BAB I PENDAHULUAN. strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD , RPJMD ,

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN 2013

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi

Assalamu alaikum Wr. Wr. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita sekalian

LPF 2 LANGKAH 2 MEMAHAMI KONSEP RENCANA STRATEGIS

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 53 TAHUN

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1

MEWASPADAI DATA STATISTIK PADA PENCAPAIAN SASARAN MDGS. Fatia Fatimah Tati Rajati Andriyansah. UPBJJ-UT Padang

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Nina Sardjunani. Disampaikan pada Acara Bedah Buku MDGs Sebentar Lagi. Reuni Akbar Alumni ITB 75, Jakarta, 31 Januari 2011

BAB I PENDAHULUAN I.1.

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN PENGGERAK UTAMA PEMBANGUNAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

RKPD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 Halaman I. 1

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN MDGs DI DAERAH (RAD MDGs)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010.

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KLA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PERWUJUDAN HAK ANAK

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BUPATI BANGLI, PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 8

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2011 TANGGAL 6 JUNI LATAR BELAKANG

BUPATI JEMBRANA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab I : Pendahuluan I Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

I P H S S J U L I D R. W A S I S TA B U D I W A L U YO, M H A S E K J E N P E R S I

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah merumuskan kebijakan dan strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD 2005-2025, RPJMD 2011-2016, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) serta dalam dokumen spesifik Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Pembangunan Millennium Development Goals (MDGs). Kebijakan dan strategi tersebut diterjemahkan dan terintegrasi dalam berbagai program dan kegiatan tahunan pada masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Dokumen-dokumen tersebut merupakan landasan untuk menyusun prioritas pelaksanaan pembangunan daerah dalam mengatasi persoalan pembangunan. Persoalan pembangunan di Kabupaten Banjarnegara adalah kurangnya pelayananan dasar (pendidikan dan kesehatan) dan lemahnya perekonomian daerah yang masih dijumpai dengan cukup banyaknya jumlah rumah tangga miskin. Dalam konteks penelitian ini lebih menitikberatkan atau fokus pada persoalan pendidikan di Kabupaten Banjarnegara, karena merupakan permasalahan utama dalam pelaksanaan rencana aksi daerah MDGs. Lemahnya mutu dan relevansi serta daya saing pendidikan, kurangnya akses pemerataan dan perluasan akses pendidikan merupakan persoalan pendidikan di Kabupaten Banjarnegara yang perlu diatasi. Bahkan pencapaian pendidikan dasar Kabupaten Banjarnegara masih jauh dari target MDGs, seperti angka partisipasi murni SMP hanya sebesar 55,38 persen dan angka partisipasi murni SD sebesar 84,57 persen. 1

Angka partisipasi murni SMP dan SD belum mencapai target MDGs. Berdasarkan misi RPJMD Kabupaten Banjarnegara tahun 2011-2016, peningkatan kualitas sumberdaya manusia merupakan syarat utama keberhasilan pembangunan daerah. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut diupayakan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Misi dalam RPJMD tersebut bertujuan untuk mewujudkan pendidikan bermutu dan terjangkau. Tantangan utama dalam percepatan pencapaian tujuan MDGs mengenai pendidikan di Kabupaten Banjarnegara adalah pemerataan dan terciptanya kesempatan belajar yang luas dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat (RPJMD Kabupaten Banjarnegara, 2011-2016). Millenium Development Goals (MDGs) merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya lebih mensejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan perempuan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan. Delapan tujuan yang menjadi komitmen MDGs adalah: (1) menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; (2) mencapai pendidikan dasar untuk semua; (3) mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan angka kematian anak; (5) meningkatkan kesehatan ibu; (6) memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya; (7) memastikan kelestarian lingkungan hidup; dan (8) membangun kemitraan global untuk pembangunan (Bappenas, 2004). Millennium Development Goals (MDGs) yang menjadi komitmen Indonesia pada konteks pemerintah daerah dimaknai bahwa dalam pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah kabupaten harus mampu menampilkan pengelolaan 2

