PERBANDINGAN NILAI VO 2 MAKS ANTARA SISWA TERLATIH DENGAN SISWA TIDAK TERLATIH

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU

2015 PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET

BAB III METODE PENELITIAN

NARASI BENTUK-BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI BAGI KARYAWAN

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

PERBANDINGAN VO 2 MAKSIMAL PADA SISWA DAN SISWI KELAS V SEKOLAH DASAR

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik komparatif dengan teknik

PENGARUH LATIHAN COUNTINOUS RUNNING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI AKADEMI SALATIGA TRAINING CENTER

Putu Asti Wulandari 1, Susy Purnawati 2

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE LATIHAN TRIANGLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN (VO2MAX) PADA ANGGOTA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 CABANGBUNGIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran Umum

THE DIFFERENCE OF CARDIORESPIRATORY ENDURANCE LEVEL BETWEEN STRIKERS AND DEFENDERS OF FOOTBALL EXTRACURRICULAR AT SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh: REVINA ANDAYANI J

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. tehnik penelitian membicarakan alat-alat yang akan digunakan dalam

TES KEBUGARAN JASMANI BAGI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU PADA PEMAIN SEPAKBOLA DI BEBERAPA KLUB SEPAK BOLA KOTA MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kedokteran Universitas Lampung. Abstrak

KEBUGARAN JASMANI. 2. Tes Kebugaran Jasmani Lari 2.4 Km Copper

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

KETAHANAN (ENDURANCE)

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (V MAKS) PADA REMAJA USIA TAHUN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. atau resiko dan variabel terikat atau variabel akibat, akan dikumpulkan

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

Kadek Sutyantara, Ni Luh Kadek Alit Arsani, I Nyoman Sudarmada

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE PROGRESIF

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Perbandingan Tes Lari 15 Menit Balke dengan Tes Ergometer Sepeda Astrand

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO 2 MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Universitas Lampung. Abstrak

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Terbukti pada perhelatan sea games 2015 timnas

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

Tomi Sutanto, 2007 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

LEMBAR PERSETUJUAN...

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, 44-48

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

Patriana R, Berawi K, Sholeha TU Medical Faculty of Lampung University. Key word: Forced Expiratory Volume In One Second, Vital Capacity

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PERUBAHAN VO 2 MAX PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN

KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAX) UKM BOLA VOLI PUTRA PJKR UNTAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH: SABINA ANDEK NIM F

PERBEDAAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO₂MAKS) PADA PEREMPUAN USIA TAHUN DI DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga permainan yang di gemari oleh seluruh masyarakat di

TINGKAT KEBUGARAN KARDIORESPIRASI PESERTA EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRA TAHUN 2016/2017 DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI ANAK SD MELALUI LATIHAN KEBUGARAN AEROBIK. Oleh: Banu Setyo Adi Dosen Jurusan PPSD FIP UNY

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill

PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

PERBANDINGAN LATIHAN JOGING DAN LOMPAT TALI TERHADAP DENYUT NADI ISTIRAHAT PADA ATLET KLUB BOLA VOLI TARUNA BEKASI

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

ABSTRAK PERBANDINGAN PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA PEROKOK DAN NON PEROKOK SETELAH LATIHAN FISIK AEROBIK

Pengaruh senam bugar lansia terhadap kebugaran jantung paru di Panti Werdha Bethania Lembean

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU ASTRAND-RYHMING TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Indraji Dwi Mulyawan, 2002; Pembimbing: DR. Iwan Budiman, dr.

