HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

Pengantar Daftar Tabel Daftar Gambar Rancangan Kegiatan Pembelajaran

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

Bab V Konsep Perancangan

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI Konsep Perencanaan dan Perancangan Studio Film di Yogyakarta

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS REKREASI di PERKEBUNAN STROBERI KALIURANG

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT INFORMASI DAN PELAYANAN TERPADU ANAK USIA DINI DI YOGYAKARTA

Transkripsi:

HOTEL KAPSUL DENGAN PENDEKATAN PENGARUH PERILAKU ISTIRAHAT PENGHUNI DI TANAH ABANG JAKARTA Vindri Anggraini., Noegroho, ST, MLP., Albertus Galih Prawata, ST., M.Arch Jurusan Arsitektur Binus University Jalan K.H Syahdan No.9 Palmerah - Jakarta Barat, 0215543287, vin2_chen@yahoo.com ABSTRAK Tanah Abang merupakan kawasan yang dikenal sebagai pusat perdagangan dan hiburan. Selain itu hadirnya stasiun kereta api di daerah ini membuat kawasan ini semakin padat. Banyaknya jumlah pengunjung di kawasan ini tentunya membuat kawasan ini membutuhkan tempat peristirahatan sementara. Kebutuhan hotel dengan harga yang relatif murah di tempat strategis tentunya sangat diminati para pedagang, wisatawan, ataupun orang - orang yang sedang membutuhkan tempat peristirahatan sementara. Hotel kapsul Tanah Abang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kegiatan istirahat merupakan kegiatan utama di dalam hotel kapsul ini. Oleh sebab itu perilaku istirahat merupakan aspek penting yang mempengaruhi perencanaan dan perancangan hotel kapsul ini untuk menciptakan kualitas istirahat penghuni yang baik. Unit kamar hotel kapsul yang lebih kecil dari pada hotel pada umumnya harus disesuaikan dengan perilaku istirahat penghuni agar tercipta suasana yang nyaman bagi penggunanya. Walaupun kecil tetapi fasilitas hotel kapsul ini dapat memiliki fasilitas yang tidak kalah dengan hotel- hotel besar lainnya. Kata kunci: Hotel Kapsul, Tanah Abang, Perilaku Istirahat ABSTRACT Tanah Abang is an area known as a center of commerce and entertainment. Besides the presence of railway stations in this area make this area increasingly crowded. A large number of visitors in this area would make this area requires a temporary resting place. The hotel with prices relatively inexpensive in strategic place certainly demanded by traders, tourists, one who is nor people need a resting place while. Tanah Abang capsule hotel designed to meet those needs. Resting activity is the main activity in this capsule hotel. Therefore rest behavior is an important aspect that affects the planning and design of this capsule hotel to create a better quality of rest occupants. A hotel room capsule unit smaller than at the hotel in general to be adjusted with the rest of the atmosphere in order to have a convenient for the user. Although small but facility capsule this hotel can have a facility to compete with other hotel- the grand hotels. Keywords: hotel capsules, Tanah Abang, Rest Behaviour

