MENGUKUR KINERJA SEARCH ENGINE SEBUAH EKSPERIMENTASI PENILAIAN PRECISION AND RECALL

dokumen-dokumen yang mirip
Perbandingan Efektivitas Penelusuran Bidang Ilmu Perpustakaan Menggunakan Search Engine Google dan Search Engine Yahoo berdasarkan file pdf

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA SEARCH ENGINE MENGGUNAKAN PENELUSURAN PRECISION DAN RECALL UNTUK INFORMASI ILMIAH BIDANG ILMU KEDOKTERAN

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Search Engine Latar belakang Search Engine

STUDI PERBANDINGAN FASILITAS DAN KINERJA SEARCH ENGINES DALAM PENCARIAN DOKUMEN BERBASIS WEB HERY WIDHIARTO

DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016

MENGUJI EFEKTIVITAS ALGORITMA PENGINDEKSAN META SEARCH ENGINE DENGAN METODE PENILAIAN RELATIVE RECALL & PRECISION

ANALISA KINERJA SEARCH ENGINE DENGAN MENILAI PRECISION AND RECALL UNTUK INFORMASI MARKETING DAN ADVERTISING

Jurnal Bianglala Informatika Vol 3 No 1 Maret 2015 lppm3.bsi.ac.id/jurnal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu basis data, pendekatan model data relasional masih banyak dimanfaatkan untuk penyimpanan data dan informasi terhadap

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang 1.2 Perumusan masalah

EVALUASI EFEKTIFITAS METODE MACHINE-LEARNING PADA SEARCH-ENGINE

Bab 1. KONSEP DASAR SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI

BAB IV HASIL PERBANDINGAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN dalam Rangka Kegiatan SP4 Departemen Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Daftar Lampiran Penelitian Search Engine Google dengan menggunakan Pencarian Bebas. Kata Kunci Classification Books Libary Science

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERBANDINGAN FASILITAS DAN KINERJA SEARCH ENGINES DALAM PENCARIAN DOKUMEN BERBASIS WEB HERY WIDHIARTO

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. Information retrieval (IR) adalah ilmu yang mempelajari pencarian

Sumber Informasi. Sugeng Priyanto LOGO

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM

Sumber Daya Jurnal Tercetak Profesi Pustakawan : Sebuah Survei Bibliografi Oleh : Maryono

BROWSING DAN SEARCHING SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI SUMBER- SUMBER INFORMASI DALAM PERPUSTAKAAN DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENELUSURAN BIDANG ILMU PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN SEARCH ENGINE GOOGLE DENGAN SEARCH ENGINE YAHOO

Bidang Studi :.. B. Pertanyaan

Evaluasi Aplikasi DNS sebagai Search Engine untuk Pencarian Nama Domain Best Universities dan Top Leading Banks di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MANFAAT INTERNET BAGI MASYARAKAT KAMPUS DALAM MELACAK INFORMASI 1

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Studi Penggunaan Data Exif Untuk Mengukur Pengaruhnya. Terhadap Peningkatan Kinerja Image Search Engine

BAB I PENDAHULUAN. masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian) dan juga tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERTEMUAN 6 PROMOSI DAN PEMELIHARAAN WEB

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INTERNET 1. EARCH ENGINE

Analisis dan Pengujian Kinerja Korelasi Dokumen Pada Sistem Temu Kembali Informasi

UNIVERSITAS INDONESIA

EVALUASI SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI MELALUI KATALOG INDUK NASIONAL KESEHATAN (KINK) ONE SEARCH KEMENKES RI BERDASARKAN TEORI CLEVERDON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya

PENELUSURAN PUSTAKA Tujuan instruksional khusus

ANALISIS SUBJEK VERBAL

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA STEMMING VEGA PADA INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM

ANALISIS SEARCH MATCHING PADA SEARCH ENGINE

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. dengan melampirkan tabel data precision dan recall serta diagram-diagramnya Precision Recall Interpolasi

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB 3 METODE PENELITIAN. pengelolaan dokumen yang efektif agar kita dapat me-retrieve informasi yang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TIK Agribisnis UMY 2016 Heri Akhmadi, S.P., M.A.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PENELUSURAN LITERATURMELALUI DATABASE LARAS DAN ISJD DI PERPUSTAKAAN PDII-LIPI*

MOBILE ONLINE DICTIONARY

APLIKASI MESIN PENCARI DOKUMEN CROSS LANGUAGE BAHASA INGGRIS BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN VECTOR SPACE MODEL

QUERY EXPANSION DENGAN MENGGABUNGKAN METODE RUANG VEKTOR DAN WORDNET PADA SISTEM INFORMATION RETRIEVAL

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perkembangan Metode riset dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan.

