keluarga tidak berhubungan dengan kepatuhan menjalani terapi diet penderita DM tipe Vol. 3, No. 2, Mei 2015:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN SELF-CARE PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

Olahraga dengan Kadar Gula Darah

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG MONITORING GULA DARAH. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr Hardjono. S.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Siti Uswatun Chasanah 1, Anida 2, Desi Susana 3 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GASTRITIS RAWAT INAP DI RSUD SUKOHARJO

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN MELAKUKAN KONTROL LUKA ULKUS DIABETIK DI PUSKESMAS KUTA I KABUPATEN BADUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KUALITAS HIDUP DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT SEBAGAI VARIABEL ANTARA PADA PASIEN DM

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT NI KADEK AYU SUKMAWATI

MOTIVASI MAKAN PASIEN, LAMA PERAWATAN DAN SISA MAKAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi klinis gangguan metabolisme

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN DIABETES MELLITUS TENTANG KOMPLIKASI AKUT. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Hardjono Ponorogo

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan


BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

Efektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KELUARGA DALAM PENATALAKSANAAN DIET DIABETES MELLITUS DI RUMAH Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD

PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

Transkripsi:

Tingkat JURNAL pengetahuan GIZI DAN dan DIETETIK dukungan INDONESIA keluarga tidak berhubungan dengan kepatuhan menjalani terapi diet penderita DM tipe 2 105 Vol. 3, No. 2, Mei 2015: 105-112 Tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga tidak berhubungan dengan kepatuhan menjalani terapi diet penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta Knowledge level and family support did not associate with the compliance of diet therapy in the patient s with diabetes mellitus type 2 in Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta Sri Astuti 1, Yhona Paratmanitya 2, Wahyuningsih 3 ABSTRACT Background: Diabetes mellitus (DM) can cause various chronic complications on the eyes, kidney, neuronal, and blood vessel. Family support is very important to motivate the patient in performing the treatment of diabetes mellitus or diet. Therefore, knowledge and family support can influence the undergoing treatment or therapy of diabetes mellitus. Having the knowledge, patient can know impact of the disease and influence in the treatment of therapy that must be done. Good knowledge and family supports can improve patient compliance in undergoing diet. Objectives: To know the association between the knowledge level and family support with compliance in the diet therapy among the patients with diabetes mellitus type 2 in Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. Methods: This was a quantitative descriptive research with cross sectional design. Sampling technique used was quota sampling, where sample were gained in accordance with research criteria of 68 people. Initially, data analysis used was Kolmogorov-Smirnov. Multivariate analysis used was multiple linier regression. Results: The research showed that the most of respondents had good knowledge level (82.4%) and also family support of the respondent towards compliance in the diet therapy of DM type 2 (51.5%). The compliance level of the respondents in the diet therapy of DM type 2 that was in the sufficient category as many as 76.5%. Knowledge and family support did not relate with compliance in the diet of diabetes mellitus type 2 with p-value consecutively was 0.537 and 0.937. Knowledge level and family support had influence as many 11.5% toward diet pursuance. Knowledge level influenced more toward diet compliance (p=0.041). Conclusion: There was no association between knowledge level and family support with compliance in the diet therapy on the patient with diabetes mellitus type 2 in Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. KEYWORDS: knowledge, family support, diabetes mellitus ABSTRAK Latar belakang: Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai kelainan akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah. Dukungan keluarga sangat penting untuk memotivasi pasien dalam menjalankan pengobatan ataupun diet diabetes mellitus. Oleh karena itu pengetahuan dan dukungan keluarga sangat mempengaruhi dalam menjalankan pengobatan maupun terapi diabetes mellitus, karena dengan pengetahuan yang dimiliki pasien bisa mengetahui tentang penyakitnya, dampak-dampak dari penyakitnya, serta berpengaruh dalam pengobatan maupun terapi yang harus dilakukan, salah satunya adalah diet 1 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Alma Ata Yogyakarta, Jl. Ringroad Barat Daya 1, Tamantirto, Yogyakarta, e-mail: fahleviiik@gmail.com 2 Program Studi S1 Ilmu Gizi STIKES Alma Ata Yogyakarta, Jl. Ringroad Barat Daya 1, Tamantirto, Yogyakarta, e-mail: yhona_nitya@ yahoo.com 3 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Alma Ata Yogyakarta, Jl. Ringroad Barat Daya 1, Tamantirto, Yogyakarta, e-mail: wahyuningsih.psik.aa@gmail.com

