SITI RAHMAWATI HIDAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

PERANAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN EKSKARESIDENAN BANYUMAS. (Tahun Periode 2006 Sampai 2010)

JURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI

MACHDANIYATUL AZIZAH B

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

Disusun oleh: B

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrator pemerintah. Setelah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mencapai hakekat dan arah dari

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan daerah-daerah

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA

2014 ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan umum pada Undang-Undang. Nomor 22 Tahun 1999 kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi merupakan babak baru dalam pemerintahan Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan UU No. 34 Tahun 2004

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat dengan daerah, dimana pemerintah harus dapat mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana. mandiri menghidupi dan menyediakan dana guna membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

ANALISIS EVEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PADANG PANJANG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Isfatul Fauziah Achmad Husaini M. Shobaruddin

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia pada tahun 2001,

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Simpulan. analisis efektivitas penerimaan pajak reklame dan kontribusinya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap daerah di Indonesia, terutama Kabupaten dan Kota sebagai unit pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. semua itu kita pahami sebagai komitmen kebijakan Pemerintah Daerah kepada. efisien dengan memanfaatkan sumber anggaran yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi diperoleh dari perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun atau 83% dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah dan pelayanan terhadap masyarakatnya. Daerah otonom

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN DI KOTA PADANG. Oleh: FIKRI ZUHRI PADANG

ANALISIS RETRIBUSI PASAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERTUMBUHAN REALISASI PENERIMAAN DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA BATU

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN DILIHAT DARI PENDAPATAN DAERAH PADA APBD

BAB II. Tinjauan Pustaka. Puspitasari dkk (2016) menjelaskan bahwa 1. Proses pemungutan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

Analisis Akuntabilitas Pendapatan Pajak Daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kota Palopo

KONTRIBUSI REALISASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

Transkripsi:

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN GROBOGAN PERIODE 2006-2010 Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: SITI RAHMAWATI HIDAYAH B 200 080 156 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

PENGESAHAN Yang bertandatangan di bawah ini telah membaca penelitian dengan judul: KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN GROBOGAN PERIODE 2006-2010 Yang ditulis oleh: SITI RAHMAWATI HIDAYAH (B200 080 156) Penandatanganan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima. Surakarta, Juni 2012 Pembimbing Utama ( Drs. Wahyono, Ak, MA) Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi (Dr. Triyono, SE, M.Si.) ii

ABSTRAKSI Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan Pendapatan Asli Daerah bersumber dari Pajak daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis pertumbuhan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, (2) Menganalisis seberapa besar Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap PAD dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, (3) Menganalisis tingkat efektivitas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 di Pemkab Grobogan. Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada Dinas Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Grobogan selama tahun 2006-2010. Metode pengumpulan data dengan studi pustaka, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data (1) Menghitung pertumbuhan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. (2) Menghitung kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap PAD danapbd. (3) menghitung tingkat efektivitas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap pendapatan asli daerah di Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan (pengujian dilakukan setiap tahun) Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pertumbuhan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah rata-rata mencapai 14,39% dan 20,02% pertahun. (2) Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap PAD rata-rata mencapai 2,23% dan 56,21% pertahun; sedangkan Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadapa APBD rata-rata mencapai 1,31% dan 4,20% per tahun. (3) Efektivitas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tahun 2006 sampai 2010 dapat dikatakan efektif karena memiliki tingkat efektivitas lebih dari 100%. Kata Kunci: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