RELEVANCE FEEDBACK PADA INFORMATION RETRIEVAL DENGAN SUPPORT VECTOR MACHINE

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan adalah adanya proses temu kembali informasi, yang secara spesifik

Universitas Gadjah Mada, Jalan Grafika No. 2 Yogyakarta 1), 2),

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Begitu juga halnya pada perkembangan Internet, hampir semua bidang teknologi

Mengenal Information Retrieval

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

PERAN PUST AKA WAN INTERMEDIARY DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PEMAKAI

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Pengujian Kerelevanan Sistem Temu Kembali Informasi

Analisis dan Pengujian Kinerja Korelasi Dokumen Pada Sistem Temu Kembali Informasi

Perpustakaan perguruan tinggi

PERANAN INTERMEDIARY DALAM SISTEM TEMU BALIK INFORMASI *

Search Engines. Information Retrieval in Practice

BAB II LANDASAN TEORI

Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian Koleksi. Syukrinur Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Aceh

KULIAH 11 WEB IR. BAB 13 Baeza-Yates & Ribeiro-Neto. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1. Perkembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi

ABSTRAK. Kata kunci : Information Retrieval system, Generalized Vector Space Model. Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

LM107_Otomasi Perpustakaan

Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online: Perlakuan terhadap Seorang Pencari Informasi sebagai Real User

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI GURU DALAM MEMANFAATKAN INTERNET UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI DI SMA NEGERI 2 LUBUK PAKAM.

PENELUSURAN EJOURNAL Institut Teknologi Bandung. Yoka Adam N. / Bagian Layanan Referensi dan Pemanduan

SOAL LATIHAN 2 - INTERNET. 1. Salah satu web browser yang mengakses web yang populer saat ini adalah A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V EKSPERIMEN TEXT CLASSIFICATION

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. oleh perpustakaan. Ketersediaan Online Public Access Catalog (OPAC)