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL DI SMAN 2 LAMONGAN DAN SMKN 1 LAMONGAN

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015

Transkripsi:

PERBANDINGAN NILAI VO 2 MAKS ANTARA SISWA TERLATIH DENGAN SISWA TIDAK TERLATIH DI SMAN 1 MARTAPURA Nadia Harira 1, Asnawati 1, Huldani 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 2 Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin ABSTRACT: VO 2 max is one of the best indicators for cardiovascular function and physical endurance. A person who has continuous exercise will have better value of VO 2 max rather than a person who does not have one. The objective of this research is finding out the difference of VO2 max average value between trained students and untrained students in SMAN 1 Martapura. It is an descriptive analytic research using cross sectional approach, the population is taken from students of SMAN 1 Martapura which consist of two groups of sample, the trained students (basketball players) and untrained students with the minimal amount of samples is 30 for each group. The VO 2 max is measured using multistage fitness test. The VO 2 max average for trained students is 46,853 and for untrained students is 40,337. Unpaired t test result (p = 0,000) shows that there is a significant difference of VO 2 max average value between the trained students and untrained students of SMAN 1 Martapura. Keywords: physical exercise dose, VO 2 max, multistage fitness test ABSTRAK: VO 2 maks merupakan salah satu indikator terbaik kebugaran fungsi kardiovaskular dan daya tahan tubuh seseorang. Seseorang yang rajin berolahraga akan mempunyai nilai VO 2 maks yang lebih baik dibanding yang tidak berolahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata nilai VO 2 maks pada siswa yang terlatih dan tidak terlatih di SMAN 1 Martapura. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan populasi siswa SMAN 1 Martapura yang dibagi menjadi kelompok pemain siswa terlatih (pemain basket) dan tidak terlatih, sampel diambil menggunakan metode purposive sampling dengan besar sampel minimal 30 siswa untuk tiap kelompok. VO 2 maks diukur menggunakan multistage fitness test. Rata-rata nilai VO 2 maks untuk siswa terlatih adalah 46,853 dan untuk siswa tidak terlatih adalah 40,337. Hasil uji t tidak berpasangan (p = 0,000) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna dalam nilai VO 2 maks antara anggota siswa pemain basket dan bukan pemain basket SMAN 1 Martapura. Kata-kata kunci: dosis latihan fisik, VO 2 maks, multistage fitness test 13

Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013 PENDAHULUAN Latihan fisik biasanya didefinisikan sebagai suatu proses sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, progresif, dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik. Jadi, dapat dikatakan bahwa latihan fisik merupakan proses yang sistematis, terencana, terpogram, terukur dan teratur, serta memiliki suatu tujuan yaitu untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan penampilan fisik dalam berolahraga (1). Dengan latihan tertentu, ketahanan kardiorespirasi dapat meningkat. Kapasitas difusi paru orang terlatih, misalnya para atlet olahraga lebih baik daripada orang yang tidak terlatih. Makin tinggi kemampuan fisik seseorang, makin mampu mengatasi beban kerja yang diberikan, atau dengan kata lain, kemampuan produktivitas orang tersebut makin tinggi (2, 3). Basket adalah salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Ketika bermain basket, diperlukan skill yang bagus, otot-otot yang kuat dan fleksibel, daya tahan tubuh yang kuat dan yang paling penting adalah energi yang mumpuni baik secara aerobik maupun anaerobik (4). VO 2 maks adalah jumlah oksigen maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. Karena VO 2 maks ini dapat membatasi kapasitas kardiovaskuler seseorang, maka VO 2 maks dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik (5, 6). VO 2 maks menunjukkan kemampuan sistem kardiorespirasi untuk mengambil, membawa dan menggunakan oksigen untuk performa kerja selama latihan. Pengukuran ini biasanya dipertimbangkan sebagai salah satu indikator terbaik kebugaran fungsi kardiovaskuler dan daya tahan tubuh seseorang. Orang yang kebugarannya baik mempunyai nilai VO 2 maks yang lebih tinggi dan dapat melakukan aktifitas fisik lebih kuat daripada mereka yang dalam kondisi tidak baik. Konsumsi oksigen 14 maksimal (VO 2 maks) dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan seperti gaya hidup, diet, dan latihan (7, 8, 9, 10). Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di SMAN 1 Martapura, didapatkan data bahwa siswa-siswa anggota basket melakukan latihan rutin setiap 3 kali dalam seminggu. Dengan melakukan latihan yang rutin, maka kebugaran mereka akan meningkat. Hal ini berkaitan dengan nilai VO 2 maks yang dipengaruhi oleh tingkat kebugaran seseorang. Untuk mengetahui perbedaan rerata nilai VO 2 maks pada siswa yang terlatih dan tidak terlatih maka perlu dilakukan penelitian ini. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deksriptif analitik. Populasi yang diambil untuk penelitian ini adalah siswa di SMAN 1 Martapura, kelas X, XI, dan XII, yang dibedakan menjadi dua kelompok penelitian yaitu: siswa terlatih yang merupakan pemain basket dan siswa tidak terlatih yaitu siswa yang tidak mengikuti kegaitan olahraga rutin apapun baik di sekolah maupun di luuar sekolah. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dengan besar sampel minimal 30 orang untuk masing-masing kelompok, dengan kriteria inklusi, laki-laki, usia 16-18 tahun, bersedia dan dapat bekerjasama untuk dilakukan multistage fitness test, tampak dalam keadaan sehat berdasarkan observasi klinis sederhana, tidak memiliki riwayat gangguan pernapasan dan sirkulasi, tidak merokok, dan memiliki BMI normal. Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu permukaan datar yang tidak licin dan sekurang kurangnya sepanjang 22 meter, pita meteran, untuk mengukur jalur sepanjang 20 meter, kerucut kerucut penanda batas jarak ± 1-1,5 cm lebar bagi setiap orang yang tengah diuji coba (11). Prosedur penelitian ini dibedakan menjadi dua tahap, yakni tahap persiapan

