II. PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN I. PENDAHULUAN

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III KEBIJAKAN STABILISASI HARGA

PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

MANAJEMEN KETAHANAN PANGAN ERA OTONOMI DAERAH DAN PERUM BULOG 1)

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENGADAAN, PENGELOLAAN, DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 20M tentang NOMOR: 12 TAHUN 2013

KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN BIDANG CADANGAN PANGAN. Oleh: Dr. Ardi Jayawinata,MA.Sc Kepala Bidang Cadangan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH KONSOLIDASI LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. dengan menyerap 42 persen angkatan kerja (BPS, 2011). Sektor pertanian

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

Kebijakan Pangan, BULOG dan Ketahanan Pangan

Andalan Ketahanan Pangan

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \l TAHUN 2017 TENTANG CADANGAN PANGAN

: a, bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013

GUBERNUR KEPULAUAN BANG`KA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

STABILISASI HARGA PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masalah dalam mencukupi ketersediaan pangan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 36

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sebagaimana dalam pasal 27 Undang-undang Dasar Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya Undang-undang No.

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

SOSIALISASI PENGELOLAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2018

PENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. A. Kontribusi Pangan Terhadap Laju Inflasi Di Indonesia

KEBIJAKAN PERBERASAN DAN STABILISASI HARGA

I. LATAR BELAKANG POKOK BAHASAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI KETAHANAN PANGAN NASIONAL Posisi Pangan dalam Pembangunan Nasional

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI NTB

Ketahanan Pangan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sudah ada sejak dahulu, namun jenis dan karakternya selalu berubah.

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

ISBN : MANAJEMEN KETAHANAN PANGAN ERA OTONOMI DAERAH DAN PERUM BULOG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah konsumsi beras dan pemenuhannya tetap merupakan agenda

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2-y TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010

INFLASI DAN KENAIKAN HARGA BERAS Selasa, 01 Pebruari 2011

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

PROFIL DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI NTB

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 95 TAHUN 2009 PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DI JAWA BARAT TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. umumnya, khususnya sebagai sumber penyediaan energi dan protein. Neraca

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN Badan Urusan Logistik (BULOG) adalah satu-satunya Lembaga

Tabel Tringulasi Kontroversi Kebijakan Impor Beras Di Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 016 TAHUN 2016

Politik Pangan Indonesia - Ketahanan Pangan Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian Jumat, 28 Desember 2012

SEKILAS TENTANG RAWAN PANGAN. Written by adminbkpp2 Wednesday, 20 May :37 - Last Updated Wednesday, 20 May :59

BAB VI LANGKAH KEDEPAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 s/d 2019

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

BT'PATI TULT'IIGAGUNG PROVII SI JAWA TIMUR. BT'PATI TULT'ilGAGT'!TG,

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

I. PENDAHULUAN. Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia sangat menentukan kelangsungan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pertumbuhan produksi pertanian tidak sebesar laju permintaan pangan. Tabel 1.1

OPERASIONALISASI KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH DAN HARGA ATAP BERAS

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN PADA DISKUSI REGULER EVALUASI POLITIK PANGAN PEMERINTAHAN SBY-KALLA. Yogyakarta, 6 Februari 2007

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

II. PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN A. Landasan Hukum Memahami pentingnya cadangan pangan, pemerintah mengatur hal tersebut di dalam Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan, khususnya dalam pasal 23, dan pasal 24. Pasal 23 menyatakan bahwa untuk memenuhi mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan, pemerintah menetapkan cadangan pangan nasional. Cadangan pangan nasional terdiri atas cadangan pangan pemerintah, cadangan pangan pemerintah daerah dan cadangan pangan masyarakat. Pasal 24 menyatakan bahwa pengembangan cadangan pangan nasional diwujudkan untuk mengantisipasi kekurangan ketersediaan pangan, kelebihan ketersediaan pangan, gejolak harga pangan dan atau keadaan darurat. Cadangan pangan pemerintah adalah cadangan pangan tertentu bersifat pokok ditingkat nasional yaitu Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pelalawan 8

