1. Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UNG 2. Dosen Pengajar Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

EFEKTIVITAS AIR KELAPA DAN LERI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN HIAS BROMELIA (Neoregelia carolinae) PADA MEDIA YANG BERBEDA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETEPENG DAN ABU SABUT KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Terung Ungu (Solanum Melongena L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA DAN AIR CUCIAN BERAS PADA BIBIT KARET

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

EFEKTIVITAS PENYIRAMAN AIR LERI DAN EKSTRAK SARI KEDELAI (Glycine max) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI HIBRIDA (Capsium annum L) SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk Indonesia bermatapencaharian dari hasil alam yang. berupa pertanian maupun perkebunan. (L.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

JUPE, Volume 1 ISSN Desember PENGARUH PARANET PADA SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CAISIN (BRASSICA CHINENSIS L.) BERDASARKAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN AIR *) Oleh : Ningsih Pakaya (1), Nikmah Musa (2) (3) **)

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.)

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN JERUK KEPROK (CITRUS NOBILIS LOUR) VAR. PULAU TENGAH: Rensi Novianti dan Muswita

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.))

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus.l) diperoleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Pengaruh Interval dan Pemberian Cucian Air Beras Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) varietas Vima-1 SthefanyLatief(¹), Nurmi(²), dan Fauzan Zakaria(³) Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo Email : sthefanylatief@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh interval dan volume pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2014. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama interval pemberian air cucian beras terdiri atas 3 taraf perlakuan yaitu 1 x 2 Hari, 1 x 3 Hari, dan 1 x 4 Hari. Faktor kedua volume pemberian air cucian beras yaitu 100 ml, 200 ml, dan 300 ml. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan interval pemberian air cucian beras berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 3 MST dan 4 MST, jumlah polong pertanaman dan hasil biji kering per polybag dengan perlakuan terbaik yaitu 1 x 3 hari. Perlakuan volume air terhadap tinggi tanaman umur 3 MST dan 4 MST, luas daun, jumlah polong pertanaman dan hasil biji kering per polybag dengan perlakuan terbaik 200 ml. Terdapat interaksi perlakuan interval dan volume cucian air beras pada parameter tinggi tanaman umur 3 MST dengan kombinasi terbaik 1 x 3 hari + 200 ml. Kata Kunci: Pemberian Air Cucian Beras, Kacang Hijau. PENDAHULUAN Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan tanaman Leguminosa yang tumbuh baik didaerah tropis yang memiliki nilai gizi dan ekonomis penting setelah tanaman kacang tanah dan kedelai. Tanaman pangan ini dikenal luas dan sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Bila dari kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang dimiliki, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk melakukan ekspor kacang hijau. Produksi kacang hijau di Indonesia tahun 2000 sebesar 289.876 ton, kemudian tahun 2001 meningkat menjadi 301,000 ton pada tahun 2002 terjadi penurunan 288,089 ton (BPS, 2003). Daerah Provinsi Gorontalo produksi kacang hijau pada tahun 2009 sebesar 286 ton/ha. Penurunan tersebut disebabkan oleh teknologi budidaya yang kurang optimal, pengaturan jarak tanam yang tidak sesuai dengan kondisi lahan dan penggunaan pupuk organik yang terbatas. Tanaman kacang hijau banyak memerlukan unsur hara dalam pertumbuhan dan perkembangannya, untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tersebut banyak petani menggunakan pupuk organik, dan salah satu sumber pupuk organik yang dapat di gunakan adalah dengan memanfaatkan limbah air cucian beras. Namun demikian limbah air cucian beras ini belum banyak di manfaatkan karena masyarakat belum mengetahui manfaat dari air cucian beras tersebut.

