HUBUNGAN PERILAKU DIET DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II (Di Desa Jogomerto Kecamatan Tanjung Anom)

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN KLIEN DIABETES MILITUS DALAM MENJALANKAN PROGRAM TERAPI DM

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

Siti Uswatun Chasanah 1, Anida 2, Desi Susana 3 ABSTRACT

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, kepatuhan, diet DM.

PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DI RS GATOEL MOJOKERTO

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KELUARGA DALAM PENATALAKSANAAN DIET DIABETES MELLITUS DI RUMAH Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

Manuscript. Oleh. Teguh Anggoro G2A

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN SELF-CARE PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

JURNAL JURUSAN KEPERAWATAN, Volume, Nomor Tahun 2016, Halaman 1-8 Online di :

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS. Nasrul Hadi Purwanto, S.Kep.

PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

Kesehatan (Depkes, 2014) mendefinisikan diabetes mellitus sebagai penyakit. cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, dan

Keywords : Obedience of control, The level of blood sugar, Diabetes mellitus.

HUBUNGAN KOPING KELUARGA DENGAN TINGKAT KETAATAN DIET PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS I DENPASAR BARAT

UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2.

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

Kedokteran Universitas Lampung

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETERATURAN KONTROL KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH PUSKESMAS BENDOSARI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh

Olahraga dengan Kadar Gula Darah

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

Hubungan Lama Sakit Diabetes Melitus dengan Pengetahuan Perawatan Kaki pada Pasien Diabetes Melitus Non Ulkus. (Studi Awal)

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN TENTANG KOMPLIKASI AKUT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

Efektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia (Krisnantuni, 2008). Diabetes melitus merupakan

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI DIABETES MELITUS CLUB KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA JAWA TENGAH

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

Volume 2, September

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Motivasi, Dukungan Keluarga, Diabetes mellitus

EFFECT OF USE OF DIET DIARY TO BLOOD GLUCOSE LEVEL OF PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS (DM) TYPE 2 AT BERBAH HEALTH CENTER DISTRICT OF SLEMAN

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi klinis gangguan metabolisme

Transkripsi:

HUBUNGAN PERILAKU DIET DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II (Di Desa Jogomerto Kecamatan Tanjung Anom) Henny Purwandari, Moch Khamim Setyobudi STIKes Satria Bhakti Nganjuk henny.sbn18@gmail.com ABSTRACT Background Type II diabetes mellitus is a chronic disease that is not curable but it is very potential to be prevented and controlled through diet. The bad behavior of diet resulted in blood sugar levels remain high and facilitate the emergence of bernagai complications. The purpose of this study was to determine the relationship of diet behavior with blood sugar levels in patients with diabetes mellitus type II Jogomerto In the village district of Tanjung Anom. Methods This study research design correlation with retrospective approach, which was held on 12 May 215. The population was all patients with diabetes mellitus type II Jogomerto In the village district of Tanjung Anom number of 18 respondents by total sampling. Variable independent research that dietary behavior, while the dependent variable of research that blood sugar levels. Data were analyzed with statistical test Spearman Rank by SPSS 2 For Windows with α =.5. Result Results of this study show quite as much as the behavior of 14 respondents (77.8%) and poor blood sugar levels as much as 13 respondents (72.2%). Statistical test results obtained using Spearman rank ρ value =.18 α =.5 means Ha accepted that there is a relationship between dietary behavior with blood sugar levels of people with diabetes mellitus type II in the village of the district of Tanjung Anom Jogomerto. With the value of r =.562 or level of relationship is. Conclusion The food we eat will affect blood sugar levels in the body, so the uncontrolled behavior of food consumption or poor diet behavior will result in high blood sugar levels and facilitate the emergence of a variety of complications. Keyword : Behavior diet, blood sugar levels, diabetes mellitus type II Pendahuluan Diabetes melitus tipe II merupakan penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan tetapi sangat potensial untuk dapat dicegah dan dikendalikan melalui diet. Pada penderita diabetes melitus diet berfungsi mempertahankan berat badan normal, menurunkan tekanan darah, menurunkan glukosa darah, memperbaiki profil lipid, meningkatkan sensitivitas insulin dan memperbaiki sistem koagulasi darah (Dewi, 213). Buruknya perilaku diet mengakibatkan kadar gula darah tetap tinggi dan memudahkan timbulnya berbagai komplikasi (Hasdianah, 212). 11

