BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008). Masing-masing kelompok yang terdiri dari l0 orang yaitu Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol. Kedua kelompok diberikan tes awal yang berupa hasil kecepatan tendangan. Setelah tes awal kedua kelompok diberikan pelatihan dengan perlakuan yang berbeda secara bersamaan. Kelompok Perlakuan diberikan pelatihan dengan beban 0,5 kg di kaki sebanyak 10 repetisi empat set dan Kelompok Kontrol diberikan pelatihan tanpa beban di kaki sebanyak 10 repetisi empat set. Kemudian masing-masing kelompok diobservasi sama dengan tes awal yaitu kecepatan tendangannya. RA O1 P1 O2 P R S O3 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian P2 O4 Dimana : P R S = Populasi = Randomisasi = Sampel 36
37 RA P1 P2 Ol O2 O3 O4 = Random Alokasi = Kelompok Perlakuan = Kelompok Kontrol = Observasi hasil kecepatan tendangan Kelompok Perlakuan sebelum pelatihan. = Observasi hasil kecepatan tendangan Kelompok Perlakuan sesudah pelatihan = Observasi hasil kecepatan tendangan Kelompok Kontrol sebelum pelatihan = Observasi hasil kecepatan tendangan Kelompok Kontrol sesudah pelatihan. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar yang berlokasi di Jalan Tukad Punggawa No. 14 Kelurahan Serangan Denpasar. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk treatment yang dilakukan delapan belas kali pertemuan dengan frekuensi tiga kali pertemuan tiap minggunya yaitu hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Dilakukan pada sore hari mulai jam 14.00 s.d 17.00 WITA. Pelaksanaannya dimulai bulan Februari s.d April 2015. Dengan pembagian awal minggu pertama untuk persiapan, 6 minggu untuk perlakuan (treatment) sedangkan minggu berikutnya untuk penulisan pelaporan. 4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi dari penelitian ini diambil dari seluruh siswa kelas VIII SMP N 11 Denpasar, yang berjumlah 40 orang siswa.
38 4.3.2 Sampel Sampel diambil dari populasi penelitian SMP N 11 Denpasar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria yang ditetapkan untuk dapat dipilih sebagai sampel adalah sebagai berikut: 1. Kriteria sampel inklusi. Kriteria sampel inklusi adalah : a. Jenis kelamin laki-laki b. Umur 13-15 tahun c. Duduk di kelas VIII (kelas-2 SMP) d. Indeks massa tubuh, kategori normal yaitu 18,5-25 kg/m 2 e. Kebugaran fisik kategori sedang/cukup f. Berbadan sehat dan tidak cacat, yang didasarkan pemeriksaan dokter. g. Bersedia sebagai subjek penelitian sampai selesai dengan persetujuan menandatangani surat kesediaan sebagai sampel. 2. Kriteria sampel eksklusi. Kriteria sampel eksklusi adalah : a. Ada riwayat patah tulang b. Siswa kidal c. Berdomisili di luar kota Denpasar 3. Kriteria Drop out. Kriteria drop out menyangkut : a. Subjek sakit ketika pelatihan dilangsungkan sehingga tidak dapat melanjutkan pelatihan.
39 b. Dua kali berturut-turut tidak mengikuti pelatihan. c. Mengundurkan diri dari subjek penelitian. 4.3.3 Besar Sampel Besar sampel (n) dihitung dengan menggunakan rumus Pocock (2008), yang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: 2 2 xf, 2 ( 2 1) Keterangan : = Jumlah sampel atau besar sampel = Batas kemaknaan diambil 5% atau 0,05. = Standar deviasi 0,055. I- = Kekuatan (power) penelitian 0,95, ( : 0,05). f (, ) = 13,0 (dari tabel Value of f (, ) (Pocock, 2008)). 1 2 = Rerata hasil kecepatan tendangan = Harapan peningkatan kecepatan tendangan Dari pernyataan di atas didapatkan hal-hal sebagai berikut: l 2 = 0,50 detik = 0,40 detik Dengan mensubstitusikan kriteria di atas ke dalam rumus Pocock diperoleh besar sampel setiap kelompok 7,86. Untuk mengantisipasi sampel drop out, maka jumlah sampel ditambah sebanyak 20% dari jumlah (n), sehingga besar sampel untuk masing-masing kelompok menjadi 9,44 yang dibulatkan menjadi 10 orang. Dengan demikian jumlah sampel keseluruhan menjadi 2 x l0: 20 orang.