PENDAHULUAN Saat ini industri perhotelan di Indonesia terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia usaha yang ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada. Dengan perkembangan tersebut persaingan antar hotel akan semakin meningkat. Oleh sebab itu hotel harus didukung oleh berbagai aspek agar dapat bersaing dengan hotel lain, bukan hanya pelayanan yang baik tetapi perlu adanya desain hotel yang tanggap terhadap kebutuhan dan kenyamanan yang erat hubungannya dengan perilaku penghuni hotel. Hotel merupakan suatu bentuk bangunan, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya di mana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Kebutuhan hotel dengan harga yang relatif murah di tempat stategis tentunya sangat diminati para pedagang, ataupun orang- orang yang sedang membutuhkan tempat peristirahatan sementara. Dengan ukuran ruang yang lebih kecil, hotel kapsul menjadi pilihan yang tepat untuk dibangun di daerah Jakarta, khususnya daerah Tanah Abang yang dikenal sebagai kawasan perdagangan maupun pusat hiburan dan dekat dengan stasiun kereta api. Hal ini menjadikan lokasi ini cukup strategis untuk dibangun sebuah hotel kapsul yang menawarkan harga yang relatif murah tetapi tetap nyaman untuk dihuni. Desain hotel kapsul harus disesuaikan dengan berbagai aspek, tidak semata- mata hanya memperhatikan segi ekonimis saja. Desain yang dibuat harus dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dari segi psikologis, fisiologis, dan sosiologis pula (Rush, 1986). Dari segi psikologis dapat dilihat dari tingkat privasi, keterbukaan, ketenangan dan sebagainya. Dari segi fisiologis dapat dilihat dari kebutuhan akan keamanan, dan kenyamanan ruangan. Dari segi sosiologis seringkali didasarkan pada kemampuan komunikasi bangunan untuk menyediakan keseimbangan dalam melakukan segala kegiatan dalam bangunan hotel ini. Perlu adanya desain penataan ruang maupun perabotan, serta desain yang mengarahkan para pengguna hotel agar dapat menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dan tetap nyaman dengan kondisi hotel kapsul ini. Perlu adanya kesatuan dari tiap ruang yang dimaksudkan untuk memperoleh kedekatan dan jarak antar ruang yang memadai serta nyaman bagi penghuni, hal ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat akses dalam melakukan aktifitas. Interaksi penghuni hotel selalu bersinggungan dengan lingkungan fisik. Artinya, perlu adanya penyelesaian secara arsitektural agar penghuni bisa berinteraksi dengan ruang- ruang dan mengenali bagianbagian hotel agar dapat diakses dan melakukan kegiatan dengan mudah. Oleh karena itu, berbagai isyarat lingkungan dan komponen fisik harus dirancang dengan baik untuk membantu individu membentuk gambaran holistik dari ruangan- ruangan tersebut secara keseluruhan. (Ingrid Y. Lin, 2004) Aktifitas utama penghuni hotel tentunya sebagian besar adalah kegiatan istirahat. Menurut Dr. Matius Edlund (2010) jenis istirahat aktif bukan hanya terdiri dari istirahat secara fisik tetapi juga terdiri dari istirahat mental, spiritual, dan sosialisasi. Oleh sebab itu perlu adanya identifikasi terhadap perilakuperilaku istirahat penghuni yang hasilnya akan direspon ke dalam rancangan hotel kapsul ini. Perlu adanya perencanaan dan studi lebih lanjut mengenai perilaku para pengguna hotel, dimensi yang sesuai dengan kenyamanan, jenis ruang yang dibutuhkan, klarifikasi kagiatan, pengelompokan ruang publik dan privat serta jenis fasilitas yang dibutuhkan dalam hotel kapsul tersebut. Proyek ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan hotel yang tinggi di lahan yang cukup strategis dengan harga yang relatif murah tanpa mengurangi kenyamanan penggunanya khususnya kegiatan istirahat penghuni, dengan cara merespon perilaku istirahat penghuni ke dalam desain hotel kapsul tersebut. Oleh sebab itu hotel ini perlu menyediakan unit kamar dengan fasilitas yang layak bagi penggunanya sehingga mendukung perilaku istirahat. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode kuesioner. Sampel yang ditentukan yaitu sebanyak 50 orang responden. Bahan penelitian disesuaikan dengan studi literatur yang telah ditentukan. Hal- hal yang menjadi bahan penelitian yaitu terdiri dari kuesioner tentang pengaruh warna kamar terhadap kenyamanan penghuninya dan kuesioner kenyamanan unit kamar hotel kapsul. Hasil yang didapatkan disimpulkan dan direspon ke dalam perancangan hotel kapsul. Gambar di bawah ini merupakan bentuk dari kuesioner yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui kenyamanan istirahat penghuni hotel:

Gambar 1: Kuesioner

HASIL DAN BAHASAN A. Konsep Perencanaan dan Perancangan 1. Konsep Penentuan Pintu Masuk Gambar 2: Penentuan Pintu Masuk Jalan utama merupakan jalan satu arah yaitu dara arah utara ke selatan. Pintu masuk utama terletak di area tapak yang lebih pendek dan mudah terlewatkan. Oleh sebab itu pintu masuk utama diletakkan setelah pintu keluar. Warna orange yang menunjukkan jalur pedestrian diletakkan berjauhan dengan pintu masuk utama kendaraan agar lebih dekat dengan pintu masuk bangunan hotel dan supaya tidak mengganggu sirkulasi kendaraan. 2. Konsep Zoning Horisontal Bangunan Gambar 3: Zoning Tapak

