2015 ANALISIS DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BRAND ATTRACTIVENESS DAN BRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA PADA BRAND LOYALTY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

2016 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA MEKARJAYA MENJADI DESA WISATA DI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keutungan tersendiri untuk menarik wisatawan. Seakan tidak ingin

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara kepalauan terbesar di dunia. Kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang tepat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Total pengeluaran (ribuan orang) (ribuan orang) perjalanan (hari) (triliun Rp.)

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa pendapat yang mengartikan pendapatan yaitu, Sukirno (2006)

I. UMUM. Sejalan...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata di Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Industri

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pariwisata memberi peranan berarti terhadap keseluruhan kinerja perekonomian Indonesia, dalam hal pariwisata ini, Negara Indonesia memiliki potensi alam yang sangat indah dengan budaya dan adat istiadat yang melimpah dan melekat erat sebagai jati diri bangsa dan dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia yang belum tentu dimiliki oleh negara lain. Daya tarik yang dimiliki Negara Indonesia yaitu pemandangan alam yang indah dan beraneka ragam ditunjang dengan sikap masyarakat yang memegang teguh adat Indonesia yang terkenal dengan ramah tamah menjadikan Indonesia sebagai salah satu tempat wisata yang mampu menarik wisatawan baik domestik maupun asing untuk berkunjung ke Indonesia. Pariwisata di Indonesia pada saat ini mulai berkembang menjadi satu industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan untuk memuaskan wisatawan. Menurut Sedarmayanti (2014:3) Indonesia sangat menaruh harapan pada pariwisata sebagai komoditas ekspor yang diharapkan mampu mengganti peran migas. Harapan ini cukup beralasan karena Indonesia memiliki potensi. Meskipun pariwisata telah lama menjadi perhatian, baik dari segi ekonomi, politik, administrasi kenegaraan, maupun sosiologi, sampai saat ini belum ada kesepakatan secara akademis mengenai apa itu wisatawan dan pariwisata. Menurut Murphy dalam Sedarmayanti (2014:3) kata wisata (tour) secara harpiah adalah perjalanan dimana si pelaku kembali ke tempat awalnya, perjalanan sirkuler yang dilakukan untuk tujaun bisnis, bersenang-senang atau pendidikan, pada berbagai tempat dikunjungi dan biasanya menggunakan jadwal perjalanan terencana. Berdasarkan undang undang No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki

2 keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Sektor pariwisata di Negara Indonesia dapat dijadikan sebagai salah satu sumber penerimaan devisa negara melalui kunjungan wisatawan terutama wisatawan asing. Berikut data wisatawan ke Indonesia pada tahun 2010-2013 yang terdapat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun 2010-2013 Tahun Wisman Winus Jumlah Wisatawan 2010 7.002.944 46.585.657 53.588.601 2011 7.649.731 60.342.947 67.992.678 2012 8.044.462 63.677.383 71.721.845 2013 8.802.129 79.342.459 88.144.588 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia 2015 Wisatawan Nusantara memiliki peran yang penting bagi perkembangan pariwisata Indonesia khususnya dalam kondisi rendahnya kunjungan wisatawan mancanegara. Tren wisata Indonesia pada tahun 2013 banyak mengalami perubahan dan pertumbuhan ekonomi menjadi target utama pemerintah. Pariwisata menjadi perangkat penting dalam pembangunan karena disamping dapat menciptakan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat, daerah dan negara juga dapat turut memperkenalkan seni budaya, serta keindahan alam Indonesia kepada wisatawan yang mengunjunginnya. Meskipun pariwisata juga menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti : politik, keamanan, dan sebagainya, dampak pariwisata terhadap masyarakat dan daerah tujuan wisata yang banyak mendapat ulasan adalah dampak terhadap : sosial ekonomi, sosial busaya dan lingkungan. Pariwisata sering dipersepsikan sebagai wahana untuk meningkatkan pendapatan, terutama meningkatkan pendapatan pemerintah, khususnya perolehan devisa, sehingga pembangunan lebih bersifat ekonomi