40 4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut: 1. Mengadakan pemilihan sejumlah sampel dari populasi siswa SMP N 11 Denpasar yang berdasarkan kriteria inklusi. 2. Sampel yang terpilih berdasarkan kriteria inklusi, dipilih kembali berdasarkan kriteria eksklusi. 3. Memilih secara acak sederhana (dengan memakai undian) sampel sebanyak 20 orang dari siswa yang telah terpilih dengan kriteria inklusi dan eksklusi. 4. Memilih secara random (alokasi random) dari 20 orang menjadi dua kelompok sehingga masing-masing kelompok berjumlah 10 orang. Yang selanjutnya diberikan perlakuan yang berbeda. 4.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Variabel bebas yaitu : pelatihan kecepatan tendangan dengan beban di kaki kanan seberat setengah kg sebanyak 10 repetisi empat set, tiga kali per minggu selama enam minggu dan pelatihan kecepatan tendangan tanpa beban di kaki sebanyak 10 repetisi empat set, tiga kali per minggu selama enam minggu. 2. Variabel tergantung yaitu : hasil kecepatan tendangan. 3. Variabel kontrol yaitu : jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh, tinggi badan, berat badan dan kebugaran fisik. 4. Variabel rambang yaitu: suhu lingkungan, kelembaban relatif udara, ketinggian tempat di atas permukaan laut, arah dan kecepatan angin.
41 4.5 Definisi Operasional Variabel 1. Pelatihan Pelatihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama pelatihan dalam olahraga prestasi adalah untuk mengembangkan kemampuan biomotorik ke standar yang paling tinggi, atau dalam arti fisiologis atlet berusaha mencapai tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraganya. 2. Mawashi Geri Jodan Mawashi geri jodan adalah tendangan samping, sehingga lontaran yang menendang membentuk jalur melengkung seperti busur dari luar ke dalam, dengan sasaran yang ada di depan atau samping. Tendangan mawashi geri jodan menggunakan punggung kaki untuk mengenai sasaran seperti muka/kepala. 3. Sikap Kamae-te Sikap kamae-te adalah sikap kuda-kuda dimana tungkai kiri di depan, lutut ditekuk 135 o sedangkan posisi tungkai kanan lurus di belakang dengan jarak selebar bahu. Dalam posisi ini berat badan berada di tengah antara kedua kaki. Posisi kedua lengan ditekuk dengan sikap siap (kamae-te) di depan dada. 4. Beban di kaki Beban di kaki merupakan bentuk latihan dengan menggunakan kettler (pemberat) seberat 0,5 kg merek suzuki buatan Indonesia yang dipasangkan di pergelangan kaki kanan, sehingga dengan adanya beban tersebut kinerja otot-
42 otot kaki dapat terus ditingkatkan dengan adanya faktor penghambat yaitu beban. Dengan adanya pelatihan beban dikaki tersebut secara teratur intensitas reflek kaki akan semakin terbiasa dan kekuatannya semakin meningkat, sehingga gerak tendangan dalam keadaan normal akan jauh lebih cepat. Beban di kaki ini dapat meningkatkan kemampuan dalam menendang terutama kecepatan dan kekuatan sehingga menghasilkan power yang baik. 5. Kecepatan Tendangan Kemampuan dari siswa dalam melakukan gerakan teknik mawashi geri jodan sikap kamae-te dalam waktu sesingkat mungkin. Kecepatan umumnya dihitung dalam meter per detik atau kilometer per detik. Dalam penelitian ini kecepatan tendangan dihitung dalam m/detik karena jarak jangkauan subjek dari posisi kamae-te sampai kaki kanan mendarat disasaran sama, yang merupakan titik akhir dari tendangan yang sudah terpasang alat Reaction Timer buatan Indonesia yang telah dimodifikasi dengan ketelitian 0,01 milidetik. 6. Umur adalah usia yang dinyatakan dalam tahun berdasarkan tanggal bulan kelahiran yang diambil dari akte kelahiran berkisar 13-15 tahun. 7. Jenis kelamin adalah laki-laki yaitu jenis kelamin yang terlihat dari penampilan fisik dan yang tertulis dalam akte kelahiran. 8. Berat badan adalah bobot tubuh orang coba yang diukur dengan timbangan badan elektronik, ketelitian 0,1 kg dan batas ukur 120 kg sebelum dan setelah perlakuan dan hanya memakai pakaian seminim mungkin. 9. Tinggi badan adalah tinggi tubuh yang diukur dengan antropometer dengan ketelitian 0,1 cm. Sikap orang coba berdiri tegak, pandangan lurus ke depan,