tata pemerintahan yang baik dan dibuktikan dengan menyediakan pelayanan publik pada masyarakat. Pelayanan publik ini direpresentasikan dalam targettarget setiap tujuan MDGs. Target-target MDGs lebih mudah dicapai melalui perencanaan, maka dengan diterbitkannya peta jalan (roadmap) sebagai dokumen perencanaan merupakan landasan untuk percepatan pencapaian MDGs. Upaya percepatan pencapaian target MDGs menjadi prioritas pembangunan nasional, yang memerlukan sinergi kebijakan perencanaan di tingkat nasional dan di tingkat provinsi maupun kabupaten. Di tingkat nasional, target-target MDGs telah diintegrasikan kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dalam bentuk program, indikator maupun target yang terukur serta indikasi dukungan pembiayaannya. Bappenas bersama dengan kementerian/lembaga telah merumuskan peta jalan (road map) nasional percepatan pencapaian MDGs untuk mempercepat pencapaian target MDGs. Selanjutnya roadmap tersebut perlu dijabarkan oleh daerah dalam bentuk Rencana Aksi Daerah (RAD) MDGs sesuai dengan kondisi dan permasalahan serta kemampuan daerah masing-masing. Dengan rencana aksi tersebut diharapkan pihak-pihak terkait di provinsi maupun kabupaten memiliki komitmen dan kejelasan dalam perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan untuk mencapai target MDGs di daerah. Pada evaluasi pelaksanaan RAD MDGs ini mengambil wilayah penelitian dalam cakupan kabupaten pada pencapaian pendidikan dasar. Pada dasamya output pemerintah daerah adalah untuk menghasilkan goods, service, and regulations untuk kepentingan publik dan ini dicerminkan melalui target-target 3

MDGs dalam setiap tujuannya. Melalui evaluasi pelaksanaan RAD MDGS, kabupaten mampu memastikan percepatan pencapaian sasaran MDGs sesuai dengan target yang telah ditetapkan didalam RAD MDGs Kabupaten Banjarnegara. Selaras dengan diterbitkannya SK Bupati Banjarnegara nomor 050/1063/2011 tentang pembentukan tim teknis penyusunan RAD MDGs tahun 2011-2015, disusun dokumen RAD MDGS tahun 2011-2015 Kabupaten Banjarnegara. Dalam petunjuk teknis penyusunan RAD percepatan MDGs yang dikeluarkan Bappenas tahun 2010, harus dilampiri peraturan daerah (peraturan bupati) sebagai landasan regulasi pelaksanaannya. RAD percepatan pencapaian MDGs Kabupaten Banjarnegara diberlakukan pada tahun 2011-2015, dengan perincian tahun 2011-2014 sebagai tahun pelaksanaan dan tahun 2015 digunakan sebagai upaya pelestarian program (Bappeda Kabupaten Banjarnegara, 2011). Evaluasi pelaksanaan RAD MDGs Kabupaten Banjarnegara sangat penting dilakukan guna memastikan percepatan pencapaian sasaran MDGs, khususnya pencapaian pendidikan dasar sesuai dengan target yang telah ditetapkan didalam RAD MDGs Kabupaten Banjarnegara. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah pencapaian pendidikan dasar Kabupaten Banjarnegara yang masih jauh dari target MDGs. Ada beberapa pertanyaan penelitian yang akan dijawab melalui penelitian ini terkait dengan masalah tersebut. 4

1. Bagaimana dampak belum diterbitkannya peraturan daerah untuk rencana aksi daerah MDGs dalam pencapaian pendidikan dasar terhadap pelaksanaan RAD pendidikan dasar? 2. Bagaimana percepatan pencapaian pendidikan dasar sesuai dengan target yang telah ditetapkan didalam RAD MDGs Kabupaten Banjarnegara? 3. Apakah faktor-faktor yang menentukan percepatan target pendidikan dasar di Kabupaten Banjarnegara? 1.3. Tujuan dan Manfaat 1.3.1. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dapat dikemukakan berikut ini. 1. Menganalisis dampak pelaksanaan RAD pendidikan dasar dengan belum diterbitkannya peraturan daerah untuk rencana aksi daerah MDGs. 2. Menganalisis pencapaian pendidikan dasar sesuai dengan target yang telah ditetapkan didalam RAD MDGs Kabupaten Banjarnegara. 3. Menganalisis faktor-faktor yang menentukan percepatan pencapaian target pendidikan dasar di Kabupaten Banjarnegara. 1.3.2. Manfaat 1. Manfaat Akademis (a) Sebagai bahan kajian terhadap sebuah kebijakan yang memberikan rekomendasi bagaimana mengimplementasikan kebijakan MDGs 5