3 sentris dan berorientasi pada pertumbuhan, karena jumlah perolehan devisa ditentukan oleh jumlah kunjungan, pengeluaran, dan lama kunjungan wisatawan mancanegara, lamanya wisatawan mancanegara tinggal. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 33 provinsi salah satunya adalah Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki wisata alam yang melimpah. Selain itu Jawa Barat merupakan provinsi yang paling dekat dengan ibu kota negara, yang sedikitnya bisa berdampak positif dalam pengembangan pariwisatanya, karena kemudahan transportasi dan jarak tempuh dari ibu kota negara. Provinsi Jawa Barat memiliki berbagai macam objek wisata dengan berbagai daya tarik tersendiri seperti pegunungan, pantai, marga satwa dan lain sebagainya. Kota Bandung yang merupakan ibu kota dari provinsi Jawa Barat memiliki kekayaan alam yang bisa menarik wisatawan dengan menyajikan berbagai jenis tempat pariwisata diantaranya: Kebun Binatang, Gunung Tangkuban Perahu, Kawah Putih, taman bunga dan pemandian Air Panas Ciater. Berikut ini disajikan pertumbuhan kunjungan wisatawan ke objek yang ada di Jawa Barat sejak Tahun 2010 sampai dengan 2013 dalam Tabel 1.2 Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Jawa Barat Tahun 2010-2013 Tahun Wisman Winus Jumlah Wisatawan 2010 168.532 8.308.485 8.477.017 2011 232.824 9.411.233 9.644.057 2012 287.158 10.512.315 10.799.473 2013 353.131 12.211.082 12.564.213 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia 2015 Berdasarkan Tabel 1.2 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Peningkatan tersebut terjadi selama tiga tahun berturut-turut yaitu sebanyak 1.167.040 orang atau sekitar 13,8% pada tahun 2011, sedangkan peningkatan di tahun 2012 hanya 1.155.416 orang atau sekitar 12% dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebanyak 1.764.740 atau sekitar 16,3% dari tahun 2012.

4 Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan otonomi daerah pada tahun 2000 yang mana setiap daerah otonom diwajibkan untuk mengatur dan mengelola sendiri potensi- potensi yang ada didaerahnya masing- masing tanpa campur tangan pemerintah pusat. Meskipun dalam pelaksanaannya kebijakan otonomi daerah ini tidak secara serentak dapat menghasilkan perubahan yang menguntungkan karena banyak hal yang harus dipersiapkan dan dibenahi oleh masing- masing daerah dalam rangka menggali potensi- potensi yang dimiliki untuk dimanfaatkan guna pengembangan kegiatan pembangunan. Dalam kondisi seperti ini, daerah- daerah otonom melakukan kajian- kajian dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerahnya (PAD). Peningkatan PAD pun diterapkan di Provinsi Jawa Barat. Tambahan pendapatan daerah ini salah satunya bersumber dari sektor pariwisata yang berperan sebagai asset daerah. Kabupaten Garut sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang memiliki beragam objek wisata dan daya tarik wisata alam yang sangat melimpah dan indah memiliki daya tarik wisata antara lain: wisata wisata seni dan budaya, wisata sejarah, wisata alam, wisata olahraga, wisata belanja, dan wisata rohani serta kerajinan. Berikut ini disajikan pertumbuhan kunjungan wisatawan ke objek yang ada di Kabupaten Garut sejak Tahun 2010 sampai dengan 2014, pada tabel 1.3. Tahun Tabel 1.3 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Kabupaten Garut Tahun 2010-2014 Wisatawan Manca negara (Orang) Wisatawan Domestik (Orang) Jumlah Wisatawan (Orang) 2010 4.267 1.352.881 1.357.148 2011 4.308 1.421.388 1.425.696 2012 4.729 1.574.797 1.579.526 2013 6.487 1.789.879 1.796.366 2014 5.559 1.645.354 1.650.913 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut 2015 Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa pertumbuhan kunjungan wisatwan ke objek wisata di kabupaten Garut setiap tahunnya selama periode

