Gambar : Konfigurasi lampu runway threshold pada runway lebar 30 m 9-74

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar : Konfigurasi lampu runway edge untuk runway lebar 45 m

9.14. Lampu Runway Turn Pad

9.23. Lampu Taxiway Centre Line

Gambar : Diagram Isocandela untuk Lampu Threshold Wing Bar Intensitas Tinggi (Sinar Hijau)

9.28. Lampu road-holding position

The arrangement of a PAPI system and the resulting display. Gambar 9.9-9:

9.4. Aerodrome Beacon

d. PAPI harus dipasang di sisi kiri runway, kecuali jika tidak dapat diterapkan Jika lebih dari satu sistem indikator kemiringan visual

Gambar 9.7-4: Precision approach category I lighting systems 9-37

Gambar : Diagram Isocandela untuk lampu Runway edge Omnidirectional Sistem penerangan runway intensitas rendah

Warna Putih (dalam candela) 1 to to to to to

KRITERIA PENEMPATAN CIRCLING GUIDANCE LIGHT

AIRPORT MARKING AND LIGHTING

Gambar 8.6-1: Marka Runway designation, centre line and threshold 8-6

MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN

Light beams dan sudut pengaturan elevasi PAPI dan APAPI (Light beams and angle of elevation setting of PAPI and APAPI) Gambar 9.

Gambar8.16-4: Glider is in opera

Jarak pendaratan yang tersedia 800 m hingga, 1200 m hingga, tetapi tidak mencapai 2400 m. Kurang dari 800 meter. Lokasi dan Dimensi.

Tabel : Karakteristik lampu obstacle

Gambar Gambaran bidang permukaan pendekatan(plan view of approach surface)

Gambar : Typical apron markings

Lokasi, jarak, dan karakteristik lampu apron edge mengacu pada lampu taxiway edge dalam paragraf , dan

Gambar 7.2-5: Zona Bebas Obstacle (Obstacle Free Zone)

tanpa persetujuan khusus Ditjen Hubud.

1) Nilai intensitas telah memperhitungkan penerangan latar belakang yang kuat, termasuk kemungkinan berkurangnya cahaya yang dihasilkan akibat debu da

Petunjuk dalam pemilihan arus hubungan seri (series line currents) untuk berbagai tahap intensitas

Gambar : Marka taxiway pavement-strength limit

PERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1

6.4. Runway End Safety Area (RESA)

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Runway Guard Light ditempatkan pada persimpangan taxiway dengan precision approach Runway dan Runwaynya

Perhitungan panjang landasan menurut petunjuk dari. persyaratan yang ditetapkan FAA, dengan pesawat rencana:

Ilustrasi category II and III approach lighting system. Diagram Isocandela untuk lampu approach centerline

dan 30 m jika code number runway 1 atau 2. Lihat Gambar Gambar : Runway exit sign

9.36. Pemberian Lampu pada Daerah yang Ditutup dan Unserviceable

Physical Characteristics of Aerodromes

Runway Koreksi Panjang Runway Windrose Runway Strip RESA LDA, TORA, ASDA, TODA Take Off Distance

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/114/VI/2002 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/114/VI/2002 TENTANG

mencapai 1200 m Tabel 8.6-2:Standar marka Runway aiming point

Gambar : Bentuk dan proporsi huruf, angka dan simbol yang digunakan pada Movement Area Guidance Sign

BAB III LANDASAN TEORI. A. Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan/ Perancangan Landasan pacu pada Bandar Udara

Contoh marka dan pencahayaan struktur tinggi 8-65

Pemberian tanda dan pemasangan lampu halangan (obstacle lights) di sekitar bandar udara

Gambar Transitional, inner horizontal dan conical surface OLS (instrument non-precision approach FATO)

Area tidak dapat digunakan (Unserviceable area)

Code Letter Minimum Clearance

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting

Tabel 6.7-7: Jarak pemisah minimum taxiway Garis tengah nonprecision. Code letter. approach runway

Bagian 4 P ERENCANAAN P ANJANG L ANDAS P ACU DAN G EOMETRIK LANDING AREA

Standar tekanan ban pesawat. MN/m 3 MN/m 3 MN/m 3 MN/m 3. psi kg/cm 2 mpa A B C D A B C D

Kawasan keselamatan operasi penerbangan

Pemeliharaan di sekitar Alat Bantu Navigasi

e <S^^TZ1XZT^ 1.5 mpada runway yang digunakan terutama ««" /*'^weight. (This

ICAO (International Civil Aviation Organization)

Analisis Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan Bandar Udara Bokondini Papua Indonesia

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

Code Letter Minimum Clearance

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 593 TAHUN 2015 TENTANG

Canadair CL 44. ACNrelatif terhadap. Subgrade perkerasan Rigid (Kaku) Subgrade perkerasan Flexible Standar tekanan. Jenis Pesawat Udara.

