04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dislokasi. Pengertian dislokasi

Beberapa sifat mekanis lembaran baja yang mcliputi : pengerasan. regang, anisotropi dan keuletan merupakan parameter-parameter penting

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN

dislokasi pada satu butir terjadi pada bidang yang lebih disukai (τ r max).

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM

Sifat Sifat Material

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

1. PERUBAHAN BENTUK 1.1. Regangan :

FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya. rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan

BAB I PENDAHULUAN. Pisau egrek adalah alat yang digunakan untuk pemanen kelapa sawit. Pisau

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pada saat terjadinya deformasi plastis maka melibatkan pergerakan sejumlah besar dislokasi,

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

Terjemahan ZAT PADAT. Kristal padat

Kategori Sifat Material

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

Proses Lengkung (Bend Process)

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penyambungan Aluminium 6061 T6 dengan Metode CDFW. Gambar 4.1 Hasil Sambungan

01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur);

BAB II STUDI LITERATUR

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Data input simulasi. Shear friction factor 0.2. Coeficient Convection Coulomb 0.2

BAB 11 ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE

Keramik. Ikatan atom pada keramik. Sifat-sifat bahan keramik 04/10/2016. Lukhi mulia s

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA

Pada beberapa alloi/paduan, perambatan retak adalah sepanjang batas butir, patah ini disebut intergranular. (gb. 6b).

PENGARUH PRESTRAIN BERTINGKAT TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH PROSES ANNEALING PADA HASIL PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL. Tgl. Praktikum : 12 Desember : Helal Soekartono, drg., M.Kes

MAKALAH MATERIAL TEKNIK

TEGANGAN DAN REGANGAN

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR. Modulus Elastisitas. Disusun Oleh :

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

III. KEGIATAN BELAJAR 3. Sifat-sifat fisis dan mekanis bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK

Pengukuran Compressive Strength Benda Padat

BAB III KETIDAKSEMPURNAAN BAHAN PADAT

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

BAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi

l l Bab 2 Sifat Bahan, Batang yang Menerima Beban Axial

BAB I PENDAHULUAN. pisau egrek masalah yang sering dijumpai yaitu umur yang singkat yang. mengakibatkan cepat patah dan mata pisau yang cepat habis.

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS

PENGUJIAN MULUR (CREEP)

PERLAKUAN PANAS A. PENGETAHUAN UMUM

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

Budi Setiyana 1), Rusnaldy 2), Nuryanto 3)

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

Contoh Percobaan Elastisitas

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

KUAT TARIK BAJA 2/4/2015. Assalamualaikum Wr. Wb.

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari beton, baja atau keduanya tidak lepas dari elemenelemen. pelat, kolom maupun balok kolom. Masing-masing elemen

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

Kekuatan tarik komposisi paduan Fe-C eutectoid dapat bervariasi antara MPa tergantung pada proses perlakuan panas yang diterapkan.

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PRAKTIKUM METALURGI (LOGAM)

Rheologi. Stress DEFORMASI BAHAN 9/26/2012. Klasifikasi Rheologi

Diajukan Sebagai Syarat Menempuh Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Disusun Oleh : WIDI SURYANA

Materi #7 TIN107 Material Teknik 2013 FASA TRANSFORMASI

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

ANALISA BESI BETON SERI KS DAN SERI KSJI DENGAN PROSES PENGUJIAN TARIK

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

Alasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012

BAB III KETIDAKSEMPURNAAN BAHAN PADAT

KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN MEMAHAMI

PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

Transkripsi:

04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI 4.1. Deformasi 4.1.1 Pengertian Deformasi Elastis dan Deformasi Plastis Deformasi atau perubahan bentuk dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis. Deformasi elastis adalah perubahan bentuk yang bersifat sementara. Perubahan akan hilang bila gaya dihilangkan. Dengan kata lain bila beban ditiadakan, maka benda akan kembali kebentuk dan ukuran semula. Dilain pihak, deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang bersifat permanen, meskipun beban dilhilangkan Gambar 4.1: Kurva tegangan-regangan suatu material Bila suatu material dibebani sampai daerah plastis, maka perubahan bentuk yang saat itu terjadi adalah gabungan antara deformasi elastis dan deformasi plastis (penjumlahan ini sering disebut deformasi total). Bila beban ditiadakan, maka deformasi elastis akan hilang pula, sehingga perubahan bentuk yang ada hanyalah deformasi plastis saja. Deformasi Elastik 1