PENDAHULUAN Sejak diberlakukannya Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah kewenangan (urusan) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang bersangkutan. Penyerahan berbagai kewenangan dalam rangka desentralisasi ini tentunya harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan. Sumber pembiayaan yang paling penting adalah sumber pembiayaan yang dikenal dengan istilah Pendapatan Asli Daerah (PAD) di mana komponen utamanya adalah penerimaan yang berasal dari komponen pajak daerah dan retribusi daerah. Otonomi Daerah merupakan pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah secara lebih leluasa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki sesuai dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri. Dengan otonomi daerah yang luas, nyata, bertanggung jawab, setiap daerah dituntut untuk meningkatkan kemandirian. Salah satu tolok ukur untuk melihat kesiapan daerah adalah dengan mengukur seberapa besar kemampuan keuangan daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Sumber keuangan tersebut salah satunya berasal dari Pendapatan Asli Daerah. Dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar dapat melaksanakan otonomi, pemerintah melakukan berbagai kebijakan perpajakan perubahan atas UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pemberian wewenang dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah, diharapkan dapat lebih mendorong Pemerintah Daerah terus berupaya untuk mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah, khususnya yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah (Machfud Sidik, 2002) Pemerintah daerah melalui perda menetapkan obyek pajak, mengenai apa saja yang akan dikenai Pajak (basis transaksi / kebendaan). Kebijakan pungutan pajak daerah yang berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) tidak boleh tumpang tindih dengan pungutan pusat akan menimbulkan duplikasi pungutan. Hal ini dinyatakan dalam UU No.34 Tahun 2000, Pasal 2 ayat (4) Objek Pajak Daerah bukan merupakan Objek Pajak Pusat. Menurut UU No.28 Tahun 2009, pajak daerah secara garis besar dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pajak daerah yang dipungut Pemerintah Daerah Tingkat Propinsi ( Pajak Propinsi) berupa pajak kendaraan bermotor, pajak air permukaan, pajak rokok, dan pajak daerah yang dipungut oleh Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota, berupa pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan C, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung

walet, pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan, dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB). Sedangkat retribusi daerah menurut UU No. 28 Tahun 2009 yaitu jasa umum dan jasa usaha. METODE PENELITIAN Penelitian ini menganalisis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli daerah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Grobogan. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu usaha untuk menggambarkan dan menafsirkan data mengenai pola penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang berimplikasi pada kontribusi PAD dan APBD pemerintah daerah. Khususnya penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang diterima oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan sebagai pilihan studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Data yang diambil dari tahun 2006 hingga tahun 2010 untuk data nilai realisasi penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pajak Daerah, dan Retribusi daerah yang terdapat di Kabupaten Grobogan. A. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data sekunder yang berupa data penerimaan pajak dan retribusi, penulis melakukan beberapa langkah, yaitu: 1. Studi Pustaka, mencari gambaran yang lebih jelas, komprehensif, mengenai peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaanya, serta referensireferensi lain. 2. Wawancara, mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang berwenang. B. Metode Analisis Data 1. Laju Pertumbuhan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Untuk menghitung laju pertumbuhan dari penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah. Menurut Abdul Halim (2001) laju pertumbuhan dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

Gx x 100% Keterangan: Gx = laju pertumbuhan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Xt = realisasi penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tahun tertentu X(t-1) = realisasi penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tahun sebelumya 2. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan APBD. Untuk menghitung kontribusi penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi daerah terhadap PAD dan APBD. Menurut Abdul Halim (2001), kontribusi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 100%, dan 100% Keterangan: X Y = Realisasi penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah = Realisasi penerimaan PAD Z = Realisasi penerimaan APBD Dengan analisis ini kita akan mendapatkan seberapa besar kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Grobogan. Dengan membandingkan hasil analisis tersebut dari tahun ke tahun selama lima tahun kita akan mendapatkan hasil analisis yang berfluktuasi dari kontribusi tersebutdan akan diketahui kontribusi yang terbesar dan yang terkecil dari tahun ke tahun. Sehingga dapat diketahui seberapa besar peran pajak daerah dan retribusi daerah dalam menyumbang kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Grobogan. 3. Analisis Efektifitas Yaitu merupakan hubungan antara realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap target penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang memungkinkan apakah besarnya pajak daerah dan retribusi daerah sesuai

