S. Melia dan I.M. Sugitha Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang. Received August 26, 2006; Accepted January 4, 2007 ABSTRAK ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Potensi Dadih Susu Sapi Mutan Lactococcus lactis dengan Kandungan Bakteriosin terhadap Bakteri Patogen

BAB I PENDAHULUAN. dalam susu dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Di dalam kehidupan sehari-hari,

Kualitas dan Potensi Dadih Sebagai Tambahan Pendapatan Peternak Kerbau di Kabupaten Kerinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven

Asam amino merupakan komponen utama penyusun

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan enzim protease, yaitu pada produksi keju. tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia.

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

Susu merupakan makanan pelengkap dalam diet manusia

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP KUALITAS KEFIR SUSU SAPI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PENURUN KADAR KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

Afriani 1. Intisari. Kata Kunci : Bakteri Asam Laktat, Fermentasi, Dadih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

PENDAHULUAN. segar seperti diolah menjadi sosis, nugget, dendeng, kornet dan abon.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

PENGARUH KONSENTRASI STARTER DAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU YOGHURT NABATI KACANG HIJAU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

Susu Fermentasi dan Yogurt

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOMBINASI Lactobacillus plantarum DENGAN Lactobacillus bulgaricus DAN Streptococcus thermophilus TERHADAP MUTU SUSU FERMENTASI SELAMA PENYIMPANAN

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

Prosedur pembuatan suspensi alginat

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

PENGARUH CAMPURAN KONSENTRAT PROTEIN JAGUNG DAN TEPUNG TEMPE TERHADAP ANGKA LEMPENG TOTAL MI TAPIOKA

Pengaruh Kombinasi Susu dengan Air Kelapa

III. BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

BAB III MATERI DAN METODE

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Bab III Bahan dan Metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

PENGGUNAAN INKUBATOR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DADIH SUSU KAMBING. Syuryani Syahrul 1 dan Ramaiyulis 2 1 Prodi Teknologi Pangan, 2 Prodi Peternakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

VARIASI PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP MUTU COCOGHURT MENGGUNAKAN Enterococcus faecalis UP 11 YANG DIISOLASI DARI TEMPOYAK. Riau.

KEJU. Materi 14 TATAP MUKA KE-14 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt : Suatu Review

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

BAB I PENDAHULUAN. mengenakkan, karena merasa amis, mual dan sebagainya. Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

