Secara lebih sederhana tentang IPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Angka harapan hidup pd saat lahir (e0)

dokumen-dokumen yang mirip
2.1. Konsep dan Definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi bagi suatu negara. Demi meningkatkan kelanjutan ekonomi suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2009

Bupati Kepulauan Anambas

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2013


PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2014

TINGKAT KEMISKINAN BALI, SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017

Bab I. Pendahuluan. Analisis Pembangunan Sosial Kabupaten Bandung Latar Belakang

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2015

ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

Katalog BPS : KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK DENGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

DAFTAR ISI. RAD MDGs Jawa Tengah

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN 2009

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2016

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2011

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016

BADAN PUSAT STATISTIK

BPSPROVINSI JAWATIMUR

ANGKA KEMISKINAN PROVINSI BANTEN MARET 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

PROFIL KEMISKINAN DAN TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI ACEH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2016

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015

Transkripsi:

Lampiran 1. Penjelasan Singkat Mengenai IPM dan MDGs I. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 1 Sejak 1990, Indeks Pembangunan Manusia -IPM (Human Development Index - HDI) mengartikan definisi kesejahteraan secara lebih luas dari sekedar pendapatan domestik bruto (PDB). IPM merupakan indeks yang mengukur pencapaian keseluruhan suatu negara, yang direpresentasikan oleh 3 dimensi, yaitu: umur panjang dan sehat, pengetahuan dan kualitas hidup yang layak HDI memberikan suatu ukuran gabungan tiga dimensi tentang pembangunan manusia: 1. Indeks kesehatan : Panjang umur dan menjalani hidup sehat (diukur dari usia harapan hidup), 2. Indeks pendidikan : Terdidik (diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan tingg dan. 3. Indeks daya beli : Memiliki standar hidup yang layak (diukur dari paritas daya beli/ PPP, penghasilan). Secara lebih sederhana tentang IPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Dimensi Indikator Indeks Dimensi Umur panjang dan sehat Angka harapan hidup pd saat lahir (e0) Indeks harapan hidup Indeks X1 Pengetahuan 1. Angka melek huruf (AMH) 2. Rata-rata lama sekolah (MYS) Indeks pendidikan Indeks X2 IPM Kehidupan yang layak Pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan (PPP Rupiah) Indeks pendapatan Indeks X3 1 Sumber dari Biro Pusat Statistik L I - 1

Dari tabel diatas, untuk penghitungan IPM dapat dirumuskan sebagai berikut : IPM = 1/3 (Indeks X1 + Indeks X2 + Indeks X3) a. Proses Penghitungan Indeks Xi (i=1,2,3) Indeks X(i,j) = (X(i,j)- X(i-min))/ (X(i-max)- X(i-min)), dimana X(i,j) = Indikator ke-i dari daerah j X(i-min) = Nilai minimum dari Xi X(i-max) = Nilai maksimum dari Xi Standard UNDP Indeks X1 = Indeks lamanya hidup Proses penghitungan e0 Sumber data:susenas 2005-Kor Penghitungan dilakukan berdasarkan 2 data dasar: 1. ALH 2. AMH Menggunakan paket program mortpack (Metode Trussel dengan model West), pilihan pada q2, q3, q5 Indeks X2 = Indeks Pendidikan Sumber data: Susenas 2005-Kor Terdiri dari dua komponen: 1. AMH % angka melek huruf 2. MYS rata-rata lamanya sekolah Penghitungan MYS, melalui tahun konversi yang ditinjau dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan seperti tabel dibawah ini : Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Tahun Konversi 1. Tidak pernah sekolah 0 2. Sekolah Dasar 6 3. SLTP 9 4. SLTA/SMU 12 5. Diploma I 13 6. Diploma II 14 7. Akademi/Diploma III 15 8. Diploma IV/Sarjana 16 9. Magister (S2) 18 10. Doktor (S3) 21 L I - 2