Reference Code Letter. Tabel8.7-3: Pilot Stop Line

Aircraft stand number designation. Gambar :

Penempatan marka jalan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

Dosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC )

TUGAS Topik Khusus Transportasi BANDAR UDARA

Strip Taxiway Taxiway harus ditempatkan di sebuah taxiway strip, yang mana sisi dalamnya adalah area graded Lebar Strip Taxiway

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum

ANALISA EFEKTIVITAS SUDUT DEFLEKSI AILERON PADA PESAWAT UDARA NIR AWAK (PUNA) ALAP-ALAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation

Keselamatan Pekerjaan Bandar Udara

ANALISIS KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP) BANDAR UDARA PEKON SERAI DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. Andius Dasa Putra dan Aleksander Purba 1)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kriteria penempatan pemancar sinyal ke segala arah berfrekuensi amat tinggi (VHF Omnidirectional Range / VOR)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 41 / III / 2010 TENTANG

Apabila ground earthing points disediakan, hambatan ke bumi tidak boleh lebih dari 10,000 ohm.

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi di bidang transportasi semakin berkembang. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas masyarakat dalam melakukan hubun

BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penumpang menunggu. Berikut adalah beberapa bagian penting bandar udara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disurvei 3 m Disurvei Elevasi/altituda/ketinggian (Elevation/altitude/height)

1. Pertimbangan penentuan lokasi Bandar udara. IZIN PENETAPAN LOKASI BANDAR UDARA Perizinan Direktorat Bandar Udara Dasar Hukum :

( LAPANGAN TERBANG ) : Perencanaan Lapangan Terbang


1.1. Latar Belakang Masalah 1

10.5. Contoh Daftar Singkatan NOTAM Aerodrome (Aerodrome Works) Obstacle Penutupan Runway untuk

Variabel-variabel Pesawat

SAT. Analisis Batas Ketinggian Maksimum Bangunan Pada Kawasan Pendekatan Pendaratan Dan Lepas Landas Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II.

Aplikasi Hukum Newton

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

Tanggung jawab operator bandar udara untuk memenuhi persyaratan standar ini adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TAXIWAY DI BANDARA ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA

Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sandhyavitri (2005), bandar udara dibagi menjadi dua bagian

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan transportasi udara adalah tersedianya Bandar Udara (Airport)

Transkripsi:

ii. 5 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge lainnya; b. 14 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 45 m, lihat Gambar 9.12-2, dalam konfigurasi: i. 7 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge; dan ii. 7 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge lainnya; c. 16 lampu unidirectional pada runway dengan lebar 60 m, lihat Gambar 9.12-3, dalam konfigurasi: i. 8 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge; dan ii. 8 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge lainnya. 9.12.3.2. Bandar udara yang operasionalnya dominan digunakan untuk flying school dan general aviation, dapat memilih untuk menggunakan pola alternatif dari lampu runway threshold intensitas rendah atau menengah. 9.12.3.3. Pola alternatif tidak sesuai untuk bandar udara yang dominan digunakan oleh pesawat udara dengan berat take-off lebih dari 5.700 kg, atau tidak sesuai pula untuk bandar udara yang melayani pesawat udara komersil bermesin jetpropeller. 9.12.3.4. Pola alternatif terdiri dari: a. Lampu omnidirectional, satu di setiap ujung threshold dan segaris dengan lampu runway edge; dan b. 6 lampu unidirectional dengan interval yang sama antara 2 lampu omnidirectional, lihat Gambar 9.12-4. 9.12.4. Pola Lampu Runway Threshold Intensitas Tinggi (precision approach runway) a. Lampu wing bar; dan b. 15 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 30 m, lihat Gambar 9.12-1: 9-72

