PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA PAGAR ALAM PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR : 32 TAHUN 2010 T E N T A N G

BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010

PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BENGKULU SELATAN

PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 03 TAHUN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA Nomor : 339/PER/2010 tentang IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK PADA PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 22 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KUANTAN SINGINGI

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN BUPATI SIJUNJUNG NOMOR 3 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

KEMtrNTERIAN PtrNDIDIKAT{ NA SIONIAL T]NIVERSITAS I\EGERI MALANG (TJM)

WALIKOTA KOTAMOBAGU PERATURAN WALIKOTA KOTAMOBAGU NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

b bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160, 2010 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Barang/Jasa. Elektronik.

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 52 TAHUN 2009

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 53 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 05 TAHUN 2010

2012, No Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik;

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2011

TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN SECARA ELEKTRONIK

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 4 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 4 TAHUN 2011

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BEKASI

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG IMPLEMENTASI E-PAYMENT UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

WALIKOTA MAKASSAR. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor : 61 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA BEKASI

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROSES PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA PEMERINTAH DAERAH DENGAN SISTEM E-PROCUREMENT WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BANJAR

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 165 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI REMBANG PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN REMBANG

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 130 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA

Transkripsi:

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik melalui Sistem E-Procurement sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, khususnya pada Lampiran I Bab IV huruf D, akan dapat meningkatkan transparansi, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah yang dananya dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3518); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3817); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 nomor 4843); 6. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 8. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Tangerang (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2008 Nomor 1); 9. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2008 Nomor 5). MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TANGERANG TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Tangerang; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Tangerang; 3. Walikota adalah Walikota Tangerang; 4. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik yang selanjutnya disebut e-procurement adalah proses pengadaan barang/jasa pemerintah yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik yang berbasis web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi pelelangan umum secara elektronik yang diselenggarakan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) melalui http://lpse.tangerangkota.go.id; 5. Layanan Pengadaan Secara Elektronik selanjutnya disingkat LPSE adalah pelaksana teknis yang melayani proses pengadaan barang/jasa dalam pelaksanaan sistem dan domain e-procurement; 6. LPSE Pusat adalah unit kerja yang dibentuk oleh dan berada di bawah tanggung jawab Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yang bertugas secara khusus untuk mengelola dan mengembangkan sistem e-procurement; 7. LPSE lain adalah LPSE di luar Pemerintah Kota Tangerang; 8. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah selanjutnya disingkat LKPP adalah lembaga pemerintah yang mempunyai tugas untuk melakukan pengembangan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah; 9. Pengguna Anggaran, selanjutnya disebut PA adalah Pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Walikota untuk mengelola dan bertanggung jawab terhadap anggaran pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Tangerang; 10. Kuasa Pengguna Anggaran, selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah;

11. Pejabat Pembuat Komitmen, selanjutnya disebut PPK, adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa; 12. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, selanjutnya disebut PPTK, adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa; 13. Unit Layanan Pengadaan selanjutnya disingkat ULP adalah satu unit yang terdiri dari pegawai-pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dibentuk oleh Pengguna Anggaran yang bertugas secara khusus untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa di lingkungan Kota Tangerang; 14. Panitia Pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa; 15. Pejabat Pengadaan adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk melaksanakan pemilihan/penunjukan penyedia barang/jasa; 16. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang memenuhi syarat-syarat pendirian badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/jasa dan telah terdaftar dalam sistem e-procurement pada pusat-pusat layanan; 17. Pengguna adalah semua pihak yang menggunakan sistem e- Procurement; 18. User ID adalah nama atau pengenal unik sebagai identitas diri dari Pengguna yang digunakan untuk beroperasi di dalam sistem e- Procurement; 19. Password adalah kumpulan karakter atau string yang digunakan oleh Pengguna untuk memverifikasi User ID kepada sistem e-procurement; 20. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Tangerang. Bagian Kedua Maksud dan Tujuan Pasal 2 (1) Maksud diberlakukannya Peraturan Walikota ini adalah sebagai dasar pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang sumber dananya sebagian atau seluruhnya dibiayai dari APBD melalui sistem e-proc. (2) Tujuan diberlakukannya Peraturan Walikota ini adalah agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang sumber dananya sebagian atau seluruhnya dibiayai dari APBD dilakukan lebih efisien, efektif, terbuka, bersaing sehat, dan akuntabel. Bagian Ketiga Ruang Lingkup Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Walikota ini adalah untuk proses pengadaan barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari APBD.

