BAB I PENDAHULUAN. yang berurusan dengan sertifikat tanah. Dalam pembuatan sertifikat tanah Badan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

13 huruf b adalah sebesar 50% (lima puluh persen) dari Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Pelayanan pensertifikatan tanah mempunyai arti strategis bagi kepentingan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pencapaian tujuan dari program layanan rakyat untuk sertifikat tanah

BAB III METODE PENELITIAN. metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah. Tanah mempunyai kedudukan dan fungsi yang amat penting

Arief Bekti Mardianto, et, al Kajian Yuridis Tentang Fungsi Larasita dalam Pensertipikatan Hak Milik Atas..

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai kinerja yang tinggi dapat dilakukan secara

(sumber: situs Badan Pertanahan Nasional/

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup serta

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG

IV.B.18. Urusan Wajib Pertanahan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI MELALUI PROGRAM LARASITA DI KANTOR PERTANAHAN KOTA BOGOR

BAB IV PENUTUP. Pertanahan Nasional setempat dengan membawa berkas-berkas, Akta Ikrar Wakaf,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bandung secara geografis terletak pada, 6, 41 7, 19 Lintang

Bab I PENDAHULUAN. dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN. pertanahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Presiden.

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Kantor Layanan Pertanahan Bersama. Pembentukan.

Bab I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder eksternal (masyarakat) yang menjadi prioritas utama. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (disingkat BPN RI)

I. PENDAHULUAN. kedudukan akan tanah dalam kehidupan manusia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

BAB IV PENUTUP. peogram Larasita di Kota Yogyakarta, maka terdapat beberapa kesimpulan, yaitu:

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI WALIKOTA SURABAYA,

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan BPN dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN.

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan struktur

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

I. PENDAHULUAN. diantaranya adalah perspektif sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Karena

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

18. URUSAN PERTANAHAN

BAB V PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya, pemerintah adalah pelayan masyarakat. Ia tidaklah diadakan

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL Jakarta, 1 Nopember 1993

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rakyat saat ini menjadi isu kebijakan yang semakin strategis,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanahan, maka sasaran pembangunan di bidang pertanahan adalah terwujudnya. 4. Tertib pemeliharaan dan lingkungan hidup.

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 084 TAHUN 2014 TENTANG

1 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa kepada umat

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia i

BAB IV PENUTUP. mengetahui bagaimana evaluasi program LARIS berbasis e-government di. konteks, masukan, proses, dan produk.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat serta menciptakan struktur

2 tercapainya pelayanan one day service mengingat permohonan yang masuk sangat banyak melampaui kemampuan sumber daya manusia dan sarana yang ada. Unt

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 19 TAHUN 2017

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANAHAN KABUPATEN MALANG NOMOR: 188.4/ /KEP/ /2016 TENTANG

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN DAN PENGATURAN PERTANAHAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA

PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah lembaga pemerintahan yang terkesan lambat dan berbelit-belit menjadi

PROGRAM LARASITA (STUDI TENTANG LAYANAN RAKYAT UNTUK SERTIFIKAT TANAH DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL KARANGANYAR) NASKAH PUBLIKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

RESUME KUTIPAN BUKU LETER C SEBAGAI ALAT BUKTI PERSIL TERHADAP SERTIFIKAT GANDA

BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG BIAYA PENDAFTARAN TANAH

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan bidang agraria dapat dipandang sebagai penyelenggaraan

Jurnal Cepalo Volume 1, Nomor 1, Desember 2017 LEGALISASI ASET PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU. Oleh.

Materi : Peran SKMPP ATR/BPN dalam Optimalisasi Kinerja Program Kegiatan Strategis di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ BPN

EVALUASI PROGRAM LAYANAN RAKYAT UNTUK SERTIFIKASI TANAH (LARASITA) DI KABUPATEN KAMPAR

KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 109 TAHUN 1999 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

MODUL 5 : PENGADAAN TANAH DIBAWAH 5 HA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR.22 TAHUN 2013

BAB III PENUTUP. A.Kesimpulan. Pelaksanaan perubahan hak guna bangunan menjadi hak milik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

IKHTISAR EKSEKUTIF LKIP 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP)

Bab I Pendahuluan PERBANDINGAN JUMLAH SERTIPIKAT DENGAN JUMLAH BIDANG TANAH DI INDONESIA BIDANG 68%

INOVASI PROGRAM PELAYANAN SERTIFIKAT TANAH (Studi Tentang Layanan Rakyat Sertifikat Tanah (LARASITA) pada Kantor Pertanahan Kabupaten Trenggalek)