106 Sri Astuti, Yhona Paratmanitya, Wahyuningsih diabetes mellitus dan pengetahuan yang baik serta adanya dukungan dari keluarga dapat meninnngkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani diet. Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dalam menjalani terapi diet di Puskemas Kasihan II Bantul Yogyakarta. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu quota sampling dan diperoleh 68 orang. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Analisis multivariat menggunakan regresi linear. Hasil: Penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden sebagian besar tergolong baik yaitu sebanyak 82,4% (56 orang), dukungan keluarga responden terhadap kepatuhan dalam menjalani terapi diet DM tipe 2 yaitu sebagian besar dengan kategori baik sebanyak 51,5% (35 orang), tingkat kepatuhan responden dalam menjalani terapi diet DM tipe 2 yaitu dalam kategori cukup yaitu sebanyak 76,5% (52 orang). Untuk pengetahuan dan dukungan keluarga tidak ada hubungan dengan kepatuhan dalam menjalani diet diabetes mellitus tipe 2 dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai p=0,537;>0,05, nilai p=0,937; >0,05. Koefi sien determinasi variabel bebas mempengaruhi variabel terikat sebesar 11,5 % oleh variabel tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam menjalani diet diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. KATA KUNCI: pengetahuan, dukungan keluarga, diabetes mellitus PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) atau kencing manis adalah suatu penyakit dengan peningkatan glukosa darah di atas normal. Pemicu DM adalah faktor keturunan, faktor lingkungan, dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, berlemak, kurang aktivitas fi sik, dan stres (1). Penyakit diabetes yang banyak diderita di Indonesia adalah DM tipe 2 yang merupakan jenis penyakit diabetes yang mencakup lebih dari 90% seluruh populasi diabetes. Menurut American Diabetes Association (ADA), faktor risiko DM tipe 2 adalah karena rendahnya kadar kolestrol HDL, yaitu >250 mg/dl (2,82 mmol/l) (2). DM tipe 2 terjadi karena defek sekresi insulin atau resistensi insulin dan kondisi DM berkembang ketika sekresi insulin sudah tidak adekuat (3). Menurut Zangeneh dalam Pamungkas, sekresi insulin semakin menurun seiring dengan semakin lama seseorang menderita DM tipe 2 (4). Menurut beberapa penelitian epidemiologi, prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 1,5-2,3. Data WHO mengungkapkan, penderita diabetes pada tahun 2000 adalah 135 juta jiwa, dan diperkirakan akan meningkat terus menjadi 366 juta jiwa pada 25 tahun 2025. WHO juga memperkirakan prevalensi penderita DM tipe 2 akan meningkat dari 171 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi 366 juta jiwa pada tahun 2030. Beberapa waktu lalu, Internasional Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa pada tahun 2003 terdapat 194 juta jiwa terkena DM (5). Depkes RI juga menyatakan, bahwa di Jawa Timur prevalensi penyakit DM sebesar 1,8% dari seluruh infeksi penyakit yang diderita masyarakat. Tahun 2012, penyakit diabetes millitus di Yogyakarta terdapat 7.434 kasus yang masuk dalam urutan ketiga dan kelima dari distribusi 10 besar penyakit berbasis Puskesmas (6). Dukungan keluarga sangat penting untuk memotivasi pasien dalam menjalankan pengobatan ataupun diet DM. Oleh karena itu, pengetahuan dan dukungan kerluarga sangat mempengaruhi dalam menjalankan pengobatan maupun terapi DM. Dengan pengetahuan yang dimiliki, pasien bisa mengetahui tentang penyakitnya, dampakdampak dari penyakitnya, serta berpengaruh dalam pengobatan maupun terapi yang harus dilakukan, salah satunya adalah diet DM (7). Keterlibatan keluarga sejak awal merupakan langkah yang harus ditempuh untuk memberi dukungan pada penderita DM dan akan berdampak positif terhadap kelangsungan pengobatan (1). Pelayanan pengobatan DM tipe 2 di Puskesmas Kasihan II Bantul pada tahun 2012

Tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga tidak berhubungan dengan kepatuhan menjalani terapi diet penderita DM tipe 2 107 sebanyak 1.431 pasien, sedangkan pada tahun 2013 terdapat 1.436 pasien. Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Kasihan II Bantul pada tanggal 11 Februari 2014 melalui wawancara terhadap responden, diketahui bahwa terdapat 3 orang (60%) pasien kurang mengetahui defi nisi dan pola makan yang dianjurkan untuk penderita DM, sementara 2 orang (40%) lainnya memiliki pengetahuan yang cukup baik. Berdasarkan uraian di atas dilakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan dalam Menjalani Terapi Diet pada Penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian telah dilaksanakan di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta pada Bulan Juni 2014. Populasi adalah seluruh pasien DM tipe 2 yang melakukan pengobatan di Puskesmas Kasihan II Bantul. Kriteria inklusi yaitu pasien dengan DM tipe 2, berada di lokasi saat penelitian, dan bersedia menjadi responden dengan (dibuktikan melalui pengisian informed consent). Kriteria eksklusi yaitu pasien DM yang tidak bisa membaca dan menulis. Teknik pengambilan sampel dengan quota sampling dan didapatkan sampel sebanyak 68 pasien. Variabel bebas adalah tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga, sementara variabel terikat adalah kepatuhan diet DM. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 56 pertanyaan meliputi karakteristik, pengetahuan, dan dukungan keluarga. Kriteria penilaian pengetahuan dengan ketentuan (baik: skor 75-100%, kurang: skor 56-74%, kurang: skor <56%). Kriteria penilaian dukungan keluarga dengan ketentuan (baik: skor 47, cukup: 33-47, kurang: <33). Kuesioner sudah diujikan pada 30 orang pasien DM yang mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan responden di Puskesmas Sedayu dan didapatkan hasil yang valid dan reliabel. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis univariat dengan tabel frekuensi dan uji bivariat dengan uji chi-square diganti dengan uji Kolmogorov-Smirnov karena tidak memenuhi syarat. Uji multivariat menggunakan regresi linear. HASIL Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden Tabel 1 menunjukkan bahwa responden paling banyak berjenis kelamin perempuan, yaitu 67,6% (46 orang), berumur 40-60 tahun yaitu 52,9% (36 orang), dan memiliki tingkat pendidikan terakhir sekolah tamat SD yaitu sebanyak 38,2% (26 orang), dan memiliki pekerjaan ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 51,5 % (35 orang). Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden penderita DM di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2014 (n=68) Karakteristik Persentase f (n) responden (%) Jenis kelamin Laki-laki 22 32,4 Perempuan 46 67,6 Umur <40 tahun 1 1,5 40-60 tahun 36 52,9 61-80 tahun 29 42,6 >80 tahun 2 2,9 Pendidikan Tidak tamat SD 11 16,2 Tamat SD 26 38,2 Tamat SMP 24 35,3 Tamat SMA 7 10,3 Pekerjaan Tidak bekerja 2 2,9 IRT 35 51,5 Wiraswasta 1 1,5 Buruh 13 19,1 Petani 17 25 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang DM tipe 2 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa ratarata tingkat pengetahuan responden tergolong baik yaitu sebanyak 82,4% (56 orang), dan paling sedikit dengan kategori cukup yaitu 11,8% (8 orang).