dan tahap pemeriksaan. Tahap Persiapan : Sebelum pemeriksaan, sampel penelitian melalui tahapan persiapan meliputi pengisian lembar kuisioner dan informed consent. Kuesioner berisi data identitas diri, pernyataan yang berhubungan dengan kriteria inklusi. Informed consent berisi persetujuan sampel penelitian untuk mengikuti uji pengukuran VO₂ maks. Tahap Pemeriksaan : Cara kerja dalam penelitian ini dengan pengukuran kapasitas oksigen maksimal (VO₂ maks) dengan menggunakan multistage fitness test. Pertama, jarak diukur sepanjang 20 meter dan diberi tanda pada kedua ujungnya dengan kerucut kerucut penanda jarak. Sampel penelitian disarankan agar melakukan latihan pemanasan dengan melaksanakan aktivitas seluruh anggota tubuh secara umum, sekaligus dengan beberapa macam latihan peregangan, terutama dengan menggunakan otot-otot kaki. Kemudian, sampel penelitian siap di garis start, dan mesin pemutar cd dihidupkan. Kaset cd diputar menyuarakan sinyal suara tit tunggal pada beberapa interval yang teratur. Sampel penelitian diharapkan berusaha sampai ujung yang berlawanan (di seberang) bertepatan dengan saat sinyal tit yang pertama berbunyi. Sampel penelitian harus meneruskan berlari pada kecepatan seperti ini, dengan tujuan agar bisa sampai ke salah satu dari kedua ujung tersebut bertepatan dengan terdengarnya sinyal tit yang berikutnya. Setelah 1 menit, interval waktu di antara kedua sinyal tit akan memendek, sehingga kecepatan larinya harus semakin ditingkatkan. Kecepatan lari pada menit pertama disebut level 1. Kecepatan tiap level berlangsung ± selama 1 menit dan rekaman pitanya berangsur meningkat sampai level 21. Akhir dari setiap lari ulang alik dari setiap level ditandai dengan suatu sinyal 3 kali berturut turut. Sampel penelitian harus selalu menempatkan satu kaki, baik tepat pada atau di belakang tanda meter ke-20 pada akhir setiap lari bolak balik. Sampel penelitian harus meneruskan larinya selama mungkin, sampai tidak mampu lagi mempersamakan larinya dengan kecepatan yang telah diatur oleh pita rekaman, sehingga sampel penelitian secara sukarela harus menarik diri dari tes larinya. Pada saat ini dicatat level dan shuttle, hasilnya (level dan shuttle) dicocokkan dengan table predicted maximum oxygen uptake values for the multistage fitness test untuk mengukur VO₂ maks (9). Data yang didapatkan dari setiap kelompok akan dianalisa secara statistik menggunakan uji t tidak berpasangan. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnof. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemain basket dan bukan pemain basket di SMAN 1 martapura memiliki aktivitas fisik yang sangat berbeda. Siswa yang merupakan anggota tim basket memiliki jadwal latihan yang rutin, yaitu dua kali seminggu, dengan durasi setiap latihannya 1,5 sampai dengan 2 jam. Selama latihan, aktivitas fisik yang rutin mereka lakukan adalah berlari, melompat, dan lempar tangkap bola. Latihan fisik yang dilakukan oleh pemain basket ini akan melatih otot-otot di tubuh mereka. Hal ini berbeda dengan siswa yang bukan pemain basket dan tidak memiliki aktivitas olahraga rutin lainnya, mereka tidak melakukan aktivitas fisik yang dapat melatih otot-otot tubuh mereka. Perbandingan nilai VO 2 Maks pada siswa terlatih dengan siswa tidak terlatih di SMAN 1 Martapura dapat dilihat pada Tabel 1. 15

Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013 Tabel 1 Distribusi Subjek Penelitian berdasarkan VO 2 Maks pada Siswa Terlatih dan Tidak Terlatih di SMAN 1 Martapura Klasifikasi Nilai VO 2 maks Terlatih Tidak Terlatih Jumlah Persentase Jumlah Persentase Sangat Jelek (<35 ml/kg/min) 0 0% 4 12,5% Jelek (35-38,3 ml/kg/min) 1 3,3% 4 12,5% Cukup (38,4-45,1 ml/kg/min) 10 33,3% 19 59,37% Baik (45,2 50,9 ml/kg/min) 18 60% 5 15,62% Baik Sekali (51 55,9 ml/kg/min) 1 3,3% 0 0% Total 30 100% 32 100% Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada penelitian ini jumlah siswa terlatih dengan nilai VO 2 maks baik memiliki persentase paling banyak, yaitu sebesar 60% sedangkan untuk siswa tidak terlatih nilai VO 2 maks paling banyak terdapat pada kategori cukup dengan persentase 59,375%. Hal ini menunjukkan bahwa pada siswa yang melakukan latihan fisik secara teratur nilai VO 2 maks yang diperoleh lebih baik daripada siswa yang tidak terlatih. Pengaruh latihan menyebabkan peningkatan efisiensi kerja paru-paru seseorang yang terlatih sehingga bisa memproses udara lebih banyak, dengan tenaga yang lebih sedikit. Selama melakukan kerja yang melelahkan, seseorang yang terlatih bisa memproses udara hampir sebanyak dua kali lipat permenit daripada orang yang tidak terlatih. Maka orang yang terlatih bisa menyediakan oksigen lebih untuk dipergunakan dalam proses pembentukan energi (12). Otot-otot para atlet berkembang dengan baik, begitu pula jantungnya. Pada umumnya, apabila seseorang menjadi lebih baik kebugarannya, maka denyut nadi istirahat akan menjadi lebih lambat, suatu tanda bahwa jantung memompakan darah dengan lebih efisien. Jadi efektifitas pompa jantung dari tiap denyut jantung dapat mencapai 40%-50% lebih besar pada atlet yang sangat terlatih dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih (11,12). Perbandingan nilai VO 2 maks pada siswa terlatih dan tidak terlatih di SMAN 1 Martapura dapat diketahui dengan melakukan analisis uji t-test tidak berpasangan. Sebelumnya, telah dilakukan uji normalitas pada sampel penelitian dengan uji Kolmogorov-Smirnov jika sampel lebih dari lima puluh, sedangkan jika sampel penelitian kurang dari lima puluh maka digunakan uji Shapiro-Wilk untuk uji normalitasnya. Dari uji normalitas yang telah dilakukan, didapatkan bahwa distribusi data normal. Oleh karena itu, uji yang digunakan adalah uji uji t-test tidak berpasangan. Hasil uji t-test tidak berpasangan dapat dilihat pada Tabel 2. 16