dengan target yang ada. Besarnya efektifitas pajak dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: (Nick Devas, 1989 : 146) Efektifitas 100% Apabila hasil perhitungan efektifitas pajak daerah dan retribusi daerah menghasilkan angka/persentase mendekati 100% maka pajak daerah dan retribusi daerah semakin efektif, dan untuk melihat efektifitasnya tahun bersangkutan dengan efektifitas tahun sebelumnya. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Target dan Realisasi Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) Target pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten Grobogan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa kemauan dan kemampuan institusi penghasilan pendapatan meningkat dari waktu ke waktu untuk mendapatkan pendapatan yang dikelola oleh institusi tersebut. Berikut tabel target dan realisasi pendapatan asli daerah (PAD): Tabel 1 Target Pendapatan Asli Daerah Periode 2006 s.d 2010 (Dalam Rupiah) Jenis PAD Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Pajak Daerah 7.735.500.000 8.767.000.000 9.447.600.000 9.514.176.860 12.561.700.000 Retribusi Daerah 22.647.598.200 27.063.668.515 30.373.526.000 35.021.307.690 42.986.378.182 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah 2.092.284.973 2.397.493.800 2.494.949.000 2.836.857.156 2.734.600.000 5.613.598.041 9.131.381.542 8.405.126.000 8.789.829.869 7.592.848.500 PAD 38.088.981.214 47.359.543.857 50.721.201.000 56.162.171.575 65.875.526.682 Sumber: DPPKAD Kabupaten Grobogan

Jenis PAD Target PAD Kabupaten Grobogan tahun 2006 sebesar Rp. 38.088.981.214 dan terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga pada tahun 2009 ditargetkan mencapai angka Rp. 65.875.526.682. Pendapatan Asli Daerah (PAD) itu terutama ditargetkan terpenuhi dari komponen pajak daerah sebagai Kontributor utama PAD Kabupaten Grobogan. Tabel 2 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Periode 2006 s.d 2010 (Dalam Rupiah) Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Pajak Daerah 9.387.115.450 9.431.471.476 9.951.657.506 11.169.301.732 14.093.570.669 Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah 22.461.333.105 28.120.719.413 34.401.449.271 45.110.377.469 45.643.013.034 2.092.284.973 2.345.162.147 2.464.585.305 2.850.243.256 4.059.298.307 7.970.501.577 11.659.089.967 19.415.075.088 15.782.111.621 11.299.956.064 PAD 41.911.235.105 51.556.443.003 66.232.767.170 74.912.034.078 75.095.847.074 Sumber: DPPKAD kabupaten Grobogan Realisasi Pendapatan asli Daerah (PAD) kabupaten Grobogan pada tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 realisasi PAD mencapai jumlah Rp.41.911.235.105 hingga tahun 2010 terus mengalami peningkatan mencapai jumlah Rp. 75.095.847.074. 2. Target Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Target Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Grobogan tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Jenis Pajak Daerah Tabel 3 Target Pajak Daerah Periode 2006 s.d 2010 (Dalam Rupiah) Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Pajak Reklame 50.000.000 62.000.000 67.500.000 103.000.000 129.000.000 Pajak Parkir 10.000.000 16.500.000 17.000.000 17.000.000 35.000.000 Pajak Hotel 70.000.000 75.000.000 75.000.000 79.000.000 92.000.000 Pajak Restoran 87.500.000 90.500.000 90.500.000 90.500.000 105.000.000 Pajak Hiburan 88.000.000 88.000.000 85.600.000 70.100.000 71.200.000 Pajak Penerangan Jalan Pajak Galian Gol.C Pajak Sarang Burung Walet 7.000.000.000 8.000.000.000 8.650.000.000 8.900.000.000 12.000.000.000 105.000.000 110.000.000 112.000.000 129.500.000 129.500.000 325.000.000 325.000.000 325.000.000 125.076.860 0 Sumber: DPPKAD kabupaten Grobogan Sedangkan target retribusi daerah dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4 Target Retribusi Daerah Periode 2006 s.d 2010 (Dalam Rupiah) Tahun Retribusi Daerah 2006 22.647.598.200 2007 27.063.668.515 2008 30.373.526.000 2009 35.021.307.690 2010 42.986.378.182 Sumber: DPPKAD Kabupaten Grobogan Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa target retribusi daerah selama kurun waktu tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 pendapatan asli daerah berasal dari Retribusi Daerah ditargetkan sebesar Rp. 22.647.598.200 dan terus menerus meningkat pada tahun 2010 ditargetkan sebesar Rp. 42.986.378.182.