Sistem Temu Kembali Informasi/ Information Retrieval IRS VS SI LAIN

Search Engine. Asep Herman Suyanto

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

MENGUKUR KINERJA SEARCH ENGINE: SEBUAH EKSPERIMENTASI PENILAIAN PRECISION AND RECALL UNTUK INFORMASI ILMIAH BIDANG ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Oleh: Wishnu Hardi *) PENDAHULUAN Bagi mereka yang bekerja di sektor informasi, search engine merupakan bagian dari aktivitas kerja sehari-hari. Seorang pustakawan rujukan, misalnya, akan memprioritaskan penggunaan search engine sebagai sarana penelusuran informasi. Pustakawan yang bergelut dengan penelusuran sumber daya informasi online, setidaknya harus memiliki dua keahlian ketika bekerja dengan search engine. Pertama, dapat mengartikulasikan strategi penelusuran dari sisi pemilihan istilah, penggabungan konsep, maupun sintaksisnya. Yang kedua, mengetahui pilihan search engine yang tepat sesuai dengan kebutuhan informasi yang dicari. Internet adalah belantara informasi yang luas dan seakan telah menjadi dunia paralel dari dunia fisik kita sendiri. Harriet Shalat, seorang pustakawan rujukan di New York Public Library, Amerika Serikat, mengungkapkan, saat ini sudah terbentuk pandangan di publik Amerika yang mengasumsikan bahwa sesuatu yang tidak dapat ditemukan di internet berarti memang tidak eksis. Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap search engine sering tidak diimbangi dengan pemahaman bahwa sebenarnya search engine tidak dilengkapi filter dalam pengumpulan informasi yang diinginkan oleh pengguna. Kenyataan itu semakin ironis, ketika Google melakukan penelitian pada tahun 2002 dan mendapatkan hasil bahwa hampir 85% pengguna hanya melihat hasil perolehan search engine pada halaman pertama saja. Dalam dunia sistem temu kembali informasi, cara yang paling efektif untuk menguji kehandalan sebuah search engine adalah dengan meneliti tingkat precision (ketepatan) and recall (ketepatan)-nya. Tulisan ini bermaksud mengevaluasi kinerja enam search engine yang cukup dikenal, yakni Google, Yahoo, Scirus, Sciseek, Askjeeves, dan America Online (AOL). Evaluasi difokuskan pada efektivitas temu kembali informasi ilmiah untuk bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi dengan cara meneliti precision and recall dari hasil pencariannya. Precision adalah jumlah kelompok dokumen relevan dari total jumlah dokumen ditemukan oleh sistem. Dalam hal ini, precision lebih mendefinisikan tingkat gangguan dari informasi yang ditampilkan. Sedangkan, recall diartikan sebagai jumlah dokumen relevan yang ditemukan oleh sistem. Dalam tulisan ini, penulis tidak menerjemahkan istilah precision and recall ke dalam bahasa Indonesia, dengan alasan bahwa istilah tersebut adalah konsep yang sudah cukup dipahami dan umum dipakai dalam dalam dunia sistem temu kembali informasi. TINJAUAN LITERATUR a. Search engine dan Konsep Relevansi The American Heritage Dictionary mendefinisikan search engine sebagai sebuah program perangkat lunak (software) yang menelusur, menjaring, dan menampilkan informasi dari pangkalan data. Informasi yang ditampilkan mengandung atau berhubungan dengan suatu istilah spesifik. Lancaster mendefinisikan temu kembali informasi sebagai proses pencarian *) Peneliti pada Veritas Document Management, Jakarta (wishnu.hardi@gmail.com)

dokumen dengan menggunakan istilah luas untuk mengidentifikasi dokumen yang berhubungan dengan subjek tertentu. Diskusi mengenai efektivitas kinerja dari sebuah search engine selalu dikaitkan dengan tingkat relevansi hasil pencarian. Meskipun demikian, definisi konsep relevansi telah menjadi perdebatan bertahun-tahun dalam Ilmu Informasi. Schamber menyatakan bahwa konsep relevansi adalah sebuah fenomena yang multidimensional dan dinamis. Sementara itu, Saracevic menjelaskan tentang bagaimana seharusnya konsep relevansi itu dimaknai, apakah relevansi yang dimaksud dilihat dari aspek algoritma, topik, kognitif, situasi, atau motivasi. Konsep penilaian biner pada hasil pencarian yang mendikotomikan antara yang relevan dan tidak relevan; yang ditemukan (retrived) dan tidak ditemukan, seperti yang digagas oleh Salton dan McGill kini mengalami pergeseran. Mizarro mengatakan seiring dengan meningkatnya penggunaan search engine, maka penilaian biner tidak lagi mencukupi. Gambar 1. Perubahan konsep penilaian biner ke penilaian kontinu Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa efektivitas kinerja search engine tidak semata-mata dilihat dari relevan dan tidak relevan atau ditemukan dan tidak ditemukannya informasi yang diinginkan. Akan tetapi, semua hasil pencarian search engine akan ditampilkan secara kontinu dari hasil yang lebih relevan sampai yang kurang relevan dengan metode pemeringkatan. Dengan demikian, konsep penilaian biner bergeser menjadi penilaian kontinu. Semakin banyaknya sumber informasi online memunculkan berbagai penelitian tentang efektivitas sistem temu kembali informasi. Chu dan Rosental (1996) melakukan penilaian precision pada Alta Vista, Excite, dan Lycos. Leighton (1997) mengevaluasi precision pada Alta Vista, Excite, HotBot, dan Infoseek dengan menggunakan 15 query dan mengambil 20 hasil temuan di peringkat teratas. Kekäläinen (2002) melakukan evaluasi sistem temu kembali informasi dengan menggunakan metode penilaian relevansi bertingkat (graded relevant assessment) yang mengubah penilaian biner ke penilaian kontinu. Mizarro (2004) melakukan eksperimen uji efektivitas sistem temu kembali informasi dengan menggunakan metode Average Distance Measure (ADM). Shafi (2005) melakukan penilaian precision and recall pada lima search engine untuk bidang bioteknologi. PRECISION AND RECALL 6 SEARCH ENGINE UNTUK ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana kinerja enam search engine dalam temu kembali informasi ilmiah untuk bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Selain

