Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam Presiden Barack Obama kembali menjejakkan kakinya di Indonesia. Tidak ke Jakarta sebagaimana November 2010 lalu, tapi ke Bali. Kunjungannya ini mendompleng Konferensi Tingkat Tinggi Asia Tenggara (KTT ASEAN) dan East Asia Summit yang berlangsung 17-19 November 2011 di Bali. Kehadiran Presiden Amerika dalam pertemuan ASEAN plus ini adalah yang pertama kalinya. Konferensi tersebut diikuti oleh negara-negara ASEAN ditambah Jepang, Korea Selatan, India, Selandia Baru, dan Australia. Sebelum ke Indonesia, ia hadir dalam pertemuan APEC di Honolulu, Hawai. Seperti dikutip oleh Voice of America (VOA), para pengamat asing menilai, Obama menghadiri pertemuan itu untuk menegaskan kepada sekutu-sekutunya bahwa Amerika akan tetap berperan besar di kawasan itu guna mengimbangi pengaruh Cina yang semakin kuat. Gedung Putih menyatakan kunjungan Presiden Barack Obama ke Asia sebagai kesempatan untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan perdagangan, dan membuka pasar untuk barang-barang Amerika. Pejabat Gedung Putih Daniel Russell mengatakan upaya Obama untuk menciptakan lapangan kerja secara langsung terkait dengan keterlibatan Amerika di kawasan Asia Pasifik. Ia mengatakan perdagangan dengan 21 negara anggota APEC mendukung jutaan pekerjaan di Amerika dan kemampuan Amerika mengekspor produk-produknya adalah penting bagi pertumbuhan ekonomi. 1 / 5
Russell juga mengatakan Obama berkomitmen untuk menyeimbangkan kembali wilayah Asia, di mana demokrasi mulai muncul dan pengaruh Cina yang semakin besar. Ia mengatakan rakyat Amerika ingin tahu apakah Amerika dapat menjadi tonggak stabilitas dan memproyeksikan kepentingan Amerika di kawasan Pasifik. Pernyataan Russel ini mengisyaratkan dengan gamblang misi sebenarnya dari Amerika. Tidak lain dan tidak bukan adalah misi kapitalisme dan imperialisme. Amerika ingin mengokohkan kepemimpinannya atas negara-negara ASEAN plus dan tidak mau negara di kawasan ini berpaling ke negara lain, khususnya Cina. Harus Ditolak Sepak terjang Amerika tidak lepas dari misi penjajahan dan pendudukan atas negara kawasan ini. Kehadiran Obama di KTT ASEAN ini menegaskan bahwa Amerika ingin memastikan bahwa negara-negara di ASEAN dan Asia Timur tetap mau dipimpin dan dieksploitasi oleh Amerika baik sumber daya alam, pasar, sosial, politik, ekonomi, dan budayanya. Anehnya, justru para pemimpin di kawasan ini, khususnya Indonesia, malah menyambut gembira kedatangan Obama. Indonesia menggelar karpet merah untuk Obama dan istrinya Michelle. Pembicaraan khusus akan berlangsung antara Obama dan Susilo Bambang Yudhoyono di Bali. Para pengamat menilai, pasti ada sesuatu yang didapat Obama dari pembicaraannya itu, sama ketika ia datang sebelumnya. Kedatangannya seharusnya ditolak. Obama tetaplah presiden dari sebuah negara yang saat ini jelas-jelas tengah menjajah negeri Muslim, seperti Irak dan Afghanistan. AS juga terus menyerang wilayah perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Akibatnya, negara-negara itu kini hancur berantakan. Bukan hanya secara fisik, tapi juga secara sosial, politik, ekonomi dan budaya. Tak terhitung besarnya korban dan kerugian yang ditimbulkan. Amerika juga berada di balik penjajahan Israel atas bumi Palestina dan kekejian tentara Israel atas penduduk Palestina hingga kini. AS saat ini jelas-jelas tengah menjajah negeri Muslim, kata juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia M Ismail Yusanto. Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam, karena serangan terhadap satu negeri Islam hakikatnya adalah 2 / 5