Jenis Pajak Daerah 3. Realisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Realisasi pajak daerah dan retribusi daerah tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada table dibawah ini: Tabel 5 Realisasi Pajak Daerah Periode 2006 s.d 2010 (Dalam Rupiah) Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Pajak Reklame 50.072.791 76.011.550 86.546.487 139.890.668 141.0600.683 Pajak Parkir 10.110.000 16.640.000 18.530.000 19.946.400 37.941.625 Pajak Hotel 70.076.000 80.317.500 81.495.100 79.070.000 102.186.000 Pajak Restoran 87.607.800 90.918.950 93.309.639 105.124.600 126.664.700 Pajak Hiburan 88.601.095 50.441.345 46.884.400 78.054.800 87.609.900 Pajak 8.646.855.264 8.657.480.458 9.118.026.410 10.486.775.765 13.474.379.525 Penerangan Jalan Pajak Galian 108.625.400 130.480.143 155.850.348 135.212.639 123.728.236 Gol.C Pajak Sarang Burung Walet 325.167.100 329.181.530 325.995.122 125.226.860 0 Sumber: DPPKAD Kabupaten Grobogan Realisasi pajak daerah yang paling besar adalah pajak penerangan jalan umum yang terus menerus mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Namun berbeda dengan pajak daerah yang lain yaitu pajak hotel, pajak hiburan, pajak galian Gol. C, dan pajak sarang burung walet yang mengalami ketidakstabilan dalam kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah. Tabel 6 Realisasi Retribusi Daerah Periode 2006 s.d 2010 (Dalam Rupiah) Tahun Retribusi Daerah 2006 22.461.333.105 2007 28.120.719.413 2008 34.401.449.271 2009 45.110.377.469 2010 45.643.013.034 Sumber : DPPKAD Kabupaten Grobogan

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa Realisasi Retribusi daerah dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 terus mengalami peningkatan. Realisasi retribusi yang paling besar adalah retribusi pelayanan kesehatan, dimana pada tahun 2006 realisasinya mencapai Rp. 15.084.410.460 dan terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2010 realisasinya mencapai sebesar Rp. 36.796.448.552. 4. Rekapitulasi Tingkat Pertumbuhan, Kontribusi, Serta Efektivitas Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap PAD Dan APBD Tabel 7 Rekapitulasi Tingkat Pertumbuhan Pajak Daerah, Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap PAD dan APBD, serta Efektivitas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Tahun 2006 s.d 2010 (Dalam Persentase) Tahun Pajak daerah Retribusi Daerah Tingkat Kontribusi Kontribusi Efektivitas Tingkat Kontribusi Kontribusi Efektivitas pertumbuhan terhadap terhadap pertumbuhan terhadap terhadap PAD APBD PAD APBD 2006-2,80 0,0019 103,65-53,59 0,036 99,18 2007 15,54 2,29 0,0015 102,06 25,44 54,54 0,036 103,91 2008 5,87 1,87 0,0013 106,08 22,34 51,94 0,037 113,26 2009 5,99 1,86 0,0017 113,10 31,13 60,22 0,054 128,81 2010 21,72 2,34 0,0018 110,82 1,18 60,78 0,048 106,18 Ratarata 12,28 2,23 0,0017 107,14 20,02 56,21 0,042 110,27 Sumber : DPPKAD Kabupaten Grobogan 5. Pembahasan Dari hasil penelitian yang diperoleh, menunjukkan pertumbuhan pajak daerah dan retribusi daerah terus mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan pajak daerah sebesar 14,39% pertahunnya. Sedangkan pertumbuhan retribusi daerah rata-rata mencapai 20,02% pertahunnya.

