BAB I PENDAHULUAN. dari pembelajaran. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Secara khusus,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mereka mampu berpikir luas untuk mendapatkan apa yang setiap orang

EduSains Volume 3 Nomor 2; 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum yang terdapat

BAB I. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB V PENUTUP. pembelajaran learning cycle sebesar 50,12 dan N-gain sebesar 0,44 dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. 1 Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian meliputi: (1) Pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. saing dalam menghadapi zaman perubahan yang serba instan. 1 Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. terampil dalam menyampaikan materi bidang tersebut kepada siswa.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari IPA adalah fisika yang merupakan cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek

BAB I PENDAHULUAN. menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka pengelolaan pembelajaran, motivasi siswa,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB I PENDAHULUAN. dan model pembelajaran yang interaktif dan melibatkan keaktifan siswa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. guru agar belajar lebih terarah dalam mencapai tujuan belajar. Guru memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses perkembangan dan penyesuaian seseorang. dengan lingkungan masyarakat dan kebudayaan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang sangat penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Meriana dengan hasil penelitian

OLEH DESRIYANTI A1C309009

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. 2

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an surah Al-Mujadalah ayat 11 yang. Al-Qur an surah Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi: 4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang pengajaran, dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar. pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya dengan jalan membina potensi potensi yang ada, yaitu rohani

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pendididkan adalah hal yang memang seharusnya terjadi

I. PENDAHULUAN. penyampaian informasi (transfer of knowledge) dari guru ke siswa. Padahal

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SIKLUS (LEARNING CYCLE) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 1 KINALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk itu perlu di lakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cara kerja yang inovatif, keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia,

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA 1435 H/2014 M

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan siswa yang berkualitas. Siswa yang berkualitas adalah siswa

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

Metode Praktikum Untuk Melatih Kemampuan Psikomotorik Siswa Pada Materi Tekanan Dan Getaran Di Kelas Viii Smp N 1 Kayuagung. Murniati, Eka Noviyanti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mahluk hidup pada siswa kelas VII-1 SMPN-2 Pangkalan Banteng, penggunaan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data hasil belajar di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DENGAN ALAT- ALAT SEDERHANA FISIKA UNTUK MENINGKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS SISWA

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu peristiwa yang diamati yang kemudian diuji kebenarannya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sains mempunyai tujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum sebagaimana termaktub dalam taksonomi bloom bahwa diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan apresiasi. 2 Proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan. Selama ini proses belajar mengajar fisika hanya menghafalkan fakta, prinsip atau teori saja. Untuk itu perlu dikembangkan suatu model pembelajaran IPA yang melibatkan siswa secara aktif dalam 1 Uus Toharudi dkk, Membangun Literasi Sains Peserta Didik, Bandung: humaniora, 201, h.6. 2 Trianto, Model pembelajaran terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h.142. 1

2 kegiatan pembelajaran untuk menemukan atau menerapkan sendiri ideidenya. 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat beberapa mata pelajaran yang diantaranya yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang didalamnya termasuk mata pelajaran fisika. Dari hasil wawancara dengan salah satu guru IPA yang mengajar mata pelajaran fisika di kelas VIII tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah SMPN 1 Palangka Raya mengatakan bahwa 45% nilai ulangan harian IPA masih dibawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 71. Beliau mengatakan bahwa model pembelajaran yang diterapkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah dan model pembelajaran learning cycle belum pernah diterapkan pada saat proses belajar mengajar dilaksanakan. Sehingga siswa cenderung mendengarkan ceramah dari guru dan hanya sedikit yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Selain itu hasil wawancara dengan beberapa siswa, siswa menganggap fisika itu sulit. Siswa kesusahan dalam memahami konsep dan mengerjakan soalsoal latihan. Hal ini membuat beberapa siswa kurang memiliki motivasi belajar fisika. 4 Model-model pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kriteria siswa yang dihadapi. Selain itu, kesungguhan guru sangat dibutuhkan dan juga dituntut adanya kreativitas sumber-sumber pembelajaran yang ada dan 3 Ibid., h.143. 4 Hasil wawancara dengan guru dan siswa di SMPN 1 Palangkaraya (27 November 2013)