Zoning parkir diletakkan hampir di sekeliling area tapak, hal ini dikarenakan sirkulasi kendaraan yang digunakan adalah sirkulasi memutar. Sedangkan area servis diletakkan pada area belakang agar tidak terlalu tampak dari area utama tapak. Untuk area hotel, dasar bangunan lebih dimanfaat untuk area komersil agar lebih mudah dijangkau dan tidak mengganggu area private, sehingga tercipta kenyamana, privasi, dan mengurangi kebisingan bagi penghuni hotel. Gambar 4: Skema hubungan ruang secara makro Skema tersebut menggambarkan hubungan antar satu kegiatan dengan kegiatan lain baik kegiatan yang bersifat publik, semipublik, private maupun service. Walaupun memiliki fungsi yang berbeda- beda, ruang- ruang tersebut tetap mempunyai hubungan baik berhubungan erat ataupun tidak erat. 3. Konsep Zoning Vertikal Bangunan Area hunian hotel dibuat terpisah dengan area lainnya dikarenakan area ini membutuhkan privasi yang lebih tinggi. Selain itu area hotel dan area komersil juga dipisahkan agar tercipta kondisi yang nyaman, aman, dan terorganisir dengan baik. Gambar 5: Skema hubungan ruang secara vertikal 4. Konsep Pengolahan Fisik Bangunan Pola massa yang cocok digunakan pada proyek hotel kapsul Tanah Abang ini adalah pola massa tunggal karena memiliki keuntungan seperti tidak membutuhkan lahan yang terlalu besar juga dapat menghemat biaya pengoperasionalan. Selain itu tercipta keterkaitan antar fasilitas fasilitas yang ada. Sedangkan untuk bentuk hotel ini sendiri merupakan bentuk bujur sangkar yang dimodifikasi dengan adanya penambahan atau pengurangan pada bagian tertentu oleh bentuk dasar itu sendiri sehingga tercipta variasi bentuk yang lebih menarik tetapi masih menggambar fungsi bangunan tersebut.

5. Konsep Penataan Ruang Luar Gambar 6: Pencapaian Memutar Pola jalur jalan yang diterapkan dalam hotel kapsul ini adalah pola pencapaian memutar. Penerapan pola pencapaian ini dikarenakan pertimbangan ukuran tapak yang tidak begitu besar dan hanya terdiri dari bangunan tunggal. Pencapaian memutar ini dapat memudahkan arus sirkulasi kendaraan dalam tapak terutama pada area belokan dan dapat mengurangi area persimpangan, sehingga pola pencapaian memutar yang paling tepat diterapkan dalam hotel kapsul ini. Sistem parkiran yang digunakan adalah parkiran bersudut 45 0 yang di tambahkan elemen landscape agar suasana lebih tidak kaku, mengurangi pengerasan, dan menambah unsur estetik. 6. Konsep Sirkulasi Horizontal dan Vertikal Gambar V-7: Sirkulasi Linier Bangunan Hotel Kapsul ini menggunakan sirkulasi linier. Perlu adanya pengorganisasian yang tepat terhadap pusat kegiatan, jalan masuk ke ruangan atau kamar, serta tempat untuk sirkulasi vertikal berupa tangga, landaian, dan lift. Semua titik pusat harus memberikan kejelasan jalur pergerakan melalui bangunan dan menyediakan kesempatan untuk berhenti sejenak, beristirahat, dan menentukan orientasi. Untuk menghindari timbulnya orientasi yang membingungkan, suatu susunan hirarkis diantara jalur- jalur dan titik bangunan dapat dibangun dengan membedakan skala, bentuk, panjang, serta penempatannya. 7. Konsep Sistem Struktur Sistem struktur yang digunakan pada bangunan hotel kapsul ini adalah pondasi pelat beton setempat. Pemilihan struktur ini karena pondasi ini lebih murah dan cukup andal digunakan dalam bangunan hotel kapsul. Sedangkan sistem struktur bagian atas yang digunakan untuk bangunan hotel kapsul ini adalah portal. Struktur portal sesuai untuk bagian hunian dan juga fasilitas fasilitas penunjang lainnya, selain itu mendukung penggunaan flab slab pada bangunan. Penggunaan flat slab dapat mengurangi ketinggian bangunan, sehingga dapat menghemat biaya dan mengurangi panjang lintasan ramp. Selain itu dengan menerapkan penggunaan flat slab, dimensi balok akan lebih kecil sehingga tidak perlu melakukan peninggian yang terlalu besar untuk area ducting.