persediaan pangan pokok tertentu, misalnya beras, sedangkan di tingkat daerah dapat berupa pangan pokok masyarakat di daerah setempat. Cadangan pangan pemerintah pusat dituangkan dalam bentuk Cadangan Beras Pemerintah, yang dananya bersumber dari APBN serta dijadikan sebagai stok beras nasional. Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah Pusat dilakukan oleh Perum BULOG dan dimanfaatkan untuk bantuan darurat akibat bencana serta mengatasi gejolak harga beras. Pengembangan cadangan pangan pemerintah di daerah mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa cadangan pemerintah daerah terdiri dari cadangan pangan pemerintah desa, cadangan pangan pemerintah kabupaten/kota dan cadangan pangan pemerintah provinsi. Sedangkan pasal 31 menyatakan bahwa penyaluran cadangan pangan pemerintah dilakukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat 1 cadangan pangan pemerintah dilakukan untuk menanggulangi kekurangan pangan, gejolak harga pangan, bencana alam, bencana sosial dan atau menghadapi keadaan darurat. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pelalawan 9

Pengembangan cadangan pangan pemerintah kabupaten/kota juga didasarkan kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/kota. Standar Pelayanan Minimum tersebut mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten/kota memiliki cadangan pangan di tingkat kabupaten/kota minimal sebesar 100 ton ekuivalen beras. B. Landasan Empiris Kejadian rawan pangan menjadi masalah yang sangat sensitif dalam dinamika kehidupan sosial politik pemerintah Kabupaten Pelalawan, sehingga menjadi sangat penting bagi pemerintah kabupaten untuk mampu mewujudkan ketahanan pangan wilayah, rumah tangga dan individu yang berbasiskan kemandirian penyediaan pangan dalam negeri, beberapa alasan yang mendasari pentingnya pengembangan cadangan pangan adalah: 1. Di dunia sedang terjadi krisis pangan yang diakibatkan karena peningkatan laju permintaan pangan, persaingan pangan dengan bio energi dan makan ternak, adanya Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pelalawan 10

krisis finansial yang menyebabkan inflasi, serta banyaknya bencana di dunia akibat pemanasan global. Krisis pangan di dunia akan berimbas ke Indonesia jika tidak segera diantisipasi; 2. Perdagangan pangan di dunia sangat tipis (tin market) yakni sebesar 7 persen dari total produksi dunia (untuk beras), sehingga sulit bagi Indonesia mengandalkan penyediaan pangannya dari impor; 3. Situasi iklim di Indonesia saat ini tidak menentu dan kurang bersahabat yang telah menyebabkan bencana (longsor, banjir, kekeringan), sehingga menuntut manajemen cadangan pangan yang efektif dan efisien sehingga dapat mengatasi kerawanan pangan; 4. Masa panen dan tidak panen yang mencolok secara teoritis mengharuskan adanya cadangan pangan, untuk mengatasi distribusi pangan antar waktu; 5. Cadangan pangan dapat dijadikan instrumen untuk stabilisasi harga khususnya untuk mengatasi pola pangan musiman, serta mengantisipasi goncangan dari pasar internasional; 6. Banyaknya kejadian darurat sehingga memerlukan adanya cadangan pangan untuk penanganan pasca Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pelalawan 11

bencana, penanganan rawan pangan, dan bantuan pangan wilayah; C. Landasan Teoritis Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan, cadangan pangan merupakan aspek yang sangat penting. Hampir seluruh negara di dunia selalau mempunyai cadangan pangan. Hal ini di sebabkan karena kelangkaan pangan akan menyebabkan kerawanan sosial, bahkan menyebabkan ketidakstabilan politik dan keamanan. Dalam kaitannya dengan cadangan pangan, Thomas A. Miller dari Ekonomic Research Service U.S. Departement of Agrikulture (tanpa tahun), memberikan pengertian tentang cadangan pangan yang disajikan dalam Tabel 1. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pelalawan 12