Air leri merupakan air cucian beras yang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat belum mengetahui manfaat dari air leri. Air leri belum termanfaatkan secara optimal, meski masih mengandung banyak vitamin mineral dan unsur lainya. Air leri masih banyak mengandung gizi seperti vitamin B1 (tiamin) dan B 12 (Fatimah, 2008). Menurut Chamsyah Noor dan Adesca (2006), bahwa salah satu bahan yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman adalah air cucian beras. Hal ini karena air cucian beras bisa meningkatkan hasil tanaman karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Auksi bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul pengaruh interval dan volume pemberian cucian air beras terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L). Tujuan Penelitian ini untuk : Mengetahui pengaruh Interval pemerian air cucian beras, Volume pemberian air cucian beras, serta interaksi antara Interval dan Volume pada pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Hulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Mei - Juli 2014. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkul, skop, timbangan, polybag, alat tulis-menulis, kamera sedangkan bahan yang digunakan yaitu tanah 4 kg / polybag, benih kacang hijau (Varietas Vima 1). Penelitian idesain menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) factorial dengan 2 faktor yaitu interval dan volume pemberian air beras.faktor pertama interval pemberian air beras terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu : B1 : 1 x 2 Hari, B2 : 1 x 3 Hari, B3 : 1 x 4 Hari, Faktor kedua volume pemberian air beras terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu : V1 : 100 ml, V2 : 200 ml, V3 : 300 m, Setiap perlakuan di atas di ulang 3 kali, sehingga seluruhnya terdapat 27 polybag peneliti. Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut: Penyiapan, Penanaman, Pemberian cucian air beras, Pemeliharaan dan Panen. Komponen variabel yang diamati pada penelitian ini adalah : Tinggi Tanaman (cm), Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari mulai pangkal tumbuh tanaman sampai pada ujung daun tertinggi. engukuran dilakukan pada saat tanaman berumur 2, 3, 4 MST. Luas daun (cm²) Pengamatan Luas Daun di lakukan pada saat panen yaitu dengan menggunakan metode grafi metric. Jumlah Polong (Buah) : Pengamatan terhadap jumlah polong pada tanaman kacang hijau dilakukan pada saat panen. Berat Biji Kering (g) Berat 100 biji tanaman diamati dengan

cara menimbang berat 100 biji tanaman kacang hijau pada setiap rumpun tanaman sampel yang diambil secara acak. Hasil Biji Kering Per PolyBag (g/polybag). Perhitungan berat biji yaitu menimbang berat biji yang dipanen pada tiap tanaman dengan cara memetik polong yang telah menunjukan kriteria buah matang atau buah siap panen kemudian ditimbang hasil dari masingmasing tanaman. Data hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Analisis Of Varianse (ANOVA). Selanjutnya untuk menguji hipotesis pertanaman dilakukan dengan menggunakan uji F. Jika F hitung > F tabel maka dilakukan Uji Lanjut BNT 5% HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Kacang Hijau Pada Umur 2 Dan 4 MST (cm) Perlakuan interval pemberian air terhadap tinggi tanaman kacang hijau 4 MST tetapi tidak berpengaruh pada umur 2 MST. Volume pemberian air terhadap tinggi tanaman kacang hijau 4 MST tetapi tidak berpengaruh pada umur 2 MST serta interaksi kombinasi antara perlakuan tidak berpengaruh nyata pada umur 2 dan 4 MST. Hasil pengamatan timggi tanaman kacang hijau disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman terhadap Perlakuan Interval Perlakuan Tinggi Tanaman (Cm) 2 MST 4 MST Interval B1 9,33 13,26 a B2 10,11 14,68 b B3 9,78 12,73 a BNT 5% - 1,27 Volume V1 9,89 12,40 a V2 9,28 13,92 b V3 10,06 12,40 a BNT 5% - 1,18 huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5 %. MST = minggu setelah tanam Rata-rata tinggi tanaman kacang hijau pada umur 2 dan 4 MST dan hasil uji BNT 0,05 menunjukkan bahwa ratarata tinggi tanaman kacang hijau pada 4 MST tertinggi di peroleh pada perlakuan interval 1 x 3 hari yaitu 14,68 cm dibandingkan dengan perlakuan interval 1 x 2 hari dan interval 1 x 4 hari. Perlakuan volume pemberian air cucian beras 200 ml menunjukkan ratarata tertinggi yaitu 13,92 dibandingkan dengan perlakuan 100 ml dan 300 ml. Perlakuan interval pemberian dan volume pemberian tidak berpengaruh nyata pada 2 MST diduga tanaman kacang hijau belum menyerap unsur hara ataupun zat pengatur tumbuh yang terdapat pada air cucian beras sehingga pertumbuhan tanaman kacang hijau relatif sama. Perlakuan interval pemberian air cucian beras berpengaruh terhadap tinggi tanaman 4 MST dengan interval pemberian 1 x 3 hari hal ini diduga pertumuhan tinggi tanaman lebih