itu, penelitian ini juga bertujuan memberikan penilaian precision and recall pada masingmasing search engine tersebut. Metode evaluasi dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama, mengumpulkan literatur-literatur berhubungan baik tercetak maupun elektronik. Kedua, menyeleksi search engine dan menentukan query yang akan digunakan untuk penelusuran. Ketiga, penelusuran dengan search engine. Setelah semua data diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis. a. Seleksi Search engine Seleksi search engine dilakukan dengan mengacu kepada rilis yang dibuat oleh Danny Sulivan, Editor-in-chief, Search Engine Watch (www.searchenginewatch.com) pada bulan Maret 2006. Kategori search engine yang menjadi referensi utama penelitian ini adalah top choices category dan strongly consider category. Penulis juga menyertakan search engine untuk informasi ilmiah yang umum dipakai yakni Scirus dan Sciseek. Dengan demikian, search engine yang akan diuji adalah Google (Umum), Yahoo (Umum), Askjeeves (Umum), America Online (AOL) (Umum), Scirus (Sains dan Teknologi), dan Sciseek (Sains dan Teknologi). b. Istilah pencarian Penulis menggunakan lima belas istilah bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang diambil dari Library of Congress Subject Headings 2003. Istilah pencarian yang diperoleh kemudian diklasifikasi kedalam tiga kelompok: c. Test environment 1. Konsep tunggal, dengan istilah pencarian: cybernetics; librarianship; entropy; telematics; dan bibliometrics. 2. Konsep gabungan, dengan istilah pencarian: information highway ; information resource management ; library automation ; comparative librarianship ; dan semantic networks. 3. Konsep kompleks, dengan istilah pencarian: information superhighway OR data superhighway AND research; information measurement AND research; public libraries AND censorship; bibliographical centers AND library cooperation AND research; cataloging OR analytical entry. Pencarian dokumen yang dilakukan pada enam search engine menggunakan advanced mode. Metode ini dipilih agar penjaringan informasi memiliki tingkat precision yang lebih tinggi. Untuk konsep tunggal dan kompleks digunakan metode match all words dan exact phrase, sedangkan untuk konsep majemuk digunakan pilihan exact phrase. Hasil temuan dibatasi pada periode tahun 2004-2006 dan dikontrol dengan hanya menggunakan bahasa Inggris. Dari masing-masing search engine tersebut diperoleh hasil pencarian yang berjumlah sangat besar. Penelitian ini membatasi pada 10 hasil temuan yang muncul pada halaman pertama saja. Pengujian dilakukan pada hari yang sama untuk menghindari terjadinya variasi hasil pencarian yang disebabkan oleh updating algoritma pengindeksan dari masing-masing search engine. Pengujian search engine berlangsung pada bulan Maret April 2006. d. Kalkulasi Precision and Recall Rumus penilaian precision yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Precision = Jumlah skor dokumen ilmiah ditemukan oleh search engine Total hasil temuan yang dievaluasi