3 memanfaatkan secara professional. 5 Pengajar diharapkan dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Model pembelajaran learning cycle mengharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari. Pada waktu akan melakukan eksperimen terhadap suatu permasalahan, guru tidak memberi petunjuk langkah langkah yang harus dilakukan siswa, tetapi guru mengajukan pertanyaan penuntun tentang apa yang akan dilakukan siswa, alasan siswa merencanakan atau memutuskan perlakuan. Dengan demikian, kemampuan analisis, evaluatif, dan argumentasi siswa yang juga disebut keterampilan proses sains akan meningkat secara signifikan. 6 Keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam proses interaksi edukatif. Keterampilan proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak didik menyadari, memahami dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai anak didik. 7 Dengan melakukan berbagai macam keterampilan pada saat melakukan eksperimen, siswa menjadi berperan aktif pada saat proses belajar mengajar. 5 Muhtar dan Yamin, Metode Pembelajaran yang Berhasil, Jakarta: PT. Nimas Multima, 2005, h.2. 6 Ibid., h.173 7 Syaiful Bahri, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000, h.88.

4 Sehingga diharapkan motivasi siswa pada mata pelajaran fisika menjadi meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi siswa adalah dengan melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan. Guru mengoptimalkan pemanfa atan media dalam upaya membelajarkan pembelajar juga menjadi faktor yang mempengaruhi motivasi. 8 Dengan demikian, perlu adanya upaya dari pendidik untuk memilih materi pelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran. Siswa diharapkan dapat tertarik dengan materi pelajaran yang diajarkan. Cahaya adalah salah satu materi pelajaran fisika di kelas VIII SMP/MTs pada semester genap. Pada materi cahaya diperlukan pemahaman dan penguasaan konsep oleh siswa, sehingga siswa diharapkan dapat berperan aktif dan tidak sekedar menghafal konsep. Materi cahaya ini akan dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran dan pembahasannya sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi pada materi cahaya yaitu memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi seharihari. Selanjutnya kompetensi dasar pada materi cahaya yaitu menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Adapun indikator pada materi cahaya yaitu merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya, menjelaskan hukum pemantulan yang diperoleh berdasarkan percobaan, mendeskripsikan 8 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:Pt Grafindo Persada, 2000, h.55

5 proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung serta mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung. 9 Kompetensi dasar dan indikator pada materi pokok cahaya terfokus pada kegiatan penyelidikan. Hal ini menggambarkan bahwa materi pokok cahaya sangat erat hubungannya dengan model learning cycle karena terdapat tahap eksplorasi yang menuntut siswa untuk berperan aktif untuk melakukan kegiatan penyelidikan. Pemilihan model pembelajaran learning cycle merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar dalam bidang studi fisika dengan cara yang tepat untuk memotivasi siswa dan mengembangkan kreativitas serta sikap inovatif dari pendidiknya agar siswa mau belajar dan membuat siswa aktif dalam proses belajar untuk berubah kearah yang lebih baik. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini akan mengangkat judul mengenai Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap Motivasi dan Keterampilan Proses Sains Pada Materi Pokok Cahaya Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 1 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014. 9 BSNP, Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dibuatlah perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014? 2. Bagaimanakah motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014? 3. Bagaimanakah keterampilan proses sains dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014? 4. Bagaimanakah hasil belajar kognitif dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014? 5. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap hasil belajar kognitif menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014? 6. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan proses sains terhadap hasil belajar kognitif menggunakan model pembelajaran

7 learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014? 7. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap keterampilan proses sains menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014? 8. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan keterampilan proses sains secara bersama-sama terhadap hasil belajar kognitif menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014. 2. Motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014. 3. Keterampilan proses sains dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014.

8 4. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014. 5. Terdapat tidaknya hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap hasil belajar kognitif menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014. 6. Terdapat tidaknya hubungan yang signifikan antara keterampilan proses sains terhadap hasil belajar kognitif menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII Semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014. 7. Terdapat tidaknya hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap keterampilan proses sains menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014. 8. Terdapat tidaknya hubungan yang signifikan antara motivasi dan keterampilan proses sains secara bersama-sama terhadap hasil belajar kognitif menggunakan model pembelajaran learning cycle pada materi pokok cahaya siswa VIII Semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014.