I. PENDAHULUAN. wilayah negara Indonesia dibagi atas daerah pusat dan daerah dengan mengingat

I. PENDAHULUAN. kegiatannya manusia selalu berhubungan dengan tanah. Sehubungan dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV PENUTUP. tanah, luasan bidang tanah, dan batas batas wilayah bidang tanah. Pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya manusia lahir di dunia membawa hak-haknya, sudah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) merupakan salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang agraria atau pertanahan dan menangani halhal yang berurusan dengan sertifikat tanah. Dalam pembuatan sertifikat tanah Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) mengeluarkan Program baru yaitu Program Layanan Rakyat Untuk Sertifikat Tanah (LARASITA). Program Layanan Rakyat Untuk Sertifikat Tanah (LARASITA) melaksanakan semua pelayanan pertanahan dalam wilayah administrasi Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota secara online dengan memanfaatkan teknologi yang dihubungkan melalui satelit dengan menggunakan fasilitas internet dan wireless communication system. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang semula menunggu atau pasif menjadi aktif yaitu mendatangi secara langsung masyarakat yang akan mengurus sertifikat tanah, sekaligus mengubah paradigma masyarakat yang menganggap proses pembuatan sertifikat tanah berbelit-belit, membutuhkan waktu, tenaga dan mengurangi pembuatan sertifikat lewat pihak ketiga (calo) yang membutuhkan biaya besar. Pendafataran Hak atas tanah yang diselenggarakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 selama lebih dari 35 tahun belum cukup memuaskan. Dari sekitar 55 juta bidang tanah hak yang memenuhi syarat untuk didaftar, baru lebih kurang 16,3 Juta bidang tanah yang sudah di daftar atau sekitar

2 29%. Hal-hal yang berupa kendala dalam pelaksanaan pendaftaran tanah, di samping kekurangan anggaran, alat dan tenaga, adalah keadaan objektif tanah-tanahnya sendiri yang selain jumlahnya besar dan tersebar di wilayah yang luas, sebagian besar penguasaannya tidak didukung oleh alat-alat pembuktian yang mudah diperoleh yang dapat dipercaya kebenarannya. Selain itu ketentuan hukum untuk dasar pelaksanaanya dirasakan belum cukup memberikan kemungkinan untuk terlaksananya pendaftaran dalam waktu yang singkat dengan hasil yang lebih memuaskan. Sehubungan dengan itu maka dalam rangka meningkatkan dukungan yang lebih baik pada pembangunan nasional dengan memberikan kepastian hukum di bidang pertanahan, dipandang perlu: 1. Mengadakan penyempurnaan pada ketentuan yang mengatur pendaftaran tanah 2. Agenda kebijakan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Agenda kebijakan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional, yang menetapkan 11 (sebelas) arah kebijakan salah satunya, yaitu Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran serta sertifikat tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia. Dalam rangka percepatan pendaftaran tanah pertama kali, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia membuat inovasi baru yaitu dengan melaksanakan Program Layanan Rakyat Untuk Sertifikat Tanah (LARASITA), yang diatur dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 tentang Larasita Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, sebagai pelaksanaan dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2012

3 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006. Program Layanan Rakyat Untuk Sertifikat Tanah (LARASITA) adalah Program jemput bola atau kantor berjalan dimana mobil digunakan untuk mendatangi masyarakat di berbagai daerah, terutama yang lokasi tanahnya jauh dari Kantor Pertanahan guna mendukung pelayanan proses sertifikat tanah. Model pelayanan Program Layanan Rakyat untuk Sertifikat Tanah (LARASITA) mempunyai fungsi yang sama dengan Kantor Pertanahan, yaitu : 1. Berbasis sistem aplikasi pelayanan KKP (Komputerisasi Kantor Pertanahan) 2. Dilaksanakan secara mobile. 3. Tersedia 4 loket pelayanan, yaitu : Loket Informasi, Loket Penerimaan Berkas, Loket Pembayaran dan Loket Pengambilan Produk. Dalam melaksanakan Layanan Rakyat untuk Sertifikat Tanah (LARASITA) dilengkapi peralatan antara lain : 1. Central Node (Kantor Pertanahan) terdiri atas : tower setinggi 60 M, Wireless Radio Antena Omni 2,4 Ghz dan Amplifier Outdoor. 2. Client Node (Unit Mobil Larasita) terdiri atas : Laptop Mobile, Printer, Antena Grid 2,4 Ghz, Wireless Radio, Optional Outo Motor Antena, Swit Hub, Amplifier 1000 MW outdoor. Sistem dan peralatan tersebut diharapkan mampu melakukan transfer dan komunikasi data secara online ke server KKP (Komputerisasi Kantor Pertanahan), sehingga apa yang terjadi di mobil LARASITA akan terbaca di Kantor Pertanahan begitu juga sebaliknya. Dengan demikian maka sistem pelayanan LARASITA sama dengan sistem pelayanan yang dilakukan di Kantor Pertanahan, baik mengenai