Relevansi hasil temuan search engine diukur dengan menggunakan metode penilaian relevansi bertingkat (Graded Relevant Assessment) 0-3 yang kemudian dijadikan dasar kalkulasi tingkat precision. Skala penilaian yang dimaksud adalah sebagai berikut: Halaman yang menampilkan dokumen-dokumen makalah penelitian, prosiding seminar/konferensi atau paten mendapat skor 3. Halaman yang menampilkan abstrak makalah penelitian, prosiding seminar/konferensi atau patent mendapat skor 2. Halaman yang menampilkan buku atau pangkalan data mendapat skor 1. Halaman yang menampilkan selain poin-poin di atas (misalnya website perusahaan, kamus, ensiklopedi, organisasi, dsb.) mendapat skor 0. Halaman yang tidak bisa ditampilkan karena server yang tidak merespons setelah tiga kali penelusuran secara berurutan mendapat skor 0. Sedangkan nilai relative recall dihitung dengan rumus: Relative Recall= Total dokumen ilmiah yang ditemukan search engine Jumlah dokumen yang ditemukan oleh enam search engine Jika terjadi overlap pada hasil temuan search engine, maka hanya temuan yang mengalami overlap yang dimasukan ke dalam kalkulasi dari enam search engine tersebut (misalnya search engine a, b, c, d, e, f, g). Apabila tidak ada overlap di antara search engine ( a b, a c, a d, a e, a f, dan a g) adalah nol) maka relative recall dari sebuah search engine dikalkulasikan sebagai a1/(a1+b1+c1+d1+e1+f1+g1). Nilai tengah precision dan relative recall diperoleh dari perhitungan rata-rata mikro. Dalam penelitian ini, rata-rata skor untuk tiap search engine suatu query adalah hasil penjumlahan keseluruhan lima belas query, dan nilai tengah diperoleh dari jumlah masing-masing konsep tunggal, gabungan, dan kompleks. e. Hasil dan Pembahasan Dari hasil pengujian terhadap enam search engine, diperoleh hasil nilai tengah untuk precision dan relative recall adalah sebagai berikut: Tabel 1. Nilai tengah precision dan relative recall periode Maret April 2006 Nilai Tengah Askjeeves AOL Google Yahoo Sciseek Scirus Precision 0.15 0.20 0.22 0.22 0.18 0.37 Relative Recall 0.14 0.17 0.19 0.18 0.09 0.24 Dari tabel tersebut dapat dilihat, untuk nilai tengah precision, Scirus (0.37) berada di peringkat teratas. Kemudian diikuti Google dan Yahoo (0.22), AOL (0.20), Sciseek (0.18), dan Askjeeves (0.15). Scirus mendapat nilai precision tertinggi karena memang search engine ini didesain untuk pencarian informasi ilmiah. Dalam penelusurannya, Scirus telah melakukan filterisasi penjaringan informasi yang cukup handal baik untuk konsep tunggal, gabungan, maupun kompleks. Google dan Yahoo mendapat nilai tengah precision yang sama yaitu 0.22. Jika kedua search engine itu dibandingkan, maka terihat Google memiliki keunggulan dalam pengelolaan konsep tunggal (0.24) sedangkan Yahoo mampu mengatasi Google untuk pengelolaan konsep yang kompleks (0.27). Sementara itu, Sciseek yang juga merupakan search engine bidang sains dan teknologi, dalam pengujian ini kurang memiliki algoritma pengindeksan yang memuaskan. Untuk nilai tengah relative recall, Scirus (0.37) peringkat tertinggi. Kemudian diikuti Google (0.19), Yahoo (0.18), AOL (0.17), Askjeeves (0.14), dan Sciseek (0.09). Scirus

mengungguli search engine yang lain dalam pencarian konsep tunggal, gabungan, dan kompleks. Google dan Yahoo memperlihatkan performa yang baik untuk pencarian konsep yang kompleks. Askjeeves dan AOL cukup menonjol untuk konsep gabungan. Sedangkan, Sciseek cukup handal dalam mengelola pencarian konsep tunggal. Gambar 2. Nilai Precision dari 6 Search Engine untuk Konsep Tunggal, Majemuk, dan Kompleks 0.45 0.4 0.42 0.35 0.36 0.37 0.33 0.3 0.25 0.25 0.24 0.27 0.2 0.15 0.19 0.15 0.18 0.17 0.19 0.1 0.05 0.11 0.1 0.08 0 ASKJEEVES AOL GOOGLE YAHOO SCISEEK SCIRUS Tunggal Gabungan Kompleks Gambar 3. Nilai Relative Recall dari 6 Search Engine untuk Konsep Tunggal, Gabungan, dan Kompleks 0.80 0.70 0.25 0.60 0.50 0.16 0.22 0.21 0.23 0.40 0.09 0.30 0.20 0.10 0.18 0.13 0.18 0.17 0.18 0.07 0.05 0.16 0.16 0.15 0.16 0.24 0.00 ASKJEEVES AOL GOOGLE YAHOO SCISEEK SCIRUS Tunggal Gabungan Kompleks

