB, Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I sebesar 14,34% dari jumlah seluruh Peserta KB Baru atau sebanyak 2.768 Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Pada Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, dari jumlah Peserta KB Baru MKJP sebanyak 3.839 peserta, Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I MKJP berjumlah 786 peserta. MOP; 0,07% KONDOM; 5,67% IUD; 7,41% MOW; 3,61% PIL; 19,73% IMPLANT; 17,30% SUNTIKAN; 46,21% Gambar 5. Kontribusi Metode Kontrasepsi terhadap Jumlah Peserta KB Baru KPS dan KS I Jumlah Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I sampai dengan Juni 2016 berjumlah 2.768 peserta. Suntikan masih tetap mendominasi metode kontrasepsi yang digunakan peserta KB baru dari Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I yaitu sebanyak 46,21% dari jumlah Peserta KB Baru 19

Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Metode Kontrasepsi terbanyak ke-dua yang digunakan yaitu Pil yang digunakan sebanyak 19,73% dari Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang digunakan sebanyak 28,40% dari jumlah PB KPS dan KS I. Jumlah Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I per mix kontrasepsi masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 8. 3.1.3 Peserta KB Baru Menurut Jalur Pelayanan Program KB saat ini diarahkan kepada kemandirian masyarakat dalam memperoleh pelayanan kontrasepsi serta peningkatan fungsi sektor swasta dalam penyediaan pelayanan kontrasepsi, namun mayoritas peserta KB masih mendapatkan pelayanan KB dari jalur pemerintah. Sebanyak 45,74% Peserta KB Baru dilayani di Faskes KB Pemerintah atau sebanyak 8.830 peserta sampai dengan bulan Juni. Tempat pelayanan terbanyak kedua yang melayani Peserta KB Baru adalah Jejaring Lainnya yang telah melayani sebanyak 7.190 Peserta KB Baru atau sebesar 37,24% dari jumlah Peserta KB Baru. Sedangkan untuk Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I, sebanyak 82,15% Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I dilayani di Faskes KB Pemerintah atau sebanyak 2.274 peserta. Tempat pelayanan terbanyak kedua yang melayani Peserta KB Baru Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I adalah Jejaring Lainnya sebanyak 454 peserta KB. Tabel 27. Peserta KB Baru Berdasarkan Tempat Pelayanan s.d Juni 2016 TEMPAT PELAYANAN HASIL PELAYANAN PESERTA KB BARU HASIL PELAYANAN PESERTA KB BARU KPS DAN KS I PB % THD JUMLAH PB % THD JUMLAH SELURUH PB SELURUH KPS & PB PESERTA KPS & KS KBI TAHAPAN KS TAHAPAN KS KS I 1. FASKES KB PEMERINTAH 8.830 45,74 2.274 82,15 2. FASKES KB SWASTA 766 3,97 9 0,33 3. JEJARING PRAKTIK DOKTER 70 0,36 2 0,07 4. JEJARING PRAKTIK BIDAN 2.450 12,69 29 1,05 5. JEJARING LAINNYA 7.190 37,24 454 16,40 JUMLAH 19.306 100,00 2.768 100,00 20

3.1.4 Hasil Pelayanan Peserta KB Baru Pasca Persalinan Tabel 28. Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi s.d Juni 2016 METODE KONTRASEPSI PB % THD JUMLAH PASCA PERSALINAN PB PASCA PERSALINAN 1. IUD 295 3,81 2. MOW 146 1,89 3. IMPLANT 625 8,07 4. SUNTIKAN 4.717 60,93 5. PIL 1.709 22,07 6. MOP 1 0,01 7. KONDOM 249 3,22 JUMLAH 7.742 100,00 MKJP 1.067 13,78 METODE KB PRIA 250 3,23 KB Pasca Persalinan adalah pelayanan KB yang diberikan kepada pasien pasca persalinan sampai kurun waktu 42 hari setelah persalinan. Pada Tabel 28 dapat diketahui bahwa sampai dengan bulan Juni terdapat hasil Peserta KB Baru Pasca Persalinan Sebanyak 7.742 Peserta. Peserta KB Baru Pasca Persalinan paling banyak masih menggunakan suntikan yaitu sebesar 60,93% dari jumlah Peserta KB Baru Pasca Persalinan. Jenis Kontrasepsi terbanyak kedua yang paling banyak digunakan yaitu pil sebanyak 22,07% atau 1.709 peserta KB Baru. 3.1.5 Hasil Pelayanan Peserta KB Baru Pasca Keguguran Tabel 29. Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi s.d Juni 2016 METODE PB % THD JUMLAH KONTRASEPSI PASCA KEGUGURAN PB PASCA KEGUGURAN 1. IUD 11 4,51 2. MOW 3 1,23 3. IMPLANT 17 6,97 4. SUNTIKAN 147 60,25 5. PIL 44 18,03 6. MOP 0 0,00 7. KONDOM 22 9,02 JUMLAH 244 100,00 MKJP 31 12,70 METODE KB PRIA 22 9,02 KB Pasca Keguguran adalah pelayanan KB yang diberikan kepada pasien pasca keguguran sampai kurun waktu 42 hari setelah keguguran. Sampai dengan bulan Juni terdapat hasil Peserta KB Baru Pasca Keguguran Sebanyak 244 Peserta. Peserta KB Baru Pasca Keguguran paling banyak masih menggunakan suntikan yaitu sebesar 60,25% atau sebanyak 147 peserta KB Baru. Jenis Kontrasepsi terbanyak kedua yang paling banyak digunakan yaitu pil sebanyak 18,03% atau 44 peserta KB Baru. 21

