BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia harus dilandasi dengan akhlak al-karimah. Kepentingan akhlak ini

BAB I PENDAHULUAN. menjalin suatu hubungan antar sesama manusia harus dilandasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, 2007), hal 1. 2 Tim Pengembang Kurikulum, Panduan KTSP,( Jakarta: Depag, 2007), hal. 31.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2002: 57) dalam

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan menggunakan akal pikiran dan emosi yang dimiliki.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar. Keterampilan sosial menjadi salah satu faktor yang dikembangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan siswa tidak menyukai belajar matematika, karena mereka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.I) Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita. Menurut UU No. 20

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hamalik,1995:57) dalam ( memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang guru tidak hanya dituntut berdiri di depan kelas untuk berceramah

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD 1. Oleh: Tuminah 2.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aqidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang menanamkan dasar keimanan seseorang, tanpa aqidah seseorang tidak akan bisa dikatakan beriman. Dan akhlak adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya perbuatan. Oleh karena itu, dalam menjalin hubungan antar sesama manusia harus dilandasai dengan akhlak al-karimah. Karena kepentingan akhlak ini tidak hanya dirasakan oleh manusia itu sendiri dalam kehidupan perorangan, namun juga dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat serta bernegara. Akhlak juga merupakan mustika hidup yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya, karena akhlak yang mulia adalah termasuk perhiasan yang paling mulia bagi manusia sesudah iman dan taat kepada Allah SWT. dan dengan akhlak ini maka terciptalah kemanusiaan manusia itu. 1 Pembelajaran Aqidah Akhlak yang dapat membentuk keimanan dan perkembangan perilaku peserta didik, akan berhasil bila ditunjang dengan sarana prasarana, alat pembelajaran, media pembelajaran dan metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik dan materi pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran ini akan lebih mudah bila disetting berdasarkan pendekatan pembelajaran yang dipilih. Bila suatu metode pembelajaran tidak disesuaikan dengan materi pembelajaran dan situasi dan kondisi peserta didik, maka proses pembelajaran tidak akan maksimal, peserta didik akan merasa tertekan, jenuh dan bosan. Keadaan ini bila berlanjut prestasi belajar siswa akan rendah dan mutu pendidikan juga berangsur menurun. 1 Omar Muhammad al-toumy al-syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 312 1

2 Selama ini, pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Mujahidin Bageng Gembong Pati, prestasi belajar peserta didik rendah. Tahun pelajaran 2008/2009 rata-rata prestasi belajar kelas VIII 6,30, tahun pelajaran 2009/2010 rata-rata prestasi belajar kelas VIII 60,60 dan nilai ini masih dibawah KKM yang dipatok 70,00. Hal ini menuntut profesional guru dalam proses pembelajaran. Dari kenyataan yang ada guru dalam pembelajaran Aqidah Akhlak masih menggunakan metode konvensianal yaitu ceramah murni. Dengan metode ceramah yang monoton siswa kurang tertarik dalam proses pembelajaran dan menjadikan siswa rendah dalam prestasi belajar atau hasil belajarnya. Untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, menurut Salvin (1995) dapat dilaksanakan dengan menggunakan beberapa pendekatan dan metode pembelajaran. Diantaranya menggunakan pendekatan cooperative learning dan metode Student Teams Achievement Division (STAD). 2 Cooperative learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kerja sama kelompok yang saling mendukung untuk berhasil dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok. Student Teams Achievement Division (STAD) adalah metode yang membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok atau tim, masing-masing terdiri dari 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (tinggi, sedang, rendah). Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik, dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim. Tiap minggu atau tiap dua minggu dilakukan evaluasi dan 2 Drs. H. Moh. Asikin, M.Pd, Dkk, Cara-Cepat & Cerdas Menguasai Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru, Semarang: Manunggal Karso, 2009. Hal. 23.

3 kepada peserta didik secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. 3 Adapun keunggulan metode Student Teams Achievement Division (STAD) menurut Vygotsky, yaitu berusaha mengembalikan model konstruktivistik belajar mandiri dari Piaget menjadi belajar kelompok. 4 Hal ini dibenarkan oleh Muslich, sebagaimana bahwa, implikasi utama dalam pembelajaran menghendaki setting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif, dengan peserta didik berinteraksi dan saling memunculkan pendekatan - pendekatan pemecahan masalah yang efektif pada masing-masing zona perkembangan terdekat mereka. 5 Selain itu, pembelajaran kooperatif metode STAD dapat membantu peserta didik memahami konsep-konsep Aqidah Akhlak yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial peserta didik. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap peserta didik yang rendah hasil belajarnya, karena peserta didik yang rendah hasil belajarnya dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama. 6 Dengan demikian pendekatan pembelajaran kooperatif metode STAD diharapkan memberikan peserta didik kemudahan dalam memahami konsep Iman kepada kitab-kitab Allah SWT. Dan sudah barang tentu dengan metode ini mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya, sehingga tercapai hasil belajar yang optimal. Sebab belajar dalam kelompok-kelompok kecil, peserta didik dapat lebih bebas bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami kepada temannya tanpa adanya rasa takut, malu, maupun rendah diri sehingga pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep akan meningkat. Dengan meningkatnya pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep diharapkan terjadi peningkatan pula pada hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik. 3 Ibid., hlm. 64 4 Ibid, hlm. 7 5 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 228 6 Ibid.