8. Konsep Pencahayaan Pada perancangan hotel kapsul ini, sistem pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan kedua sistem pencahaan tersebut. Pencahayaan alami berasal dari cahaya matahari. Dalam bebarapa situasi penggunaan pancahayaan alami dapat digunakan, oleh sebab itu perlu adanya pencahayaan buatan untuk mengatasi masalah tersebut. Pencahayaan buatan perlu disesuaikan dengan fungsi ruang, tingkat penerangan, sistem distribusi cahaya, cara pemasangan lampu, bentuk lampu, warna lingkungan, efisien cahaya, estetika, dan besaran ruang agar terkesan indah dan nyaman. 9. Konsep Penghawaan Penerapan pengahawaan pada hotel kapsul Tanah Abang ini meliputi penghawaan alami di area yang masih memungkinkan penggunaan penghawaan tersebut contohnya pada ruang - ruang service maupun publik seperti pada area café, restoran, ataupun pada ruang publik lainnya. Sedangkan untuk area unit kamar hotel digunakan A.C. central agar menghemat biaya pengoperasionalan. Penyaluran udara agar tetap nyaman bagi penghuni diselesaikan oleh desain yang membantu pengaturan sirkulasi udara. Penyaluran udara dibagi ke dalam beberapa bagian. Hal ini dimaksudkan agar pengudaraan pada tiap blok unit kamar dapat diatur untuk membantu penghematan pemakaian energi. 10. Konsep Material Unit Kamar Pembatas antar ruang unit kamar digunakan GRC board (Glassfiber Reinforced Cement) 1. Tahan Air/Kelembaban. 2. Tahan Jamur. 3. Tahan Rayap. 4. Kuat & Tahan Benturan. Apabila diberikan beban dengan bandul standar laboratorium, tahan pada ketinggian 110 cm untuk ketebalan 6 mm dan 100 cm untuk ketebalan 5 mm. 5. Kedap Suara. Untuk system partisi menggunakan produk GRC board dapat meredam suara dengan penjelasan sbb : 6. Tahan Api 7. Tidak Perlu diplamir dan Mudah dicat. 8. Mudah dipotong. Pemilihan dinding ini berdasarkan keunggulan GRC board menjadikan bahan ini lebih mudah dalam pemasangan dan juga maintenance pada saat penggantian material yang rusak. Selain itu pada saat pengerjaan, lokasi kerja dapat lebih bersih daripada pengerjaan dinding konvensional. Dengan kemudahan dan waktu pengerjaan yang lebih cepat maka berpotensi menghemat biaya konstruksi. 11. Konsep Utilitas Konsep utilitas terbagi ke dalam beberapa bagian, antara lain: Proteksi kebakaran yang digunakan dalam hotel kapsul ini yaitu proteksi pasif berupa proteksi aktif contohnya hidran dan sprinkler.

Gambar 8 : Jalur distribusi air dengan sprinkler Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi Penyediaan air bersih berasal dari PDAM dengan sistem distribusi air bersih down feed. Hal ini disebabkan karena sistem ini lebih menghemat listrik. Gambar 9 : Distribusi air bersih Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi Sistem pengolahan air kotor padat disalurkan ke bak penampung kemudian ke bak penghancur yang kemudian di salurkan ke bak pengendap dan dibuang ke riol kota. Sumber listrik pada kawasan ini terdiri atas 2 sumber, yaitu sumber listrik yang berasal dari PLN dan sumber listrik berupa generator yang kapsitasnya disesuaikan dengan kebutuhan hotel. Sumber listrik pada generator direncanakan untuk keadaan darurat dan sebagai sumber listrik tambahan.

