TATA CARA MANDI WAJIB

dokumen-dokumen yang mirip
MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA

5 HAL yang Mewajibkan MANDI. Publication: 1435 H_2014 M 5 HAL YANG MENYEBABKAN MANDI. Disalin dari Web

5 HAL yang Mewajibkan MANDI. Publication: 1435 H_2014 M 5 HAL YANG MENYEBABKAN MANDI. Disalin dari Web

BOLEHKAH AIR MUSTA'MAL DIGUNAKAN UNTUK BERSUCI? Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

Seputar Mandi Jum'at

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Syarah Istighfar dan Taubat

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Hadits-hadits Shohih Tentang

BILA HARI IED JATUH PAD HARI JUMAT

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Panduan Lengkap I tikaf Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Optimalkan Ibadah di Bulan Sya'ban

Najis dan Cara Membersihkannya

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

MENJAGA KEBERSIHAN JASMANI Bentuk Pengamalan Sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam, Bag: 2

Dzikir Keluar Masuk RUMAH Serta Syarahnya

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

Membatalkan Shalat Witir

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

GHARAR Dalam Transaksi KOMERSIAL

DOA dan DZIKIR Seputar MASJID

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA)

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

MUZARA'AH dan MUSAQAH

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

Publication: 1435 H_2014 M. Beginilah Mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Benar

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[

FIQIH MUSLIMAH PRAKTIS

Cara Menyisir Rambut

DOA SUJUD TILAWAH, dan DOA SHALAT ISTIKHARAH

TAFSIR SURAT اإلنفطار. (T e r b e l a h) Surat Makkiyah, Surat ke 82: 19 Ayat. Publication : 1437 H_2015 M. Tafsir Surat Al-Infithaar ( Terbelah )

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Petunjuk Rasulullah. Ber-KOKOK

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

AL-JAMIL Yang Maha Indah

Keutamaan Bulan Ramadhan

Tata Cara Shalat Malam

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

YANG TIDAK PENYAYANG TIDAK DISAYANG

BULUGHUL MARAM KITAB SHIYAM

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Transkripsi:

TATA CARA MANDI WAJIB حفظو هللا Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Publication: 1435 H_2014 M TATA CARA MANDI WAJIB Oleh: Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Disalin dari Web www.muslim.or.id حفظو هللا Download > 700 ebook Islam di www.ibnumajjah.com

Muqoddimah Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman. Tulisan kali ini adalah kelanjutan dari tulisan sebelumnya mengenai lima hal yang menyebabkan mandi wajib. Saat ini kami akan memaparkan serial kedua dari tiga serial secara keseluruhan tentang Tata Cara Mandi Wajib (al Ghuslu). Semoga pembahasan kali ini bermanfaat. Niat, Syarat Sahnya Mandi Para ulama mengatakan bahwa di antara fungsi niat adalah untuk membedakan manakah yang menjadi kebiasaan dan manakah ibadah. Dalam hal mandi tentu saja mesti dibedakan dengan mandi biasa. Pembedanya adalah niat. Dalam hadits dari Umar bin Al Khattab radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إ نم ا األ ع م ال ب الن ي ا ت Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)

Rukun Mandi Hakikat mandi adalah mengguyur seluruh badan dengan air, yaitu mengenai rambut dan kulit. Inilah yang diterangkan dalam banyak hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Di antaranya adalah hadits Aisyah radhiyallahu anha yang menceritakan tata cara mandi Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ي ف يض ال م اء ع ل ى ج س د ه ك ل و Kemudian beliau mengguyur air pada seluruh badannya. (HR. An Nasa-i no. 247. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih) Ibnu Hajar Al Asqolani asy-syafi i rahimahullah mengatakan, Penguatan makna dalam hadits ini menunjukkan bahwa ketika mandi beliau mengguyur air ke seluruh tubuh. 1 Dari Jubair bin Muth im radhiyallahu anhu berkata, Kami saling memperbincangkan tentang mandi janabah di sisi Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, 1 Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, 1/361, Darul Ma rifah, 1379.