108 Sri Astuti, Yhona Paratmanitya, Wahyuningsih Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan penderita DM di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2014 Tingkat pengetahuan f (n) Persentase (%) Baik 56 82,4 Cukup 4 5,9 Kurang 8 11,8 Total 68 100 Distribusi frekuensi berdasarkan dukungan keluarga Berdasarkan Tabel 3 didapatkan dukungan keluarga yang paling banyak yaitu kategori baik sebanyak 51,5% (35 orang) dan paling sedikit kategori kurang yaitu 10,3% (7 orang). Tabel 3. Distribusi dukungan keluarga penderita DM di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2014 Dukungan keluarga f (n) Persentase (%) Baik 35 51,5 Cukup 26 38,2 Kurang 7 10,3 Total 68 100 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kepatuhan Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan paling banyak yaitu kategori cukup yaitu sebanyak 76,5% (52 orang), dan paling sedikit yaitu kategori baik sebanyak 2,9% (2 orang). Tabel 4. Distribusi frekuensi kepatuhan penderita DM di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2014 Kepatuhan f (n) Persentase (%) Baik 2 2,9 Cukup 52 76,5 Kurang 14 20,6 Total 68 100 Tabulasi silang karakteristik responden dengan kepatuhan Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa persentase kepatuhan baik lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan yaitu 4,3% (2 orang), pada umur <40 tahun yaitu 100% (1 orang), pendidikan SMA yaitu 14,3%, dan pekerjaan IRT yaitu 5,7% (2 orang). Tabel 5. Tabulasi silang karakteristik dengan kepatuhan penderita DM di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2014 Karakteristik Kepatuhan Total Baik % Cukup % Kurang % n % Jenis kelamin Laki-laki 0 0% 20 90,9% 2 9,1% 22 100% Perempuan 2 4,3% 32 64,6% 12 26,1% 46 100% Umur <40 tahun 1 100% 0 0% 0% 0% 1 100% 40-60 tahun 1 2,8% 26 72,2% 72,2% 25% 36 100% 61-80 tahun 0 0% 26 89,7% 89,7% 10,3% 29 100% >80 tahun 0 0% 0 0% 0% 100% 2 100% Pendidikan Tidak lulus SD 0 0% 4 36,4% 7 63,6% 11 100% SD 1 3,8% 22 84,6% 3 11,5% 26 100% SMP 0 0% 20 83,3% 4 16,7% 24 100% SMA 1 14,3% 6 85,7% 0 0% 7 100% Pekerjaan Petani 0 0% 14 82,4% 3 17,6% 17 100% Buruh 0 0% 11 84,6% 2 15,4% 13 100% IRT 2 5,7% 25 71,4% 8 22,7% 35 100% Tidak bekerja 0 0% 1 50% 1 50% 2 100% Wiraswasta 0 0% 1 100% 0 0% 1 100%

Tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga tidak berhubungan dengan kepatuhan menjalani terapi diet penderita DM tipe 2 109 Tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan Untuk kepentingan analisis dilakukan penggabungan kategori yaitu kategori cukup dan kurang dijadikan 1 kategori sehingga hanya terdapat 2 kategori, yaitu baik dan cukup + kurang. Hal ini dilakukan karena ketika dilakukan analisis dengan 3 kategori hasilnya tidak memenuhi syarat uji chisquare. Berdasarkan Tabel 6 didapatkan bahwa pada responden dengan tingkat pengetahuan baik sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan yang baik pula yaitu 3,6% (2 orang). Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan uji Kolmogorov- Smirnov, didapatkan hasil hitung p=0,537 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifi kan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan responden dalam menjalani diet DM tipe 2. Tabulasi silang antara dukungan keluarga dengan kepatuhan Persentase kepatuhan baik pada kelompok yang mendapat dukungan keluarga dengan kategori baik tidak jauh berbeda dengan kelompok yang mendapat dukungan keluarga dengan kategori cukup + kurang. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov, didapatkan hasil hitung p=0,937 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan responden dalam menjalani diet DM tipe 2. Analisis regresi linear variabel tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan menjalani terapi diet DM tipe 2 Berdasarkan hasil analisis regresi linier pada Tabel 8, diketahui nilai p untuk pengetahuan yaitu 0,041, dan dukungan keluarga 0,084, dimana pengetahuan lebih berpengaruh terhadap kepatuhan, karena lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis regresi linear, didapatkan hasil untuk Adjusted R square yaitu 0,115. Hal ini menunjukkan bahwa variabel terikat yaitu kepatuhan responden dalam menjalani terapi diet DM tipe 2 dipengaruhi sebesar 11,5% oleh variabel tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dan sisanya dipengaruhi Tabel 6. Tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan penderita DM di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2014 Kepatuhan Tingkat Total Baik Cukup Kurang pengetahuan n % n % n % n % z p Baik 2 3,6% 45 80,4% 9 16,1% 56 100% 0,805 0,537 Cukup+kurang 0 0% 7 58,3% 5 42,7% 12 100% Total 68 100% Tabel 7. Tabulasi silang antara dukungan keluarga dengan kepatuhan penderita DM di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta tahun 2014 Kepatuhan Dukungan Total Baik Cukup Kurang Keluarga n % n % n % n % z p Baik 1 2,9% 29 82,9% 5 14,3% 35 100% 0,535 0,937 Cukup+kurang 1 3,0% 3 69,7% 9 27,3% 33 100% Total 68 100% Tabel 8. Analisis regresi linear variabel tingkat penegetahuan dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan dalam menjalani terapi diet DM tipe 2 Variabel β SE T Sig Pengetahuan 0,171 0,149 2,086 0,041 Dukungan keluarga 0,143 0,082 1,757 0,084 Adjusted R square: 0,115