Prevalensi diabetes melitus di dunia mengalami peningkatan yang sangat besar. International Diabetes Federation (IDF) mencatat sekitar 366 juta orang di seluruh dunia, atau 8.3% dari orang dewasa, diperkirakan memiliki diabetes melitus pada tahun 211. Jika tren ini berlanjut, pada tahun 23 diperkirakan dapat mencapai 552 juta orang, atau 1 dari 1 orang dewasa akan terkena diabetes melitus. Saat ini Indonesia menempati urutan ke-1 jumlah penderita diabetes melitus terbanyak di dunia dengan jumlah 7,3 juta (,11%) orang dan jika tren ini berlanjut diperkirakan pada tahun 23 dapat mencapai 11.8 juta orang (Dewi, 213). Selain itu diabetes melitus menduduki peringkat ke enam penyebab kematian terbesar di Indonesia (The centers for disease control and prevention, 212). Di Jawa Timur sendiri angka kejadian penderita diabetes melitus sebanyak 92.54 (,3%) orang ( Mudjib, 212). Menurut data dari Dinas Kesehatan Nganjuk tahun 213 jumlah penderita diabetes melitus dari seluruh puskesmas kecamatan di Nganjuk sebanyak 8.882 (,2%) penderita. Dari data tersebut yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk menunjukkan bahwa Puskesmas Tanjunganom menduduki peringkat pertama penderita Diabetes Melitus dengan angka kejadian sebanyak 2.935 (,28%) penderita. Peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Jogomerto dengan angka kejadian sebanyak 18 penderita di desa tersebut. Berdasarkan fakta yang dilakukan peneliti dengan studi pendahuluan pada 27 November 214 diketahui dari 5 orang (23,83%) penderita diabetes melitus belum melakukan diet. Kadar gula darah pada 4 penderita adalah > 2 mg/dl dengan pengetahuan baik, sikap kurang merespon diet, dan tindakan tidak melakukan diet. Kadar gula darah pada 1 penderita adalah > 2 mg/dl dengan pengetahuan kurang, sikap merespon kadar gula darah, dan tindakan melakukan diet. Ada beberapa faktor yang mempegaruhi perilaku diet diabetes melitus antara lain pengetahun, sikap dan tindakan. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 23). Banyak hal yang menyebabkan terjadinya komplikasi pada penderita diabetes melitus diantaranya minum obat yang tidak teratur, tidak pernah melakukan exercise dan tak kalah pentingnya tidak patuhnya penderita terhadap diet yang ditetapkan (Hans Tandra, 28). Perilaku akan diet merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan mengingat efek yang timbul / komplikasi yang dapat terjadi jika diet yang tidak patuh tersebut (Hans Tandra 28). Untuk meningkatkan perilaku diet penderita diabetes melitus, penderita perlu diberikan suatu arahan dan dukungan dari pihak keluarga mengenai diet khusus diabetes. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk untuk mengambil judul 12