4 prosedur, syarat dan biaya. Prioritas utama dalam pelayanan Program LARASITA adalah pendaftaran tanah pertama kali, namun tidak menutup kemungkinan untuk pelayanan pertanahan lainnya seperti informasi layanan pertanahan, balik nama dan lain-lain. Proses pelayanan program LARASITA yang diberikan kepada masyarakat sebagai berikut : Bagan 1.1 Alur Pelayanan Program Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah (LARASITA) pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung, 2012

5 Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung dalam melaksanakan Program LARASITA diawali dengan sosialisasi kepada berbagai tingkatan. Tahap pertama, dimulai dengan sosialisasi di tingkat Kabupaten/Kota dengan sasaran para pejabat Pemerintah Daerah, para Camat, para Kepala Desa/Lurah dan organisasi masyarakat, dengan maksud untuk ikut mensukseskan Progam LARASITA. Tahap berikutnya, penyuluhan dilaksanakan yang bertempat di tingkat Kecamatan atau Kelurahan/Desa dengan melibatkan masyarakat secara langsung. penyuluhan terhadap masyarakat dimaksudkan agar masyarakat mengetahui dan mendaftar melalui Program LARASITA. Tim Program LARASITA Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung melaksanakan Program LARASITA dimulai sejak Tahun Anggaran 2009 sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung tanggal 15 Januari 2009 Nomor 120-42. Pada Tahun Anggaran 2010, program LARASITA mengalami perubahan tim LARASITA sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung tanggal 04 Januari 2010 Nomor 05/Kep.12-32.04-500/I/2010, tentang Penunjukan/Koordinator dan perugas pelaksana Tim Layanan Rakyat Untuk Sertifikat Tanah (LARASITA) Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Tahun 2010. Wilayah kerja yang dilayani oleh Program Layanan Rakyat untuk Sertifikat Tanah (LARASITA) meliputi seluruh wilayah Kabupaten Bandung, dengan luas wilayah lebih kurang 16.658,344 Ha diluar kawasan hutan dan tepi/sekitar kawasan hutan yang terdiri dari 31 Kecamatan 267 Desa dan 9 Kelurahan. Luas tanah yang sudah bersertifikat di Kabupaten Bandung seluas 36.812 Ha. Rekapitulasi sertifikat

6 tanah hak milik dalam Program Layanan Rakyat untuk Sertifikat Tanah (LARASITA) dari tahun anggaran 2009 sampai dengan tahun anggaran 2012, sebagai berikut : Tabel 1.1 Rekapitulasi Permohonan Sertifikat Tanah Hak Milik Dalam Program LARASITA dari Tahun Anggaran 2009 Sampai Dengan Tahun Anggaran 2012 Tahun Anggaran Permohonan Sertifikat Selesai Dalam Proses 2009 158 Permohonan 158 Permohonan - 2010 197 Permohonan 177 Permohonan 20 Permohonan 2011 161 Permohonan 138 Permohonan 23 Permohonan 2012 157 Permohonan 65 Permohonan 92 Permohonan Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung Pada tahun anggaran 2009 masyarakat yang mendaftarkan sertifikat hak milik sebanyak 158 bidang tanah, dan sebanyak 158 permohonan sudah terselesaikan. Pada tahun anggaran 2009 masyarakat yang mendaftarkan tanahnya dalam program LARASITA di 5 Desa pada 4 Kecamatan dari 15 Kecamatan yang dijadikan lokasi pelayanan program LARASITA. Pada tahun anggaran 2010 masyarakat yang mendaftarkan sertifikat hak milik sebanyak 197 bidang tanah, sebanyak 177 permohonan sudah terselesaikan dan sebanyak 20 permohonan belum terselesaikan. Pada tahun anggaran 2010 masyarakat yang mendaftarkan tanahnya dalam program LARASITA di 23 Desa pada 13 Kecamatan dari 31 Kecamatan yang dijadikan lokasi pelayanan program LARASITA. Pada tahun anggaran 2011 masyarakat yang mendaftarkan sertifikat hak milik sebanyak 161 bidang tanah, sebanyak 138 permohonan sudah terselesaikan dan sebanyak 23 permohonan belum terselesaikan.