Tabel 2 Hasil Uji t-test tidak Berpasangan untuk Nilai VO 2 Maks Siswa Terlatih dan Tidak Terlatih di SMAN 1 Martapura Perlakuan Jumlah Rata-Rata (Mean) Standar Deviasi Terlatih 30 46,8533 0,72826 Tidak Terlatih 32 40,3375 0,74879 Signifikansi.000 Dari uji tersebut, diperoleh angka significancy 0,000, karena nilai p < 0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai VO 2 maks siswa terlatih dan tidak terlatih di SMAN 1 Martapura. Jika dilihat dari rata-rata yang diperoleh, siswa terlatih mempunyai nilai VO2 maks yang lebih tinggi dengan nilai rata-rata VO₂ maks 46,8533 dibandingkan dengan siswa yang tidak terlatih yang memiliki nilai rata-rata VO₂ maks 40,3375. Hasil tersebut mendukung hipotesis bahwa terdapat perbedaan rerata nilai VO₂ maks antara siswa terlatih dan tidak terlatih di SMAN 1 martapura. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deasy, bahwa intensitas latihan fisik seseorang berbanding lurus dengan nilai VO 2 maks nya. Seseorang yang melakukan latihan fisik secara teratur akan memiliki nilai VO₂ maks yang lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang tidak melakukan latihan fisik (13). Jika dilihat dari nilai VO₂ maks siswa terlatih maka dapat disimpulkan bahwa dosis latihan fisik yang dilakukan sudah adekuat dan memberi pengaruh baik terhadap kebugaran fisik mereka. Denyut nadi merupakan indikator untuk melihat intensitas olahraga atau kerja yang sedang dilakukan. Pada satu orang, terdapat hubungan yang linier antara intensitas dan denyut nadi, artinya: peningkatan intensitas kerja atau olahraga akan diikuti dengan peningkatan denyut nadi yang sesuai. Pemantauan denyut nadi setiap kali dilakukan segera setelah selesai melakukan olahraga kesehatan dalam batas waktu sepuluh detik dan selalu harus dilakukan untuk mengetahui berapa nilai denyut nadi yang dicapainya, agar intensitas latihan fisik yang dilakukan dapat disesuaikan kembali (13). Untuk meningkatkan kebugaran perlu dilakukan latihan 3-5 kali perminggu, sebaiknya dilakukan berselang, misalnya: Senin Rabu Jumat, sedangkan hari yang lain digunakan untuk istirahat agar tubuh memiliki kesempatan melakukan pemulihan tenaga (14). Kegiatan olahraga aerobik mengambil waktu minimal 10 menit yang disebut sebagai waktu minimal yang efektif (adekuat) untuk meningkatkan kapasitas aerobik seseorang, sedang waktu maksimalnya ialah 20 menit yang disebut sebagai waktu maksimal yang efisien tetapi untuk olahraga prestasi diperlukan waktu yang lebih panjang (13). Jika dilihat dari dosis latihan Tim Basket SMAN 1 Martapura dimana mereka berlatih dua kali seminggu dengan durasi 1,5 sampai 2 jam setiap kali latihannya maka secara teoritis dosis latihan mereka sudah memenuhi standar untuk meningkatkan kapasitas aerobik. Hal ini dibuktikan dengan didapatnya nilai VO 2 maks yang lebih tinggi pada siswa terlatih dibandingkan dengan siswa tidak terlatih. Keterbatasan dari penelitian ini adalah tidak dilakukannya pengukuran denyut nadi sesudah dilaksanakan latihan basket sebagai indikator intensitas latihan fisik. Jika dilihat dari nilai VO 2 maks yang diperoleh oleh siswa terlatih, yaitu 60% berada pada kategori baik, maka dapat diasumsikan bahwa intensitas latihan fisik yang dilakukan oleh siswa terlatih di SMAN 1 Martapura sudah adekuat. 17

Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013 PENUTUP Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebanyak 18 orang dari 30 orang siswa terlatih di SMAN 1 Martapura memiliki nilai VO 2 maks dalam kategori baik, yaitu 45,2 50,9 ml/kg/menit dan sebanyak 19 orang dari 32 orang siswa tidak terlatih di SMAN 1 Martapura memiliki nilai VO 2 maks dalam kategori cukup, yaitu 38,4 45,1 ml/kg/menit. Terdapat perbedaaan rerata nilai VO 2 maks antara siswa terlatih (pemain basket) dengan tidak terlatih di SMAN 1 Martapura. Dimana siswa terlatih memiliki rerata yang lebih tinggi yaitu 46,8533 sedangkan siswa tidak terlatih adalah 40,3375. Saran Latihan fisik yang dilakukan dengan rutin dapat membantu meningkatkan nilai VO 2 maks sehingga disarankan agar para pemain basket di SMAN 1 Martapura terus melakukan latihan fisik yang rutin agar fisik mereka semakin kuat. Perlu penelitian lebih lanjut dengan menyertakan pengukuran denyut nadi sesudah dilaksanakan latihan basket sebagai indikator intensitas aktivitas fisik yang dilakukan. DAFTAR PUSTAKA 1. Bompa TO. Periodization of strength the new wave in strength training. Canada: Copy Well, 1999. 2. Gabriel, JF. Fisika kedokteran. Jakarta: EGC, 1996. 3. Permaesih D, Rosmalina Y, Moelek D, et al. Cara praktis pendugaan kesehatan. Cermin Dunia Kedokteran 2001;29:174-175. 4. Derek Chan. Fitness testing assignment: basket ball 2011; (online): (http://physiotherapy.curtin.edu.au/re souces/educationalresources/exphys/ 99/basketball.cfm,diakses 16 April 2012). 5. Astorin T, Robergs R, Ghiasvand S, Marks D, et al. incidence of the oxygen plateau at VO2 max during exercise testing to volitional fatigue. Journal of The American Society of Exercise Physiologist 2000;3:2. 6. Welsman JR, Armstrong N. The measurement and interpretation of aerobic fitness in children: current issues. Journal of the Royal Society of Medicine 1996;89:1. 7. Cengiz A, Robert AR, Ian K. Prediction of VO2 max from an individualized submaximal cycle ergometer protocol. JEP online 2008;11:3. 8. Patton H. Textbook of physiology. Philadelpia: WB Saunders Company, 2001. 9. Mackenzie B. VO2 max 2008; (online) : (http : //www.brianmac.demon.co.uk/vom ax.htm, diakses 16 April 2012). 10. Huldani. Pengaruh status gizi terhadap konsumsi oksigen maksimal (VO2 maks) pada siswa pondok pesantren darul hijrah. Cermin Dunia Kedokteran, 2012;39(3):194 195. 11. Huldani. Perbedaan VO2 maks antara siswa yang terlatih sepakbola dengan yang tidak terlatih sepakbola di Pondok Pesantren Darul Hijrah. Cermin Dunia Kedokteran 2008;35(7):394-395. 12. Vander. Human physiology: the respiratory system in human physiology, the mechanism of body function 8 th edition. Boston: McGraw-Hill, 2011. 13. Ali, Muchtamadji M dan Santosa Giriwijoyo. Ilmu Faal Olahraga: Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga. Bandung: Buku, 2005. 18

14. Irianto, Djoko Pekik. Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan. Yogyakarta: Andi, 2004. 19