Gambar 10: Distribusi Listrik Sistem pembuangan limbah menggunakan sistem pengangkutan door to door seperti hotel pada umumnya. Instalasi komunikasi dalam hotel kapsul ini terdiri dari outside communication via telepon, intra office communication (intercom) untuk bagian pengelola, dan PABX (Private Automatic Branch Exchange) systems untuk unit kamar hotel. Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem Thomas, sehingga dapat melindungi area hotel dan bangunan disekitarnya. B. Penekanan Khusus Perencanaan dan Perancangan Dari Hasil Penelitian 1. Pewarnaan Dalam Bangunan Pengaruh warna terhadap manusia terjadi secara tidak langsung melalui pengaruh fisiologis mereka sendiri, untuk memperluas atau untuk mempersempit ruangan, untuk menekan atau membebaskan jalan putar suatu ruangan, ataupun mempengaruhi suasana di dalamnya. Pengaruh tersebut terjadi secara langsung melalui kekuatan pengaruh (impuls), yang berasal dari warna khusus. Tenaga impuls yang tertinggi dimiliki oleh warna orange, kuning, merah, hijau, dan merah lembayung. Warna yang kaya akan impuls ini cocok untuk permukaan yang kecil. Sedangkan tega impuls yang kecil dimiliki oleh warna- warna yang dingin dan pasif seperti warna biru, biru kehijau- hijauan dan ungu yang cocok untuk permukaan yang luas. Gambar 11 : Warna pasif dan aktif Sumber: Data Arsitek Jilid 1.

Warna yang hangat berpengaruh aktif, merangsang, dan mungkin menggelisahkan. Warna ini kurang cocok untuk diterapkan pada ruang kamar. Sedangkan warna pasif dapat menenangkan dan mengrohanikan ruangan. Selain itu warna hijau bersifat menenangkan syaraf. Pengaruhnya berdasarkan kecerahan warnanya. Warna putih memberikan kesan bersih, teratur, dan netral. Selain itu warna putih memegang peran yang penting dalam mendukung warna lain yaitu dapat mencerahkan, menggairahkan, menggolongkan, ataupun memisahkan satu warna dengan warna yang lain. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penyusun, hasil yang di dapat adalah sebagai berikut: Tabel 1 : Tabel analisis warna unit kamar No. Warna Laki - laki Perempuan 1 Merah 3,7% 13% 2 Orange 0% 4,35% 3 Kuning 0% 4,35% 4 Violet 11,11% 4,35% 5 Ungu 11,11% 4,35% 6 Putih 37,04% 43,48% 7 Hijau kekuningan 7,4% 26,09% 8 Hijau 3,7% 0% 9 Biru muda 11,11% 4,35% 10 Biru 37,04% 4,35% Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik penghuni laki laki mupun perempuan lebih cenderung memilih warna netral dan pasif. Sehingga penerapan warna dalam unit kamar hotel kapsul sebaiknya digunakan warna warna netral dan pasif tersebut sebagai warna dasar dan dapat dipadukan dengan warna lainnya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang menenangkan dan nyaman bagi kegiatan istirahat. Sedangkan untuk area lain seperti area komersil dan ataupun area lainnya dapat digunakan warna aktif dan pasif agar tercipta suasana ruang yang lebih bervariasi dan dapat difungsikan sebagai pembatas antar satu ruang dengan ruang yang lain. 2. Dimensi Kamar Ruang istirahat utama dalam hotel kapsul Tanah Abang yaitu unit unit kamar hotel. Oleh sebab itu perlu adanya rancangan khusus mengingat unit kamar hotel yang relatif kecil berdasarkan perilaku istirahat penghuni agar kenyamanan dan privasi penghuni tetap terjaga. Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan berdasarkan kenyamanan unit hotel kapsul, yang terdiri dari tiga tipe unit kamar, yaitu unit kamar 1 merupakan unit kamar hotel kapsul 9 hours dengan luas 1,28 m 2 tanpa furniture, unit kamar 2 merupakan unit kamar hotel kapsul Hongkong dengan luas 2m 2 dengan tambahan furniture rak dan akses internet, dan unit kamar 3 merupakan unit kamar hotel nakagin dengan luas 18,35 m 2 dengan fasilitas yang lebih banyak seperti toilet pribadi, tv, dan fasilitas lainnya, didapat hasil sebagai berikut: Gambar 12: Grafik analisis kenyamanan unit kamar hotel kapsul 6% Kenyamanan Unit kamar hotel kapsul 62% 32% Unit kamar 1 Unit kamar 2 Unit kamar 3