Peserta KB Baru pasca keguguran yang menggunakan MKJP sebanyak 31 peserta dan Metode KB Pria sebanyak 22 peserta. Hasil Pelayanan Peserta KB Baru Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran per mix kontrasepsi masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 10. 3.2 HASIL PELAYANAN PESERTA KB LAMA (ULANGAN DAN GANTI CARA) 3.2.1 Pelayanan ganti Cara Kegiatan pelayanan ulang bagi peserta KB lama untuk ganti cara ke kontrasepsi lain sampai dengan bulan Juni sebanyak 7.565 peserta. Pada Tabel 30 dapat dilihat Peserta KB lama cenderung berganti ke metode kontrasepsi suntikan sebanyak 3.548 peserta atau sebesar 46,90% dari jumlah pelayanan ganti cara. Metode kontrasepsi terbanyak kedua yang dipilih oleh Peserta KB Ganti Cara yaitu Pil sebanyak 1.822 peserta atau sebesar 24,08% dari jumlah Peserta KB Ganti Cara. Jumlah Pelayanan Kontrasepsi Ganti Cara per mix kontrasepsi masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 14. Tabel 30. Peserta KB Ganti Cara s.d Juni 2016 METODE KONTRASEPSI PELAYANAN GANTI CARA JUMLAH GANTI CARA % 1. IUD 563 7,44 2. MOW 39 0,52 3. IMPLANT 1.450 19,17 4. SUNTIKAN 3.548 46,90 5. PIL 1.822 24,08 6. MOP 0 0 7. KONDOM 143 1,89 JUMLAH 7.565 100,00 Dilihat dari tempat pelayanan Peserta KB Ganti Cara pada tabel 31, tempat pelayanan yang paling banyak melayani KB ganti cara Jejaring Praktik Bidan sebanyak 3.630 peserta atau mencapai 47,98% dari jumlah seluruh pelayanan ganti cara. Tabel 31. Tempat Pelayanan Ganti Cara s.d Juni 2016 TEMPAT PELAYANAN PELAYANAN % GANTI CARA 1. FASKES KB PEMERINTAH 1.949 25,76 2. FASKES KB SWASTA 8 0,11 3. JEJARING PRAKTIK DOKTER 2 0,03 4. JEJARING PRAKTIK BIDAN 3.630 47,98 5. JEJARING LAINNYA 1.976 26,12 JUMLAH 7.565 100,00 22