Hubungan Perilaku Diet dengan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Desa Jogomerto Kecamatan Tanjung Anom Metode Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi, yaitu suatu penelitian yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan pendekatan retrospektif. Dengan kata lain, efek status kesehatan di identifikasi saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi ada atau terjadinya pada waktu yang lalu (Nursalam, 213). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Desa Jogomerto, Kecamatan Tanjung Anom sejumlah 18 orang dengan cara total sampling. Variabel independent dalam penelitian ini adalah Perilaku dengan kuesioner. Sedangkan variabel dependent dalam penelitian ini adalah Kadar gula darah dengan pemeriksaan. Pengolahan data dan analisa data editing, coding, scoring, tabulating, uji Wilcoxon, dengan signifikasi α =,5 dengan menggunakan SPSS 2 For Windows. Hasil Penelitian A. Karakteristik Responden Data Demografi F % Umur responden 3 35 Tahun 36 4 Tahun 41 5 Tahun 5 6 Tahun > 6 Tahun 2 5 5 6 11 28 28 33 Jenis Kelamin Laki laki Perempuan 2 16 11 89 Pendidikan Tidak tamat SD SD SMP SMA 1 6 4 3 6 33 22 17 13

Perguruan Tinggi 4 22 Pekerjaan Pegawai Negeri Wiraswasta Petani Karyawan swasta Tidak bekerja 5 4 3 6 28 22 17 33 Pernah/ tidak pernah mendapat informasi Tidak pernah Pernah 18 1 Sumber informasi Televisi Koran Radio Penyuluhan bidan desa Penyuluhan tenaga kesehatan 4 14 22 78 Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa dari 18 responden hampir setengahnya 6 responden (33%) berumur > 61 tahun. Diketahui dari 18 responden hampir seluruhnya 16 responden (89%) berjenis kelamin perempuan. Diketahui dari 18 responden hampir setengahnya 6 responden (33%) berpendidikan SD. Diketahui dari 18 responden hampir setengahnya 6 responden (33%) tidak bekerja. Diketahui dari 18 responden seluruhnya yaitu 18 responden (1%) pernah mendapat informasi tentang diet diabetes melitus. Diketahui dari 18 responden hampir seluruhnya yaitu 14 responden (78%) mendapat sumber informasi dari penyuluhan tenaga kesehatan. 14

B. Perilaku Diet penderita Diabetes Melitus Tipe II di Desa Jogomerto Kecamatan Tanjung Anom Kategori pengetahuan F % Baik 2 11,1 Cukup 14 77,8 Kurang 2 11,1 Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 18 responden hampir seluruhnya yaitu 14 responden (77,8%) memiliki perilaku cukup. C. Gula darah acak pada penderita Diabetes Melitus Tipe II di Desa Jogomerto Kecamatan Tanjung Anom Kategori pengetahuan F % Baik 4 22,2 Sedang 1 5,6 Buruk 13 72,2 Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 18 responden hampir seluruhnya yaitu 13 responden (72,2%) memiliki kadar gula darah buruk. Pembahasan A. Perilaku diet pada penderita diabetes melitus tipe II di Desa Jogomerto Kecamatan Tanjung Anom Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 18 responden hampir seluruhnya yaitu 14 responden (77,8%) memiliki perilaku cukup. Dari 14 responden (77,8%) yang memiliki perilaku cukup, sebagian besar yaitu sebanyak 12 responden (66,7%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan uji statistik coefisien contingensi didapatkan nilai jenis kelamin ρ value =,725 sehingga Ha ditolak dan Ho diterima yaitu tidak ada hubungan jenis kelamin dengan perilaku diet pada penderita diabetes melitus tipe II di Desa Jogomerto Kecamatan Tanjung Anom. Menurut Notoadmojo 25, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas makluk hidup yang bersangkutan baik aktifitas yang dapat di amati orang lain seperti berjalan, dan bernyanyi, maupun aktifitas yang tidak dapat diamati oleh orang lain seperti berfikir, dan berfantasi. Faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri seseorang yang bersangkutan. Faktor yang mempengaruhi seperti perhatian, motivasi, persepsi, intelegensi, 15