baik, air cucian beras tidak terlalu tergenang dan kebutuhan air cucian beras pada kondisi tersebut optimal, hingga berpengaruh terhadap pembelahan sel-sel tanaman dan transport hara dari tanah ke tanaman. Interval pemberian air cucian beras berpengaruh terhadap rata-rata pertambahan tinggi tanaman sebagai pencerminan pertumbuhan tanaman. Perlakuan volume pemberian air cucian beras 200 ml berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 MST diduga volume 200 ml telah mampu mencukupi kebutuhan tanaman kacang hijau akan air dan unsur hara. Hasil penelitian Purniawati, Sampurno, dan Armaini (2014) menunjukkan sidik ragam tinggi batang bahwa interaksi interval pemberian air kelapa muda dan dosis air cucian beras dan pada faktor utama dosis air cucian beras berpengaruh tidak nyata, Air cucian beras banyak mengandung unsur hara seperti N, P dan K. Menurut Salisbury dan Ross (1995) unsur N berfungsi dalam merangsang pertumbuhan tanaman, unsur P berfungsi dalam merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel serta unsur K berfungsi sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis. Meningkatnya tinggi tanaman terjadi melalui perpanjangan ruas-ruas akibat membesarnya sel-sel atau bertambahnya umur tanaman. Semakin baik tanah dalam melakukan transport hara, kebutuhan akan hara juga akan semakin tercukupi, sehingga tanaman mampu memberikan rata-rata tinggi tanaman yang lebih baik. Tinggi Tanaman Kacang Hijau Pada Umur 3 MST (cm) Interaksi perlakuan interval pemberian air cucian beras dan volume pemberian air cucian beras berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kacang hijau umur 3 MST. Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang hijau disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Tinggi Tanaman Kacang Hijau pada 3 MST terhadap Interaksi Perlakuan Interval dan Volume Pemberian Air Cucian Beras. Perlakuan Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) B1 V1 10,0 a B1 V2 10,0 a B1 V3 10,0 a B2 V1 11,0 b B2 V2 13,5 d B2 V3 12,0 c B3 V1 11,0 b B3 V2 11,0 b B3 V3 11,7 b BNT 5% 0,7854 huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada uji BNT 5 %. Rata-rata tinggi tanaman kacang hijau pada umur 3 MST dan hasil uji BNT 0,05 menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman tertinggi di peroleh pada perlakuan interval 1 x 3 hari + volume 200 ml yaitu 13,5 dibandingkan dengan perlakuan lain. Hal ini karena interval pemberian air cucian beras 1 x 3 hari dengan volume 200 ml mampu memacu pertambahan tinggi tanaman dengan keberadaan ZPT auksin dan