3.2.2 Pelayanan Pemberian Kontrasepsi Ulang Jumlah Peserta KB lama yang melakukan kunjungan ulang dan diberi metode kontrasepsi sesuai dengan metode kontrasepsi yang dipakainya sampai dengan Juni 2016 ada sebanyak 179.664 peserta. Pada tabel 32 dapat diketahui Pemberian kontrasepsi ulang yang paling banyak dilakukan adalah masih pada metode kontrasepsi suntikan sebanyak 117.238 peserta atau mencapai 65,25% dari jumlah pemberian kontrasepsi ulang. Pemberian kontrasepsi ulang terbanyak kedua adalah pil sebanyak 57.879 peserta. Jumlah Pemberian Kontrasepsi Ulang per mix kontrasepsi masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 15. Tabel 32. Pemberian Kontrasepsi Ulang s.d Juni 2016 METODE KONTRASEPSI PEMBERIAN KONTRASEPSI ULANG ULANG JUMLAH ULANG % 1. IUD 146 0,08 2. IMPLANT 1.257 0,70 3. KONDOM 3.144 1,75 4. SUNTIKAN 117.238 65,25 5. PIL 57.879 32,22 JUMLAH 179.664 100,00 Tabel 33. Tempat Pelayanan Pemberian Kontrasepsi Ulang s.d Juni 2016 TEMPAT PELAYANAN PEMBERIAN % KONTRASEPSI ULANG 1. FASKES KB PEMERINTAH 65.144 36,26 2. FASKES KB SWASTA 8.644 4,81 3. JEJARING PRAKTIK DOKTER 356 0,20 4. JEJARING PRAKTIK BIDAN 29.129 16,21 5. JEJARING LAINNYA 76.391 42,52 JUMLAH 179.664 100,00 Dari tabel 33 di atas, pemberian kontrasepsi ulang terbanyak dilakukan di Jejaring Lainnya sebanyak 76.391 peserta atau sebesar 42,52%. Pemberian kontrasepsi ulang terbanyak kedua yaitu di Faskes KB Pemerintah sebanyak 65.144 peserta atau sebesar 36,26% dari jumlah pemberian kontrasepsi ulang. 3.3 PESERTA KB AKTIF Jumlah Peserta KB Aktif ( PA) pada bulan Juni 2016 sebanyak 228.749 peserta. Pada Gambar 6 terlihat persebaran Peserta KB Aktif terbanyak ada di Bangka Selatan yaitu sebesar 19,47% dari jumlah Peserta KB Aktif. Persebaran yang paling sedikit yaitu di Belitung Timur sebesar 9,80% dari jumlah Peserta KB Aktif. Persentase Peserta KB Aktif dibandingkan jumlah Pasangan Usia Subur atau Angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) provinsi sebesar 83,23%. Pada Gambar 7 dapat dilihat variasi CPR kabupaten/kota yaitu terendah di Pangkalpinang sebesar 78,35% dan tertinggi di Belitung sebesar 23

89,66%.Jumlah Peserta KB Aktif dan Pasangan Usia Subur per mix kontrasepsi masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 25. BANGKA BARAT; 14,83% PANGKAL PINANG; 11,82% BELITUNG TIMUR; 9,80% BANGKA; 16,29% BELITUNG; 15,70% BANGKA TENGAH; 12,08% BANGKA SELATAN; 19,47% Gambar 6. Persebaran Jumlah Peserta KB Aktif 90,00 88,00 89,66 88,22 86,00 84,00 82,00 80,00 78,76 79,41 82,39 84,69 78,35 78,00 76,00 74,00 72,00 BANGKA BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG Gambar 7. Angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) Gambar 8 menunjukkan persentase Peserta KB Aktif MKJP dibandingkan dengan jumlah Peserta KB Aktif. Persentase Peserta KB aktif yang menggunakan metode MKJP dari jumlah Peserta KB Aktif tertinggi ada di Bangka Selatan sebesar 25,36% dari jumlah seluruh peserta KB aktif. Persentase Peserta KB Aktif MKJP terendah ada di Bangka Barat sebesar 9,49% dari jumlah seluruh peserta KB aktif. 24

25,36 21,13 22,12 16,66 15,19 9,61 9,49 BANGKA BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG Gambar 8. Persentase Peserta KB Aktif MKJP 3.4 Unmet Need Upaya memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB juga menjangkau kelompok yang selama ini kebutuhannya belum terpenuhi, yaitu PUS yang sudah tidak ingin anak lagi dan atau masih ingin mempunyai anak tetapi ditunda dan tidak menggunakan salah satu metode kontrasepsi (unmet need). Jumlah PUS pada Juni 2016 berjumlah 274.836 pasangan,dengan jumlah PUS bukan Peserta KB berjumlah 46.087 pasangan terdiri dari 7.375 PUS yang Hamil, 12.899 PUS Ingin Anak Segera, 11.321 PUS Ingin Anak Ditunda dan 14.492 PUS Tidak Ingin Anak Lagi. Dari angka tersebut diperoleh tingkat unmet need provinsi adalah 9,39% ( 25.813 PUS). Rentang unmet need di kabupaten/ kota bervariasi dari 3,18% di Bangka Selatan hingga 17,72% di Bangka. Rincian Pasangan Usia Subur bukan Peserta KB masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 23. Tabel 34. Unmet Need INGIN ANAK DITUNDA TIDAK INGIN ANAK LAGI NO KABUPATEN/KOTA PUS UNMET NEED JUMLAH JUMLAH PENC. % 47.318 2.105 6.278 8.383 17,72 40.065 1.150 658 1.808 4,51 50.486 981 625 1.606 3,18 34.812 2.713 2.267 4.980 14,31 41.183 2.098 2.061 4.159 10,10 26.471 612 934 1.546 5,84 34.501 1.662 1.669 3.331 9,65 274.836 11.321 14.492 25.813 9,39 25