fantasi, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri seseorang tersebut meliputi factor lingkungan, baik lingkungan fisik, lingkungan non fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Penatalaksanaan diabetes melitus menurut konsensus pengendalian dan pencegahan diabetes melitus tipe II di Indonesia tahun 211 yaitu mulai drai edukasi yang berhubungan dengan gaya hidup seseorang, terapi nutrisi medis atau diet yang perlu dilakukan, latihan jasmani, dan terapi farmakologis. Menurut Jokoprawiro 211, diet merupakan terapi utama yang dapat menekankan munculnya manifestasi akut dan kronik diabetes melitus. Bastable Susan B 22, berpendapat perempuan cenderung lebih banyak mencari perawatan kesehatan dari pada laki laki. Menurut perkiraan, salah satu penyebab mengapa perempuan lebih banyak berhubungan dengan sistem perawatan kesehatan adalah karena mereka cenderung menjadi pengurus utama kesehatan anak anak mereka. Sedangkan laki laki cenderung tidak bergantung pada perawatan dari penyelenggara jasa kesehatan dibanding perempuan adalah karena harapan masyarakat tentang peran yang dipikul kaum laki laki, yaitu laki laki itu harus lebih kuat. Laki laki mempunyai kecenderungan untuk mengambil resiko dan menganggap dirinya lebih independen. Berdasarkan teori diatas dapat ada disimpulkan penatalaksanaan diabetes melitus tipe II ada banyak yaitu edukasi, terapi nutrisi medis atau diet, latihan jasmani, dan terapi farmakologis. Akan tetapi diet merupakan terapi utama pada penderita diabetes melitus. Perilaku diet yang baik salah satunya dipengaruhi oleh jenis kelamin, karena jenis kelamin seseorang akan mempengaruhi perilakunya dalam mencari perawatan kesehatan atau dalam hal ini diet diabetes melitus. Dan dalam hal ini perempuan cenderung mencari perawatan kesehatan dibandingkan laki laki yang cenderung tidak bergantung pada perwatan kesehatan. B. Kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe II di Desa Jogomerto Kecamatan Tanjung Anom Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 18 responden hampir seluruhnya yaitu 13 responden (72,2%) memiliki kadar gula darah buruk. Dari 13 responden (72,2%) memiliki kadar gula darah buruk, hampir seluruhnya yaitu 13 responden (72,2%) pernah mendapat informasi mengenai diet diabetes melitus. Menurut Notoadmojo 21, dengan memberikan informasi tentang cara mencapai hidup sehat akan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selanjutnya dengan pengetahuan akan menumbuhkan kesadaran dan pada akhirnya akan menyebabkan obang berperilaku 16

sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Notoadmojo 23, berpendapat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang dalam meningkatkan kualitas kesehatan adalah terjangkaunya informasi yaitu tersediannya informasi informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh seseorang. Tuaeni 29, berpendapat bahwa pada penderita diabetes melitus, dengan adanya kemudahan untuk memperoleh informasi mengenai pengendalian kadar gula darah dapat memfasilitasi terjadinya perilaku untuk melakukan pengendalian kadar gula darah mereka. Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa dengan pernah mendapat informasi dari lembaga organisasi, tenaga kesehatan atau lembaga kesehatan akan meningkatkan perilaku kesehatan seseorang. Informasi yang diperoleh seseorang akan meningkatkan pengetahuan orang tersebut, dan hal ini akan mempengaruhi suatu perilaku dalam pengendalian kadar gula darah. C. Hubungan perilaku diet dengan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe II di Desa Jogomerto Kecamatan Tanjung Anom Berdasarkan hasil tabulasi silang antara perilaku diet dengan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe II di desa jogomerto kecamatan tanjung anom menunjukkan perilaku cukup sebanyak 14 responden (77,8%) dan kadar gula darah buruk sebanyak 13 responden (72,2%). Hasil uji statistik menggunakan spearman rank dengan α =,5 didapatkan ρ value =,18 α =,5 artinya Ha diterima dan Ho ditolak atau ada hubungan antara perilaku diet dengan kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe II di Desa Jogomerto Kecamatan Tanjung Anom. Dengan nilai r =,562 atau tingkat hubungan sedang. Notoadmojo 25, berpendapat perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas makluk hidup yang bersangkutan baik aktifitas yang dapat diamati orang lain maupun aktifitas yang tidak dapat diamati oleh orang lain. Notoadmojo 23, mengemukakan faktor yang mempengaruhi perilaku antara lain faktor internal : seperti perhatian, motivasi, persepsi, itelegensi dan faktor eksternal : seperti faktor lingkungan, sosial budaya, ekonomi, serta politik. Menurut Blumm dalam jurnal sugiarti 214, derajat kesehatan (sehat-sakit) seseorang sangat dipengaruhi oleh empat hal, yaitu lingkungan, kelengkapan fasilitas kesehatan, perilaku dan genetika. Dari keempat faktor tersebut, perilaku merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Menurut Rachmawati 21, berpendapat kadar glukosa darah merupakan tingkat konnsentrasi gula dalam darah yang dinyatakan dalam mg/dl. PERKENI 211, mengemukakan diagnosis diabetes melitus ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah guna penentuan diagnosis diabetes melitus. 17