KESIMPULAN DAN SARAN Untuk penelusuran informasi ilmiah, Scirus menjadi search engine yang cukup handal. Algoritma pengindeksannya telah cukup baik dalam mengelola konsep tunggal, gabungan, maupun kompleks serta efektif menjaring informasi ilmiah dengan menampilkan akses ke berbagai jurnal online dan pangkalan data. Google mampu memperlihatkan performanya untuk pencarian konsep tunggal. Google scholar versi beta juga dapat dijadikan referensi untuk informasi ilmiah. Sementara itu, Yahoo cukup bersaing dengan Google, namun Yahoo menunjukan kinerjanya yang lebih baik dalam pengelolaan konsep majemuk. Kelemahan kedua search engine ini adalah seringnya memunculkan hasil pencarian yang redundant. Askjeeves meskipun direkomendasi sebagai top list search engine oleh Search Engine Watch, dalam penelitian ini, kurang menunjukan hasil yang maksimal. Fenomena yang sama juga terjadi pada America Online (AOL). Sedangkan, Sciseek nampaknya harus bekerja keras untuk membuktikan dirinya sebagai spesialis search engine bidang sains dan teknologi. Algoritma pengindeksan harus ditingkatkan sehingga dapat menjaring informasi ilmiah seluas mungkin yang dibarengi dengan peningkatan kualitas pengelolaan konsep penelusuran. Penelitian lebih lanjut dapat difokuskan pada pengukuran search engine bidang sains dan teknologi. Dengan demikian, dapat diperoleh gambaran aktual kualitas pencarian search engine bidang sains dan teknologi yang terus bermunculan, khususnya untuk bidang Ilmu Informasi dan Perpustakaan. BIBLIOGRAFI Chu, H, & Rosenthal M. 1996). Search engines for the World Wide Web: a comparative study and evaluation methodology dalam Proceedings of the ASIS 1996 Annual Conference, October, 33. Hlm.127-35. http://www.asis.org/annual-96/electronicproceedings/chu.html. Akses tanggal 4 April 2006. Clarke, S., & Willett, P. (1997). Estimating the recall performance of search engines dalam ASLIB Proceedings, 49 (7). Hlm. 184-189. Kekäläinen, Jaana dan Kalervo Jarvelin. 2002. Using graded relevance assesment in IR evaluation, Journal of the American Society for Information Science and Technology, Nov 2002 : 53, 13; Academic Research Library. Hlm.1120. Lancaster, F.W., and Fayen, E.G. 1973. Information Retrieval On-Line. Los Angeles, CA: Melville Publishing Co. Leighton, H., & Srivastava, J.1997. Precision among WWW search services (serach engines): Alta Vista, Excite, HotBot, Infoseek and Lycos. http://www.winona.edu/library/webind2.htm. Akses tanggal 11 April 2006. Mea, Vincenzo Della and Stefano Mizzaro. 2004. Measuring retrieval effectiveness: a new proposal and a first experimental validation, dalam Journal of the American Society for Information Science and Technology; Apr. 2004; 55, 6; Academic Research Library. Hlm.530. Mizzaro, Stefano. 1997. Relevance: The whole history dalam Journal of the American Society for Information Science, 48. Hlm. 810-832. Salton, G and M.I McGill. 1984. Introduction to modern information retrieval. New York: McGraw-Hill. Saracevic, T. 1996. Relevance reconsidered dalam Proceedings of the international conference on conceptions of library and information science: integration in perspective. Copenhagen: The Royal School of Librarianship. Hlm. 201-218. Schamber, I. 1994. Relevance information behaviour dalam Annual review of information science and technology 29. NJ: Information Today. Hlm. 3-48. Selingo, Jeffrey. When search engine isn t enough, call a librarian, New York Times, February 5, 2004.

Shafi, S.M and Rafiq A. Rather. 2005. Precision and Recall of Five Search Engines for Retrieval Scholarly Information in the Field of Biotechnology. Webology, Vol.2 No.2, August. 2005. Sullivan, Danny. Major search engines and directories. http://www.searchenginewatch.com. Akses tanggal 13 Maret 2006..