METODOLOGI Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Bahan dan Alat

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

KUALITAS DADIH SUSU SAPI MUTAN Lactococcus lactis PADA BEBERAPA LEVEL WAKTU FERMENTASI [The Quality of Dadih Mutan Lactococcus Lactis at Various Fermentation Times] S. Melia dan I.M. Sugitha Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang Received August 26, 2006; Accepted January 4, 2007 ABSTRAK Dadih susu sapi mutan Lactococcus lactis adalah makanan hasil fermentasi susu sapi yang dibuat dalam tabung plastik dengan menginokulasikan 2% starter mutan L. lactis dan diinkubasi pada suhu 30 o C selama 24, 26, 48, 60 dan 72 jam. Analisis laboratorium terhadap kualitas dadih mutan L. lactis menghasilkan kadar air 71,4%, tingkat keasaman 0,93%, protein 5,62%, lemak 6,39%, total koloni 118 x 10 5 cfu/g, dan kekentalan 10,2 Cp. Hasil analisis komposisi asam amino menunjukkan adanya keberadaan asam amino esensial. Kata kunci : fermentation, dadih, mutan L. Lactis ABSTRACT Dadih mutan Lactococcus lactis inoculated by 2% L. lactis starter and incubated at 30 o C for 24, 26, 48, 60 and 72 hours. Laboratory analysis for the quality of dadih mutan L.lactis showed that it contained of water 71.4%, TTA 0.93%, protein 5.62%, fat 6.39%, TPC118 x 10 5 cfu/g, ph 4.8 and viscosity 10.2 Cp. Amino acid composition analysis revealed the presence of essential amino acid in dadih mutan L. lactis. Keywords : fermentation, dadih, mutan L. lactis PENDAHULUAN Produk fermentasi susu yang banyak dikonsumsi sekarang ini mengandung mikroorganisme hidup. Acidofilus milk, filmjolk, yoghurt, jungket dan kefir adalah susu fermentasi yang mengandung bakteri asam laktat (BAL) tunggal atau gabungan dari beberapa BAL dan kamir. Produk susu fermentasi lainnya yang terkenal di Sumatera Barat adalah dadih, yang diperoleh dengan cara fermentasi alamiah dari susu kerbau dengan menggunakan wadah bambu (Sugitha, 1995). Dadih adalah salah satu produk olahan susu kerbau yang dibuat dengan cara fermentasi secara alami pada suhu kamar dan diperam selama tiga hari (Sugitha, 1995). Dadih dapat dibuat dengan penambahan Streptococcus lactis dan Lactobacillus acidophilus. Kedua bakteri ini merupakan bakteri homofermentatif asam laktat yang menghasilkan 90% asam laktat. Laktosa merupakan sumber energi untuk perkembangan L. lactis dan L. acidophilus yang mendukung proses pembentukan asam laktat (Sugitha, 1995). Dadih tidak hanya dibuat dari susu kerbau tetapi juga dapat menggantikannya dengan susu sapi. Proses pembuatan dadih dari susu sapi, didahului dengan tahap pemanasan susu selama 30 menit pada suhu 75 o C. Susu tersebut didinginkan hingga suhu 30 o C untuk memberi kondisi yang optimal pada bakteri pemeraman. Wadah pengganti bambu yang dapat digunakan adalah wadah plastik dan ditutup dengan alat press sehingga tertutup rapat dan diperam selama dua hari (Sugitha, 1995). Menurut Agustien dan Whatman (1996), mutagenesis pada Streptomyces fradiae 19 dengan menggunakan senyawa kimia NTG (N-metil-N -nitro-n-nitosoguanin menghasilkan mutan M-5 dengan aktifitas enzim protease 30 kali lebih tinggi dari galur induk. Sastramiharja (1990) menyatakan bahwa strain-strain mutan mampu menghasilkan zat-zat dengan konsentrasi yang lebih besar daripada strain induk. 86 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 32 [2] June 2007