Deformasi elastik terjadi bila sepotong logam atau bahan padat dibebani gaya. Bila beban berupa gaya tarik, benda akan bertambah panjang; setelah gaya ditiadakan, benda akan kembali ke bentuk semula. Sebaliknya, beban berupa gaya tekan akan mengakibatkan benda menjadi pendek sedikit. Regangan elastik adalah hasil dari perpanjangan sel satuan dalam arah tegangan tarik, atau kontraksi dari sel satuan dalam arah tekanan. Bila hanya ada deformasi elastis, regangan akan sebanding dengan tegangan. Perbandingan antara tegangan dan regangan disebut modulus elastisitas (modulus Young), dan merupakan karakteris-tik suatu logam tertentu. Makin besar gaya tarik menarik antar atom logam, makin tinggi pula modulus elastisitasnya. Setiap perpanjangan atau perpendekan struktur kristal dalam satu arah tertentu, karena gaya searah, akan menghasilkan perubahan dimensi dalam arah tegak lurus dengan gaya tadi. Gambar 4.2: Kurva tegangan-regangan suatu material Deformasi Plastik Pada deformasi plastik terjadi bila sepotong logam atau bahan padat dibebani gaya. Logam akan mengalami perubahan bentuk, dan setelah gaya 2

ditiadakan, terjadi perubahan bentuk permanen. Hal ini terjadi akibat sliding antar bidang atom, dan atau ikatan atom-atomnya pecah 4.2. Rekristalisasi Energi yang terhimpun dalam struktur pengerjaan dingin menjadikan logam tidak stabil. Bila dipanaskan hingga suhu yang menyebabkan difusi berlangsung dengan cepat, rangkaian dislokasi terlepas dan terbentuk batas butir baru. Logam menjadi lunak dan dikatakan bahwa logam telah dianil. Inti untuk butir baru terdapat di lokasi di dalam butir kristal yang rusak. Daerah tersebut kemudian tumbuh, sehingga terjadi kristal baru bebas regangan. Proses disebut rekristalisasi. Makin besar jumlah energi yang tersimpan dengan perkataan lain, pengerjaan dingin logam lebih besar semakin besar jumlah lokasi inti makin halus butir akhir. Gambar 4.1: Perubahan butir setelah dianil 3

Seperti telah diperlihatkan pada Gambar 4.2., sifat bahan yang dianil berubah menjadi sifat keadaan bebas regangan, meskipun kekuatan dan keuletan meningkat (dibandingkan dengan benda coran). Sesungguhnya, proses rekristalisasi tidak semudah itu. Terdapat tahap antara yang tidak dapat diamati dengan mikroskop optik. Pada tahap ini rangkaian dislokasi membentuk batas butir bersudut kecil, dan disebut tahap pemulihan. Meskipun sifat mekanik hampir tak berubah, tetapi terjadi pengaturan kembali struktur pada skala atom, mendahului perubahan struktur mikro di atas. Gambar 4.2: Perubahan struktur mikro dan sifat mekanik logam Terdeformasi selama proses rekristalisasi 4

Temperatur rekristalisasi biasanya sekitar 0.4 0.6 T m. Proses rekristalisasi bergantung pada waktu dan temperatur, biasanya dipilih suhu sekitar 0.6 T m agar proses berlangsung lebih cepat. Pengerjaan mekanik mempunyai efek yang sangat berbeda bila dilakukan di atas atau di bawah daerah rekristalisasi. Bila di bawah suhu rekristalisasi, struktur yang dihasilkan terdistorsi, mengandung energi, dan disebut struktur pengerjaan dingin. Bila deformasi dilakukan di atas suhu rekristalisasi, struktur yang dihasilkan lebih lunak, mempunyai sifat mekanik yang sama dengan logam awal, dan disebut struktur pengerjaan panas. Perlu dicatat bahwa istilah "panas" atau "dingin" berkaitan suhu kerja yang dihubungkan dengan 0.6 T m atau suhu rekristalisasi. Sebagai contoh untuk timbal (Pb) pengerjaan pada suhu ruang termasuk pengerjaan panas, sedang untuk tungsten (W) 1000 0 C masih merupakan pengerjaan dingin. Rekristalisasi logam pengerjaan dingin belum tentu menghasilkan produk akhir yang stabil. Bila logam dipanaskan terus setelah proses rekristalisasi berakhir, butir yang besar akan "memakan" butir yang kecil sehingga batas butir keseluruhan sistem berkurang. Dengan pengerjaan dingin sebesar 2 5 % diperoleh beberapa daerah berenergi regangan tinggi, yang kemudian menjadi inti. Setelah proses anil pada 0.8 T m tumbuh butir berdiameter beberapa cm. Meskipun percobaan ini bermanfaat untuk memperlihatkan jalannya proses rekristalisasi, secara teknis kurang bermanfaat. Tujuan anil adalah untuk menuntaskan proses rekristalisasi. Pertumbuhan butir ditekan untuk mencapai kekuatan optimal, keuletan juga meningkat bila butir tetap halus. 5