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku sangat mempengaruhi kesehatan seseorang. Derajat kesehatan (sehat-sakit) seseorang sangat dipengaruhi oleh empat hal, yaitu lingkungan, kelengkapan fasilitas kesehatan, perilaku dan genetika. Dan dari keempat faktor tersebut, perilaku merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Tidak terkontrolnya perilaku konsumsi makanan atau buruknya perilaku diet akan mengakibatkan kadar gula darah tetap tinggi dan memudahkan timbulnya berbagai komplikasi. Kesimpulan dan Saran Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 18 hampir seluruhnya yaitu 14 responden (77,8%) memiliki perilaku cukup. Hampir seluruhnya yaitu 13 responden (72,2%) memiliki kadar gula darah buruk. Dan ada hubungan perilaku diet dengan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe II di Desa Jogomerto Kecamatan Tanjung Anom. Petugas kesehatan ataupun instansi kesehatan yang terkait (Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk dan Puskesmas Tanjung Anom) diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman lebih lanjut kepada penderita diabetes melitus tentang diet yang baik. Daftar Pustaka Arikunto. S. ( 21 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Alimul, H.A. (28). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Dalimartha, dkk. (212). Makanan dan HerbalUntuk Penderita Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar Swadaya. Dewi, P. R. (213). Faktor Resiko Perilaku Yang Berhubungan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Di RSUD Kabupaten Karanganyar. [Internet]. Bersumber dari: http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkn. [Di akses 19 november 214 jam 13: WIB]. Hasdianah, H.R. (212). Mengenal Diabetes Melitus Pada Orang Dewasadan Anak - Anak dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuhamedika. Mahendra B, dkk. (28). Care Your Self Diabetes Melitus.Jakarta: Penebar Plus. 18

Notoatmodjo, S. ( 23 ). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip- Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.. ( 25 ). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. ( 213 ). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Sutedjo, A. (21). 5 Strategi Penderita Diabetes Melitus Berusia Panjang. Yogyakarta: Kanisius. Setiadi. ( 213 ). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Graha Ilmu. Sugiarti Lisa. (214). Perilaku Pedagang Tentang Fasilitas Sanitasi Di Pasar Sayur Magetan. [Internet]. Bersumber dari: http://ejournal.poltekkesdepkes-sby.ac.id /index.php/jurnal_kesling/article/download/48/5. [Di akses 5 Juli 215 jam 11:17 WIB]. Sugiyono. ( 22 ). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Tandra Hans. (28). Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Tuaeni Qurra. (29). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Terkendalinya Kadar Gula Darah Pada Pasien DM Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. [Internet]. Bersumber dari: http://repository.uinjkt.ac.id/ dspace/bitstream/123456789/597/1/92496-qurratuaeni-fkik.pdf. [Di akses 5 Juli 215 jam 1:43 WIB]. Tdjokoprawiro Askandar. (211). Panduan Lengkap Pola Makan Untuk Penderita Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. 19