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian untuk mengukur kualitas dadih susu sapi yang yang dibuat dari starter mutan Lactococcus lactis pada beberapa level waktu fermentasi yaitu selama 24, 26, 48, 60 dan 72 jam pada suhu 30 o C. Mutan L. lactis diperoleh dari hasil penelitian Mulyani (2001). Tujuan penelitian adalah mengetahui kualitas dadih susu sapi mutan L. lactis yang meliputi kadar air, keasaman, protein, lemak, total koloni, ph, kekentalan dan jumlah asam aminonya. MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Teknik Pertanian, Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Universitas Andalas dan Balai Besar Hasil Industri Pertanian. Bahan-bahan yang digunakan antara lain susu sapi yang diperoleh dari UPT Peternakan Universitas Andalas dan media nutrien agar (NA). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah portable autoclave, inkubator Gallenkamp, timbangan analitik, oven, refrigerator, hot plate stirer, magnetik stirer dan alatalat gelas. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan terhadap lama fermentasi dadih mono kultur dan lima ulangan. A. Fermentasi dadih 24 jam B. Fermentasi dadih 36 jam C. Fermentasi dadih 48 jam D. Fermentasi dadih 60 jam E. Fermentasi dadih 72 jam Data yang diperoleh setelah diuji statistik dilanjukan dengan uji lanjutan Duncan s multiple range test pada taraf 1%. Pembuatan Dadih Susu Sapi Mutan L. lactis Pembuatan dadih susu sapi mutan L. lactis diawali dengan pembuatan starter. Susu sapi dipanaskan pada suhu 60 o C selama kurang lebih 1 jam. Kemudian didinginkan hingga suhu 30 o C dan suspensi mutan L. lactis dimasukkan ke dalam susu tersebut. Serbuk bambu ditambahkan sebanyak 1 g dalam 100 ml susu. Selanjutnya dilakukan penambahan tepung beras sebagai pemadat dengan level 10 g dalam 100 ml susu., kemudian disimpankan pada suhu ruangan selama 48 jam. Selanjutnya starter yang ada dimanfaatkan untuk pembuatan dadih. Susu sapi dipanaskan pada suhu 60 o C selama kurang lebih 1 jam, kemudian didinginkan hingga suhu 30 o C dan ditambahkan dengan starter mutan L. lactis dengan level 2% dan diinkubasi selama 24, 36, 48, 60 dan 72 jam dan disimpan pada suhu ruang. Analisis Asam Amino Sampel sebanyak 0,5 g dihidrolisis dengan HCl 6 N. Selama hidrolisis, pengerjaan dilakukan dalam suasana vakum untuk mencegah terjadinya oksidasi. Sampel dioven selama 16 jam pada suhu 105 o C kemudian disaring dan diambil filtratnya. Filtrat diambil sebanyak 10 l dan ditambah 30 l larutan pengering. Larutan pengering merupakan campuran 200 l Na asetat ph 5,75, 200 l metanol dan 100 l TEA. Sampel dibiarkan bereaksi selama 20 menit, dikocok dan dikeringkan dengan pompa vakum. Sampel kering diencerkan dengan 200 l larutan pengencer (asetonitril : air = 60 : 40). Sampel siap diinjeksikan pada kolom pico tag HPLC. Pengujian Kualitas Dadih Susu Sapi Mutan L.lactis Dadih susu sapi mutan L. lactis diuji kualitasnya yang meliputi Kadar air (AOAC, 1995), tingkat keasaman, protein (Metode Bredford), lemak (AOAC, 1984), total koloni bakteri. HASIL DAN PEMBAHASAN Mutan L. lactis yang telah disuspensikan dalam akuades steril dimasukkan ke dalam susu yang telah dipadatkan setengahnya dengan menggunakan peralatan yang telah disterilisasi pada suhu 180 o C selama 30 menit. Kemudian dilakukan penambahan ekstrak bambu betung (Dendrocalamus asper) untuk menghasilkan aroma dadih yang khas seperti dadih susu kerbau (Sugitha, 1995). Susu yang telah diinokulasi dengan starter mutan L. lactis selama 48 jam pada suhu 30 o C disebut sebagai starter dadih mutan L. lactis. Menurut Helferich dan Westhoff (1973), peranan starter dalam proses fermentasi adalah sebagai pembentuk asam yang menyebabkan rasa dan aroma yang khas, dan sebagai pembentuk komponenkomponen cita rasa seperti karbonil, asetaldehid dan diasetil. Selama proses fermentasi, gula yang terdapat The Quality of Dadih Mutan Lactococcus Lactis at Various Fermentation Time (Melia and Sugitha) 87