i. 5 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge; ii. 5 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,3 m ditengah lampu runway threshold; dan iii. 5 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge. c. 21 lampu unidirectional pada runway dengan lebar 45 m, lihat Gambar 9.12-2: i. 7 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge; ii. 7 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m ditengah lampu runway threshold; dan iii. 7 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 2,4 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge; d. 22 lampu unidirectional pada runway dengan lebar 60 m, lihat Gambar 9.12-3: i. 8 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 3 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge; ii. 6 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 3 m ditengah lampu runway threshold; dan iii. 8 lampu unidirectional yang berjarak sama dengan interval 3 m dimana lampu paling luar sejajar dengan baris lampu runway edge. 9-73

Gambar 9.12-1: Konfigurasi lampu runway threshold pada runway lebar 30 m 9-74

Gambar 9.12-2: Konfigurasi lampu runway threshold untuk runway lebar 45 m 9-75

Gambar 9.12-3: Konfigurasi lampu runway threshold pada runway lebar 60 m 9-76

Gambar 9.12-4: Lampu runway edge, lampu threshold dan lampu runway end untuk bandar udara yang digunakan untuk flying school dan general aviation 9.12.5. Lampu runway threshold harus berupa lampu inset jika: a. Threshold secara permanen di-displaced; atau b. Threshold juga dilengkapi dengan lampu threshold intensitas tinggi; atau c. Tidak dapat dipasang lampu elevated. 9-77

9.12.6. Karakteristik Lampu Runway Threshold Intensitas Rendah dan Menengah Lampu runway threshold intensitas rendah dan menengah harus mempunyai karakteristik berikut: a. Lampu paling luar pada masing-masing sisi harus berupa lampu fixed omnidirectional memancarkan warna hijau; b. Lampu bagian dalam (inner) harus berupa lampu fixed unidirectional yang memancarkan warna hijau dengan menghadap arah approach tidak kurang dari 38 atau lebih dari 180 di atas azimuth; c. Distribusi lampu pada arah approach harus sedekat dan sepraktis mungkin dengan distribusi lampu runway edge; d. Intensitas lampu warna hijau harus berada pada rentang 1 hingga 1,5 kali intensitas lampu runway edge. Catatan: Pada Instalasi sebelumnya dimana intensitas lampu hijau pada rentang 0,5 hingga 1 kali intensitas lampu runway edge masih dapat diterima, hingga penggantian atau peningkatan selanjutnya pada sistem penerangan runway dan/atau threshold. 9.12.7. Karakteristik Lampu Runway Threshold Intensitas Tinggi Lampu runway threshold intensitas tinggi harus berupa lampu fixed yang memancarkan warna hijau menghadap arah approach dengan intensitas lampu minimum sesuai dengan Bagian 9.22, Gambar 9.22-5. 9.12.8. Penerangan Tambahan Untuk Mempertegas Lokasi Threshold 9.12.8.1. Threshold Wing Bars: a. Pada precision approach runway, jika secara operasional diisyaratkan threshold pada malam hari terlihat lebih jelas, maka pada threshold dapat dilengkapi dengan threshold wing bar. b. Pada non precision atau precision approach runway, jika merupakan threshold yang dipindahkan sementara, harus disediakan wing bar. c. Jika disediakan, threshold wing bar harus ditempatkan secara simetris pada kedua sisi threshold : i. Masing-masing wing bar terdiri dari 5 lampu yang terpisah sejauh 2,4 m; ii. Pada sudut yang tepat terhadap runway centerline; dan iii. Dengan lampu di bagian paling dalam dari masing-masing bentang sayap (wing bar) diselaraskan dengan barisan lampu tepi 9-78