5 tahun 2010-2014 berfluktuasi. Pada tahun 2010 jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke kabupaten Garut sebanyak 1.357.148 orang, yaitu 4.267 orang dari wisatawan mancanegara dan 1.352.881 orang dari wisatawan domestik. Pada tahun 2011 meningkat jumlahnya menjadi 1.425.696 orang. Frekuensi kunjungan terus meningkat pada tahun 2012 frekuensi kunjungan sebesar 1.796.366 orang dan pada tahun 2013 menurun sehingga frekuensi kunjungan wisatawan domestik 1.645.354 orang dan wisatawan mancanegara 5.559 orang dimana tahun sebelumnya jumlah wisatawan domestik 1.789.879 orang dan wisatawan mancanegara 6.487 orang. Wisata-wisata alam yang terdapat dikabupaten Garut antara lain Cipanas, situ cangkuang, situ bagendit, pantai sayang heulang, pantai santolo, pantai rancabuaya, Pantai Manalusu, Pantai Gunung Geder, Pantai Karang Paranje, Kampung Dukuh, Kawah Papandayan, Curug Orok, Curug Citiis, dan Curug Sanghyang Taraje, serta memiliki kesenian kesenian seperti Pencak Ular, Debus, Surak Ibra, Lais dan Raja Dogar. Selain wisata dan kesenian Kabupaten Garut juga memiliki beberapa kerajinan seperti Kerajinan Kulit, Akar Wangi, Batik Garutan dan Miniatur Domba Garut Berikut ini disajikan pertumbuhan beberapa objek wisata yang memiliki tingkat kunjungan wisatawan tertinggi di Kabupaten Garut : Tabel 1.4 Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Beberapa Objek Wisata Se Kabupaten Garut tahun 2013-2014 Objek Wisata Jumlah Pengunjung (orang) Laju Pertumbuhan (%) 2013 2014 495.467 443.599-11,69% Kawasan Wisata Cipanas Kawah Papandayan 50.753 55.327 8,26% Pantai Santolo 190.886 203.499 6,20% Situ Bagendit 238.451 257.432 7,37% Situ Cangkuang 154.875 168.791 8,24% Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut 2015 (data diolah) Berdasarkan tabel 1.4 dapat dilihat pertumbuhan kunjungan wisatawan ke beberapa objek wisata di kabupaten Garut selama periode tahun 2013-2014. Dalam tabel tersebut dapat terlihat bahwa objek wisata Cipanas menjadi objek

6 wisata unggulan namun pada tahun 2013-2014 cenderung mengalami penurunan. Jumlah kunjungan ke cipanas pada tahun 2012 sebesar 495.467 namun pada tahun 2014 menurun menjadi sebesar 443.599 atau menurun sebesar 11,29%. Berbeda dengan beberapa objek wisata lainnya seperti Pantai Santolo yang mengalami peningkatan, jumlah pengunjung ke Pantai Santolo pada tahun 2012 adalah sebesar 190.886 pada tahun 2014 sebesar 203.499 atau meningkat sebesar 6,20%. Tempat wisata di Kabupaten Garut banyak namun jarak dari satu wisata ke wisata lainnya cukup jauh dan terdapat kekurangan yaitu dalam segi akomodasi selain jarangnya angkutan umum jalannya pun tidak sebagus jalan provinsi. Oleh sebab itu melihat waktu dan biaya penulis memilih menelti sebagian kecil dari pariwisata di kabupaten Garut yaitu menyoroti bagian objek wisata air panas, tidak semua wisata air panas dikelola oleh PEMDA Kabupaten Garut, dengan kata lain banyak pihak swasta yang ikut andil dalam pengelolaan objek wisata ini. Kawasan wisata cipanas merupakan objek wisata unggulan di Kabupaten Garut Berikut ini disajikan pertumbuhan tingkat kunjungan wisatawan pada kawasan wisata Cipanas Kabupaten Garut : Tabel 1.5 Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Kawasan Wisata Cipanas Kabupaten Garut Objek Wisata Jumlah Pengunjung (orang) Laju Pertumbuhan 2013 2014 (%) Antralina 6732 5312-21,09 Aquarius 5032 3972-25,03 Cipanas Indah 7704 6076-21,13 Danau Dariza 9620 12344 28,31 Lembur Kuring 2260 4940 118,58 Sabda Alam 10036 7816-22,12 Sumber Alam 14920 11624-22,09 Surya Alam 5432 3980-26,73 Tirtagangga 11308 8800-22,17 JUMLAH 79220 64236-18,91 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Rekapitulasi Tahunan per Objek Wisata Berdasarkan pada tabel 1.5 dapat diketahui bahwa terjadi penurunan permintaan pada beberapa objek wisata pemandian air panas se Kabupaten Garut