serangan terhadap seluruh umat Islam. Dalam pandangan syariat Islam, lanjutnya, Amerika sekarang ini termasuk kategori muhariban fi lan atau negara yang dalam status memerangi umat Islam secara de facto. Presiden dari sebuah negara seperti itu harus ditolak sebagai tamu, tandasnya. Selain itu, paham yang disebarkan dan ditanamkan oleh Amerika di negeri-negeri Muslim terbukti telah memiskinkan rakyat negeri tersebut. Dengan kapitalisme dan demokrasinya, kekayaan alam negeri-negeri Muslim dirampok dengan bantuan para antek-anteknya yang kini jadi penguasa. Sementara rakyat hanya menerima janji-janji kesejahteraan yang tidak pernah terwujud. Tiba-tiba deposit kekayaan alam sudah amblas tanpa bekas. Memang, Amerika tak secara langsung menduduki kawasan ini. Ini berbeda dengan imperialisme model lama. Dengan pengaruh politiknya, Amerika bisa mengendalikan negara-negara di kawasan ini, termasuk Indonesia. Negara adidaya itu bisa melakukan itu semua dengan jalan mengatur kebijakan negara-negara ini sesuai dengan kepentingan Amerika. Misalnya, dalam hal penyusunan perundang-undangan. Melalui imperialisme gaya baru ini, Amerika bisa menjajah dengan leluasa tanpa ada perasaan terjajah dari rakyat yang dijajahnya karena semua operatornya adalah bangsa mereka sendiri. Amerika tak ingin negeri-negeri itu bangkit dan melepaskan diri dari imperialismenya. Sekecil apapun potensi kebangkitan itu pasti dihalang-halangi. Dalam analisis intelijen mereka, Amerika tahu betul potensi kebangkitan itu ada di negeri-negeri Muslim dengan Islamnya. Tuntutan penerapan syariah dalam naungan khilafah yang mulai marak menandakan hal itu. Makanya, dengan berbagai cara Amerika berusaha memadamkan bara kebangkitan Islam itu. Salah satunya dengan global war on terririsme (GWOT), yang tidak lain adalah perang terhadap Islam. Amerika menyebut kelompok yang ingin kembali menerapkan Islam secara kaffah sebagai Muslim radikal. Ini sama dengan pada masa penjajahan Belanda ketika Belanda menyebut pejuang Muslim yang ingin mengusir mereka dari Indonesia sebagai kaum ekstrimis. 3 / 5
Bukankah aneh, memperjuangkan agamanya sendiri di tanahnya sendiri kok dilarang? Inilah bukti bahwa Amerika itu imperialis dan memusuhi umat Islam!!! Mujiyanto Kejahatan Kapitalisme di Dunia Kapitalisme global pimpinan Amerika sudah berkuasa hampir satu abad lamanya. Alih-alih mampu menyejahterakan masyarakat dunia, kapitalisme justru memiskinkan rakyat dunia dan membunuh jutaan warga dunia. Catatan Bank Dunia, jumlah orang miskin tahun 2010 lalu mencapai 1,2 milyar orang. Kecenderungannya terus meningkat. Ironisnya, kemiskinan ini terjadi di negara-negara yang dikenal kaya akan sumber daya alamnya. Pertanyaannya, ke mana kekayaan alam tersebut? Dirampok dan diekspolitasi oleh Amerika dan Barat yang sebenarnya miskin sumber daya. Ini terjadi karena secara politik, kapitalisme telah melahirkan para pemimpin yang hanya mementingkan para kapitalis (pemodal) dan mengesampingkan rakyat. Muncullah pemerintahan korporatokrasi kolaborasi pengusaha dan penguasa. Mereka tak memegang amanah untuk melayani rakyatnya. Dengan kapitalismenya, Amerika dan Barat menciptakan konflik-konflik baru dalam rangka memasarkan produk-produk para kapitalis. Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan perang-perang di akhir abad ke-20 tidak lepas dari upaya mengeruk keuntungan dari penjualan senjata dan produk lain yang mendukung perang. Mereka tak peduli,karena ulahnya itu, jutaan orang telah 4 / 5
mati. Bagi mereka yang penting untung dan duit. Kapitalisme telah membunuh jutaan orang di Irak dan ratusan ribu di Afghanistan. Mereka terdiam saat ratusan ribu orang dibantai di Bosnia Herzegovina. Mereka tak bereaksi manakala bangsa Palestina dibantai oleh Israel. Amerika pun seolah menutup mata ketika ada pembantaian 500 ribu orang di Indonesia pada tahun 1965 tanpa pengadilan. Melalui kapitalisme global, negara-negara dunia ketiga dipaksa berutang. Ketika mereka tak bisa membayar utangnya, Amerika memainkan pengaruhnya dalam penentuan kebijakan negara. Ini membuat negara dunia ketiga tak bisa bangkit dan berkutik. Bahkan untuk menjaga kebangkitannya itu, Amerika membangun pangkalan-pangkalan militer di berbagai belahan dunia. Dan yang lebih parah, kapitalisme global telah menciptakan peradaban yang tidak manusiawi. Paham kebebasan yang merupakan turunan ideologi tersebut terbukti telah merusak warga dunia ke jurang kenistaan. emje 5 / 5