BAB I PENDAHULUAN. sejenis menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pengecualian Dari Ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan status bermula dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone).

sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1792 Bab XVI Buku III Kitab

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

Pedagang Perantara Copyright by dhoni.yusra

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan relasi kerjasama abadi antara laki laki dan perempuan,

BAB I PENDAHULUAN. beragamnya jenis musik, terdapat salah satu jenis musik yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang terjadi di negara-negara berkembang pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai definisi perusahaan dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan di dunia yang memiliki wilayah

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

BAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi hal yang tidak terelakkan, terutama dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang efisien. Perusahaan yang semula menitikberatkan pada proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah hak asasi bagi warga negara Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. handy talky. Tren alat komunikasi yang selalu mengalami pergeseran,

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring majunya ekonomi suatu negara, maka semakin banyak. kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

BAB I PENDAHULUAN. Pelindo II (Persero) yang mana PT Pelindo II (Persero) sendiri merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder seperti peraturan perundang-undangan, jurnal ilmiah, buku-buku

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan memasaknya sendiri. Terlebih lagi

BAB I PENDAHULUAN. yang dilindungi oleh Pemerintah dan Undang-undang. Setiap warga. bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian tersebut diperlukan dana yang besar. Dana untuk menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. apapun bisa diperjualbelikan dengan cepat dan mudah sehingga menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS. yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi dunia dewasa ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia, juga turut berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa. yang percaya untuk menggunakan jasa pengangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN PENYEDIA JASA AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PEKERJA OUTSOURCING

BAB I PENDAHULUAN. Kemungkinan akan terjadinya suatu kerugian yang biasa disebut juga risiko,

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Selama hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pengguna layanan perpustakaan atau yang biasa disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 1

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cara bagi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kekayaan alam yang mempunyai arti sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sosial guna mengatasi hal-hal yang mungkin terjadi dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pengiriman barang telah menjadi kebutuhan utama setiap individu.

BAB I PENDAHULUAN. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konveksi tersebut biasa disebut dengan Clothing Company.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN. Hukum positif yang berlaku di Indonesia menyatakan adanya Asas

BAB I PENDAHULUAN. tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan tekhnologi dan peningkatan taraf hidup manusia yang. semakin lama semakin berkembang. Manusia cenderung untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm adalah sejumlah besar orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

PERUSAHAAN, PENGUSAHA dan PEMBANTU PENGUSAHA

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. produknya baik barang atau jasa dapat melakukan dengan berbagai cara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 12/M-Dag/Per/3/2006 tentang Ketentuan dan tata Cara Penerbitan. Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba.

Pedoman Pasal 47 Tentang. Tindakan. Administratif

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

Tanggung Jawab Penjual/ Pelaku Usaha Dalam Transaksi Jual Beli Terhadap Kelebihan Pembayaran Menurut Peraturan Perundang Undangan Di Indonesia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang di Yogyakarta dari waktu ke waktu jumlahnya semakin bertambah. Pertambahan perusahaan sejenis menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk terus berinovasi dalam menanggapi kebutuhan masyarakat yang semakin beragam dan kompleks agar masyarakat tertarik menggunakan jasa yang ditawarkannya. Permasalahan yang sangat krusial diantaranya adalah mengenai bagaimana barang dan/atau jasa yang ditawarkan suatu perusahaan dapat sampai ke konsumennnya. PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (PT. JNE) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang dituntut untuk terus berinovasi dalam mempercepat dan mempermudah jasa yang ditawarkan perusahaannya untuk dapat dijangkau konsumennya. Seorang pengusaha dalam memecahkan permasalahan tersebut akan membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk menjalankan perusahaannya yang disebut sebagai pembantu-pembantu perusahaan. Adapun pembantu-pembantu perusahaan ada 2 (dua) jenis, yaitu: 1. Pembantu-pembantu dalam perusahaan, misalnya: pelayan toko, pekerja keliling, pengurus filial, pemegang prokurasi, dan pimpinan perusahaan.

2 2. Pembantu-pembantu di luar perusahaan, misalnya: agen perusahaan, pengacara, notaris, makelar, dan komisioner. 1 PT. JNE memerlukan pembantu di luar perusahaan untuk menjangkau masyarakat, karena akan membutuhkan biaya yang besar jika perusahaan mempekerjakan banyak pegawai. PT. JNE memilih opsi untuk bekerja sama dengan pihak lain yang bersedia menjadi agen bagi perusahaannya untuk membantu perusahaannya tersebut dalam menawarkan jasanya kepada masyarakat. Agen perusahaan berasal dari orang-orang di luar perusahaan sehingga agen perusahaan dapat berasal kalangan masyarakat luas. Kesempatan yang diberikan pada masyarakat luas untuk menjadi agen perusahaan telah memberikan kesempatan yang sama bagi pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam pemasaran barang dan/atau jasa guna terciptanya iklim usaha yang kondusif. Keberadaan agen perusahaan juga sangat menguntungkan, baik bagi PT. JNE selaku prinsipal karena tidak perlu mempekerjakan banyak pegawai demi menjangkau konsumennya di berbagai tempat maupun bagi agen perusahaan karena dapat menjalankan usaha yang namanya telah dikenal baik masyarakat dan tanpa mengeluarkan banyak modal. Salah satu pelaku usaha yang menjadi agen perusahaan dari PT. JNE adalah CV. X yaitu suatu badan usaha yang berbentuk persekutuan komanditer. Keberadaan agen perusahaan sebagai pembantu perusahaan menimbulkan adanya hubungan hukum antara pengusaha dengan agen perusahaan. Hubungan hukum terdiri dari ikatan-ikatan antara individu dan masyarakat 1 H.M.N. Purwosutjipto, 1988, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1: Pengetahuan Dasar Hukum Dagang, Djambatan, Jakarta, hlm 43