BAB II ETIKA E-PROCUEREMENT Pasal 4 (1) Semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan e-procurement wajib mentaati etika dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah. (2) Dalam melaksanakan e-procurement, semua pihak wajib : a. Menjaga kerahasiaan dan mencegah penyalahgunaan kode akses yang terdiri dari User ID dan password; dan; b. Menjaga kerahasiaan dan mencegah penyalahgunaan data dan informasi elektronik yang tidak diperuntukkan bagi umum. (3) Semua pihak dilarang : a. Mengganggu dan/atau merusak sistem e-procurement; dan b. mencuri informasi, memanipulasi data dan/atau berbuat curang dalam sistem e-procurement. BAB III PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN E-PROCUREMENT Pasal 5 (1) Para pihak yang terlibat dalam e-procurement, terdiri dari : a. PA/KPA/PPK//PPTK; b. ULP/PanitiaPengadaan/Pejabat Pengadaan; c. Penyedia Barang/Jasa; dan d. LPSE. (2) Para pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir a, b, c adalah para pihak yang sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah. Pasal 6 (1) PA/KPA/PPK/PPTK pada Pelaksanaan Proses Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan sistem e-proc mempunyai tugas/fungsi sebagai berikut : a. menyusun perencanaan pemilihan penyedia barang/jasa, termasuk koordinasi dengan LPSE untuk menetapkan rencana pengumuman pelelangan; mengusulkan panitia pengadaan barang/jasa yang selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Pengguna Anggaran ; b. menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan mengenai peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan peningkatan pemberian kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi, serta kelompok masyarakat; c. menetapkan dan mengesahkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS), jadual, tata cara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun oleh panitia pengadaan; d. menandatangani Pakta Integritas sebelum Pelaksanaan Proses Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dimulai; e. menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan dari panitia pengadaan sesuai kewenangannya; f. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pemilihan penyedia barang/jasa kepada Penanggung Jawab Anggaran; g. menjawab sanggahan yang diajukan oleh penyedia barang/jasa setelah menerima masukan dari panitia pengadaan barang/jasa;

(2) ULP/PanitiaPengadaan/Pejabat Pengadaan Pejabat/Panitia pada pelaksanaan pemilihan penyedia barang/ jasa dengan Sistem e- Proc memiliki tugas, wewenang dan tanggungjawab, meliputi : a. menyusun jadual secara terperinci dan menetapkan tata cara pelaksanaan pengadaan barang / jasa serta lokasi pengadaan; b. menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri; c. menyiapkan data lelang secara lengkap; d. berkoordinasi dengan LPSE untuk menentukan isi pengumuman pengadaan barang/jasa melalui media cetak, papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan LPSE; e. menandatangani Pakta Integritas sebelum Pelaksanaan Proses Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dimulai; f. menilai kualifikasi penyedia barang/jasa melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi; g. melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk; h. mengusulkan calon pemenang; i. membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada pelaksana kegiatan; j. bertanggung jawab terhadap keamanan data masing-masing dengan menjaga kerahasiaan kode kunci (password) masuk ke LPSE yang menjadi kewenangannya; (3) Penyedia barang/jasa dengan sistem e-proc harus mememenuhi persyaratan dan kewajiban sebagai berikut : a. melakukan registrasi ke LPSE, untuk mendapatkan kode identifikasi penyedia barang/jasa; b. melengkapi informasi yang diminta oleh LPSE pada saat registrasi sesuai dengan dokumen kualifikasi manual yang dimiliki; c. dapat mengakses penyelenggaraan sistem pelayanan, baik dengan infrastruktur sendiri atau infrastruktur publik. d. menandatangani dan menyerahkan surat pernyataan minat bermeterai untuk mengikuti paket pekerjaan dan Pakta Integritas yang dapat dicetak dari LPSE; e. memperbaharui setiap saat informasi tentang perusahaannya jika terjadi perubahan seperti alamat, status kepemilikan, kondisi keuangan, kontak person, klasifikasi bidang usaha, jenis barang/jasa yang disediakan, dan data atau informasi lain yang dianggap perlu didalam database LPSE; (4) LPSE bertugas mengelola sistem e-procurement di Lingkungan Pemerintah Kota dan mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penyusunan program kegiatan pengelolaan e-procurement di Lingkungan Pemerintah Kota; b. pelaksanaan pelatihan/training kepada Panitia/Pejabat Pengadaan/ULP dan Penyedia Barang/Jasa untuk menguasai sistem e-procurement; c. pelaksanaan pelayanan kepada Panitia/Pejabat Pengadaan/ULP dan Penyedia Barang/Jasa di masing-masing wilayah kerjanya; d. sebagai media penyedia informasi dan konsultasi ( helpdesk ) yang melayani Panitia/Pejabat Pengadaan/ULP dan Penyedia Barang/Jasa yang berkaitan dengan sistem e-procurement; e. sebagai penyedia informasi dan data yang berkaitan dengan proses pengadaan barang/jasa yang telah dilakukan oleh Pengguna untuk kepentingan proses audit, monitoring dan evaluasi; f. pelaksanaan ketatausahaan LPSE; g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; dan h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf e diperuntukan bagi kegiatan pengawasan/audit yang dilaksanakan oleh Instansi yang mempunyai kewenangan untuk itu dan instansi lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (1) Susunan LPSE terdiri dari : a. Pembina b. Ketua; c. Sekretaris; d. Bidang / Koordinator : - Administrator; - Registrasi/Verifikasi; - Layanan Pengguna dan; - Pelatihan dan Sosialisasi. Pasal 7 (2) Personil LPSE harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Memiliki integeritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas; b. Memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan; c. Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas pengelola LPSE yang bersangkutan; dan d. Memahami prosedur sistem e-procurement. (3) Susunan Organisasi LPSE sebagaimana dimaksud ayat (1), akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. BAB IV TATA CARA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT Bagian Pertama Standar Prosedur Operasional Sistem E-Procurement Pasal 8 (1) Sistem e-procurement dikelola oleh LPSE. (2) Tata cara pelaksanaan sistem e-procurement sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti ketentuan alur kerja sistem e-procurement sesuai Keputusan Kepala LKPP. Bagian Kedua Pusat Informasi LPSE Pasal 9 (1) Semua data dan informasi yang disimpan LPSE akan diumumkan di website LPSE Kota dan LPSE Pusat. (2) Seluruh informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan dihubungkan ke pusat informasi pengadaan barang/jasa nasional yang disupervisi oleh LKPP.