3.5 Kelompok Kegiatan Ketahanan Keluarga Upaya upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan ketahanan keluarga adalah melalui pembentukan dan penggerakkan kelompok-kelompok kegiatan seperti Bina Keluarga Balita dan Anak (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia dan Rentan (BKL). 1. Kelompok Bina Keluarga Balita dan Anak (BKB) Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita dan Anak (BKB) merupakan wadah kegiatan beranggotakan yang keluarga yang memiliki anak balita untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan atau anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak balita melalui rangsangan/ stimulasi baik secara fisik, mental, sosial emosional dan intelektualnya. Pada laporan Juni 2016 terdapat jumlah kelompok BKB sebanyak 445 kelompok namun yang terlapor berjumlah 434 kelompok. Kesertaan ber-kb dari anggota kelompok ketahanan keluarga menjadi bagian penting dalam program KKBPK. Anggota kelompok BKB berstatus PUS yang menjadi sasaran menjadi peserta KB sebanyak 16.416 keluarga dan yang menjadi peserta KB berjumlah 14.750 keluarga atau sebesar 89,85% dari target sasaran. Pada Gambar 9 dapat dilihat perbandingan dari Jumlah Anggota BKB yang berstatus PUS dan yang menjadi Peserta KB dari masing-masing kabupaten/kota. Data mengenai pembinaan kelompok BKB masingmasing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 16 dan17. 3.489 3.085 3.724 3.440 4.146 3.435 1.1361.089 1.1881.136 1.0701.031 1.663 1.534 BANGKA BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG ANGGOTA BKB STATUS PUS ANGGOTA BKB STATUS PUS BER-KB Gambar 9. Anggota BKB berstatus PUS yang menjadi Peserta KB Tabel 34. Pembinaan Kelompok BKB NO INDIKATOR JUMLAH 1 JUMLAH KELUARGA SASARAN BKB 34.453 2 JUMLAH KELUARGA MENJADI ANGGOTA BKB 20.678 3 ANGGOTA BKB BERSTATUS PUS 16.416 4 ANGGOTA BKB BERSTATUS PUS MENJADI PESERTA KB 14.750 26

2. Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah wadah kegiatan beranggotakan keluarga yang memiliki anak dan remaja untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan atau anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja melalui komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja. Anggota kelompok BKR berstatus PUS yang menjadi target sasaran menjadi peserta KB sebanyak 4.246 keluarga dan yang menjadi peserta KB berjumlah 3.632 keluarga atau sebesar 85,54% dari target sasaran. Pada Gambar 10 dapat dilihat perbandingan dari Jumlah Anggota BKR yang berstatus PUS dan yang menjadi Peserta KB dari masing-masing kabupaten/kota. Data mengenai pembinaan kelompok BKR masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 18 dan 19. 1.859 1.491 1.022 899 222 208 244 226 449 414 166 162 284 232 BANGKA BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG ANGGOTA BKR STATUS PUS ANGGOTA BKR STATUS PUS BER-KB Gambar 10. Anggota BKR berstatus PUS yang menjadi Peserta KB Tabel 35. Pembinaan Kelompok BKR NO INDIKATOR JUMLAH 1 JUMLAH KELUARGA SASARAN BKR 17.952 2 JUMLAH KELUARGA MENJADI ANGGOTA BKR 6.006 3 ANGGOTA BKR BERSTATUS PUS 4.246 4 ANGGOTA BKR BERSTATUS PUS MENJADI PESERTA KB 3.632 3. Bina Keluarga Lansia dan Rentan (BKL) Bina Keluarga Lansia dan Rentan (BKL) merupakan kelompok kegiatan untuk membina keluarga lansia dalam upaya meningkatkan kepedulian dan peran keluarga dalam mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Anggota kelompok BKL berstatus PUS yang menjadi target sasaran menjadi peserta KB sebanyak 2.737 PUS dan yang menjadi peserta KB berjumlah 2.388 peserta atau sebesar 87,25% dari jumlah PUS. Pada Gambar 11 dapat dilihat perbandingan dari Jumlah Anggota BKL 27