43 dimana antara liang telinga luar membentuk bidang horizontal dengan tepi orbital bawah mata dan antara tumit, pantat, punggung dan kepala bagian belakang membentuk bidang vertikal. Tinggi diukur dari telapak kaki sampai dengan ubun-ubun (vertex). 10. Kebugaran fisik merupakan kemampuan untuk melakukan kegiatan seharihari tanpa merasa lelah berlebihan dan masih memiliki cadangan tenaga untuk menikmati waktu luang dan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mendadak. Dalam penelitian ini kebugaran fisik diuji melalui tes lari sejauh 2,4 km, katagori yang dipilih adalah katagori sedang. 11. Suhu udara adalah temperatur sekitar lapangan pelatihan yaitu suhu kering yang dinyatakan dalam derajat Celcius, yang diukur dengan termometer digital, ketelitian 0,1 C. 12. Kelembaban relatif udara adalah persentase uap air dalam udara yang diukur dengan hygrometer elektronik digital merek Extech buatan Jerman, dengan ketelitian 1%. 13. Arah angin adalah arah datangnya angin pada tempat penelitian yang diukur dengan bendera angin. Arah kibaran bendera menunjukkan arah angin berhembus atau arah kibaran bendera berlawanan dengan arah datangnya angin. 14. Kecepatan angin adalah kecepatan hembusan angin pada tempat pelatihan, yang diukur dengan anemometer dalam satuan kilometer per jam. 15. Ketinggian tempat adalah ketinggian tempat pelatihan yang dihitung dari atas permukaan laut, dengan mengambil data yang ada pada dinas meteorologi dan geofisika.
44 4.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian tentang variabel-variabel pelatihan mawashi geri jodan sikap kamae-te dan kecepatan tendangan. Hubungan yang akan dianalisis pelatihan mawashi geri jodan sikap kamae-te melalui pelatihan beban di kaki terhadap kecepatan tendangan. Selain itu turut diteliti juga prinsip-prinsip dasar dan metode latihan beban yang sesuai. 4.7 Penentuan Sumber Data Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) berupa pendapat atau opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, yang dikumpulkan untuk menjawab perumusan masalah dalam penelitian (Sekaran, 2003). Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung pengamatan yang dilakukan di SMP N 11 Denpasar. 4.8 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik (Arikunto, 2002). Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah berupa instrumen untuk mencatat semua aktivitas atlet pemula selama pembelajaran berlangsung. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data terdiri dari : 1. Timbangan badan merek Magic buatan Amerika, untuk menimbang berat badan, satuan kg dan ketelitian 0,1 kg.
45 2. Antropometer merek Atioch buatan USA, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan orang coba, dengan ketelitian 0,1 cm. 3. Stopwatch digital merek Seiko buatan China dipakai untuk mengukur waktu tes lari, lama pelatihan dan lama waktu istirahat tiap set, ketelitian alat ini 0,01 detik 4. Reaction Timer buatan Indonesia yang telah dimodifikasi dengan ketelitian 0,01 milidetik, digunakan untuk mengukur waktu tendang.