runway (runway edge) pada sisi threshold tersebut. 9.12.8.2. Karakteristik Threshold Wing Bar: a. Threshold wing bar harus mempunyai karakteristik berikut: i. Berupa lampu undirectional permanen berwarna hijau pada arah approach; dan ii. Intensitas lampu minimum harus sesuai dengan penjelasan dalam Sub Bagian 9.22, Gambar 9.22-6 b. Jika penggunaan elevated light tidak dapat diterapkan, lampu inset dapat digunakan. Meskipun demikian, inset dan elevated light tidak boleh digunakan dalam threshold wing bar yang sama. 9.12.8.3. Lampu Identifikasi Runway Threshold (runway threshold indentification light) Lampu identifikasi runway threshold harus dipasang : a. Di threshold non-precision approach runway saat tambahan kejelasan threshold diperlukan atau jika tidak dapat mengadakan alat bantu penerangan approach lainnya; b. Di bandar udara dengan layout runway/taxiway di sekitar threshold. Catatan: Lampu identifikasi runway threshold juga harus membantu penerbang mengetahui sisi threshold saat senja atau malam hari. Selama periode ini, lampunya perlu dikontrol sehingga penerbang yang mendekat tidak akan silau karena lampu yang berkedip. Lampu identifikasi runway threshold juga harus digunakan untuk menandai temporarily displaced threshold dari runway lainnya. Jika digunakan, biasanya kebutuhan akan marka V-bar temporarily displaced threshold dapat dilepaskan. 9.12.8.4. Lokasi lampu identifikasi runway threshold a. Lampu identifikasi runway threshold harus berada di masing-masing area runway yang berada secara simetris di sekitar runway centerline, sejajar dengan thresholdnya dan kurang lebih 10 m di luar setiap garis lampu runway edge untuk permanent threshold atau permanent displaced threshold. 9-79

b. Jika disediakan, satu unit lampu harus ditempatkan pada setiap sisi runway, dengan jarak yang sama dari runway centreline, pada suatu garis tegak lurus terhadap runway centerline. Lokasi optimal dari unit lampu adalah 12 m hingga 15 m di luar masing-masing garis lampu runway edge, dan segaris dengan threshold. Unit lampu ditempatkan secara lateral hingga 20 m dari garis lampu runway edge dan secara longitudinal hingga 12 m sebelum threshold. Setiap unit lampu harus minimum 12 m dari tepi taxiways dan runways. Elevasi dari kedua unit lampu harus berada dalam 1 m di atas bidang horisontal yang melalui runway centreline, dengan tinggi maksimum di atas permukaan tidak lebih 1 m. 9.12.8.5. Karakteristik lampu identifikasi runway threshold. Lampu identifikasi runway threshold harus memiliki karakteristik berikut: a. Lampu yang berkedip (flashing) b. Kedipan (flashes) lampu adalah yang disinkronisasi dengan jumlah kedipan 60-120 per menit c. Warna sinar lampu adalah putih; d. Jarak minimum pada kondisi sinar matahari cerah berkisar 7 km; dan e. Sumbu beam masing-masing unit lampu harus diarahkan 15 ke luar dari garis yang paralel dengan runway centre line dan miring dengan sudut 10 di atas horisontal. Catatan: Unit lampu L-849 A dan E yang dijelaskan pada FAA AC 150/5345-51 Specification for Discharged - Type of Flashing Light Equipment adalah lampu jenis xenon strobe yang cocok untuk digunakan sebagai lampu identifikasi runway threshold. 9.12.8.6. Penerangan Runway sebelum displaced Threshold. a. Jika bagian runway yang dapat digunakan oleh pesawat udara berada sebelum displaced threshold, yaitu untuk take-off dan landing dari arah berlawanan, lampu runway edge di bagian runway ini harus: i. Memancarkan sinar warna merah dengan arah yang mendekati displaced threshold; dan 9-80