Indeks X2 = Indeks Pendapatan Sumber data: Susenas 2002, Susenas 2005 Data Pokok: pengeluaran per kapita Penghitungan pengeluaran riil tergantung IHK Proses penghitungan pengeluaran riil: 1. Y: pengeluaran per kapita 2. Validasi data 3. Y2: nilai riil Y1 deflasi,ihk 4. PPP*) 5. Y3: Y2/PPP 6. Y4: Mengurangi nilai Y3 dg formula Atkinson**) Keterangan : *)Menghitung PPP (Purchasing Power Parity) Didasarkan 27 komoditi E( i, j) j PPP = P(9, j) Q ( i, j) j E(i,j) = pengeluaran untuk komoditi j di propinsi i P(i,j) = harga komoditi j di Jakarta Selatan Q(i,j) = volume komoditi j (unit) yang dikonsumsi di Propinsi Daftar paket komoditas yang digunakan dalam penghitungan PPP : Komoditi Unit Proporsi dari total konsumsi (%) 1. Beras Lokal Kg 7,25 2. Tepung terigu Kg 0,10 3. Singkong Kg 0,22 4. Tuna/cakalang Kg 0,50 5. Teri Ons 0,32 6. Daging sapi Kg 0,78 7. Ayam Kg 0,65 8. Telur Butir 1,48 9. Susu kental manis 397 Gram 0,48 10. Bayam Kg 0,30 11. Kacang panjang Kg 0,32 12. Kacang tanah Kg 0,22 13. Tempe Kg 0,79 14. Jeruk Kg 0,39 L I - 3

15. Pepaya Kg 0,18 16. Kelapa Butir 0,56 17. Gula Ons 1,61 18. Kopi Ons 0,60 19. Garam Ons 0,15 20. Merica Ons 0,13 21. Mie instan 80 Gram 0,79 22. Rokok kretek 10 batang 2,86 23. Listrik Kwh 2,06 24. Air minum M3 0,46 25. Bensin Liter 1,02 26. Minyak tanah Liter 1,74 27. Sewa Rumah Unit 11,56 Total 37,52 **)Formula Atkinson, digunakan untuk menyesuaikan nilai Y3 C( I)* = C( ; jika C = = = Z + 2 ( < Z (1/2) Z + 2( C( Z ) ; jika Z < C( < 2Z (1/ 2) (1/ 3) Z + 2( Z ) + 3( C( 2Z ) ; jika 2Z < C( < 3Z (1/ 2) (1/3) (1/ 4) ( Z ) + 3( Z ) + 4( C 3Z ) ; jika 3Z < C < 4Z ( dimana: C( = PPP dari nilai riil pengeluaran per kapita Z = batas tingkat pengeluaran yang ditetapkan secara arbiter sebesar Rp 549 500 per kapita per tahun atau Rp 1 500 per kapita hari. ( II. MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) 2 II.1. Tujuan dan dalam MDGs 1 2 3 Tujuan 1: Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Tujuan 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan 1: Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah USD 1/hari menjadi setengahnya antara 1990-2015 2 : Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya antara tahun 1990-2015 3: Menjamin bahwa sampai dengan tahun 2015, semua anak, di manapun, laki-laki dan perempuan, dapat menyelesaikan sekolah dasar (primary schooling) 4: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2 Bahan presentasi Deputi Penanggulangan Kemiskinan Bappenas L I - 4

4 5 6 7 8 Pemberdayaan Perempuan Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu Tujuan 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya Tujuan 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Tujuan 8: Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015 5: Menurunkan angka kematian Balita sebesar dua pertiganya, antara tahun 1990 dan 2015 6: Menurunkan angka kematian ibu antara tahun 1990-2015 sebesar tiga perempatnya 7: Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada tahun2015 8 : Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada tahun 2015 9: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang 10 :Penurunan sebesar separu, proposisi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minimum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015 Taeget : 11: Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020 12 : Kemitraan dan kerjasama regional untuk pencapaian MGD antara lain di bidang perdagangan, investasi, pengembangan kapasitas, dukungan teknologi, pembangunan infrastruktur seperti transportasi, ICT dan environmental sustainability II.2. Menyusun prioritas utama Pemerintah melalui MDG s Indikator/Sasaran (%) 2002 RPJM 2009 MDGs 2015 Kemiskinan Populasi dengan pendapatan di bawah US$ 1 per hari 35.4 10.3 Persentase jumlah orang miskin 18.2 8.2 7.5 Kesehatan L I - 5

Indikator/Sasaran (%) 2002 RPJM 2009 MDGs 2015 Tingkat kematian Balita (per 1,000 kelahiran hidup) 60 26 (<1 kematian) 33 Tingkat kematian akibat proses melahirkan (per 100,000 kelahiran hidup) 307 226 105 Edukasi Tingkat netto keterlibatan dalam pendidikan dasar Tingkat netto dan gross pada pendidikan tingkat menengah pertama 92.7 99.6 100 79.5 98 Tingkat melek huruf pada usia 15-24. 98.7 100 Air dan Sanitasi Persentase populasi dengan akses terhadap perbaikan kualitas air 78 80 Pembangunan Pedesaan Pertumbuhan sektor pertanian 3.5 L I - 6