7 pada rentang tahun 2013-2014 hal tersebut terlihat pada jumlah kunjungan wisatawan pada beberapa objek wisata air panas se Kabupaten Garut yang mengalami penurunan jumlah kunjungan meskipun pada beberapa objek wisata air panas ada yang mengalami peningkatan jumlah kunjungan pada rentang tahun yang sama seperti objek wisata air panas Danau Dariza yang pada tahun 2014 jumlah pengunjungnya sebesar 9.620 orang meningkat sebanyak 28,31% pada tahun 2013, selain itu keadaan yang sama pada objek wisata air panas Lembur Kuring mengalami peningkatan sebanyak 118,58% pada tahun 2014. Dari beberapa objek wisata air panas se Kabupaten Garut yang mengalami peningkatan, ada beberapa objek wisata air panas yang mengalami penurunan diantaranya wisata air panas Antralina yang terus mengalami penurunan pengunjung selama tahun 2013-2014 yakni mengalami penurunan sebanyak 21,09% keadaan serupa ditunjukan pada objek wisata air panas Aquarius yang pada tahun 2013 dengan jumlah pengunjung sebanyak 5.032 orang menurun pada tahun 2014 sebanyak 3.972 orang selain itu objek wisata air panas Cipanas Indah pun mengalami penurunan sebanyak 21,13 %. Hal serupa masih terjadi pada beberapa objek wisata seperti objek wisata air panas Sabda Alam, Sumber Alam, Surya Alam dan Tirta Gangga yang terus menurun sampai pada tahun 2014. Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa selama rentang tahun 2013 sampai pada tahun 2014 jumlah kunjungan wisatawan pada kawasan wisata Cipanas Kabupaten Garut mengalami penurunan sebanyak 18,91 % yaitu dari 79.220 pada tahun 2013 menjadi 64.236 orang pada tahun 2014. Taman Air Sabda Alam merupakan salah satu objek wisata alam yang terdapat di kawasan wisata cipanas Garut yang menampilkan Attractiveness Destination keindahan alam dan beragam permainan air yang diperuntukan untuk anak-anak dan dewasa yang memiliki khas satu-satunya taman air yang menggunakan air panas alami di Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Garut. Objek wisata yang terletak di Jalan Raya Cipanas no 3 Garut ini didirikan pada tahun 2007 dengan tujuan sebagai tempat sarana rekreasi keluarga dalam bentuk taman air yang benuansa alam. Taman Air Sabda Alam dipilih sebagai objek penelitian karena memiliki pemandangan alam yang indah, mudah di jangkau dan