ii. Memancarkan sinar warna putih ke arah yang berlawanan, atau kuning yang sesuai untuk precision approach runway. b. Intensitas lampu runway edge warna merah yang dijelaskan pada Paragraf 9.12.8.6 (a) harus tidak kurang dari seperempat, dan tidak lebih dari setengah intensitas lampu warna putih runway edge. c. Lampu runway edge harus merupakan bidirectional light fitting atau separate light fitting yang dipasang saling membelakangi. d. Jika bagian dari runway sebelum threshold yang dipindahkan ditutup untuk operasi pesawat udara maka semua lampu runway yang ada di posisi tersebut harus dimatikan. 9.13. Lampu Runway End 9.13.1. Umum Lampu Runway End harus disediakan pada runway yang memiliki lampu runway edge. 9.13.2. Lokasi Lampu Runway End Lampu Runway End harus ditempatkan pada suatu garis lurus tegak lurus terhadap runway centreline, dan: a. Jika ujung runway berada pada bagian terujung dari runway sedekat mungkin dengan bagian terujung dan tidak lebih dari 3 m di luar, atau 1 m dibagian terujung; b. Jika ujung runway tidak berada dibagian terujung runway di ujung runway, dengan toleransi ± 1 m. c. Untuk area berikut : i. Taxiway untuk keluar dari runway; ii. Area runway turning; iii. Area lain yang serupa. Lampu Runway End harus berada sedemikian rupa sehingga pesawat yang menggunakan area tidak perlu melewati barisan lampu merah yang mencakup lampulampu Runway End. Catatan: Konvensi yang diterima secara bersama mengenai penerangan aerodrome adalah pilot tidak disyaratkan melintasi barisan lampu merah. 9.13.3. Pola Lampu Runway End untuk Intensitas Rendah dan Medium (Non-instrument atau non-precision runway) 9.13.3.1. Lampu Runway End intensitas rendah atau menengah terdiri dari: a. 6 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 30 m lihat Gambar 9.12-1, dalam konfigurasi: 9-81

i. 3 lampu unidirectional yang berjarak lampu paling luar yang sejajar dengan barisan lampu runway edge; dan ii. 3 lampu unidirectional yang berjarak lampu runway edge lainnya; b. 8 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 45 m lihat Gambar 9.12-2, dalam konfigurasi: i. 4 lampu unidirectional yang berjarak lampu runway edge; dan ii. 4 lampu unidirectional yang berjarak seragam dengan interval 4,8 m dengan lampu runway edge lainnya; c. 8 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 60 m lihat Gambar 9.12-3; dalam konfigurasi: i. 4 lampu unidirectional yang berjarak seragam dengan interval 6 m dan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge; dan ii. 4 lampu unidirectional yang berjarak seragam dengan interval 6 m dan lampu terluar sejajar dengan barisan lampu runway edge lainnya. 9.13.4. Pola Lampu Runway End Intensitas Tinggi (precision approach runway) 9.13.4.1. Lampu ujung runway intensitas tinggi terdiri dari: a. 8 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 30 m lihat Gambar 9.12-1: i. 3 lampu unidirectional yang berjarak lampu runway edge; ii. 2 lampu unidirectional yang berjarak seragam dengan interval 4,2 m ditengahnya; dan iii. 3 lampu unidirectional yang berjarak lampu runway edge lainnya; b. 11 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 45 m lihat Gambar 9.12-2: 9-82

i. 4 lampu unidirectional yang berjarak lampu runway edge; ii. 3 lampu unidirectional yang berjarak seragam dengan interval 4,8 m ditengahnya; dan iii. 4 lampu unidirectional yang berjarak lampu runway edge lainya; c. 12 lampu unidirectional untuk runway dengan lebar 60 m lihat Gambar 9.12-3: i. 4 lampu unidirectional yang berjarak seragam dengan interval 6 m dan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge; ii. 4 lampu unidirectional yang berjarak seragam dengan interval 6 m ditengahnya; dan iii. 4 lampu unidirectional yang berjarak seragam dengan interval 6 m dan lampu paling luar sejajar dengan barisan lampu runway edge. 9.13.5. Karakteristik Lampu runway end Intensitas Rendah dan Medium 9.13.5.1. Lampu runway end intensitas rendah dan medium harus memiliki karakteristik berikut: a. Lampu fixed unidirectional memancarkan warna merah dengan menghadap arah runway tidak kurang dari 38 atau lebih dari 180 di atas azimuth; b. Intensitas lampu merah harus kurang dari seperempat dan tidak lebih dari setengah dari intensitas lampu runway edge; c. Distribusi lampu dengan menghadap runway harus sedekat mungkin dengan lampu runway edge; 9.13.5.2. Lampu runway end intensitas rendah dan medium harus berupa lampu inset jika: a. Runway juga dilengkapi dengan lampu runway end intensitas tinggi; atau b. Tidak dapat dipasang elevated light. 9.13.6. Karakteristik Lampu Runway End Intensitas Tinggi Lampu runway end intensitas tinggi harus memiliki karakteristik berikut: 9-83