3 serta antara individu itu sendiri. Ikatan-ikatan itu tercermin pada hak dan kewajiban. Cara mengatur hubungan hukum beraneka ragam 2, salah satunya melalui suatu perjanjian. Hubungan hukum antara PT. JNE dengan CV. X disini lahir dari adanya suatu perjanjian kerjasama keagenan, namun perjanjian kerjasama keagenan merupakan jenis perjanjian yang belum diatur dalam undang-undang baik itu Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disingkat KUHPerdata), Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (selanjutnya disingkat KUHDagang), ataupun Undang-Undang organik sehingga perjanjian tersebut dapat digolongkan dalam perjanjian innominaat (perjanjian tidak bernama). Perjanjian tidak bernama keberadaannya dimungkinkan berdasarkan asas konsensualisme dan asas kebebasan berkontrak, sehingga masyarakat dapat membuat segala macam perjanjian di luar perjanjian-perjanjian yang terdapat dalam Buku III KUHPerdata sesuai kesepakatan diantara para pihak, asalkan tidak bertentangan dengan perundang-undangan, kesusilaan dan ketertiban umum. Para pihak juga diberi kebebasan dalam menentukan bentuk perjanjian, isi dan syarat perjanjian, serta pilihan hukumnya sehingga para pihak bebas menentukan syarat dan ketentuan yang berlaku bagi perjanjian mereka sesuai kesepakatan. Kebebasan tersebut juga harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pihak untuk melaksanakannya karena pada dasarnya pelaksanaan perjanjian berpedoman pada ketentuan perjanjian yang mereka buat untuk memenuhi hak dan kewajiban para pihak. Pemenuhan hak dan 2 Sudikno Mertokusumo, 2003, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, hlm 40

4 kewajiban para pihak pada kenyataannya tidak mudah dan timbul berbagai permasalahan, baik itu disengaja maupun tidak secara sengaja dilakukan. CV. X sebagai agen perusahaan PT. JNE dalam melaksanakan perjanjian keagenan terdapat hubungan pemberian kuasa sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1792-1819 KUHPerdata sehingga CV. X sebagai pemegang kuasa mengadakan perjanjian dengan konsumen atau pihak ketiga lainnya untuk dan atas nama PT. JNE. 3 Dampaknya segala akibat hukum atas perbuatan yang dilakukan CV. X ada pada PT. JNE sepanjang tidak ada unsur kesalahan pada diri CV. X saat menjalankan kuasa yang diberikan. Pengajuan klaim dari konsumen atas pemenuhan prestasi jasa yang tidak memuaskan seharusnya menjadi tanggung jawab dari PT. JNE karena CV. X hanya sebagai perantara untuk menjualkan dan/atau memasarkan produk jasa yang ditawarkan PT. JNE. CV. X tidak ikut terlibat dalam pemenuhan jasa yang menjadi produk dari PT. JNE, namun pada kenyataannya banyak konsumen yang mengajukan klaim kepada CV. X. Tidak sedikit pula permasalahan yang timbul karena banyaknya ketentuan yang ditetapkan secara sepihak oleh PT. JNE sebagai syarat menjadi agen perusahaannya baik itu syarat administrasi, syarat lokasi dan sumber daya, serta pengaturan sistem pembayaran dan komisi penjualan 4. Syarat-syarat tersebut masih berupa syarat awal yang umum sifatnya, masih banyak syarat lain yang ditentukan secara lebih rinci dalam perjanjian kerjasama keagenan 3 H.M.N. Purwosutjipto, op. cit, hlm 47-48 4 JNE. Syarat-syarat Keagenan Sales Counter JNE, www.jne.co.id, diakses pada 20 Desember 2014 pkl 10.50

5 setelah CV. X dinyatakan layak menjadi agen perusahaannya. Prakteknya, pada saat pelaksanaan perjanjian terdapat kondisi-kondisi atau keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan CV. X mengalami kesulitan dalam memenuhi semua syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh PT. JNE. Permasalahan-permasalahan tersebut perlu ditelusuri lebih lanjut bagaimana pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan yang dilakukan untuk menjamin terlaksananya hak dan kewajiban dari para pihak serta bagaimana solusi terbaik untuk menyelesaikan wanprestasi yang timbul dari pelaksanaan perjanjian. Hal-hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menuangkannya dalam bentuk penulisan hukum yang berjudul: PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA KEAGENAN ANTARA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR (PT. JNE) DENGAN AGENNYA DALAM PENGIRIMAN BARANG (STUDI KASUS DI CV. X YOGYAKARTA) B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi pada pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan antara PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (PT. JNE) dengan CV. X dalam pengiriman barang? 2. Bagaimana upaya penyelesaian wanprestasi pada pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan antara PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (PT. JNE) dengan CV. X dalam pengiriman barang?