8 merupakan satu-satunya Water Park untuk anak-anak dan dewasa dengan penggunaan air panas alami dari Gunung Guntur Kabupaten Garut yang merupakan suatu keunggulan yang tidak dimiliki objek wisata lain yang ada di Kabupaten Garut maupun di Kota-kota lain di Indonesia. Objek Wisata Taman Air Sabda Alam Garut ini ramai dikunjungi para wisatawan baik dalam maupun luar negeri terlebih ketika musim liburan tiba baik itu liburan sekolah maupun libur hari besar namun untuk hari kerja jumlah pengunjung relatif berkurang. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan manager bagian pemasaran di Taman Air Sabda Alam maka diperoleh keterangan bahwa pengunjung objek wisata tersebut selama 5 tahun terakhir ini mengalami penurunan. Berikut ini disajikan data pengembangan jumlah pengunjung yang datang ke Taman Air Sabda Alam selama periode tahun 2010-2014 dalam tabel 1.6. Tahun Tabel 1.6 Perkembangan Jumlah Taman Air Sabda Alam Garut Tahun 2010-2014 Jumlah Pengunjung (Orang) Pertumbuhan (Orang ) Laju Pertumbuhan (%) 2010 398.856 - - 2011 388.748 (-10108) -2,5% 2012 212.682 (-176066) -45,2% 2013 200.888 (-11794) -5,5% 2014 181.693 (-19195) -10,6% Sumber: Pemasaran Taman Air Sabda Alam Garut 2015 Berdasarkan tabel 1.6 dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 frekuensi kunjungan mengalami penurunan sebanyak 10108 atau sebanyak 2,5% pengunjung, Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 jumlah kunjungan pada Taman Air Sabda Alam Garut ini mengalami penurunan drastis yaitu menurun sebanyak 176.066 atau sebesar 45,2%. Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 frekuensi pengunjung Taman Air Sabda Alam ini kembali mengalami penurunan sebanyak 11.794 atau sebesar 5,5% pengunjung. Pada tahun 2013 sampai dengan 2014 Taman Air Sabda Alam ini kembali mengalami penurunan sebanyak 19.195 atau sebesar 10,6 % pengunjung.

9 Daya tarik jasa merupakan suatu pernyataan mental dari pelanggan yang merefleksikan rencana pembelian suatu produk terhadap merek tertentu serta daya tarik jasa adalah minat pembelian terhadap suatu merek adalah perintah seorang pembeli kepada dirinya sendiri untuk membeli sebuah merek produk pembelian. Taman Air Sabda Alam memiliki sebuah produk pariwisata yang bisa dikatakan unik di Kabupaten Garut. Dalam arti umum produk merupakan sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumennya baik itu secara nyata (tangible) maupun tidak nyata (intangible) untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepemilikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya, sehingga produk dalam industri pariwisata mengandung suatu konsep yang menyeluruh atas objek fisik dan proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Perlu di pertimbangkan dalam aspek produk adalah tentang produk yang menjadi prioritas, citra produk/jasa yang hendak dicapai atau dipertahankan, dalam penelitian ini penulis melibatkan beberapa citra atau brand yang dimiliki Taman Air Sabda Alam yaitu diantaranya Brand Awareness, Brand Attractiveness, dan Brand Loyalty. Brand awareness dan brand attractiveness memainkan peran penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen ketika mempertimbangkan merek pentingnya kesadaran merek, penelitian ini berusaha untuk menjelajahi pengaruh dimensi yang berbeda dari destination personality pada brand awareness, sehingga menawarkan beberapa taktik yang mendasar tentang bagaimana untuk membangun brand awareness dan brand attractiveness serta dampaknya terhadap brand loyalty untuk budaya masyarakat tertentu yang dilakukan oleh Taman Air Sabda Alam. Destination personality Taman Air Sabda Alam dilihat dalam hal potensinya sebagai sebuah objek wisata untuk individu dari warga Garut itu sendiri maupun warga Negara Indonesia. Taman Air Sabda Alam dipilih sebagai objek penelitian karena memiliki pemandangan alam yang indah, mudah di jangkau dan merupakan Water Park untuk anak-anak dan dewasa dengan penggunaan air panas alami dari Gunung Guntur Kabupaten Garut yang merupakan suatu keunggulan yang tidak dimiliki objek wisata lain yang ada di Kabupaten Garut maupun di Kota-kota lain di Indonesia.