giberelin sebagai akibat adanya kandungan karbohidrat yang terdapat pada air cucian beras tersebut. Hasil penelitian Bukhari (2013) Tanaman tertinggi dijumpai pada perlakuan A2 yaitu 26,00 cm dan terendah dijumpai pada perlakuan A0 yaitu hanya 23,20 cm. Rata-rata tinggi tanaman yang dihasilkan oleh pemberian air cucian beras pada perlakuan A3 tidak berbeda nyata dengan pemberian air cucian beras pada perlakuan A2, akan tetapi perlakuan A1 berbeda nyata dengan pemberian A2. Tanaman terung umur 30 hst menunjukkan rata-rata tinggi tanaman tertinggi dijumpai pada perlakuan A3 yaitu 25,51 cm dan terendah dijumpai pada perlakuan A0 yaitu hanya 20,89 cm. Rata-rata tinggi tanaman yang dihasilkan oleh pemberian air cucian beras pada perlakuan A3 tidak berbeda nyata dari pemberian air cucian beras, tetapi berbeda nyata pada perlakuan A1. Hal ini diduga karena pemberian air cucian beras memiliki peranan yang sangat besar terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Menurut Hermawan Andrianto (http://www.pdfqueen.com), air leri atau air bekas cucian beras dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman adenium karena air leri mengandung vitamin B1 yang dapat mempercepat pertumbuhan akar dan tinggi tanaman. Luas Daun Perlakuan volume pemberian air terhadap luas daun, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap interval pemberian air cucian beras dan interaksi antara perlakuan. Hasil pengamatan luas daun tanaman kacang hijau disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Luas Daun berdasarkan perlakuan interval dan volume pemberian air beras. Rata-rata Perlakuan Luas Daun Interval B1 477,43 B2 393,59 B3 491,64 BNT 5% - Volume V1 435,05 a V2 525,05 b V3 402,0 a BNT 5% - huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5 %. tn=tidak nyata Rata-rata luas daun tanaman kacang hijau dan hasil uji BNT 0,05 menunjukan nilai tertinggi diperoleh pada volume pemberian air cucian beras 200 ml yaitu 525,05 dibandingkan dengan volume 100 ml dan 300 ml hal ini diduga pemberian 200 ml telah cukup memenuhi kebutuhan kacang hijau sehingga kacang hijau mampu memanfaatkan air cucian beras tersebut untuk proses fotosintesis. Apabila fotosintesis berlangsung dengan baik maka fotosintat yang dihasilkan juga banyak yang kemudian digunakan untuk pembentukan daun. Berdasarkan hasil penelitian Catharina (2011), luas daun dapat di lihat bahwa media tumbuh yang berasal dari sayong dan bayan pada pemberian air 100 % kadar lengas dan juga penanaman kombinasi padi dan kacang hijau, luas daunya lebih

besar di bandingkan dengan pemberian air 50 %. Jumlah Polong Per Tanaman Perlakuan Interval pemberian air cucian beras dan volume pemberian air terhadap jumlah polong per tanaman kacang hijau tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap interaksi kombinasi perlakuan interval pemberian dan volume pemberian air cucian beras. Hasil pengamatan jumlah polong per tanaman disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-rata Jumlah Polong Per Tanaman berdasarkan perlakuan interval dan volume pemberian air beras Rata-rata Jumlah Perlakuan Polong Per Tanaman Interval B1 7,78 a B2 11,33 b B3 8,00 a BNT 5% 1,82 Volume V1 7,22 a V2 10,22 b V3 9,67 a BNT 5% 3,16 huruf yang beda pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5 %. Perlakuan interval pemberian air cucian beras 1 x 3 hari menunjukkan rata-rata tertinggi terhadap jumlah polong per tanaman yaitu 11,33 dibandingkan dengan perlakuan lain. Perlakuan volume 200 ml menunjukkan nilai tertinggi yaitu 10,22 dibandingkan dengan volume 100 ml dan 300 ml. Hal ini diduga bahwa pemberian air cucian beras 1 x 3 hari merupakan waktu yang tepat dalam penyiraman sehingga tanaman kacang hijau tersebut tidak kekurangan air. Hal ini sejalan dengan pernyataan Somaatmadja (1985), bahwa terjadi kekurangan air pada masa pembentukan bunga, pembentukan dan pengisian polong akan menyebabkan sedikit biji yang terbentuk, biji yang dihasilkan kecil-kecil sehingga bobot dari biji berkurang. Pada bobot polong menunjukkan bahwa semakin menurunnya tingkat pemberian air, semakin turun pula jumlah dan bobot polong. Perlakuan volume pemberian air cucian beras 200 ml berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman kacang hijau hal ini diduga karena air sebagi sarana transport bagi unsur hara dari tanah ke tanaman, diperlukan dalam proses metabolisme tanaman, seperti proses fotosintesis, transpirasi tanaman dan pelarut sejumlah bahan organik bagi tanaman. Berdasarkan hasil penelitian Nurul (2012) analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan air cucian beras coklat berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman, hasil rata-rata terbanyak jumlah polong tanaman kacang hijau terlihat pada perlakuan air cucian beras coklat (b4) 1 l air cucian beras coklat yaitu 58,975 buah, perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin banyak konsentrat air cucian beras coklat yang diberikan maka jumlah polong akan semakin banyak. Seperti halnya pada perlakuan (b4) 1 l air cucian beras coklat, jumlah polong lebih banyak dibanding perlakuan lain.