untuk kajian lebih lanjut seperti dampaknya terhadap masyarakat. (b) Sebagai bahan inspirasi penulisan-penulisan lanjutan mengenai tujuan pembangunan milenium/mdgs, yang pada post tahun 2015 ini akan dilanjutkan dengan sustainable development goals/sdgs. 2. Manfaat Praktis Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan RAD MDGs, diharapkan mampu memberikan masukan bagi pemerintah, swasta dan masyarakat bersinergi untuk mengintegrasikan MDGs dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan selanjutnya. 1.4. Terdahulu Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai pencapaian tujuan pendidikan dan evaluasi kebijakan pendidikan (Tabel 1.1). ini mengangkat judul Evaluasi Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Milenium/MDGs Dalam Pencapaian Pendidikan Dasar di Kabupaten Banjarnegara. ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena metode yang digunakan selain dengan analisis deskriptif, juga menggunakan analisis score card/kartu penilaian MDGs dan poverty mapping. 6

Tabel 1.1. Perbandingan dengan Terdahulu No Nama Peneliti dan judul 1 Ida Wahyuni (2012), Pencapaian Tujuan Pendidikan MDGs di Kabupaten Mimika 2010-2012 Bentuk Tesis Jenis Kualitatif Tujuan Metodologi Jenis (1) Menganalisis pencapaian Analisis SWOT pendidikan di Kabupaten Sekunder Mimika tahun 2012-2014 dan (2) Mengetahui faktor yang Primer mempengaruhi pencapaian pendidikan di Kabupaten Mimika Kesimpulan Pada tahun 2010-2012, masih efektif dalam pencapaian pendidikan MDGs di Kabupaten Mimika. Faktor pengahambat dalam pencapaian pendidikan di Kabupaten Mimika adalah persebaran sarana prasarana yang tidak merata. 2 Fuat Iskandar (2012), Evaluasi Pelaksanaan Program Pendampingan Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan Direktorat Pembinaan SMK (Studi kasus Di Universitas Sebelas Maret) 3. Priyono (2012), Evaluasi Kebijakan Bidang Pendidikan Program BOS di Gerbangkertosusilo Tesis Universitas Kualitatif Kualitatif Menganalisis pelaksanaan program pendampingan penyelenggaraan pendidikan kejuruan. (1) Mengetahui dampak kebijakan bidang pendidikan program BOS terhadap aksesibilitas masyarakat (2) Menentukan langkahlangkah yang ditempuh Analisis Deskriptif Analisa deskriptif sekunder dan primer Sekunder dan Primer Pada komponen konteks, menunjukkan relevansi dan hubungan kuat antara program pendampingan dengan stakeholder. Pada komponen input, institusi pelaksana adalah perguruan tinggi. Komponen produk, semua peserta member manfaat bagi sekolah. Target group hanya memberikan fasilitas dalam arti bantuan operasional bagi sekolah, sehingga fasilitas ini hanya dinikmati siswa yang sudah bersekolah. 7

No Nama Peneliti dan judul Bentuk 4. Indana faida (2009), Efektifitas Kerjasama UNDP dan Pemerintah Indonesia Dalam Pencapaian Program MDGs Pada bidang Pendidikan di Indonesia periode tahun 2001-2007 Tesis Sumber : Studi Literatur, 2014 Jenis Kualitatif Tujuan Metodologi Jenis pemerintah untuk memperluas akses pendidikan bagi masyarakat. (1) Menjawab rumusan masalah dan membuktikan hipotesa tentang efektifitas kerjasama UNDP dengan Indonesia. (2) Mengetahui dinamika program UNDP sebagai organisasi internasional. Analisa deskriptif Sekunder dan Primer Kesimpulan Kebijakan pendidikan di wilayah Gerbangkertosusila melalui Program BOS diterapkan agar dapat memperluas akses masyarakat dalam memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan dasar. Langkah-langkah yang seharusnya ditempuh dengan meningkatkan sarana prasarana sekolah dan pelayanan. UNDP sebagai lembaga internasional terbukti efektif menangani problematika bidang pendidikan di Indonesia 8