9 D. Batasan Masalah Ruang lingkup dalam pembahasan harus jelas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah learning cycle. 2. Motivasi yang digunakan adalah berasal dari dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang mempunyai indikator sebagai berikut: adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan, adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, adanya harapan dan cita-cita, adanya penghargaan dan penghormatan atas dirinya, adanya lingkungan yang baik, dan adanya kegiatan yang menarik. 3. Keterampilan proses sains yang digunakan adalah keterampilan proses sains tingkat dasar (basic skill) terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. 4. Hasil belajar siswa hanya pada ranah kognitif. 5. Materi pelajaran fisika kelas VIII Semester II hanya pada materi pokok cahaya. 6. Peneliti sebagai pengajar 7. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII semester II SMPN 1 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014.

10 E. Manfaat penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis tentang model pembelajaran learning cycle yang dapat digunakan nantinya dalam mengajar. 2. Untuk mengetahui keberhasilan dari penerapan model pembelajaran learning cycle dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa, semangat dan minat belajar siswa. 3. Sebagai masukan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut. 4. Sebagai bahan informasi bagi guru, khususnya guru fisika untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok cahaya. F. Hipotesis Hipotesis penelitian ini untuk rumusan 5, 6,7 dan 8 yaitu : 1. Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap hasil belajar kognitif siswa. ( Ho : = 0 ) Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap hasil belajar kognitif siswa. ( Ha : 0 ) 2. Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan proses sains terhadap hasil belajar kognitif siswa. ( Ho : = 0 ) Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan proses sains terhadap hasil belajar kognitif siswa. ( Ha : 0 )

11 3. Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap keterampilan proses sains siswa. ( Ho : = 0 ) Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap keterampilan proses sains siswa. ( Ha : 0 ) 4. Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan keterampilan proses sains secara bersama-sama terhadap terhadap hasil belajar kognitif siswa. ( Ho : = 0 ) Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan keterampilan proses sains secara bersama-sama terhadap hasil belajar kognitif siswa. ( Ha : 0 ) G. Definisi Konsep Untuk menghindari kerancuan dan mempermudah pembahasan tentang beberapa definisi konsep dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan sebagai berikut: 1. Penerapan Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. 10 2. Model Pembelajaran Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman 10 Tim Redaksi, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, Jakarta : Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011, h.400

12 belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. 11 3. Learning Cycle Learning cycle salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Model pembelajaran siklus (Learning cycle) pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study/SCIS. 12 4. Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. 13 5. Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses adalah keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya. 14 11 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010, h.146. 12 Made Wena, Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta:Bumi Aksara, 2011, h.170 13 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 1998, h.60. 14 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h.144.

13 6. Cahaya Secara teori cahaya dianggap sebagai sesuatu yang memancar dari mata. Tokoh yang paling berpengaruh dalam teori partikel cahaya adalah newton. 15 H. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian: 1. Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, hipotesis, definisi konsep dan sistematika penulisan. 2. Bab kedua merupakan kajian pustaka yang terdiri dari penelitian sebelumya, deskripsi teoritik, model pembelajaran, dan pokok bahasan. 3. Bab ketiga merupakan metode penelitian yang berisikan pendekatan dan jenis penelitian serta wilayah atau tempat penelitian ini dilaksanakan. Selain itu di bab tiga ini juga dipaparkan mengenai tahapan-tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan keabsahan data. 4. Bab keempat merupakan berisi hasil penelitian dan pembahasan berupa dari data-data dalam penelitian dan pembahasan dari data-data yang diperoleh. 5. Bab kelima terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang masalah dan saran berisi tentang pelaksanaan penelitian selanjutnya. Daftar Pustaka: Berisi literatur-literatur yang digunakan dalam penulisan Skripsi. 15 Tipler, Fisika untuk Sains dan teknik Jilid 2, Jakarta:Erlangga, 1996, h.434

14