Dari hasil penelitian yang diperoleh juga dapat menunjukkan keefektivitasan Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan dalam mengevaluasi masing-masing jenis pajak daerah. Hal ini dapat dilihat dari realisasi hasil penerimaan yang bersumber dari pajak daerah per-tahunnya yang banyak mencapai target, yang diharapkan dengan nilai rasio efektivitas lebih dari 100% atau diatas 1. Ini menunjukkan kinerja untuk realisasi pajak daerah sudah optimal. Berdasarkan hasil penerimaan pajak daerah dan target pajak daerah yang ditetapkan, hasil penerimaan selama 5 tahun menunjukkan peningkatan efektivitas penerimaan pajak daerah Pemda Kabupaten Grobogan dari tahun ketahun, dengan efektivitas selama lima tahun secara berturut-turut dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 nilai efektivitas pajak daerah kabupaten Grobogan sebesar 103,65%; 102,06%; 106,08%; 112,89%; dan 111,48% dengan rata-rata efektivitas mencapai 106,95%. Hal ini disebabkan Pemerintah Daerah semakin memperketat penegakan peraturan daerah tentang pembayaran pajak daerah, serta meningkatnya kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Hasil penerimaan retribusi selama lima tahun menunjukkan peningkatan efektivitas penerimaan retribusi daerah Pemda Kabupaten Grobogan dari tahun ketahun. Serupa dengan pajak daerah, nilai efektivitas retribusi daerah paling tinggi terdapat pada tahun 2009. Secara berurutan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, nilai efektivitas retribusi daerah Pemda Kabupaten Grobogan sebesar 99,18%; 103,91%; 113,26%; 128,81% dan 106,18% dengan rata-rata efektivitas mencapai 110,27%. Kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah dikategorikan besar, karena rasio yang dicapai lebih dari 25%. Hal ini dapat dilihat dari besarnya kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah per tahun yang memiliki nilai lebih dari 25% yaitu dengan rata-rata kontribusi sebesar 74,09%. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan permasalahan, analisis data dan pembahasan mengenai kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pertumbuhan pajak daerah Kabupaten Grobogan rata-rata mencapai 14,39%. Kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD) selama periode 2006 sampai dengan 2010 mencapai rata-rata 2,23% per tahunnya. Kontribusi pajak daerah terhadap Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) selama periode 2006 sampai dengan 2010 rata-rata mencapai 1,31% per tahunnya. Sedangkan efektivitas pajak daerah selama periode 2006 sampai dengan 2010 ratarata mencapai 106,95% per tahunnya. Hal ini berarti pemerintah Kabupaten Grobogan sudah efektif dalam melakukan pemungutan pajak daerah. 2. Rata-rata tingkat pertumbuhan retribusi daerah Kabupaten Grobogan selama lima tahun mencapai 20,02%. Sedangkan kontribusi retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD) selama periode 2006 sampai dengan 2010 lebih besar daripada pajak daerah dengan kontribusi rata-rata mencapai 56,21% per tahunnya. Kontribusi retribusi daerah terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) selama periode 2006 sampai dengan 2010 mencapai 4,20% per tahunnya. Efektivitas ratarata retribusi daerah selama periode 2006 sampai dengan 2010 mencapai 110,27% per tahunnya. Dengan tingkat efektifitas yang melebihi 100% berarti bahwa pemerintah Kabupaten Grobogan sudah efektif dalam melakukan pemungutan retribusi daerah. B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sampel yang digunakan digunakan dalam penelitian ini terbatas, yaitu data sekunder dari Pemkab Grobogan selama periode tahun 2006 sampai tahun 2010 sehingga tidak bisa digeneralisasikan untuk Pemkab lain dan periode penelitian yang berbeda. 2. Sampel dalam penelitian ini tidak diterbitkan ke publik sehingga data hanya berasal dari DPPKAD Kabupaten Grobogan, telaah pustaka, dan data dari literatur-literatur yang memuat berita yang relevan dengan penelitian ini. Akibatnya bagi orang yang tidak berkepentingan terhadap hal ini, maka data dalam penelitian ini memberikan kesan tidak reliabel/ tidak dipercaya. C. Saran Dari keterbatasan-keterbatasan tersebut, maka untuk peneliti yang akan datang disarankan untuk:

1. Dari tahun 2006 sampai tahun 2010 diketahui bahwa tingkat efektivitas pajak daerah tergolong tinggi. Akan tetapi sangat perlu diperhatikan dari pemerintah daerah untuk selalu berkomitmen pada target-target yang dicapai. 2. Pejabat pemerintah daerah sangat perlu mempertimbangkan bahwa kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD) tergolong besar, namun terhadap anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sangat kecil. Pemerintah daerah perlu mempererat kerjasama dengan pengusaha swasta untuk meningkatkan penanaman modal di wilayah Pemkab Grobogan. Peningkatan tersebut dengan sendirinya akan menambah Pendapatan Asli Daerah. 3. Penelitian yang akan datang sebaiknya memperpanjang periode penelitian, misalnya enam tahun terakhir atau lebih agar hasilnya lebih dapat digeneralisasikan. Selain itu, bagi penelitian mendatang hendaknya sampel diperluas lagi, yaitu tidak terbatas pada Pemkab Grobogan, tetapi mencakup semua provinsi di Jawa Tengah sehingga hasilnya juga dapat digeneralisasikan. DAFTAR PUSTAKA Devas, Nick.al. 1989.(Peny.). Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Hakki, D.2008. Analisis Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Sebelum dan Pada Masa Otonomi Daerah di Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Halim, Abdul.2001.Manajemen Keuangan Daerah Yogyakarta: Penerbit Bunga Rampai Koswara, E. 2001. Otonomi Daerah: Untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat. Jakarta: Yayasan Pariba. Kuncoro, Haryo.2007. Fenomena Flaypaper Effect pada Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9. No. 1. Hal 47-63. Mardiasmo. 2002. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset. Mulyanto.2002. Potensi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Kawasan Subosuka Wonosaren Propinsi Jawa Tengah (The Potential of Local Government Revenue : A Case Study in Subosuka Wonosaren District, Central Java Provincies). Economics Faculty Sebelas Maret University. Surakarta. Nusa Dewanti, Anggita.2012. Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Daerah (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten) [skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rahdian, D. P.2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Kota Depok Pada Era Otonomi Daerah [skripsi]. Bogor: Institut pertanian Bogor. Rahmawati ruswandi, Rina.2009. Analisis Pengaruh Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sumedang [skripsi]. Riduansyah. Mohammad.2003. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Guna Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (studi kasus Pemerintah Daerah Kota Bogor). Sumber: MAKARA. SOSIAL. HUMANIORA. VOL.7. NO. 2. Sidik, Machfud. 2002. Optimalisasi Pajak daerah dan Retribusi Daerah dalam Rangka Meningkatkan Kemempuan Keuangan Daerah.. Makalah dalam acara orasi ilmiah dengan tema Strategi Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah Melalui Penggalian Potensi Daerah dalam Rangka Otonomi Daerah yang diselenggarakan oleh STIA LAN Bandung. Suranta. Sri dan Syafiqurrahman. Muhammad.2005. Ekstensifikasi Pajak daerah Melalui Pajak Parkir sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di Surakarta. Sumber: JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN. VOL. 6. NO. 1. HAL 39-53. UU No. 12 Tahun 2007 tentang Otonomi Daerah. UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Wahyuni dan Adi, Priyono Hari.2009. Analisis Pertumbuhan dan Kontribusi Dana Bagi Hasil Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Kabupaten/Kota se Jawa- Bali). Sumber: The 3nd National Conferences UKWMS. Page 1. Surabaya. Widjaja, HAW.2002. Otonomi Daerah dan daerah Otonom. PT Raja Grafindo Persada Jakarata.