yang berstatus PUS dan yang menjadi Peserta KB dari masing-masing kabupaten/kota. Data mengenai pembinaan kelompok BKL masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di 20 dan 21. 767 635 825 711 310 237 286 278 155 144 172 161 222 222 BANGKA BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG ANGGOTA BKL STATUS PUS ANGGOTA BKL STATUS PUS BER-KB Gambar 11. Anggota BKL berstatus PUS yang menjadi Peserta KB Tabel 36. Pembinaan Kelompok BKL NO INDIKATOR JUMLAH 1 JUMLAH KELUARGA SASARAN BKL 12.199 2 JUMLAH KELUARGA MENJADI ANGGOTA BKL 5.961 3 ANGGOTA BKL BERSTATUS PUS 2.737 4 ANGGOTA BKL BERSTATUS PUS MENJADI PESERTA KB 2.388 3.6 Pusat Informasi dan Konseling Remaja / Mahasiswa Pusat Informasi dan Konseling Remaja / Mahasiswa adalah suatu wadah kegiatan program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja/ mahasiswa yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja/ mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja/ mahasiswa serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. Menurut klasifikasinya, PIK Remaja/ Mahasiswa dibentuk menjadi 3 tahapan kelompok yaitu PIK Remaja/ Mahasiswa Tumbuh, PIK Remaja/ Mahasiswa Tegak dan PIK Remaja/ Mahasiswa Tegar. Jumlah PIK Remaja pada laporan Juni 2016 sebanyak 279, dengan rincian 216 PIK Remaja tahap Tumbuh (77,42%), 39 PIK Remaja tahap Tegak (13,98%) dan 24 PIK Remaja tahap Tegar (8,60%). Dari 279 PIK Remaja yang ada, tercatat sebanyak 277 PIK Remaja yang melapor pada Juni 2016. Cakupan Laporan PIK Remaja masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat di Lampiran 2. 28

PIK-R TEGAR; 8,60% PIK-R TEGAK; 13,98% PIK-R TUMBUH; 77,42% Gambar 12. Persentase PIK Remaja tahap Tumbuh, Tegak dan Tegar 3.7 Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) adalah wadah kegiatan ekonomi yang beranggotakan keluarga, terutama keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera I (KS I), yang saling berinteraksi untuk melakukan kegiatan usaha ekonomi produktif dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga kecil bahagia sejahtera. Jumlah Anggota UPPKS yang berstatus PUS sebanyak 1.321 pasangan dan yang menjadi peserta KB ada sebanyak 1.213 PUS atau sebesar 91,82% dari jumlah PUS. Angka ini bervariasi dari paling rendah di Belitung Timur sebesar 79,80% dari PUS dan tertinggi ada di Belitung yang mencapai 98,42% dari jumlah PUS. Pada Gambar 13 dapat dilihat perbandingan dari Jumlah Anggota UPPKS yang berstatus PUS dan yang menjadi Peserta KB dari masing-masing kabupaten/kota. Data lebih lengkap dapat dilihat di Lampiran 22. 380 374 225 199 262 239 69 60 145 134 141 128 99 79 BANGKA BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR PANGKAL PINANG ANGGOTA UPPKS STATUS PUS ANGGOTA UPPKS STATUS PUS BER-KB Gambar 13. Anggota UPPKS berstatus PUS yang menjadi Peserta KB 29

3.8 Hasil Kegiatan Operasional Koordinasi Lapangan Salah satu kegiatan penting dalam kegiatan operasional di lapangan adalah dilakukannya Rapat Koordinasi Program KKBK di tingkat Kecamatan (Rakor KB Kecamatan) oleh Petugas KB Kecamatan, serta rapat Koordinasi tingkat Desa/Kelurahan (Rakor KB Desa/kelurahan) oleh Petugas KB Desa/Kelurahan (PLKB/PKB/Petugas KB Honorer) secara teratur setiap bulan. Laporan kegiatan Rakor Kecamatan dan Desa/kelurahan pada bulan Juni dapat di lihat pada gambar di bawah ini. TIDAK MELAKUKAN RAKOR KECAMATAN; 29,79% MELAKUKAN RAKOR KECAMATAN; 70,21% Gambar 13. Kegiatan Rakor Kecamatan TIDAK MELAKUKAN RAKOR DESA/KELURAHAN; 28,42% MELAKUKAN RAKOR DESA/KELUARAHA N; 71,58% Gambar 14. Kegiatan Rakor Desa/ Kelurahan Selain itu dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat akan adanya pelayanan KB di lapangan, dilakukan juga kegiatan Mobil Pelayanan KB (MUYAN KB), Tim KB Keliling (TKBK) yang bergerak dari kecamatan ke desa/ kelurahan, kabupaten/kota ke kecamatan, dam provinsi ke kabupaten/ kota. 30