Berat Biji Perlakuan volume pemberian air terhadap berat 100 biji tanaman kacang hijau tetapi tidak berpengaruh nyata tergadap interval pemberian air cucian beras dan interaksi kombinasi perlakuan. Hasil pengamatan berat 100 biji tanaman kacang hijau disajikan pada Tabel 5. Tabel 5.Rata-rata berat 100 biji terhadap perlakuan interval dan volume pemberian air beras. Perlakuan Rata-rata Berat Biji Interval B1 5,89 B2 5,78 B3 6,33 BNT 5% - Volume V1 5,11 a V2 6,89 b V3 6,00 a BNT 5% 1,23 huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5 %. tn=tidak nyata. Rata-rata berat 100 biji tanaman kacang hijau dan hasil uji BNT 0,05 menunjukan nilai tertinggi diperoleh pada volume pemberian air cucian beras 200 ml yaitu 6,89 dibandingkan dengan volume 100 ml dan 300 ml hal ini diduga bahwa dengan pemberian 200 ml tanaman kacang hijau mendapatkan air cucian beras sesuai dengan kebutuhan air tanaman. Pada fase generatif melalui pemberntukan bunga dan polong, tanaman kacang hijau tidak begitu banyak membutuhkan air. Hal ini disebabkan pada fase generatif, tanaman sudah mengurangi pembentukan sel, perkembangan tanaman sudah mengarah pada penimbunan karbohidrat, lemak dan protein (Suhartina, 2003). Air cucian beras berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh karena karbohidrat yang ada dalam kandungan air cucian beras ini menjadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh buatan. Auksin bermanfaat merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk perangsangan akar ( Leandro, 2009). Selain itu, air cucian beras mengandung unsur Mn yang berperan menonaktifkan enzim IAA Oksidase yang berfungsi memecahkan IAA (Indol Acetic Acid) yang tidak lain adalah hormon auksin (Istiqomah, 2010). Meningkatnya kandungan auksin menyebabkan pemanjangan tanaman baik di bagian pucuk maupun di bagian akar. Fungsi Mn yang tidak kalah penting adalah pada proses fotolisis air (penguraian air) sehingga terbentuk energi yang dapat digunakan tanaman untuk proses-proses metabolisme seperti absorbsi, transpirasi, pembelahan sel, pembungaan, pembentukan buah dan lain-lain. Berat Biji Kering Perlakuan Interval pemberian air cucian beras dan volume pemberian air terhadap berat biji kering per polybag kacang hijau tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap interaksi kombinasi perlakuan interval pemberian dan volume pemberian air cucian beras.