أ م ا أ ن ا ف آخ ذ م ل ء ك ف ى ث ال ثا ف أ ص ب ع ل ى ر أ س ى أ ف يض و ب ع د ع ل ى س ائ ر ج س د ى Saya mengambil dua telapak tangan, tiga kali lalu saya siramkan pada kepalaku, kemudian saya tuangkan setelahnya pada semua tubuhku. (HR. Ahmad 4/81. Syaikh Syu aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari Muslim) Dalil yang menunjukkan bahwa hanya mengguyur seluruh badan dengan air itu merupakan rukun (fardhu) mandi dan bukan selainnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah radhiyallahu anha. Ia mengatakan, ق ل ت ي ا ر س ول ا لل إ ن ام ر أ ة أ ش د ض ف ر ر أ س ى ف أ ن ق ض و ل غ س ل ا ل ن اب ة ق ال : ال إ نم ا ي ك ف يك أ ن ت ث ى ع ل ى ر أ س ك ث ال ث ح ث ي ا ت ني ت ف يض ع ل ي ك ال م اء ف ت ط ه ر ين. Saya berkata, wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang mengepang rambut kepalaku, apakah aku harus membuka kepangku ketika mandi junub? Beliau bersabda, Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian

guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci. (HR. Muslim no. 330) Dengan seseorang memenuhi rukun mandi ini, maka mandinya dianggap sah, asalkan disertai niat untuk mandi wajib (al ghuslu). Jadi seseorang yang mandi di pancuran atau shower dan air mengenai seluruh tubuhnya, maka mandinya sudah dianggap sah. Adapun berkumur-kumur (madhmadhoh), memasukkan air dalam hidung (istinsyaq) dan menggosok-gosok badan (ad dalk) adalah perkara yang disunnahkan menurut mayoritas ulama. 2 Tata Cara Mandi yang Sempurna Berikut kita akan melihat tata cara mandi yang disunnahkan. Apabila hal ini dilakukan, maka akan membuat mandi tadi lebih sempurna. Yang menjadi dalil dari bahasan ini adalah dua dalil yaitu hadits dari Aisyah radhiyallahu anha dan hadits dari Maimunah radhiyallahu anha. 2 Penjelasannya silakan lihat di Shahih Fiqh Sunnah, Syaikh Abu Malik, 1/173-174 dan 1/177-178, Al Maktabah At Taufiqiyah.

Hadits pertama: ع ن ع ائ ش ة ز و ج الن ب صلى هللا عليو وسلم أ ن الن ب صلى هللا عليو وسلم ك ان إ ذ ا اغ ت س ل م ن ا ل ن اب ة ب د أ ف غ س ل ي د ي و ي ت و ض أ ك م ا ي ت و ض أ ل لص ال ة ي د خ ل أ ص اب ع و ف ال م اء ف ي خل ل ب ا أ ص ول ش ع ر ه ي ص ب ع ل ى ر أ س و ث ال ث غ ر ف ب ي د ي و ي ف يض ال م اء ع ل ى ج ل د ه ك ل و Dari Aisyah, isteri Nabi shallallahu alaihi wa sallam, bahwa jika Nabi shallallahu alaihi wa sallam mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya. (HR. Bukhari no. 248 dan Muslim no. 316)

Hadits kedua: ع ن اب ن ع ب اس ق ال ق ال ت م ي م ون ة و ض ع ت ل ر س ول ا لل صلى هللا عليو وسلم م اء ي غ ت س ل ب و ف أ ف ر غ ع ل ى ي د ي و ف غ س ل ه م ا م ر ت ني م ر ت ني أ و ث ال ث ا أ ف ر غ ب ي م ين و ع ل ى ش ال و ف غ س ل م ذ اك ري ه د ل ك ي د ه م ض م ض و اس ت ن ش ق غ س ل و ج ه و و ي د ي و غ س ل ر أ س و ب األ ر ض ث ال ث ا أ ف ر غ ع ل ى ج س د ه ت ن ح ى م ن م ق ام و ف غ س ل ق د م ي و Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata bahwa Maimunah mengatakan, Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula

lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda). (HR. Bukhari no. 265 dan Muslim no. 317) Dari dua hadits di atas, kita dapat merinci tata cara mandi yang disunnahkan sebagai berikut: Pertama: Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan dalam bejana atau sebelum mandi. Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah mengatakan, Boleh jadi tujuan untuk mencuci tangan terlebih dahulu di sini adalah untuk membersihkan tangan dari kotoran Juga boleh jadi tujuannya adalah karena mandi tersebut dilakukan setelah bangun tidur. 3 Kedua: Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri. Ketiga: Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah atau dengan menggunakan sabun. Imam An Nawawi asy-syafi i rahimahullah mengatakan, Disunnahkan bagi orang yang beristinja (membersihkan kotoran) dengan air, ketika selesai, hendaklah ia mencuci tangannya dengan debu atau semacam sabun, atau 3 Fathul Bari, 1/360.