7 Pada tahun anggaran 2011 masyarakat yang mendaftarkan tanahnya dalam program LARASITA di 43 Desa pada 22 Kecamatan dari 31 Kecamatan yang dijadikan lokasi pelayanan program LARASITA. Pada tahun anggaran 2012 masyarakat yang mendaftarkan sertifikat tanah hak milik sebanyak 157 permohonan, sebanyak 65 permohonan sudah terselesaikan dan sebanyak 92 permohonan belum terselesaikan. Pada tahun anggran 2012 masyarakat yang mendaftarkan tanahnya dalam program LARASITA di 44 Desa pada 22 Kecamatan dari 31 Kecamatan yang dijadikan lokasi pelayanan program LARASITA. Berdasarkan observasi awal terhadap pelayanan Program LARASITA di Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung, terdapat kendala-kendala sebagai berikut: 1. Tidak terkoneksinya peralatan yang berada dalam mobil LARASITA berupa Client Node dengan Central Node yang berada di Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung, ini mengakibatkan peralatan yang berada di mobil LARASITA tidak bisa terkoneksi dengan Kantor Pertanahan seluruh daerah Kabupaten Bandung di 31 Kecamatan 267 Desa dan 9 Kelurahan. 2. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang jadwal layanan LARASITA yang mengakibatkan partisipasi masyarakat dalam membuat sertifikat tanah kurang direspon, ini terlihat dari jumlah permohonan yang masuk dalam program layanan LARASITA dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung kepada masyarakat hanya dilakukan dengan mengirim surat pemberitahuan kepada Kecamatan agar diteruskan kepada Desa-desa sampai dengan kepada masyarakat.

8 3. Pelayanan Program LARASITA tidak dapat dilaksanakan di setiap Desa, dikarenakan terlalu luasnya wilayah yang harus dilayani. Wilayah yang harus dilayani sebanyak 267 Desa dan 9 Kelurahan, jadi pelayanan program LARASITA di Kabupaten Bandung dilaksanakan di 31 Kecamatan. 4. Pelayanan Program LARASITA tidak dapat menjangkau masyarakat yang berpenghasilan rendah, dari jumlah penduduk Kabupaten Bandung 3,1 juta jiwa (hasil sensus 2010), masyarakat yang terkatagori miskin mencapai 427.489 jiwa, Pra Keluarga Sejahtera (Pra KS) hingga 2010 tercatat ada 150.168 jiwa, sementara yang masuk kategori Keluarga Sejahtera (KS) I hingga 277.321 jiwa. 5. Penguasaan hak atas tanah oleh pemilik tanah tidak didukung oleh alat-alat pembuktian yang mudah diperoleh dan dapat dipercaya kebenarannya, karena apabila bukti kepemilikan sebidang tanah dari letter C atau Akta Jual Beli harus dilengkapi dengan warkah. Masyarakat yang akan membuat sertifikat tanah hak milik harus membuat warkah di Desa/Kelurahan setempat, dan dalam rangka memperoleh warkah tersebut pemilik tanah dipungut biaya oleh Kepala Desa/Kepala Kelurahan yang besarannya ditentukan oleh Kepala Desa/Kepala Kelurahan. Dengan demikian untuk mengetahui sejauh mana pelayanan Program LARASITA ini telah dilaksanakan, maka dilakukan penelitian dengan judul : Kualitas Pelayanan Sertifikat Tanah Hak Milik Dalam Program Layanan Rakyat Untuk Sertipikat Tanah (LARASITA) Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung adapun alasan peneliti mengambil judul ini dikarenakan masih banyaknya tanah-tanah yang belum bersertifikat hak milik.

9 1.2 Rumusan Masalah Beranjak dari hal tersebut, dapat dikemukakan pernyataan masalah (problem statement) sebagai berikut : Pelayanan Sertifikat Tanah Hak Milik Dalam Program Layanan Rakyat untuk Sertifikat Tanah (LARASITA) pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung belum berjalan dengan baik. Berkaitan dengan pernyataan masalah tersebut maka dirumuskan pertanyaan penelitian (research questions) sebagai landasan penelitian yaitu : Mengapa Kualitas Pelayanan Sertifikat Tanah Hak Milik Dalam Program Layanan Rakyat untuk Sertifikat Tanah (LARASITA) pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung belum memberikan hasil yang diharapkan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk meneliti dan menganalisa tentang kualitas pelayanan sertifikat tanah hak milik dalam Program Layanan Rakyat untuk Sertifikat Tanah (LARASITA) pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung. 1.3.2 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh konsep baru dalam pengembangan ilmu administrasi publik.

10 1.4 Kegunaan Penelitan 1.4.1 Kegunaan akademis Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam mengembangkan, memperluas dan memperkaya studi akedemis serta penelitian ilmiah di bidang studi ilmu administrasi publik, khususnya dalam bidang pelayanan publik yang dilakukan oleh organisasi publik dalam rangka mengembangkan ilmu administrasi publik. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi penulis, penelitian ilmiah ini dapat mendalami Kualitas Pelayanan Sertifikat Tanah Hak Milik Dalam Program Layanan Rakyat untuk Sertifikat Tanah (LARASITA) pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung baik secara konseptual maupun secara praktis. 2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi Pemerintah yang terkait dalam dalam rangka pengembangan manajemen dan pelayanan publik di bidang sertifikat tanah hak milik di Kabupaten Bandung.