46 5. Kettler (pemberat di kaki) seberat setengah kg merek suzuki buatan Indonesia. 6. Samsak (target) buatan Indonesia. 7. Nomor dada sebagai tanda pengenal. 8. Alat-alat tulis untuk mencatat data.
47 9. Alat dokumentasi merek Nikon untuk merekam jalannya penelitian. 4.9 Pelaksanaan dan Prosedur Penelitian Alur penelitian menjelaskan mengenai langkah awal hingga akhir mengenai tata cara dilakukannya penelitian ini membentuk proses dan hasil yang objektif, efektif, valid, dan efisien. Penelitian ini diawali dengan menetapkan suatu tujuan dimana penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan bukti empiris pelatihan mawashi geri jodan sikap kamae-te dengan beban 0,5 kg di kaki terhadap kecepatan tendangan. Dalam penelitian ini, menggunakan satu variabel dependen yaitu kecepatan tendangan dan satu variabel independen yaitu tendangan mawashi geri jodan sikap kamae-te. Tahapan pelaksanaan penelitian ini setelah pembagian kelompok pelatihan dilakukan tes kecepatan tendangan sebelum penelitian dimulai. Penelitian dilanjutkan dengan memberikan pelatihan selama 18 kali pertemuan setiap hari selasa, kamis dan sabtu dengan metode 10 repetisi empat set. Kelompok Perlakuan menggunakan beban 0,5 kg di kaki, Kelompok Kontrol tanpa beban di kaki. Pada pertemuan terakhir dilakukan tes kecepatan tendangan dengan teknik yang sama untuk memperoleh nilai kecepatan yang akan digunakan untuk analisis data dengan menggunakan Reaction Timer dengan satuan per detik. Gambar 4.2 menunjukan alur penelitian mulai dari latar belakang hingga uji hipotesis dan simpulan serta saran.
48 Populasi Kriteria Inklusi dan Ekslusi Acak Sederhana Sampel Alokasi Acak Sederhana Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Tes sebelum pelatihan Tes sebelum pelatihan Pelatihan dengan beban di kaki Pelatihan tanpa beban Tes setelah pelatihan Tes setelah pelatihan Analisis Data Penyusunan Laporan Gambar 4.2 Alur Penelitian 4.10 Analisis Data Data yang diperoleh sebelum maupun setelah pelatihan dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut (Sastroasmoro dan Ismail, 2010) : 1. Statistik Diskriptif digunakan untuk mendeskripsikan umur, berat badan, tinggi badan, indek masa tubuh dan kebugaran fisik yang datanya diambil
49 sebelum tes awal dimulai dan untuk mendeskripsikan hasil kecepatan tendangan baik sebelum maupun setelah. 2. Uji Normalitas data hasil kecepatan tendangan dengan Saphiro Wilk Test yang bertujuan untuk mengetahui distribusi data masing-masing kelompok perlakuan dari kedua kelompok sebelum pelatihan. Batas kemaknaan adalah 95% ( = 0,05). 3. Uji Homogenitas data dengan menggunakan Levene Test, bertujuan untuk mengetahui variasi data hasil kecepatan tendangan pada kedua kelompok sebelum pelatihan. Batas kemaknaan yang digunakan adalah = 0,05. 4. Uji Komparasi Data dengan t-independent test. Uji ini adalah uji t tidak berpasangan yang dipakai untuk menganalisis perbedaan hasil kecepatan tendangan antar kelompok perlakuan, baik sebelum maupun sesudah perlakuan. 5. Uji Komparasi Data dengan t-paired test. Uji ini adalah uji t berpasangan, yang dipakai untuk menganalisis perbedaan hasil kecepatan tendangan antara sebelum dan sesudah pelatihan pada kedua kelompok perlakuan.