4 B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Aqidah Akhlak selama ini kurang begitu diminati peserta didik karena tergolong mata pelajaran yang kurang menarik. Indikasinya dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih didominasi guru dan cenderung mengedepankan aspek kognitif dengan cara menghafal, sehingga peserta didik kurang begitu aktif dalam pembelajaran. Disamping itu metode yang dipakai guru tidak mampu mendorong meningkatkan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran. Akhirnya nilai pelajaran Aqidah Akhlak peserta didik cenderung menurun. Salah satu langkah untuk meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak peserta didik adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif metode STAD (Student Teams-Achievement Divisions). C. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan dan memahami pokok kajian penelitian ini, maka perlu dijelaskan batas-batas pengertian dan maksud dari penelitian ini. Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan hingga terbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan maksud yang sebenarnya dari judul penelitian tersebut antara lain: 1. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Kata upaya dapat diartikan sebagai usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya. 7 Dan kata meningkatkan dapat dipahami sebagai usaha untuk menaikkan, mempertinggi, memperhebat menuju yang lebih baik. 8 Sedangkan kata prestasi artinya hasil yang telah dicapai dari suatu usaha atau pekerjaan, 9 dan belajar menurut Clifford T. Morgan adalah any relatively permanen change in behaviour which occurs as result of 7 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesis, (Semarang: Widyakarya, 2009), hlm. 620 8 Ibid., hlm. 574 9 Ibid., hlm. 390

5 experience. 10 (perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman). Aqidah Akhlak adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di madrasah yang berkaitan dengan keimanan dan perilaku. Dari dua definisi tersebut, yang dimaksud upaya meningkatkan prestasi Aqidah Akhlak dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan pendidik untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak melalui implementasi metode STAD (Student Teams-Achievement Divisions). 2. Metode STAD (Student Teams-Achievement Divisions) Metode STAD adalah metode pembelajaran dari pendekatan kooperatif yang paling sederhana. Peserta didik dibagi ke dalam kelompok yang heterogen, beranggotakan 4-5 peserta didik dengan memperhatikan kemampuan akademik, jenis kelamin dan sebagainya. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian peserta didik bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Setelah itu, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut secara individu dan tidak diperbolehkan saling membantu dalam mengerjakan tes tersebut. 11 Langkah-langkah pembelajaran metode STAD dalam proses kegiatan pembelajaran meliputi: 1) menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, 2) menyajikan informasi, 3) mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok-kelompok, 4) membimbing kelompok bekerja dan belajar, 5) evaluasi, dan 6) pemberian penghargaan. 12 Dari beberapa definisi di atas, maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha guru dalam rangka meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Aqidah Akhlak materi iman kepada kitab-kitab Allah dengan cara implementasi metode STAD (Student 10 Cliffort T. Morgan, Introduction of Psychology, (New York: The Mc. Graw Hill Book Company, 1971), hlm. 63 11 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientsi Konstruktivisme, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 52 12 Ibid., hlm. 54

6 Teams-Achievement Divisions) secara komprehensif dan sistematis di kelas VIII MTs Perguruan Islam Monumen (PIM) Mujahidin Bageng Gembong Pati Tahun Pelajaran 2010/2011. D. Rumusan Masalah Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah apakah metode Student Teams Achievement Devisions (STAD) dapat meningkatan prestasi belajar dan keaktifan peserta didik mapel Aqidah Akhlak materi iman kepada kitab-kitab Allah di kelas VIII MTs Perguruan Islam Monumen (PIM) Mujahidin Bageng Gembong Pati Tahun Pelajaran 2010/2011 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan keaktifan peserta didik pada pembelajaran Aqidah Akhlak melalui metode STAD (Student Teams-Achievement Divisions) di kelas VIII Semester I MTs Perguruan Islam Monumen (PIM) Mujahidin Bageng Gembong Pati tahun pelajaran 2010/2011. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat: 1. Bagi Peserta Didik Implementasi metode STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dapat memberi nuansa baru bagi peserta didik untuk meningkatkan semangat belajar dan berperan aktif dalam proses pembelajaran serta mampu menghadapi masalahmasalah baru dalam kehidupan yang semakin hari semakin beragam terutama dalam masalah Aqidah Akhlak. 2. Bagi Guru Dengan mengimplementasikan metode STAD (Student Teams- Achievement Divisions) dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, berarti guru

7 memiliki kreativitas dan variasi pembelajaran yang sesuai dengan tuntunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi seorang guru agar dapat mendidik peserta didik secara maksimal, sehingga peserta didik terdorong untuk lebih giat belajar dan akhirnya berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajarnya. 3. Bagi sekolah Dengan mengetahui hasil penelitian ini, hendaknya pihak sekolah memiliki sikap proaktif terhadap usaha guru serta mendukung dan memberi kesempatan kepada guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 4. Bagi Peneliti Dengan melakukan penelitian ini peneliti akan mengetahui bagaimana implementasi metode STAD dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Sehingga hal ini nantinya bisa menjadi kontribusi positif bagi pengembangan kompetensi peneliti sebagai pendidik.