Tabel 1. Karakteristik Dadih Komponen Dadih Susu Sapi Mutan L. lactis Air 74,47% Keasaman 0,93% Protein 5,62% Lemak 6,39% Total koloni 118x10 5 CFU/g Kekentalan 10,5 Cp * Sugitha (1995). Dadih Susu Sapi L. lactis* 79,72% 1,21% 4,7% 5,10% 178x10 5 CFU/g 7,81 Cp dalam susu difermentasi oleh bakteri mutan L.lactis sehingga menghasilkan asam laktat yang menyebabkan turunnya ph, akibatnya mengendapkan curd susu. Menurut Helferich dan Wsethoff (1973), asam laktat menyebabkan terjadinya pemisahan kasein dari kalsium kaseinat susu sehingga kasein tersebut menggumpal antara satu dengan yang lainnya dan diikuti dengan penggumpalan lemak susu. Tabel 1 menunjukkan hasil analisis karakteristik dadih susu sapi mutan L. lactis dan kualitas dadih susu sapi L. lactis. Winarno (1992) menjelaskan bahwa bahan makanan yang mengalami fermentasi biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dari bahan asalnya. Hal ini disebabkan oleh mikroba yang bersifat katabolik mampu memecah komponen-komponen yang kompleks menjadi zat-zat yang mudah dicerna. Adapun komposisi gizi susu sapi sebelum difermentasi menurut Hadiwiyoto (1982) memiliki kadar air 87,99 %, protein 3,42 %, lemak 3,66 % dan laktosa 4,92 %. Dadih mutan dadih susu sapi L. lactis.memiliki kadar air 74,47 %, lebih rendah dari pada dadih susu sapi L. lactis. Kondisi ini juga terlihat pada sifat kekentalan dadih susu sapi mutan L. lactis yaitu 10,5 Cp, yang lebih tinggi dari dadih susu sapi L. lactis dengan nilai kekentalan 7.81 Cp. Sugitha dan Djalil (1989) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kekentalan adalah konsentrasi dan keadaan protein, konsentrasi dan keadaan lemak, suhu dan lamanya susu disimpan. Kenaikan kadar protein Total koloni 10 5 (CFU/g) 150 120 90 60 30 0 0 12 24 36 48 60 72 84 Waktu fermentasi (Jam) Ilustrasi 1. Hubungan antara Waktu Fermentasi dengan Total Koloni dapat meningkatkan kekentalan. Pengaruh kadar lemak tidak sebesar protein. Pengaruh kadar lemak terhadap viskositas terutama berubahnya daya friksi lemak karena perbedaan ukuran globula lemak dan tingkat pembentukan kluster globula lemak. Total Koloni Dadih Susu Sapi Mutan L. lactis Hasil analisis statistik memberikan hasil yang berbeda sangat nyata (P<0,01) yaitu berkisar antara 50 x 10 5 sampai dengan 133 x 10 5 Colony Forming Unit per gram (CFU/g). Pada Tabel 2, dapat dilihat semakin meningkat waktu fermentasi maka semakin tinggi jumlah koloninya. Pada fermentasi setelah 48 jam memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan fermentasi selama 60 jam dan 72 jam. Sedangkan fermentasi yang berlangsung selama 24 jam tidak berbeda nyata dengan fermentasi 36 jam (Ilustrasi 1). Menurut Winarno dan Fardiaz (1973) menyatakan bahwa tahap tumbuh (accelarate phase) yaitu tahap terjadinya pembelahan dapat berlangsung bila bahan makanan cukup dan keadaan media optimum (suhu dan ph). Setelah 48 jam terlihat tidak ada perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan koloni. Total koloni dadih susu kerbau yang ada di T abel 2. T otal K oloni D adih Susu Sapi M utan L. lactis pada B eberapa L evel W aktu Ferm entasi L am a Ferm entasi T otal K oloni (10 5 C FU /g) 24 jam 50 b 36 jam 59 b 48 jam 118 a 60 jam 130 a 72 jam 133 a S uperskrip yang berbeda pada kolom yang sam a m enu njukkan berbeda nyata (P < 0,05). T abel 3. T ingkat K easaman D adih Susu Sapi M utan L. lactis pada B eberapa Level W aktu Ferm entasi Lama Fermentasi 24 jam 36 jam 48 jam 60 jam 72 jam T otal K oloni (10 5 CFU /g) 0,72 d 0,81 c 0,93 b 1,18 a 1,10 a Superskrip yang berbeda pada kolom yang sam a m enunjukkan berbeda nyata (P<0,05) 88 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 32 [2] June 2007