Hasil pengamatan berat kering biji per polibag disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-rata berat biji kering per polybaag terhadap perlakuan interval dan volume pemberian air beras. Rata-rata Berat Biji Perlakuan Kering Per Polybag Interval B1 6,56 a B2 8,00 b B3 7,56 a BNT 5% 1,08 4 Volume V1 6,44 a V2 7,67 b V3 8,00 b BNT 5% 1,88 huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan berbeda nyata pada uji BNT 5 %. Rata-rata berat biji kering per polybag tanaman kacang hijau dan hasil uji BNT 0,05 menunjukkan nilai tertinggi di peroleh pada interval pemberian air cucian beras 1 x 3 hari yaitu 8,00 di bandingkan dengan perlakuan lainya, hal ini diduga pembrian pada 1 x 3 memberikan hasil terbaik, karena pemenuhan kebutuhan air cucian beras untuk digunakan dalam pertumbuhan berada dalam keadaan optimum. Berdasarkan hasil penelitian Nurul (2012) dapat dilihat bahwa hasil rata-rata terberat biji kering tanaman kacang hijau terlihat pada perlakuan air cucian beras coklat (b4) 1 l air cucian beras coklat yaitu 41,31 g, perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin banyak konsentrat air cucian beras coklat yang diberikan maka berat kering biji tanaman kacang hijau akan semakin besar. Seperti halnya pada perlakuan (b4) 1 l air cucian beras coklat berat kering biji lebih besar dibanding perlakuan lain. Hasil penelitian Suhartono dkk (2008) interval pemberian air cucian beras berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang ditunjukkan dengan parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tanaman, berat kering tanaman, berat basah polong dan berat kering polong. Perlakuan volume pemberian air cucian beras 200 dan 300 ml tidak berbeda nyata terhadap berat biji kering per polibag kacang hijau hal ini diduga karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi, karbohidrat ini yang menjadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Selain itu air cucian beras mengandung unsur fosfor yang dapat meningkatkan hasil dari tanaman kacang hijau. Menurut (BPTP, 2009). Unsur posfor yang tersedia waktu pengisian polong dapat meningkatkan proses fisiologis tanaman dalam pembentukan karbohidrat dan protein, selanjutnya ditransfer ke bagian polong untuk pembentukan biji. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Interval pemberian air cucian beras berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau yang di tunjukkan oleh tinggi tanaman 3 MST dan 4 MST, jumlah polong pertanaman, dan hasil biji kering per polybag dengan perlakuan terbaik yaitu 1 x 3 hari.

2. Volume pemberian air cucian beras berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau yang di tunjukkan oleh tinggi tanaman 3 MST dan 4 MST, luas daun, jumlah polong pertanaman, dan hasil biji kering per polybag dengan perlakuan terbaik 200 ml. 3. Terdapat interaksi perlakuan interval dan volume cucian air beras pada parameter tinggi tanaman umur 3 MST dengan kombinasi terbaik 1 x 3 hari + 200 ml. DAFTAR PUSTAKA Bukhari. 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum Melongena). (Dosen Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jabal Ghafur) BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian). 2009. Pengaruh pemberian Pupuk TSP terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang hijau ( Phaseolus radiata L.). http://sumbar.litbang.deptan.go.i d. Diakses tanggal 09 Agustus 2011. Chamsyah Noor Muhammad dan Adesca Yoga (Mahasiswa TL ankatan 2011). 2006. Buanglah Air Cucian Berasmu dengan Bail dan Benar. Jurnal Harian Sumbawa Barat Pos edisi 29 Desember 2011. Dwi Indah Purniawati, Sampurno, Armaini. 2014. Pemberian Air Kelapa Muda dan Air Cucian Beras Pada Bibit Karet (Heva Brasiliensis) Stum Mata Tidur Hardi, J. 2008. Aplikasi IAA dan PPC organik terhadap pertumbuhan bibit karet stum mata tidur. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Pekanbaru. Istiqomah, N. 2010. Pengaruh Pemberian Air Cucian Beras Coklat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Seledri (Apium Graveolens L.) Pada Tanah Rawa Lebak. Agroscientiae. 3 (17): 152-155. Leandro, M. 2009. Pengaruh Kombinasi Air Cucian Beras terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat dan Terong <http://cikaciko.blogspot.com/2 009/01/pengaruh-konsentrasiair-cucian-beras.html>. Diakses tanggal 4 Maret 2011. Nur, Fatimah S. 2008. Efektivitas Air Kelapa dan Leri Terhadap Pertumbuhan Tanaman Hias Bromelia (Neoregelia carolinae) Pada Media Yang Berbeda. (Skripsi) http://etd,eprints.umg.ac.id/2035 /1/A420030153.pdf (diakses tanggal 27 Desember 2014) Salisbury, F.B dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan (jilid 2). ITB. Bandung. Somaatmadja, S. 1985. Kedelai Puslitbangtan. Bogor, hal. 73-86

Suhartono. 2008. Pengaruh Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merril) Pada Berbagai Jenis Tanah. Jurnal Embryo. Vol, 5 (1). Suhartina, 2003. Perkembangan Dan Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918 2003. balai penelitian kacang-kacangan dan umbi-umbian. Malang, 67 hal.