hendaklah ia menggosokkan tangannya ke tanah atau tembok untuk menghilangkan kotoran yang ada. 4 Keempat: Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat. Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, Adapun mendahulukan mencuci anggota wudhu ketika mandi itu tidaklah wajib. Cukup dengan seseorang mengguyur badan ke seluruh badan tanpa didahului dengan berwudhu, maka itu sudah disebut mandi (al ghuslu). 5 Untuk kaki ketika berwudhu, kapankah dicuci? Jika kita melihat dari hadits Maimunah di atas, dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau membasuh anggota wudhunya dulu sampai membasuh kepala, lalu mengguyur air ke seluruh tubuh, sedangkan kaki dicuci terakhir. Namun hadits Aisyah menerangkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam berwudhu secara sempurna (sampai mencuci kaki), setelah itu beliau mengguyur air ke seluruh tubuh. Dari dua hadits tersebut, para ulama akhirnya berselisih pendapat kapankah kaki itu dicuci. Yang tepat tentang 4 5 Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, 3/231, Dar Ihya At Turots Al Arobi, 1392. Ad Daroril Mudhiyah Syarh Ad Duroril Bahiyyah, Muhammad bin Ali Asy Syaukani, hal. 61, Darul Aqidah, terbitan tahun 1425 H.

masalah ini, dua cara yang disebut dalam hadits Aisyah dan Maimunah bisa sama-sama digunakan. Yaitu kita bisa saja mandi dengan berwudhu secara sempurna terlebih dahulu, setelah itu kita mengguyur air ke seluruh tubuh, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Aisyah. Atau boleh jadi kita gunakan cara mandi dengan mulai berkumur-kumur, memasukkan air dalam hidup, mencuci wajah, mencuci kedua tangan, mencuci kepala, lalu mengguyur air ke seluruh tubuh, kemudian kaki dicuci terakhir. Syaikh Abu Malik hafizhohullah mengatakan, Tata cara mandi (apakah dengan cara yang disebut dalam hadits Aisyah dan Maimunah) itu sama-sama boleh digunakan, dalam masalah ini ada kelapangan. 6 Kelima: Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut. Keenam: Memulai mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri. Ketujuh: Menyela-nyela rambut. Dalam hadits Aisyah radhiyallahu anha disebutkan, 6 Shahih Fiqh Sunnah, 1/175-176.

ك ان ر س ول ا لل صلى هللا عليو وسلم إ ذ ا اغ ت س ل م ن ا ل ن اب ة غ س ل ي د ي و و ت و ض أ و ض وء ه ل لص ال ة اغ ت س ل ي ل ل ب ي د ه ش ع ر ه ح ت إ ذ ا ظ ن أ ن ق د أ ر و ى ب ش ر ت و أ ف اض ع ل ي و ال م اء غ س ل س ائ ر ث ال ث م ر ات ج س د ه Jika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mandi junub, beliau mencuci tangannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Kemudian beliau mandi dengan menggosok-gosokkan tangannya ke rambut kepalanya hingga bila telah yakin merata mengenai dasar kulit kepalanya, beliau mengguyurkan air ke atasnya tiga kali. Lalu beliau membasuh badan lainnya. (HR. Bukhari no. 272) Juga Aisyah radhiyallahu anha mengatakan, ك ن ا إ ذ ا أ ص اب ت إ ح د ان ا ج ن اب ة أ خ ذ ت ب ي د ي ه ا ث ال ث ا ف و ق ر أ س ه ا ت أ خ ذ ب ي د ى ا ع ل ى ش ق ه ا األ ي ن و ب ي د ى ا األ خ ر ى ع ل ى ش ق ه ا األ ي س ر Jika salah seorang dari kami mengalami junub, maka ia mengambil air dengan kedua tangannya dan disiramkan ke atas kepala, lalu mengambil air dengan tangannya dan disiramkan ke bagian tubuh sebelah kanan, lalu kembali

mengambil air dengan tangannya yang lain dan menyiramkannya ke bagian tubuh sebelah kiri. (HR. Bukhari no. 277) Kedelapan: Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri. Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata, ك ان الن ب صلى هللا عليو وسلم ي ع ج ب و الت ي م ن ف ت ن ع ل و و ت ر ج ل و و ط ه ور ه و ف ش أ ن و ك ل و Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika bersisir, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik). (HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268) Mengguyur air ke seluruh tubuh di sini cukup sekali saja sebagaimana zhohir (tekstual) hadits yang membicarakan tentang mandi. Inilah salah satu pendapat dari madzhab Imam Ahmad rahimahullah dan dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. 7 7 Al Ikhtiyaarot Al Fiqhiyah li Syaikhil Islam Ibni Taimiyah, Alauddin Abul Hasan Ali bin Muhammad Al Ba li Ad Dimasyqi Al Hambali, hal. 14, Mawqi Misykatul Islamiyah.