Tabel 37 Frekuensi Mobil Pelayanan dan Tim KB keliling NO MUYAN/ TKBK JUMLAH YANG ADA JUMLAH YANG LAPOR % LAPOR 1 Muyan Prov.ke Kab/Kota Kabupaten/ Kota 0 0,00% 7 2 Muyan Kab. Ke Kecamatan Kecamatan 6 12,77 47 3 TKBK Kecamatan ke Desa/Kel Desa/Kelurahan 119 31,32% 380 Dari 47 kecamatan yang ada, Mobil Pelayanan KB baru bergerak ke 6 kecamatan selama bulan Juni 2016. Dari 380 desa/ kelurahan yang ada, TKBK Kecamatan sudah bergerak ke119 desa/ kelurahan. 31

IV. PENUTUP Laporan Umpan Balik Pengendalian Lapangan dan Pelayanan Kontrasepsi bulan Juni 2016 ini merupakan laporan yang disusun sebagai bahan evaluasi Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Laporan ini juga sebagai dasar perencanaan untuk bulan berikutnya dalam rangka mewujudkan BKKBN menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas. Berbagai permasalahan dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan program KKBPK terus menerus diupayakan penyelesaian dan arah kebijakan yang harus dirumuskan untuk tercapainya sasaran program yang telah ditentukan. 32

TABEL 1 CAKUPAN LAPORAN DATA WILAYAH DAN INSTITUSI KB DI LAPANGAN NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN DESA/ KELURAHAN PPLKB PLKB/PKB/PETUGAS KB DESA/KEL PPKBD SUB PPKBD KELOMPOK KB YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG % ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR 8 8 100,00 70 70 100,00 2 1 50,00 25 25 100,00 77 77 100,00 212 212 100,00 44 44 100,00 5 5 100,00 49 49 100,00 5 5 100,00 9 9 100,00 49 49 100,00 203 203 100,00 45 45 100,00 8 8 100,00 53 53 100,00 0 0 0,00 19 19 100,00 64 64 100,00 128 108 84,38 10 10 100,00 6 6 100,00 63 63 100,00 3 3 100,00 20 20 100,00 64 64 100,00 150 150 100,00 63 63 100,00 6 6 100,00 64 64 100,00 6 6 100,00 31 31 100,00 64 64 100,00 190 190 100,00 105 105 100,00 7 7 100,00 39 39 100,00 19 19 100,00 23 23 100,00 39 39 100,00 185 185 100,00 2 2 100,00 7 7 100,00 42 42 100,00 1 1 100,00 14 14 100,00 42 42 100,00 345 345 100,00 148 148 100,00 47 47 100,00 380 380 100,00 36 35 97,22 141 141 100,00 399 399 100,00 1.413 1.393 98,58 417 417 100,00

TABEL 2 CAKUPAN LAPORAN PIK REMAJA NO KABUPATEN/KOTA PIK REMAJA TUMBUH PIK REMAJA TEGAK PIK REMAJA TEGAR TOTAL PIK REMAJA YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG % YANG YANG % ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR ADA LAPOR 16 16 100,00 5 5 100,00 4 4 100,00 25 25 100,00 14 14 100,00 4 4 100,00 7 7 100,00 25 25 100,00 15 15 100,00 3 3 100,00 2 2 100,00 20 20 100,00 80 80 100,00 15 15 100,00 4 4 100,00 99 99 100,00 10 10 100,00 6 6 100,00 2 2 100,00 18 18 100,00 13 11 84,62 1 1 100,00 3 3 100,00 17 15 88,24 68 68 100,00 5 5 100,00 2 2 100,00 75 75 100,00 216 214 99,07 39 39 100,00 24 24 100,00 279 277 99,28