Dari hasil kuesioner di atas didapat hasil yaitu, unit kamar 1 mendapatkan respon sebesar 6% dari total 50 orang responden. Unit kamar 2 mendapatkan respon sebesar 32%. Sedangkan unit kamar hotel kapsul 3 mendapatkan respon yang paling banyak yaitu sebesar 62%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka unit kamar yang akan dirancang terdiri dari 2 type yaitu dengan luas first class kamar 4,92 m 2 dan business class dengan luasan kamar 3,18 m 2. Gambar 13: Type unit kamar first class Gambar 14: Type unit business class Setiap unit first class diberikan fasilitas berupa TV, akses internet, tempat tidur, meja, kursi, dan lemari barang, Sedangkan fasilitas untuk business class terdiri dari TV, akses internet, dan tempat tidur. SIMPULAN DAN SARAN Dari aspek manusia, Hotel kapsul ini harus memberikan rasa nyaman bagi penggunanya. Hal ini dapat diwujudkan dengan mempelajari aspek psikologis dan perilaku istirahat penghuni yang kemudian dikaji dan diterapkan ke dalam desain. Selain itu susunan ruang harus jelas dan disesuaikan dengan jenis kegiatannya sehingga dapat memudahkan aktifitas di dalam bangunan tersebut. Dari aspek lingkungan perancangan hotel kapsul Tanah Abang haruslah tanggap terhadap kondisi lingkungan disekitar tapak agar tercipta suatu hotel kapsul yang nyaman dan aman. Perlu adanya pemanfaatan secara maksimal terhadap potensi lingkungan sekitar dan memberikan pemecahan atas pemasalahan yang ada. Sedangkan dari aspek bangunan, hotel kapsul Tanah Abang ini dirancang dengan mengacu pada

konsep behavior/perilaku penghuni hotel, khususnya istirahat dimana bangunan tersebut akan dirancang agar kebutuhan istirahat penghuni dapat terpenuhi. Dalam perancangan juga memperhatikan beberapa aspek seperti, bentuk ruang, pencahayaan, penghawaan, pewarnaan pada ruang, utilitas sehingga karakteristik ruang yang baik dapat tercapai. REFERENSI Ching, D.K. (2000). Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. (Edisi 2), Jakarta : Erlangga. Ching, D.K dan Binggeli, C. (2011). Desain Interior Dengan Ilustrasi. (Edisi 2), Jakarta : PT. Indeks. Davies, N. dan Jokiniemi, E. (2008). Dictionary of Architecture and Building Construction. Elsevier Ltd : Oxford. Endar Sri. 1996. Metodologi Penelitian dalam Bidang Pariwisata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Ilham Choirul. 2012. Hotel Kapsul Segera Hadir Di Hongkong. (26-02-2012). http://sidomi.com Ingrid Y. Lin. Evaluating A Servicescape: The Effect Of Cognition. Hospitality Management, vol. 23 (2004): 163-178. Juana, Jimmy S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Erlangga. Kyoto Teramachi. 2012. 9 hours. (28-02-2012). http://9hours.jp Mubarak, Wahid Iqbal, dan Nurul Chayatin. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Manusia Teori dan Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC. Neufert, Ernest. (1996). Data Architect 1. (Edisi 33). Jakarta: Erlangga. Neufert, Ernest. (2002). Data Architect 2. (Edisi 33). Jakarta: Erlangga. Rush, R. D. (1986). The Building Systems Integration Handbook. (1 st edition). New York: John Wiley & Sons. Taufan Hidjaz. Desain Interior Dan Perilaku Pengunjung Di Ruang Public. Dimensi.interior, vol. 5, No. 2, Desember 2007: 61-70. Yusita Kusumarini. Ruang Sebagai Media Ekspresi Dan Apresiasi Dimensi. Interior. Vol. 1, No. 1, Juni 2003: 29-45 RIWAYAT PENULIS Vindri Anggraini lahir di kota Tanjung Pandan, Kepulauan Bangka Belitung pada 18 Agustus 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Arsitektur pada tahun 2012.