110 Sri Astuti, Yhona Paratmanitya, Wahyuningsih oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. R square berkisar antara 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil R square, maka semakin lemahhubungan kedua variabel (8). BAHASAN Hubungan antara pengetahuan dan tingkat kepatuhan penderita dalam menjalani terapi diet Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov, didapatkan hasil p=0,537 yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan responden dalam terapi diet DM tipe 2 (p>0,05). Hasil penelitian yang tidak signifi kan dapat disebabkan faktor lain yaitu lamanya responden dalam menjalani terapi DM. Dengan waktu yang cukup lama, responden akan sering diberikan sosialisasi oleh perawat, khususnya tentang terapi DM dan hal ini dapat mempengaruhi tingkat pengetahuannya. Faktor lain yaitu pendidikan. Dengan pendidikan yang tinggi, maka akan meningkatkan pengetahuan responden tentang DM, selain itu faktor lingkungan dan sosial juga berpengaruh. Dengan adanya dukungan dari keluarga dan teman-teman, kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu memahami kepatuhan terhadap program pengobatan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian tentang hubungan pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan pelaksanaan diet pada penderita DM di RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan pelaksanaan diet pada penderita DM dengan nilai signifikan sebesar 0,000 dan nilai korelasi 0,817 (9). Perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi objek, menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap, akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap stimulus atau objek. Pengetahuan merupakan langkah awal dari seseorang untuk menentukan sikap dan perilakunya, sehingga tingkat pengetahuan akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan suatu program (10). Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan penderita dalam menjalani terapi diet DM tipe 2 Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov, didapatkan hasil hitung p=0,937. Nilai lebih dari 0,05 berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan responden dalam menjalani diet DM tipe 2. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian dengan judul Hubungan antara dukungan keluarga keluarga dengan kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam melaksanakan program diet di poli penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga keluarga dengan kepatuhan pasien dalam melaksanakan program diet (11). Dukungan keluarga sangat penting untuk memotivasi pasien dalam menjalankan pengobatan ataupun diet DM. Keterlibatan keluarga sejak awal merupakan langkah yang harus ditempuh untuk memberi dukungan pada penderita DM dan akan berdampak positif terhadap kelangsungan pengobatan (1). Analisis multivariat Analisis regresi linier variabel tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan dalam menjalani terapi diet DM tipe 2 Berdasarkan hasil analisis regresi linear, didapatkan nilai pengetahuan p=0,041, dan dukungan keluarga 0,084. Pengetahuan lebih berpengaruh terhadap kepatuhan (p<0,05). Hasil analisis untuk Adjusted R square diperoleh 0,115. Hal ini menunjukkan bahwa variabel terikat yaitu kepatuhan responden dalam menjalani terapi diet DM tipe 2 dipengaruhi sebesar 11,5 % oleh variabel tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor lain yang dimaksud yang dapat mempengaruhi

Tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga tidak berhubungan dengan kepatuhan menjalani terapi diet penderita DM tipe 2 111 kepatuhan antara lain pendidikan, akomodasi, lingkungan dan sosial, serta perubahan model terapi. Pendidikan yaitu suatu kegiatan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadian atau proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan membina dan mengembangkan potensi kepribadiannya, yang berupa rohani (cipta, rasa, karsa) dan jasmani (10). Akomodasi yaitu suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang mandiri harus dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan. Modifi kasi faktor lingkungan dan sosial, yaitu membangun dukungan keluarga dari keluarga dan teman-teman sangat penting, kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu memahami kepatuhan terhadap program pengobatan. Perubahan model terapi program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien terlibat aktif dalam pembuatan program tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Tingkat pengetahuan responden sebagian besar tergolong baik yaitu sebanyak 82,4% (56 orang). Dukungan keluarga responden terhadap kepatuhan dalam menjalani terapi diet DM tipe 2 yaitu sebagian besar dengan kategori baik sebanyak 51,5% (35 orang). Tingkat kepatuhan responden dalam menjalani terapi diet DM tipe 2 yaitu dalam kategori cukup yaitu sebanyak 76,5% (52 orang). Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan responden dalam menjalani diet DM tipe 2. Tidak ada hubungan yang signifi kan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan responden dalam menjalani diet DM tipe 2. Hasil analisis regresi linear menunjukkan bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel terikat sebesar 11,5% oleh variabel tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga, dimana sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yaitu pendidikan, modifikasi, lingkungan, dan perubahan model terapi. Faktor yang paling berpengaruh yaitu pengetahuan (p=0,04; p<0,05). Pihak puskesmas diharapkan dapat memberikan penyuluhan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya tentang diabetes melitus supaya pengetahuan masyarakat dan kesadaran masyarakat meningkat, sehingga dapat memeriksakan kesehatan secara dini. Bagi perawat, diharapkan untuk lebih meningkatkan tugasnya sebagai pendidik, konselor, dan kolaboratif terhadap pasien, khususnya pada pasien yang menderita DM tipe 2. Bagi pasien DM, disarankan untuk melakukan diet DM guna mengatur gula darah agar tetap stabil, serta lebih patuh lagi dalam memeriksakan kesehatan di puskesmas. Selain itu, pasien diharapkan juga dapat mencari informasi yang lebih luas lagi khususnya tentang kepatuhan dalam diet diabetes melitus. Keluarga dapat memberikan dukungan kepada penderita DM serta memberikan motivasi untuk menjalankan terapi diet DM pada pasien. Untuk peneliti lain yang berminat dalam meneliti DM umumnya dan khususnya terhadap diet DM agar mengkaji lebih dalam dan teliti tentang permasalahan yang ada pada pasien DM, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. RUJUKAN 1. Dharmono. Diabetes melitus, klasifikasi, diagnosis dan terapi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2007. 2. American Diabetes Association. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care. 2010;33:562 9. 3. Fauci. Harrison s principles of internal medicine. United States America: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2008. 4. Pamungkas. Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes mellitus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2011. 5. International Diabetes Federation. IDF clinical guidelines task force. Brussels: Global Guideline for Type 2 Diabetes; 2011. 6. Wahdah. Menaklukkan hipertensi dan diabetes. Jakarta: Multi Press; 2011.

112 Sri Astuti, Yhona Paratmanitya, Wahyuningsih 7. Waspadji S. Penatalaksanaan DM terpadu. Jakarta: Universitas Indonesia; 2007. 8. Riduan. Uji statistik univariat dan multivariat. Jakarta: Penerbit Salemba; 2011. 9. Purwanto N. Hubungan pengetahuan tentang diet diabetes mellitus dengan kepatuhan pelaksanaan diet pada penderita diabetes mellitus. J Keperawatan. 2011;1(1). 10. Notoatmodjo S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2003. 11. Pandhit, Hamzah A, Anggina L. Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam melaksanakan program diet di Poli Penyakit Dalam RSUD Cibabat Cimahi. J Penelit Kesehat Suara Forikes. 2010;1(Ed. Khusus):1 9.