6 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai penulis dari penulisan hukum ini meliputi 2 (dua) hal, yaitu: 1. Tujuan objektif a. Mengetahui dan mengkaji tentang bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi pada pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan antara PT. JNE dengan CV. X dalam pengiriman barang; b. Mengetahui dan mengkaji tentang upaya penyelesaian wanprestasi pada pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan antara PT. JNE dengan CV. X dalam pengiriman barang. 2. Tujuan subjektif Memperoleh data tentang pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan antara PT. JNE dengan CV. X dalam pengiriman barang yang diperlukan dalam menyusun penulisan hukum sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. D. Keaslian Penelitian Penulis telah melakukan penelusuran kepustakaan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan tidak ditemukan karya penulisan hukum yang berjudul: Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Keagenan antara PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (PT. JNE) dengan Agennya dalam Pengiriman Barang (Studi Kasus di CV. X Yogyakarta). Penulis saat

7 melakukan penelusuran kepustakaan menjumpai beberapa penelitian yang berhubungan dengan masalah keagenan, diantaranya: 1. Penulisan hukum Emanuel Mulana Jaya Tarigan (2012) dalam tesisnya yang berjudul Implikasi Perjanjian Peraturan Menteri Perdagangan Nomor II/M/DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Daftar Agen atau Distributor Barang dan Jasa terhadap Asas Kebebasan Berkontrak dengan rumusan masalah: Bagaimanakah penerapan asas kebebasan berkontrak dalam pelaksanaan surat penunjukkan nomor 051/AKR/JKT/2008 jo surat perjanjian kerjasama penyaluran produk bahan bakar minyak oleh dan antara PT. AKR Corporindo Tbk dan PT. Pelayaran Hub Maritim Indonesia? Penelitian yang direncanakan penulis berbeda, penulis menitikberatkan pada pelaksanaan dan upaya penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian keagenan di bidang jasa pengiriman barang yang dilakukan antara PT dengan persekutuan komanditer, sedangkan penelitian terkait menitikberatkan pada penerapan asas kebebasan berkontrak pada perjanjian keagenan di bidang migas (minyak dan gas) yang dilakukan antar PT. 2. Penulisan hukum Rakyan Woro Siwi (2013) dalam skripsinya yang berjudul Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama antara PT. Pos Indonesia dengan Agenpos Bulaksumur di Kabupaten Sleman mengenai Pengelolaan Agenpos dengan rumusan masalah:

8 a. Bagaimana kualifikasi perjanjian kerjasama antara PT. Pos Indonesia (Persero) cabang D.I. Yogyakarta dengan agenpos Bulaksumur di Kabupaten Sleman mengenai pengelolaan agen pos? b. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT. Pos Indonesia (Persero) cabang D.I. Yogyakarta dengan agenpos Bulaksumur di Kabupaten Sleman mengenai pengelolaan agenpos? Penelitian yang direncanakan penulis berbeda, penulis menitikberatkan pada pelaksanaan dan upaya penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian keagenan antara PT dengan persekutuan komanditer, sedangkan penelitian terkait menitikberatkan pada bagaimana kualifikasi dan pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan yang dilakukan antar PT. Objek dan/atau subjek serta waktu penelitian dalam penulisan hukum ini berbeda dari yang telah ada sehingga penelitian ini dapat dianggap asli dan layak untuk diteliti. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi, apabila terdapat penelitian serupa di luar pengetahuan penulis. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara akademis maupun secara praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut antara lain: 1. Manfaat akademis Hasil dari penelitian penulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum khususnya di bidang hukum perdata terkait dengan pelaksanaan perjanjian keagenan.

9 2. Manfaat praktis a. Memberikan masukan bagi PT. JNE dan CV. X dalam melaksanakan perjanjian kerjasama keagenan sehingga terdapat kepastian hukum dalam perjanjian kerjasama keagenan yang dibuat dan dapat tercapai win-win solution dalam menyelesaikan wanprestasi yang terjadi sehingga pelaksanaan perjanjian kerjasama keagenan dapat berjalan lancar; b. Meningkatkan kemampuan penulis di bidang penelitian dan menambah ilmu pengetahuan penulis di bidang hukum perdata khususnya mengenai perjanjian keagenan; c. Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.