Bagaimanakah Tata Cara Mandi pada Wanita? Tata cara mandi junub pada wanita sama dengan tata cara mandi yang diterangkan di atas sebagaimana telah diterangkan dalam hadits Ummu Salamah radhiyallahu anha, Saya berkata, wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang mengepang rambut kepalaku, apakah aku harus membuka kepangku ketika mandi junub? Beliau bersabda, Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci. (HR. Muslim no. 330) Untuk mandi karena haidh dan nifas, tata caranya sama dengan mandi junub namun ditambahkan dengan beberapa hal berikut ini: Pertama: Menggunakan sabun dan pembersih lainnya beserta air. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah radhiyallahu anha, أ ن أ س اء س أ ل ت الن ب صلى هللا عليو وسلم ع ن غ س ل ال م ح يض ف ق ال : ت أ خ ذ إ ح د اك ن م اء ى ا و س د ر ت ه ا ف ت ط ه ر ف ت ح س ن الط ه ور ت ص ب عل ى ر أ س ه ا ف ت د ل ك و د ل ك ا ش د يد ا ح ت ت ب ل غ ش ئ ون ر أ س ه ا ت ص ب ع ل ي ه ا

ال م اء. ب ا ف ق ال : ت أ خ ذ ف ر ص ة م س ك ة ف ت ط ه ر ب ا. ف ق ال ت أ س اء و ك ي ف ت ط ه ر س ب ح ان ا لل ت ط ه ر ين ب ا. ف ق ال ت ع ائ ش ة ك أ ن ه ا خ ف ى ذ ل ك ت ت ب ع ني أ ث ر الد م. و س أ ل ت و ع ن غ س ل ا ل ن اب ة ف ق ال : ت أ خ ذ م اء ف ت ط ه ر ف ت ح س ن الط ه ور أ و ت ب ل غ الط ه ور ت ص ب ع ل ى ر أ س ه ا ف ت د ل ك و ح ت ت ب ل غ ش ئ ون ر أ س ه ا ت ف يض ع ل ي ه ا ال م اء Asma bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang mandi wanita haidh. Maka beliau bersabda, Salah seorang dari kalian hendaklah mengambil air dan daun bidara, lalu engkau bersuci, lalu membaguskan bersucinya. Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya, lalu menggosok-gosoknya dengan keras hingga mencapai akar rambut kepalanya. Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya tadi. Kemudian engkau mengambil kapas bermisik, lalu bersuci dengannya. Lalu Asma berkata, Bagaimana dia dikatakan suci dengannya? Beliau bersabda, Subhanallah, bersucilah kamu dengannya. Lalu Aisyah berkata -seakan-akan dia menutupi hal tersebut-, Kamu sapu bekas-bekas darah haidh yang ada (dengan kapas tadi). Dan dia bertanya kepada beliau tentang mandi junub, maka beliau bersabda,

Hendaklah kamu mengambil air lalu bersuci dengan sebaik-baiknya bersuci, atau bersangat-sangat dalam bersuci kemudian kamu siramkan air pada kepala, lalu memijatnya hingga mencapai dasar kepalanya, kemudian mencurahkan air padanya. (HR. Bukhari no. 314 dan Muslim no. 332) Kedua: Melepas kepangan sehingga air sampai ke pangkal rambut. Dalil hal ini adalah hadits yang telah lewat, ت ص ب ع ل ى ر أ س ه ا ف ت د ل ك و د ل ك ا ش د يد ا ح ت ت ب ل غ ش ئ ون ر أ س ه ا Kemudian hendaklah kamu menyiramkan air pada kepalanya, lalu menggosok-gosoknya dengan keras hingga mencapai akar rambut kepalanya. Dalil ini menunjukkan tidak cukup dengan hanya mengalirkan air seperti halnya mandi junub. Sedangkan mengenai mandi junub disebutkan, ت ص ب ع ل ى ر أ س ه ا ف ت د ل ك و ح ت ت ب ل غ ش ئ ون ر أ س ه ا ت ف يض ع ل ي ه ا ال م اء