Tabel 1. Tipe Cadangan Pangan Berdasarkan Fungsi Tipe cadangan pangan Cadangan pangan untuk penyangga (Food Buffer Stock) Cadangan pangan untuk kondisi darurat (Food Emergensy Reserve) Cadangan untuk bantuan pangan (Food Aid Reserve) Fungsi - Distribusi pangan antar waktu dan antar wilayah - Stabilisasi harga (pembelian pada waktu musim panenraya, dan operasi pasar pada waktu harga tinggi (paceklik, hari raya dsb) Mengatasi goncangan harga eksternal, antisipasi/ mengatasi defisit pangan tidak terduga, bantuan pangan pada daerah/ negara yang kekurangan pangan Mengurangi kelaparan, bantuan pangan karena iklim (kekeringan/banjir), kegagalan panen, bencana alam, dsb Cadangan pangan untuk kepentingan pemasaran (Food Working Stoc Cadangan pangan untuk kepentingan bisnis (prosesing, penyaluran yang kontinyu,tunda jual dsb) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pelalawan 13

FAO (Food menyebutkan bahwa cadangan pangan kelompok padi padian untuk ketahanan pangan dengan ukuran food security ratio (rasio ketahanan pangan) minimal 17-18 persen ( rasio cadangan terhadap penggunaan domestik) untuk mengantisipasi kelangkaan dan stabilisasi harga pangan. Sedangkan untuk cadangan pangan untuk kondisi darurat, berdasarkan empiris FAO cadangan pangan yang perlu disiapkan sebesar 3-7 persen dari jumlah kebutuhan konsumsi beras domestik. Tentu saja hal ini tidak termasuk bantuan pangan untuk penduduk miskin. Menurut ASEAN food Security information and Training Center (2009), cadangan pangan untuk ketahanan pangan dengan ukuran food security ratio (rasio ketahanan pangan) minimal 20 persen (ratio cadangan terhadap penggunaan domestik). Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pelalawan 14

Berdasarkan kajian teoritis ini dan standar pengelolaan cadangan pangan pemerintah kabupaten pelalawan dapat diarahkan pada: 1. Cadangan pangan untuk menjamin pasokan pangan yang stabil antar daerah (Buffer Stock); 2. Cadangan pangan untuk menjaga stabilitas harga pangan (Buffer Stock); 3. Cadangan pangan untuk mengatasi goncangan harga eksternal, mengantisipasi dan mengatasi defisit pangan tidak terduga (Emergensy Reserve); 4. Cadangan pangan untuk meningkatkan akses pangan kelompok masyarakat rawan pangan transien khususnya pada kondisi darurat karena bencana, dan masyarakat rawan pangan kronis karena kemiskinan ( Food Aid Reserve). Dengan demikian, cadangan pangan mempunyai fungsi untuk menjamin penyediaan pangan bagi penduduk rawan pangan dan bantuan pangan pada kondisi darurat (bencana alam dan kerusuhan sosial). Perkiraan besaran cadangan pangan pemerintah dihitung berdasarkan pendekatan jumlah konsumsi penduduk rawan pangan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pelalawan 15

selama 3 bulan, namun besaran cadangan pangan dapat juga ditentukan sesuai dengan kesepakatan daerah. D.Strategi Pengembangan Cadangan Pangan Pemerintah Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan 2010 2014, salah satu kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk mendorong pembentukan cadangan pangan pokok pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Implementasi kebijakan tersebut adalah melalui pengembangan cadangan pangan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk mewujudkan stok cadangan pangan pemerintah provinsi minimal sebesar 200 ton ekuivalen beras dan pemerintah kabupaten/kota minimal sebesar 100 ton ekuivelan besar sesuai Standar Pelayanan Minimum Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Melalui pengembangan cadangan pangan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota memungkinkan pemerintah daerah dapat merespon masalah ketahanan pangan secara lebih cepat, tanggap dan fleksibel, khususnya dalam mengatasi kerawanan pangan yang bersifat transien yang Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pelalawan 16

disebabkan oleh bencana alam yang kecenderungannya semakin sering terjadi dan bersifat lokal.strategi yang dikembangkan untuk pengembangan cadangan pangan pemerintah adalah: (a) membagi peran antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupetan/kota, dan (b) desentralisasi dalam mekanisme pengelolaan cadangan pangan. Untuk cadangan pangan pemerintah, pemerintah pusat lebih berperan pada stok operasi sedangkan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota lebih diperankan untuk keperluan darurat di wilayahnya. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pelalawan 17