Tingkat Keasaman (%TTA) 1.5 1.2 0.9 0.6 0.3 0 Sumatera Barat berdasarkan laporan Sugitha (1995) adalah 106 x 10 5 CFU/g. Bila dibandingkan dengan dadih mutan L. lactis, maka dadih yang difermentasi selama 48 jam lebih tinggi total koloninya, tetapi hasilnya lebih mendekati dibanding dengan fermentasi selama 60 jam dan 72 jam. Tingkat Keasaman Dadih Susu Sapi Mutan L. lactis Hasil analisis keragaman pada pengukuran tingkat keasaman atau Total Titrasi Asam (% TTA) dadih susu sapi mutan L. lactis pada beberapa level waktu fermentasi, memberikan hasil yang berbeda nyata (P Tabel 4. Hasil Analisis Asam amino Dadih Susu Sapi Mutan L. lactis Jenis Asam Amino Konsentrasi (%) Asam aspartat Asam glutamat Serin Glisin Histidin Arginin Threonin Alanin Prolin Tirosin Valin Methionin Sistin Isoleusin Leusin Phenil alanin Lisin 0 12 24 36 48 60 72 84 Waktu Fermentasi (Jam) Ilustrasi 2. Hubungan antara waktu fermentasi dengan tingkat keasaman 0,151 0,129 0,135 0,154 0,182 0,242 0,225 0,190 0,168 0,221 0,198 0,297 0,296 0,252 0,257 0,132 0,264 < 0.05) yaitu berkisar 0,72% sampai dengan 1,10%. (Tabel 3). Menurut Sugitha (1995) rata-rata keasaman dadih susu kerbau yang ada di Sumatera Barat adalah 1,42. Rahman (1989) menjelaskan bahwa penggumpalan pada susu selama fermentasi terjadi pada tingkat keasaman 0,95% sampai dengan 1,25%. Sebelum susu difermentasi, susu segar memiliki tingkat keasaman yang berkisar antara 0,135 % - 0,175 %. Keasaman ini tidak disebabkan oleh asam laktat, tapi secara garis besarnya disebabkan oleh kasein, asam posfat, karbon dioksida, citrat dan albumin. Uji lanjut DMRT memperlihatkan dadih susu sapi mutan L. lactis yang difermentasi selama 24 jam dan 36 jam berbeda sangat nyata dengan dadih susu sapi mutan L. lactis yang difermentasi selama 48 jam (P < 0.01). Sedangkan dadih susu sapi mutan L. lactis yang difermentasi salama 60 jam tidak berbeda nyata dengan 72 jam (P > 0.05). Seperti yang terlihat pada Ilustrasi 2, peningkatan keasaman dadih seiring dengan peningkatan total koloni bakteri. Analisis Asam Amino Dadih Susu Sapi Mutan L. lactis Dadih Susu Sapi Mutan L. lactis yang dihasilkan, diidentifikasi jenis asam amino yang dikandungnya (Tabel 4) KESIMPULAN Dadih susu sapi mutan L. lactis dibuat dengan menginokulasikan mutan L. lactis 2 %. Pengukuran kualitas dadih susu sapi mutan L. lactis yang difermentasi selama 48 jam merupakan hasil terbaik dengan nilai total koloni 118 x 10 5 CFU/g, tingkat keasaman 0,93 %, kadar air 74,47 %, protein 5,62 %, lemak 6,39 % dan kekentalan 10.5 Cp. Jenis asam amino esensial yang terdapat pada dadih susu sapi mutan L. lactis adalah histidin, arginin, threonin, valin, methionin, isoleusin, leusin, phenil alanin, dan lisin. DAFTAR PUSTAKA Agustien dan D. R.Whatman. 1996. Mutagenesis Streptomyces fradie 19 dengan NTG. Laporan Training Course. University of Munster. Munster. AOAC. 1984. Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical Chemistry. Ar- The Quality of Dadih Mutan Lactococcus Lactis at Various Fermentation Time (Melia and Sugitha) 89

lington. Virginia. AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical Chemistry. Arlington. Virginia. Hadiwiyoto, S. 1982. Teknik Uji Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Helferich and Westhoff, 1973. All about Yoghurt. Prentice Hall Inc. Englewood cliffs. New Jersey Mulyani. 2001. Skrining Mutan dan Uji Aktifitas Bakteriosin Dari Bakteri Asam Laktat. Tesis Program Pascasarjana Universitas Andalas, Padang. Rachman, A. 1989. Pengantar Teknologi Fermentasi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sastramihardja, I., 1990. Pemuliaan Mikroorganisme. Pusat Antar Universitas. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Sugitha, I.M. 1995. Dadih : Olahan Susu Kerbau Tradisional Minang, Manfaat, Kendala, Dan Prospeknya dalam Era Industrialisasi Sumatera Barat. Seminar Sehari Penerapan Teknologi Hasil Ternak Untuk Peningkatan Gizi Masyarakat. Fakultas Petarnakan- Western University Training Centre. Padang. Hal 56-60. Sugitha dan Djalil. 1989. Susu : Pengolahan dan Teknologinya. Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Andalas. Padang. Winarno, F.G. dan Fardiaz, 1997. Dasar Teknologi Pengolahan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia. Jakarta. 90 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 32 [2] June 2007