Bagian Ketiga Biaya Operasional LPSE Pasal 10 Semua biaya yang timbul dalam rangka pengelolaan LPSE dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tangerang. Bagian Keempat Pengaduan Pasal 11 Tata cara pengaduan pelaksanaan LPSE diatur sebagai berikut : a. Pengaduan dari masyarakat dan atau penyedia barang/jasa dapat dilakukan melalui fasilitas dalam sistem e-procurement dan bisa diakses oleh pihak yang terkait; dan b. LPSE wajib meneruskan laporan pengaduan dari masyarakat dan atau penyedia barang/jasa kepada LPSE Pusat dan Pembina LPSE Pasal 12 LPSE wajib melaporkan kepada PA, KPA, dan PPK apabila ditemukan penyimpangan-penyimpangan atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik dengan tembusan kepada Inspektorat. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 (1) Dengan ditanda-tanganinya peraturan ini maka pada tahun 2010 seluruh atau sebagian proses pengadaan barang / jasa di semua unit kerja / SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota harus menerapkan e- Procurement. (2) Untuk menjamin implementasi pelaksanaan e-procurement, masingmasing pimpinan unit kerja / SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota dan/atau Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, dapat membuat tahapan pelaksanaan pengadaan paket yang akan menggunakan e-procurement dengan menentukan batasan nilai paket, sehingga seluruh atau sebagian pengadaan paket di unit kerja / SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota menggunakan e-procurement. (3) Untuk pelaksanaan pembuatan tahapan-tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masing masing pimpinan unit kerja / SKPD harus melakukan koordinasi dengan LPSE. (4) Dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam pengelolaan sistem e- Procurement, LPSE dapat melakukan koordinasi dan konsultasi dengan LPSE lain dan LPSE Pusat serta dapat mengajukan saran perubahanperubahan yang diperlukan untuk penyempurnaan prosedur dan sistem e-procurement. (5) Untuk mempercepat implementasi sistem e-procurement LPSE dapat menjalin kerjasama dengan LPSE lain yang telah memiliki infrastruktur mema (6) (7) dai dalam pemanfaatan infrastruktur LPSE lain tersebut.

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tangerang. Ditetapkan di : Tangerang Pada Tanggal : 25 Pebruari 2010 WALIKOTA TANGERANG, Cap/Ttd H. WAHIDIN HALIM Diundangkan di : Tangerang Pada tanggal : 25 Pebruari 2010 SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG Cap/Ttd Drs. H.M. HARRY MULYA ZEIN, MSi BERITA DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2010 NOMOR 4.