10 Menurut Sheng Ye (2012) dalam artikelnya bahwa untuk destination personality dari Negara Australia, hasilnya menunjukkan bahwa excitement pada destination personality, memiliki lebih banyak dampak positif terhadap dirasakan Brand Awareness dan Attractiveness dari sudut pandang wisatawan china, dalam artikelnya destination personality Australia diperiksa dalam hal potensinya sebagai sebuah perjalanan tujuan untuk individu dari daratan China. Australia dipilih sebagai ini memiliki berlimpah alam dan budaya pemandangan dan lebih affordable tukar dibandingkan dengan Amerika Serikat, Eropa, dan United Kindom (Inggris), membuatnya berpotensi menarik bagi wisatawan dari Daratan Cina. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka tema sentral dalam penelitian ini adalah : Taman Air Sabda Alam dipilih sebagai objek penelitian karena merupakan Water Park untuk anak-anak dan dewasa dengan penggunaan air panas alami dari Gunung Guntur Kabupaten Garut yang merupakan suatu keunggulan yang tidak dimiliki objek wisata lain yang ada di Kabupaten Garut maupun di Kota-kota lain di Indonesia. Penelitian ini berusaha untuk menjelajahi pengaruh dimensi yang berbeda dari Destination Personality pada Brand Awareness, sehingga menawarkan beberapa taktik yang mendasar tentang bagaimana untuk membangun Brand Awareness dan Brand Attractiveness serta dampaknya terhadap Brand Loyalty untuk budaya masyarakat tertentu yang dilakukan oleh Taman Air Sabda Alam. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh mengenai Destination Personality yang di miliki jasa pariwisata Taman Air Sabda Alam. Selengkapnya judul penelitian yang akan penulis angkat adalah: Analisis Destination Personality terhadap Brand Attractiveness dan Brand Awareness serta Dampaknya pada Brand Loyalty (Survei pada pengunjung objek wisata Taman Air Sabda Alam Garut).

11 1.2 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh Destination Personality terhadap Brand Awareness di Taman Air Sabda Alam? 2. Bagaimana pengaruh Destination Pesonality terhadap Brand Attractiveness di Taman Air Sabda Alam? 3. Bagaimana pengaruh Brand Awareness terhadap Brand Loyalty di Taman Air Sabda Alam? 4. Bagaimana pengaruh Brand Attractiveness terhadap Brand Loyalty di Taman Air Sabda Alam? 5. Bagaimana pengaruh Destination Personality terhadap Brand Loyalty di Taman Air Sabda Alam? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Sebagaimana telah diuraikan dalam perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh Destination Personality terhadap Brand Attractiveness di Taman Air Sabda Alam. 2. Untuk mengetahui pengaruh Destination Personality terhadap Brand Awareness di Taman Air Sabda Alam. 3. Untuk mengetahui pengaruh Brand Attractiveness terhadap Brand Loyalty di Taman Air Sabda Alam. 4. Untuk mengetahui pengaruh Brand Awareness terhadap Brand Loyalty di Taman Air Sabda Alam.

12 5. Untuk mengetahui pengaruh Destination Personality terhadap Brand Loyalty di Taman Air Sabda Alam. 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1.3.2.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran, dimana didalamnya terdapat kajian tentang Destination Personality, Brand Attractiveness, Brand Awareness dan Brand Loyalty. 1.3.2.2 Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan agar dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan khususnya bagi objek wisata Taman Air Sabda Alam sehingga dapat memperbaiki kondisi objek wisata air panas tersebut terutama dalam hal meningkatkan frekuensi kunjungan wisatawan di masa yang akan datang. Umumnya bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut untuk mengembangkan potensi pariwisata Kabupaten Garut dan pengelola objek wisata air panas yang berada di kabupaten Garut.