Kemudian kamu siramkan air pada kepala, lalu memijatnya hingga mencapai dasar kepalanya, kemudian mengguyurkan air padanya. Dalam mandi junub tidak disebutkan menggosok-gosok dengan keras. Hal ini menunjukkan bedanya mandi junub dan mandi karena haidh/nifas. Ketiga: Ketika mandi sesuai masa haidh, seorang wanita disunnahkan membawa kapas atau potongan kain untuk mengusap tempat keluarnya darah guna menghilangkan sisa-sisanya. Selain itu, disunnahkan mengusap bekas darah pada kemaluan setelah mandi dengan minyak misk atau parfum lainnya. Hal ini dengan tujuan untuk menghilangkan bau yang tidak enak karena bekas darah haidh. Perlukah Berwudhu Seusai Mandi? Cukup kami bawakan dua riwayat tentang hal ini, ل ع ن ع ائ ش ة أ ن الن ب صلى هللا عليو وسلم ك ان ال ي ت و ض أ ب ع د ال غ س Dari Aisyah, ia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak berwudhu setelah selesai mandi. (HR. Tirmidzi no. 107, An Nasai no. 252, Ibnu Majah no. 579,

Ahmad 6/68. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih) Sebuah riwayat dari Ibnu Umar, س ئ ل ع ن ال و ض وء ب ع د ال غ س ل ف ق ال :و أ ي و ض وء أ ع م م ن ال غ س ل Beliau ditanya mengenai wudhu setelah mandi. Lalu beliau menjawab, Lantas wudhu yang mana lagi yang lebih besar dari mandi? (HR. Ibnu Abi Syaibah secara marfu dan mauquf) 8 Imam Abu Bakr Ibnul Arobi rahimahullah berkata, Para ulama tidak berselisih pendapat bahwa wudhu telah masuk dalam mandi. Ibnu Baththol rahimahullah juga telah menukil adanya ijma (kesepakatan ulama) dalam masalah ini. 9 Penjelasan ini adalah sebagai alasan yang kuat bahwa jika seseorang sudah berniat untuk mandi wajib, lalu ia mengguyur seluruh badannya dengan air, maka setelah mandi ia tidak perlu berwudhu lagi, apalagi jika sebelum mandi ia sudah berwudhu. 8 9 Lihat Ad Daroril Mudhiyah, hal. 61. Idem.

Apakah Boleh Mengeringkan Badan dengan Handuk Setelah Mandi? Di dalam hadits Maimunah radhiyallahu anha disebutkan mengenai tata cara mandi, lalu diakhir hadits disebutkan, ف ن او ل ت و ث و ب ا ف ل م ي أ خ ذ ه ف ان ط ل ق و ى و ي ن ف ض ي د ي و Lalu aku sodorkan kain (sebagai pengering) tetapi beliau tidak mengambilnya, lalu beliau pergi dengan mengeringkan air dari badannya dengan tangannya (HR. Bukhari no. 276). Berdasarkan hadits ini, sebagian ulama memakruhkan mengeringkan badan setelah mandi. Namun yang tepat, hadits tersebut bukanlah pendukung pendapat tersebut dengan beberapa alasan: Perbuatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika itu masih mengandung beberapa kemungkinan. Boleh jadi beliau tidak mengambil kain (handuk) tersebut karena alasan lainnya yang bukan maksud untuk memakruhkan mengeringkan badan ketika itu. Boleh jadi kain tersebut mungkin sobek atau beliau buru-buru saja karena ada urusan lainnya.

Hadits ini malah menunjukkan bahwa kebiasaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah mengeringkan badan sehabis mandi. Seandainya bukan kebiasaan beliau, maka tentu saja beliau tidak dibawakan handuk ketika itu. Mengeringkan air dengan tangan menunjukkan bahwa mengeringkan air dengan kain bukanlah makruh karena keduanya sama-sama mengeringkan. Kesimpulannya, mengeringkan air dengan kain (handuk) tidaklah mengapa. 10 Demikian pembahasan kami seputar mandi wajib (al ghuslu). Tata cara di atas juga berlaku untuk mandi yang sunnah yang akan kami jelaskan pada tulisan selanjutnya (serial ketiga atau terakhir). Semoga bermanfaat. Alhamdulillahilladzi bi ni matihi tatimmush sholihaat.[] 10 Shahih Fiqh Sunnah, 1/181.